Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi Krim

Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evalusi yang dilakukan dengan


cara mengamati sediaan krim tersebut dengan dilihat bentuk, warna, dan bau dari
sediaan krim kloramfenikol yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar
mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan standar krim yang ada, dalam arti
sediaan krim tersebut stabil dan tidak menyimpang dari standar krim. Saat
dilakukan pengujian, krim memiliki warna putih dan berbau coklat agak tengik.
Bau tengik tersebut kemungkinan besar dihasilkan dari adeps lanae yang
ertendensi bau tengik. Penggunaan adeps lanae sebenanrnya menjadi salah satu
pertimbangan karena dapat membuat sediaan cepat berbau tengik serta dapat
menimbulkan alergi ada banyak orang.

Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan
agar mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan krim
yang baik harus homogen dan bebas dari pertikel- partikel yang masih
mengumpal. Cara kerja pada uji ini yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan
krim di objek glass dan amati adakah partikel yang masih menggumpal atau tidak
tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan dikatakan homogen. Pada
pengujian krim kloramfenikol tersebut, krim menunjukkan homogenitas yang
tidak baik, karena saat dilakukan pengujian dengan menggunakan objek glass
masih terdapat banyak gumpalan-gumpalan yang menandakan bahwa krim
tersebut kurang homogen.

Kemudian dilakukan pengujian pH. Pengujian pH dilakukan dengan


melarutkan sedikit krim di dalam air, kemudian dilakukan pengecekan dengan pH
indikator Universal. Setelah dilakukan pengecekan, pH krim adalah 6. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa untuk krim pada wajah harus memiliki rentang pH
antara 5,5-6,5.

Selain evaluasi diatas, evaluasi-evaluasi yang lain yang dapat dilakukuan


yaitu uji viskositas krim, uji daya lekat krim, uji proteksi, dan uji daya sebar krim.
Akan tetapi evaluasi tersebut tidak dilakukan. Uji daya lekat dilakukan untuk
mengetahui lamanya daya lekat sediaan krim yang dibuat. Uji ini menggunakan
alat yang bernama alat uji daya lekat. Uji proteksi dilakukan yang pada
prinsipnya untuk mengetahui sediaan krim tersebut memberika proteksi atau
tidak. Sedangkan uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui daya sebar yang
dapat ditempuh sediaan krim yang dibuat. Uji ini menggunakan alat
ekstensometer

Evaluasi Desanitizing Gel

Dalam pembuatan sediaan desanitizing gel dilakukan beberapa evaluasi


yang menjadi parameter sediaan layak dipasarkan atau tidak. Evaluasi yang
dilakukan antara lain yaitu organoleptis, homogenitas, pH, Isi minimum, dan daya
sebar.
Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan
cara mengamati sediaan tersebut dengan dilihat bentuk, warna, dan bau dari
sediaan gel yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan
yang dibuat sesuai dengan standar yang ada, dalam arti sediaan tersebut stabil dan
tidak menyimpang dari standar sediaan gel. Uji organoleptis pada sediaan gel
berwarna hijau dan memiliki bau menthol. Berdasarkan hasil pemeriksaan
organoleptis tidak menunjukkan pemisahan fase, perubahan warna, maupun
perubahan bau selama masa penyimpanan.
Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan
agar mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan gel
yang baik harus homogen dan bebas dari pertikel- partikel yang masih
mengumpal. Cara kerja pada uji ini yaitu dengan mengoleskan sedikit sediaan
krim di objek glass dan amati adakah partikel yang masih menggumpal atau tidak
tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan dikatakan homogen. Pada sediaan
gel didapatkan hasil bahwa sediaan gel yang dibuat kurang homogen karena
adanya sedikit partikel yang tidak tercampur sempurna saat dioleskan.
Evaluasi yang ketiga yaitu uji pH dengan menggunakan indikator pH.
Pada evaluasi ini, sediaan yang akan diuji dilarutkan terlebih dahulu pada pelarut
yang sesuai. Kemudian larutan tersebut dapat di cek pH menggunakan indikator
pH. Hasil yang didapatkan dari uji pH untuk sediaan gel yang dibuat yaitu sebesar
6. Hasil ini menunjukkan kriteria yang sesuai dengan pH kulit yaitu berada dalam
interval pH 4,5 6,5.
Evaluasi lain yaitu uji daya sebar. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
daya sebar yang dapat ditempuh sediaan krim yang dibuat. Uji ini menggunakan
alat ekstensometer, cara kerja yang dilakukan adalah dengan menimbang 0,5 g
kemudian diletakkan ditengah alat dan sebelumnya timbang tutup
eksentensometer yang akan digunakan. Setelah itu letakkan penutup kaca tersebut
ditengah massa dan catat diameter sediaan yang menyebar dengan mengambil
panjang rata-rata diameter. Kemudian tambahkan dengan beban 50 g diamkan 1
menit dan catat diameter sediaan yang menyebar. Lalu tambahkan lagi dengan 50
g, biarkan 1 menit dan catat diameternya seperti sebelumnya. Selain itu juga
terdapat uji isi minimum dimana uji isi minimum dilakukan dengan pengukuran
isi sediaan gel dengan menghitung selisih bobot gel dalam wadah, dengan wadah
yang telah dikeluarkan isinya.

Anda mungkin juga menyukai