Anda di halaman 1dari 60

Ulir dan Pegas 298

BAB 7. ULIR DAN PEGAS

Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau diikat untuk
menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak dan paku keeling banyak
dipakai untuk maksud ini. Ada pula cara menyambung dengan pengelasan, pasan kerut atau
pres dan dan peralihan, dll.
Tentang pasak telah dibahas bersama-sama dengan poros. Dalam bab ini akan
diuraikan hal ulir yang dipakai sebagai pengikat. Adapun jenis ulir yang dipergunakan
sebagai penggerak atau pengubah gaya seperti pada dokrak, tidak akan dibahas secara
khusus disini.
Selanjutnya, dalam bab ini juga akan diberikan uraian tentang pegas. Adapun fungsi
pegas adalah memberikan gaya, melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastis
bahannya, menyerap dan menyimpan enrgi dalam waktu singkat dan mengeluarkannya lagi
dalam jangka waktu yang lebih penjang, serta mengurangi getaran.
Diantara berbagai bentuk pegas, disini akan dibahas pegas ulir yang paling banyak
dipakai.

7.1 Hal Umum Tentang Ulir


Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga digulung pada
sebuah silinder, seperti diperlihatkan dalam Gambar 7.1. Dalam pemakaian, ulir
selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam, seperti dalam Gambar
7.2. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk seti tiga
sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil disebut
jarak bagi.

Gbr. 7.1 Ulir


l. : kisar
d2 : Diameter efktif
: Sudut kisar

Gbr. 7.2 Nama bagian-bagian ulir


1. Sudut ulir
2. Puncak ulir luar
3. Jarak bagi
4. Diameter inti dari ulir luar
5. Diameter luar dari ulir luar
6. Diameter dalam dari ulir dalam
7. Diameter luar dari ulir dalam
Ulir dan Pegas 299

Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya ada satu jalur yang melilit silinder
dan disebut dua atau tiga jalan bila ada du atau tiga jalur (Gambar 7.3). Jarak antara
puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur disebut kisar. Jadi, kisar
pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir ganda dan
tripel, besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dana tiga kali jarak baginya.
Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri, dimana ulir kanan akan bergerak
maju bila diputar searah jarum jam dan ulir kiri akan maju bila diputar berlawanan
arah jarum jam, seperti diperllihatkan dalam Gambar 7.4. Umumnya ulir kanan lebih
bangyak dipakai.
Penggolongan ulir menurut jenis, kelas, bahan dan fungsinya akan diuraikan
seperti di bawah ini.

Gbr. 7.4 Ulir kanan dan ulir kiri

(1) Jenis Ulir

Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut : ulir


segi tiga, persegi, trapezium, gigi gergaji dan bulat. Bentuk persegi, trapasium dan
gigi gergaji pada umumnya dipakai untuk penggerak atau penerus gaya, sedangkan
ulir bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena kotoran. Tetapi bentuk yang
paling banyak dipakai adalah ulir segi tiga.
Ulir segi tiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris
dan inch, dan menurut ulir kasar dan ulir lembut sebagai berikut :
i) Seri ulir kasar metris (Tabel 7.1)
ii) Seri ulir kasar UNG (Tabel 7.2)
Ulir dan Pegas 300

iii) Seri ulir lembut metris


iv) Seri ulir lembut UNF
Ulir dan Pegas 301
Ulir dan Pegas 302
Ulir dan Pegas 303
Ulir dan Pegas 304

v) Seri ulir lembut lebih UNEF

Seri ulir kasar untuk keperluan umum, seperti baut dan mur. Sri ulir lembut
mempunyai jarak bagi yang kecil dan dipergunakan pada bagian-bagian yang tipis
serta untuk keadaan dimana getaran besar (karena ulir lembut tidak mudah kendor
sendiri). Ulir seri UNC, UNF dan UNEF meruppakan gabungan antara standar
Amerika dan Inggris. Dalam Gambar 7.5 diperlihatkan perbandingan ulit kadar dan
ulir lembut dengan diameter luar yang sama.
Ada juga pipa yang dipakai untuk menyambung pipa dan bagian-bagiannya.
Termasuk dalam golongan ini adalah ulir lurus yang dipakai untuk mengikat dan ulir
kerucut atau tirus untuk sambungan yang harus rapat. Ulir ini mempunyai jarak bagi
dan tinggi ulir yang lebih kecil daripada ulir kasar.
Selain ulir-ulir di atas, ada juga ulir untuk pemakaian seperti pada sepeda, mesin
jahit dan pipa halus yang telah distandarkan.

Gbr. 7.5 Perbandingan antara ulir kasar dan ulir lembut

(2) Kelas Ulir


Ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif (diameter
dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama) dan diameter inti.
Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan diameter efektif, ukuran
pembatas yang diizinkan dan toleransi.
Atas dasar besarnya toleransi, ditetapkan kelas ketelitian sebagai berikut :
Untuk ulir metris : Kelas 1, 2 dan 3.
Untuk ulir UNC, UNF, UNEF : Kelas 3A, 2A dan 1A, untuk ulir luar.
Kelas 3B, 2B dan 1B, untuk ulir dalam.
Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JIS adalah kelas 1 dan
dalam standar Amerika adalah 3A dan 3B.
Patokan yang dipakai untuk pemilihan kelas adalah sebagai berikut :
Kelas teliti (kelas 1 dalam JIS) untuk ulir teliti.
Kelas sedang (kelas 2 dalam JIS) untuk pemakaian umum.
Kelas kasar (kelas 3 dalam JIS) untuk ulir yang sukar dikerjakan, misalnya ulir
dalam dari lubang yang panjang.
Ulir dan Pegas 305

(3) Bahan Ulir


Penggolongan ulir menurut kekuatannya distandarkan dalam JIS seperti
diperlihatkan dalam Tabel 7.3. Arti dari bilangan kekuatan untuk baut dalam table
tersebut adalah sebagai berikut : Angka disebelah kiri tanda titik adalah 1/10 harga
minimum kekuatan tarik B (kg/mm2), dan disebelah kanan titik adalah 1/10(Y/B).
Untuk mur bilangan yang bersangkutan menyatakan 1/10 tegangan beban jaminan.

(4) Jenis Ulir Menurut Bentuk Bagian dan Fungsinya


Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segi enam, soket segi enam
dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut : baut penjepit, baut
untuk pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup penetap dan mur, seperti diuraikan di
bawah ini :
(i) Baut penjepit (Gambar 7.6) dapat berbentuk :
(a) Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana
jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
(b) Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan
ulir yang ditap pada salah satu bagian.
(c) Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua
ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian, baut tanam pada salah satu
bagian yang mempunyai lubang ulir dan jepitan diketatkan dengan
sebuah mur.
Ulir dan Pegas 306

(ii) Baut untuk pemakaian khusus (Gambar 7.7) dapat berupa :


(a) Baut pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya.
Baut ini ditanam pada pondasi beton dan jepitan pada bagian mesin atau
bangunan diketatkan dengan mur.
(b) Baut penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarak yang tetap.
(c) Baut mata atau baut kait, dipasang pada bagian badan mesin sebagai
kaitan untuk alat pengangkat.
(d) Baut T, untuk mengikat benda kerja atau alat pada meja atau dasar yang
mempunyai alut T, sehingga letaknya dalam alur.
(e) Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian persegi
dibawah kepala dimasukkan ke dalam lubang persegi yang pas sehingga
baut tidak ikut berputar pada waktu mur diketatkan atau dilepaskan.
(f) Di samping baut khusus yang telah disebut di atas, masih banyak jenis
yang lain. Tetapai disini tidak akan dikemukakan semuanya.

Gbr. 7.7 Macam-macam baut untuk pemakaian khusus

(iii) Sekrup mesin (Gambar 7.8)


Sekrup ini mempunyai diameter sampai 8 (mm) dan untuk pemakaian di
mana tidak ada beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau alur
silang untuk dapat dikeraskan dengan obeng.
Ulir dan Pegas 307

(iv) Sekrup penetap


Sekrup ini dipakai untuk menetapkan naf pada poros atau dipakai sebagai
pengganti pasak. Biasanya dibuat dari baja yang ujungnya dikeraskan.

(v) Sekrup pengetap


Sekrup ini mempunyai ujung yang dikeraskan sehingga dapat mengetap
lubang plat tipis atau bahan yang lunak pada waktu diputar masuk.
(vi) Mur (Gambar 7.10)
Pada umunya mur mempunyai bentuk segi enam. Tetapi untuk pemakaian
khusus dapat dipakai mur dengan bentuk yang bermacam-macam, seperti
mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota dan mur kuping.

(b) Mur flens (c) Mur tutup


(a) Mur lingkaran

(d) Mur mahkota (mur beralur) (e) Mur kuping (mur kupu-kupu)

Gbr. 7.10 Macam-macam mur


Ulir dan Pegas 308

7.2 Pemilihan Baut dan Mur


Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat
harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Dalam
Gambar 7.11 diperlihatkan macam-macam kerusakan yang dapat terjadi pada baut.

Untuk pemilihan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus diperhatikan
seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas
ketelitian, dll.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :
i) Beban statis aksial murni.
ii) Beban aksial, bersama dengan beban puntir.
iii) Beban geser.
iv) Beban tumbukan aksial.
Pertama-tama akan ditinjau kasus dengan pembebanan aksial murni. Dalam hal
ini, persamaan yang berlaku adalah :

Dimana W (kg) adalah beban tarik aksial pada baut, t adalah tegangan tarik yang
terjadi di bagian yang berulir pada diameter inti d1 (mm). Pada sekrup atau baut yang
mempunyai diameter luar d 3 (mm), umumnya besar diameter inti d1 0,8d,
sehingga (d1/d)2 0,64. Jika a (kg/mm2) adalah tegangan yang diizinkan, maka :

Dari persamaan (7.1) dan (7.2) diperoleh :

Harga a tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC atau SF. Jika difinis
tinggi, faktor keamanan diambil sebesar 68, dan jika difinis biasa, besarnya antara
8- 10.
Ulir dan Pegas 309

Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2-0,3 (%), tegangan yang diizinkan
a umumnya adalah sebesar 6 (kg/mm2) jika difinis tinggi dan 4,8 (kg/mm2) jika
difinis biasa.
Dalam hal mur, jika tinggi profil yang bekerja menahan gaya adalah h (mm),
seperti dalam Gambar 7.12, jumlah lilitan ulir adalah z, diameter efektif ulir luar d2,
dan gaya tarik pada baut W (kg), maka besarnya tekanan kontak pada permukaan ulir
q (kg/mm2) adalah :

Dimana qa adalah tekanan kontak yang diizinkan dan besarnya tergantung pada kelas
ketelitian dan kekerasan permukaan ulir seperti diberikan dalam Tabel 7.4. Jika
persyaratan dalam persamaan (7.4) tersebut dipenuhi, maka ulir tidak akan menjadi
lumur atau dol. Ulir yang baik mempunyai harga h paling sedikit 75 (%) dari
kedalaman ulir penuh ; ulir biasa mempunyai h sekitar 50 (%) dari kedalaman
penuhnya.
Jumlah ulir z dan tinggi mur H (mm) dapat dihitung dari persamaan :

Dalam persamaan Gambar 7.13 diperlihatkan bahwa W juga akan menimbulkan


tegangan geser pada luas bidang silinder (d1.k.p.z) dimana k . p adalah tebal akar ulir
luar. Besar tegangan geser ini, b (kg/mm2) adalah :

Jika tebal akar ulir pada mur dinyatakan dengan f . p, maka tegangan gesernya adalah
W
n = (7.9)
Djpz
Untuk ulir metris dapat diambil k 0,84 dan j 0,75. Untuk pembebanan pada
seluruh ulir yang dianggap merata, b dan n harus lebih kecil daripada harga yang
diizinkan a .
Ulir dan Pegas 310

Bila beban yang bekerja pada baut merupakan gabungan antara gaya tarik aksial
dan momen puntir, maka sangat perlu untuk menentukan cara memperhitungkan
pengaruh puntiran tersebut. Jika gaya aksial dinyatakan dengan W (kg), maka harus
ditambahkan W/3 pada gaya aksial tersebut sebagai pengaruh tambahan dari momen
puntir. Cara ini merupakan perhitungan kasar dan dipakai bila perhitungan yang lebih
teliti dianggap tidak diperlukan.
Bila terdapat gaya geser murni W (kg), tegangan geser yang terjadi masih dapat
diterima selama tidak melebihi harga yang diizinkan. Jadi [W/(/4)d2] a, untuk satu
penampang yang mendapat beban geser. Seperti telah diuraikan di muka, tegangan
Ulir dan Pegas 311

geser yang diizinkan diambil sebesar a = (0,5 0,75) a, dimana a adalah tegangan
geser tarik yang diizinkan. Perlu diperhatikan bahwa beban geser harus ditahan oleh
bagian badan baut yang tidak berulir, sehingga gaya geser yang ada dibagi oleh luas
penampang yang berdiameter d.
Baut yang mendapat beban tumbukan dapat putus karena adanya konsentrasi
tegangan pada bagian akar profil ulir. Dengan demikian diameter inti baut harus
diambil cukup besar untuk mempertinggi faktor keamanannya. Baut khusus untuk
menahan tumbukan biasanya dibuat panjang dan bagian yang tidak berulit dibuat
dengan diameter lebih kecil daripada diameter intinya atau diberi lubang pada
sumbunya sepanjang bagian yang tak berulir, seperti dalam Gambar 7.14.

Panjang l dari baut tap atau baut tanam yang disekrupkan ke dalam lubang ulir,
tergantung pada bahan lubang ulir tersebut sebagai berikut : untuk baja atau perunggu
l = d, untuk besi cor l = 1,3 d, untuk loham lunak l = (1,8-2,0)d. Kedalaman lubang
ulir harus sama dengan l ditambah 2-10 (mm).
Permukaan dimana kepala baut atau mur akan duduk, harus dapat menahan
tekanan permukaan sebagai akibat dari gaya aksial baut. Untuk menghitung besarnya
tekanan ini, dianggap bahwa luas bagian kepala baut atau mur yang akan menahan
gaya adalah lingkaran yang diameter luarnya sama dengan jarak dua sisi sejajar dari
segi enam B (mm), dan diameter dalamnya sama dengan diameter-diameter luar baut
d (mm). Jika beban aksial baut adalah W (kg), maka besarnya tekanan permukaan
dudukan adalah :

dimana qsa adalah tekanan permukaan yang diizinkan seperti dalam Tabel 7.4.
Baut atau mur dapat menjadi kendor atau lepas karena getaran. Untuk mengatasi
hal ini perlu dipakai penjamin. Di bawah ini diberikan beberpa contoh yang umum
dipakai.
1) Cincin penjamin (Gambar 7.15) yang dapat berbentuk cincin pegas, cincin
bergigi luar, cincin cekam dan cincin berlidah.
2) Mur penjamin (Gambar 7.16) yang menggunakan dua buah mur, yang
bentuknya dapat bermacam-macam. Dalam hal Gambar 7.16(a), mur A akan
mencegah mur B menjadi kendor.
3) Pena penjamin, sekrup mesin atau sekrup penetap (Gambar 7.17).
4) Macam-macam penjamin lain (Gambar 7.18) seperti dengan cincin nilon
yang disisipkan pada ujung mur untuk memperbesar gesekan dengan baut,
menipiskan dan membelah ujung mur yang berfungsi sebagai penjepit baut,
dll.
Ulir dan Pegas 312
Ulir dan Pegas 313

Di bawah ini akan diberikan contoh cara merencanakan ulir dan mur sederhana
dengan menggunakan contoh dan diagram (Diagram 28)

[Contoh 7.1] Rencanakan ulir dan mur untuk sebuah kait dengan beban 5 ton, seperti
dalam Gambar 7.19. Kait dan mur kedua-duanya dibuat dari baja liat dengan kadar
karbon 0,22 (%).

[Penyelesaian]
Ulir dan Pegas 314

28. Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur kait


Ulir dan Pegas 315

29. Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur dengan beban berulang
Ulir dan Pegas 316

7.3 Ulir Dengan Beban Berulang


Dalam praktek, pengetahuan tentang tata cara perhitungan ulir yang dikenai
beban dinamis atau beban berulang adalah sangat penting. Sebagai contoh pada kasus
ini adalah baut yang dipakai untuk menjepit kepala silinder motor bakar dimanan
tekanan di dalam silinder selalu berubah-ubah antara harga nol dan meksimumnya.
Dibawah ini akan diuraikan tata cara perencanaan yang paling baru.
Misalkan dua buah pelat seperti dalam Gambar 7.20 dijepit oleh sebuah baut
dengan gaya awal P0 (kg). Karena gaya tersebut, baut akan mengalami perpanjangan
sebesar b (mm) dan pelat akan mengalami pengurangan pada tebalnya sebesar p
(mm) karena elastisitas. Perpanjangan dan penitisan tersebut berbanding lurus dengan
gaya jepit yang bekerja. Jika konstanta pegas dari baut dan pelat berturut-turut
dinyatakan dengan Cb (kg/mm) dan Cp (kg/mm), maka gaya jepit awal dapat dinyatakan
sebagai :

Persamaan tersebut dapat digambarkan seperti dalam Gambar 7.21(a). Jika OPP
digeser ke kanan dan OSS digeser ke kiri hingga PP dan SS berimpit, akan
diperoleh Gambar 7.21(b). Besarnya konstanta pegas dari baut dan pelat juga dapat
dinyatakan sebagai tangent sudut dan sebagai berikut :

Jika Eb (kg/mm2) menyatakan modulus elastisitas baut, l (mm) panjang ekivalen baut,
Ak (mm2) diameter inti baut lp (mm) tebal pelat dan H (mm) tinggi mur, maka :

Untuk baut dengan bagian yang tak berulir sepanjang l1 dan yang berulir l2 seperti
dalam Gambar 7.22, maka :

Konstanta pegas dari pelat, sangat sukar dihitung karena luasnya, kecuali untuk
bentuk-bentuk tertentu. Dalam hal ini, beberapa rumus telah diajukan untuk menaksir
Ulir dan Pegas 317

luas bagian pelat yang terpengaruh oleh jepitan baut. Disini hanya dipakai rumus
Fritsche sebagai berikut :

Dimana :
B : adalah jarak antara dua sisi segi enam yang sejajar (dari mur atau kepala
baut (mm).
D : Adalah diameter lubang baut (mm).
k : konstanta bahan yang besarnya antara 1/3-1/5
Dengan demikian maka konstanta pegas dari pelat dapat ditulis sebagai :

Jika kemudian ada gaya yang mencoba saling memisahkan kedua pelat tersebut
dalam arah sumbu baut, maka gaya aksial pada baut akan bertambah sehingga lebih
besar dari P0. Misalkan gaya pemisah tersebut besarnya P (kg) dan bekerja pada
bagian penampang pelat seperti dalam Gambar 7.23. Maka bagian yang diarsir
dengan garis mendatar, yaitu luas (1 n)lp akan mengalami penambahan kompresi,
sedangkan
Ulir dan Pegas 318

bagian penampang yang diarsir dengan garis tegak, yaitu luas nlp, akan mengalami
pengurangan kompresi. Akibatnya adalah pelat cenderung untuk kembali kepada tebal
semula. Harga n pada umumnya diambil sebesar 1, atau .
Misalkan dari gaya luar P, bagian Pb mengakibatkan perpanjangan baur sebesar
b1 dan penipisan pelat sebesar p1. Misalkan pula bahwa modulus elastisitas baut Eb
sama dengan modulus elastisitas pelat Ep, maka :

Penipisan bagian pelat yang tebalnya nlp akan berkurang ekivalen dengan .
Pengurangan kompresi pada bidang kontak antara kedua pelat adalah :

Hubungan inio digambarkan dalam Gambar 7.24, dimana :

Gaya luar P = Pp + Pb digambarkan dengan garis tegak yang kedua ujungnya berada
di garis titik-titik. Sekarang jika digunakan notasi
Ulir dan Pegas 319

Maka :

Perbandingan antara gaya jepit awal Po dan Pp disebut faktor pelepasan L, yang
dapat ditulis sebagai :

Dalam Tabel 7.5 diberikan harga-harga L tersebut. Notasi 10K, 12K, 6G, dan 8G
dalam table tersebut berhubungan dengan system pembagian kekuatan ulir atau
kekuatan bahan menurut standar DIN. Sifat-sifat mekanisnya diberikan dalam Tabel
7.6.
Setiap distribusi gaya jepit harus dikoreksi dengan menggunakan faktor
pengetatan a dari Tabel 7.7 sebagai berikut :

Penambahan gaya jepit PT karena adanya kenaikan temperatur pada waktu operasi,
dapat ditambahkan. Dengan demikian maka gaya jepit maksimum adalah :

Dengan mempergunakan harga batas mulur Y (kg/mm2) dalam Tabel 7.6, perlu
diperiksa apakah Pmax memenuhi persamaan berikut :

Selanjutnya, amplitude tegangan baut am (kg/mm2) adalah :

Besarnya amplitude ini tidak boleh melebihi batas kelelahan ulir luar menurut Tabel
7.8.
Tekanan dudukan kepala baut atau mur dapat dihitung dengan rumus :

Dalam hal ini perlu diperiksa apakah harga tersebut tidak melebihi harga yang ada
dalam Tabel 7.9.
Jika diberikan beban dinamis dan taktis aksial, beban statis dan dinamis radial
atau lintang, atau gaya jepit awal, maka untuk menaksir diameter nominal baut yang
sesuai (sebagai taksiran pertama) dapat dipergunakan Tabel 7.10.

[Contoh 7.2] Rencanakan sebuah baut dan mur untuk beban berulang yang
bervariasi antara 0 sampai 1500 (kg). Tabel benda yang akan dijepit adalah 60 mm
dan terbuat dari baja SS. Pengetatan mur akan dilakukan dengan tangan.
Ulir dan Pegas 320
Ulir dan Pegas 321
Ulir dan Pegas 322

[Penyelesaian]
Ulir dan Pegas 323
Ulir dan Pegas 324

7.4 Hal Umum Tentang Pegas


(1) Macam-macam Pegas
Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat diterimanya seperti
diperlihatkan dalam Gambar 7.25 sebagai berikut :
(a) Pegas tekan atau kompresi.
(b) Pegas tarik.
(c) Pegas punter.
Menurut coraknya dapat dibedakan antara :
(a, b, c) Pegas ulir.
(d) Pegas volut.
(e) Pegas daun.
(f) Pegas piring.
(g) (g)Pegas cincin
(h) Pegas batang puntir.
(i) Pegas spiral atau pegas jam

Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada
pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi seperti pada jam, untuk pengukur seperti
pada timbangan, sebagai penegang atau penjepit, sebagai pembagi arata tekanan, dll.

(2) Bahan Pegas


Ulir dan Pegas 325

Pegas dapat dibuat dari berjenis-jenis bahan seperti diberikan dalam Tabel 7.11
menurut pemakaiannya. Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling
banyak dipakai. Disini akan dikemukakan 5 macam baja dan beberapa jenis logam
bukan besi.
Pegas untuk pemakaian umum dengan diameter kawat sampai 9,2 (mm)
biasanya dibuat dari kawat-kawat tarik keras yang dibentuk dingin atau kawat yang
ditemper dengan minyak. Untuk diameter kawat yang lebih besar dari 9,2 (mm)
dibuat dari batang rol yang dibentuk panas. Pada pegas yang terbuat dari kawat tarik
keras, tidak dilakukan perlakuan panas setelah dibentuk menjadi pegas.
Di antara kawat tarik keras yang bermutu paling tinggi adalah kawat untuk alat
musik atau kawat piano (SWP). Kawat baja keras (SW) dengan mutu lebih rendah
daripada kawat musik dipakai untuk tegangan rendah atau beban statis. Harganya jauh
lebih rendah daripada kawat musik. Harga-harga modulus geser bahan ini diberikan
dalam Tabel 7.12.
Ulir dan Pegas 326

Kawat yang ditemper dalam minyak diberikan perlakuan panas pada waktu
proses pembuatan kawat berlangsung untuk memperoleh sifat fisik yang ditentukan,
atau digulung dalam keadaan lunak lalu diberi perlakuan panas. Pegas dari bahan
macam ini agak mahal harganya.
Baja yang paling umum dipakai untuk pegas yang dibentuk panas adalah baja
pegas (SUP). Karena pembentukannya dilakukan pada temperature tinggi, maka perlu
diberi perlakuan panas setelah dibentuk.
Baja tahan karat (SUS) dipakai untuk keadaan lingkungan yang korosiv.
Terdapat dalam ukuran diameter kecil dan harganya sangat mahal.
Perunggu fosfor (PBW) merupakan bahan yang anti magnit dan mempunyai
daya konduksi listrik yang baik.
Inconel dipakai untuk keadaan tempertaur tinggi dan korosiv. Harga beberapa
kali lipat harga baja tahan karat. Harga modulus gesernya juga diberikan dalam tabel.
30. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir
Ulir dan Pegas 327
Ulir dan Pegas 328

7.5 Perencanaan Pegas Ulir


Tata cara perencanaan pegas biasa diberikan secara ringkas dalam Diagram 30.
Mula-mula harus ditaksir besarnya beban pegas. Keadaan lain yang perlu diketahui
berhubungan dengan pemakaiannya adalah :
(i) Berapa besar lendutan yang diizinkan.
(ii) Berapa besar energi yang akan diserap.
(iii) Apakah kekerasan pegas akan dibuat tetap atau bertambah dengan
membesarnya beban.
(iv) Berapa besar ruangan yang dapat disediakan.
(v) Bagaimana corak beban, berat, sedang atau ringan dengan kejutan atau
tidak, dll.
(vi) Bagaimana lingkungan kerjanya : korosiv, temperature tinggi, dll. Jenis dan
bahan pegas dapat dipilih atas dasar faktor-faktor di atas.
Dengan menaksir suatu ukuran kasar, besarnya tegangan dan lendutan diperiksa.
Jika ternyata kekuatannya kurang atau berlebihan maka perhitungan harus diulangi
dengan mengambil ukuran lain yang diperkirakan akan mendekati ukuran yang
sesuai.
Beberapa pegas mempunyai lendutan yang besarnya sebanding dengan beban
dan beberapa yang lain tidak. Disini akan dibahas pegas jenis yang pertama. Dalam
hal ini, jika (mm) adalah lendutan yang terjadi pada beban Wt (kg), maka terdapat
hubungan Wt = k., dimana k adalah konstanta pegas (kg/mm).
Kekuatan pegas ditentukan oleh besarnya tegangan geser atau tegangan lentur,
sedangkan kekakuannya ditentukan oleh modulus elastisitas E (kg/mm2) atau
modulus gesernya G (kg/mm2).
Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen puntir T
(kg.mm) adalah tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja. Untuk diameter
lilitan rata-rata (diukur pada sumbu kawat) D (mm), besar momen puntir tersebut
adalah :
T = (D/2)Wt (7.29)

Jika diameter kawat adalah d (mm) maka besarnya momen tahanan puntir kawat
adalah Zp = (/16)d3, dan tegangan gesernya (kg/mm2) dapat dihitung dari :

Tegangan maksimum yang terjadi di permukaan dalam lilitan pegas ulir adalah :

Jika dalam persamaan (7.31) diganti dengan a, diameter kawat dan diameter lilitan
rata-rata dapat ditentukan. Diameter kawat d (mm) dapat dipilih dari Tabel 7.13.
Ulir dan Pegas 329

Faktor K disebut faktor tegangan dari Wahl, yang merupakan fungsi indeks pegas
c = D/d menurut persamaan :

atau dapat dicari dengan Gambar 7.26. Pada pegas ulir, harga D/d terletak antara 4
sampai 10.

Gbr. 7.26 Faktor tegangan dari Wahl

Pegas kompresi yang mempunyai panjang lilitan H terlalu besar dibandingkan


dengan diameter rata-rata D, dapat mengalami tekukan jika dibebani. Dalam hal
demikian, untuk pemakaian umum, harga H/D harus dibatasi tidak lebih dari 4. Pegas
ulir tekan juga harus mempunyai ujung ulir yuang rata dan tegak lurus sumbu ulir
sebagai bidang tempat duduknya. Karena itu, pegas ulir tekan selalu mempunyai
bagian lilitan yang mati pada kedua ujungnya sebagai tempat duduk. Harga tegangan
maksimum ynag diizinkan untuk pegas ulir tekan diberikan dalam Gambar 7.27,
untuk beban statis. Dalam perencanaan, besarnya tegangan harus diambil maksimal
80 % dari harga dalam Gambar 7.27 untuk kerja rata-rata (sedang) dan maksimal 65
% untuk kerja berat, untuk menghindari kelelahan bahan karena beban berulang.
Ulir dan Pegas 330

Keadaan pembebanan atau keadaan kerja pada pegas dengan beban statis atau
banan yang dikenakan pelan-pelan untuk umur pefgas sebesar 1.000 siklus,
digolongkan sebagai kerja ringan. Kerja berat adalah kerja dimana pegas dikenai
beban dengan lendutan besar dan bervariasi serta harus mempunyai 1.000.000 siklus
atau lebih, untuk jangka sangat panjang. seperti pada pegas katup motor bakar torak.
Kerja rata-rata adalah kondisi seperti pada kerja berat, tetapi umurnya lebih pendek,
yaitu antara 10.000 -100.000 siklus, seperti pada kopling dan rem.
Jika putusnyasuatu pegas dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan pada
mesin atau jika penggantiannya sangat memakan waktu, maka dalam perencanaan
dapat dianggap sebagai pegas kerja berat meskipun kerja sesungguhnya ringan.
Atas dasar hal-hal di atas, sebagai tegangan rencana diambil tegangan mulur
geser dibagi dengan 1,5 untuk kerja ringan, dibagio dengan 1,9 (= 1,5/0,8) untuk kerja
rata-rata dan dengan 2,3 (= 1,5/0,65) untuk kerja berat.
Pegas ulir tarik dipandang kurang aman dibandingkan dengan pegas ulir tekan.
Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik diambil 20 % lebih rendah dari
pada pegtas tekan.
Telah dikemukakan di atas bahwa tidak seluruh lilitan pegas ulir bekerja secara
aktif karena ada sebagian lilitan yaitu yang ada di ujung-ujung pegas, berfungsi
sebagai dudukan. Pada pegas tekan, jika N = n + (1,5 sampai 2). Jumlah lilitan aktif
harus sebesar 3 atau lebih.
Sekarang, jika beban dinyatakan dengan Wt (kg), diameter lilitan rata-rata
dengan D (mm), diameter kawat dengan d (mm), modulus geser dengan G, maka
lendutannya, (mm) adalah :
Ulir dan Pegas 331

dan konstantanya adalah :

Pegas yang mendapat beban dengan getaran besar, sering patah karena ada cacat
atau tarik sedikit pada permukaannya. Untuk mempertinggi ketahanannya terhadap
kelelahan, permukaan kawat dapat diberi perlakuan dengan metoda shot peening di
mana kawat dihujani dengan tembakan bola-bola kecil dari baja dengan kecepatan
tinggi. Pegas-pegas untuk roda otomobil dan katup motor bakar torak juga diberi
perlakuan demikian.

7.6 Pegas Ulir Dengan Beban Berulang


Pegas yang mendapat beban berulang berfrekwensi tinggi seperti pada pegas
katup, akan mengalami getaran dengan amplitude yang besar jika frekwensi beban
tersebut mendekati frekwensi pribadi pegas. Hal ini akan mengakibatkan patahnya
pegas dalam waktu singkat. Untuk menghindari hal ini, frekwensi pribadi tingkat
pertama dri pegas tidak boleh kurang dari 5,5 kali frekwensi pembebanan. (Sebagai
contoh, pada motor bakar 4 langkah, frekwensi pembebanan pegas katupnya adalah
setengah bilangan putarannya). Frekwensi pribadi pegas ns (1/s) dapat dihitung
dengan rumus :

dimana :
a : Konstanta yang besarnya = jika kedua ujung pegas tetap atau bebas, dan
= jika satu ujung bebas dan ujung yang lain tetap.
d : Diameter kawat (mm).
D : Diameter lilitan rata-rata (mm)
n : Jumlah lilitan yang aktif.
G : Modulus geser; untuk baja = 8000 (kg/mm2).
: Berat jenis pegas; untuk baja = 7,85 x 10-6 (kg/mm3).
Dalam hal pegas katup, Wl harus diambil cukup besar sehingga batang katup tidak
sampai terlepas dari kamnya pada putaran tinggi.
Di bawah ini akan diuraikan hal pegas kawat musik dan kawat baja biasa yang
bebas atau tetap pada kedua ujungnya. Dalam hal demikian dapat diambil a = , G =
8400 (kg/mm2) untuk kawat musik dan 8000 (kg/mm2) untuk kawat baja biasa, dan
= 7,85 x 10-6 (kg/mm3). Maka frekwensi pribadi pegas, dalam jumlah getaran per
menit adalah :
Ulir dan Pegas 332

dan untuk kawat baja biasa dengan G = 8000 (kg/mm2)

Jika W (kg) adalah pertambahan beban pegas karena katup diangkat


maksimum setinggi h (mm) dan jika (kg/mm2) adalah pertambahan tegangan
gesrnya, maka :

Dari percobaan diperolewh hubungan antara dan sebagai berikut :


= 30 - (/6) (7.45)
Jadi, untuk tegangan geser yang diizinkan a, maka pertambahan yang diperbolehkan
pada tegangan geser a adalah :
a = 30 - (a/6) (7.46)
Pada motor berputaran tinggi, biasanya diperlukan dua atau tiga pegas ulir yang
dipasang secara konsentris untuk masing-masing katup, karena satu pegas tidak
cukup. Jika panjang pegas dinyatakan dengan Hf (mm), panjang terpasang dinyatakan
dengan Hs (mm), beban awal terpasang dinyatakan dengan W0 (kg) dan lendutan awal
terpasang dinyatakan dengan 0 (mm) maka :
Hf - Hs - 0 = Wt/k (7.47
Ulir dan Pegas 333

Jika h (mm) adalah lendutan efektif (lendutan pada pembukaan katup


maksimum), Wl (kg) adalah beban pada lendutan maksimum, dan Hl (mm) adalah
tinggi pegas pada lendutan maksimum, maka :

Jika pegas dimampatkan hingga menjadi padat, maka panjang padat pegas Hc, untuk
jumlah lilitan mati (untuk dudukan) pada ujung-ujungnya sebanyak 1 atau 1,5 lilitan
adalah :

Jika jumlah lilitan mati adalah 1, maka kelonggaran kawat Cs (mm) untuk keadaan
awal terpasang dan Cl pada lendutan maksimum adalah :

Untuk pegas katup disini dapat diambil Cs = 1,0 -2,0 (mm) dan Cl = 0,2-0,6 (mm),
meskipun sebenarnya kelonggaran tersebut juga tergantung pada besarnya diameter
kawat dan diameter lilitan rat-rata.
Pegas tekan pada dasarnya merupakan kolom yang sangat lunak. Jika pegas
cukup ramping, maka akan mudah terjadi tekukan. Hal ini tidak akan terjadi jika
panjang bebasnya tidak lebih dari 6 kali diameter lilitan rata-ratanya dan lendutannya
tidak lebih dari 40 % panjang bebasnya, atau jika panjang bebasnya adalah 8 kali
diameter lilitan rata-ratanya dan lebdutannya tidak lebih dari 20 % panjang bebasnya.
Pegas yang cenderung akan mengalami tekukan, meskiplu memnuhi persyaratan
di atas, harus diberi batang atau pipa penjaga.. Dalam hal demikian perlu diperhatikan
keausan dan perubahan konstanta pegas yang dapat terjadi.
Temperatur yang tinggi atau rendah dapat memberi p[engaruh yang merugikan
pada pegas. Pada temperature lebih rendah dari 46C di bawah nol, ada bahaya
kegetasan pada baja. Dalam hal demikian beban tumbukan harus dihindari, kecuali
untuk pegas dari logam bukan besi. Temperatur kerja maksimum untuk baja pegas
adalah 150C, asalkan tegangan yang diizinkan diambil 80% dari harga pada
temperature ruangan. Untuk pegas inconel, temperature kerja maksimum adalah
370C dengan kondisi seperti di atas, sedangkan untuk pegas perunggu fosfor adalah
75C dan untuk pegas baja tahan karat 260C. Temperatur tinggi akan mengurangi
modulus gesernya, sedangkan temperature rendah akan memperbesarnya. Dalam
perhitungan, perbedaan tersebut tidak perlu diperhatikan.
Dalam contoh berikut ini, serta dalam Diagram 31, akan diberikan tata cara
perencanaan pegas katup.
Ulir dan Pegas 334

31. Diagram aliran merencanakan pegas ulir dengan beban berulang (1)
Ulir dan Pegas 335

31. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir dengan beban berulang (2)
Ulir dan Pegas 336

[Contoh 7.3] Rencanakan sebuah pegas ulir tekan yang dapat menerima beban
maksimum W = 100 kg, dengan lendutan 18-20 mm, panjang bebas 70 mm dan
panjang pada awal terpasang 66 mm. Diameter lilitan rata-rata adalah 50 mm, bahan
yang dipakai adalah baja pegas dengan modulus geser 8000 (kg/mm2).

[Penyelesaian]

[Contoh 7.4] Rencanakan sebuah pegas katup untuk motor bakar torak yang
memenuhi persyaratan berikut :
1) Gaya pegas pada awal terpasang 6,5 kg atau lebih
2) Gaya pegas pada lendutan maksimum 1,1 kg atau lebih
3) Putaran poros kam (nok) 4000 rpm
4) Angkatan katup 5 mm
5) Panjang pegas pada awal terpasang 28 mm
6) Panjang pegas pada lendutan maksimum 23 mm
7) Panjang bebas 40 mm
8) Diameter dalam lilitan 18 mm atau lebih
Ulir dan Pegas 337

[Penyelesaian]
Perhitungan pendahuluan
Ulir dan Pegas 338
Ulir dan Pegas 339

7.7 Alat Pencegah dan Peredam Getaran


Disamping pegas logam, ada juga alat yang dipergunakan untuk mencegah dan
meredam getaran. Ada beberapa jenis gabungan antara pegas logam dengan alat ini
yang dapat meredam getaran dengan sangat baik, seperti diuraikan di bawah ini.

(a) Pegas karet (Gambar 7.28) mempunyai sifat menyerap getaran dengan
amplitude kecil karena elastisitasnya yang sangat besar. Pegas ini juga tidak
cenderung untuk memperbesar getaran seperti pada pegas logam pada frekwensi
pribadinya. Dengan dikembangkannya karet sintetis yang tahan minyak dan tahan
panas serta kemajuan dalam teknik pengelasan karet pada permukaan logam, maka
kini dapat dihasilkan karet pencegah getaran dan bunyi dari sumbernya. Namun, karet
mempunyai kelemahan karena menjadi lapuk dalam waktu yang relative pendek
dibandingkan dengan logam, dan kurang tahan terhadap minyak, asam dan panas.

(b) Pegas udara (Gambar 7.29) memanfaatkan sifat kompresibilitas udara yang
dikurung dalam suatu bellows. Ini umumnya dipakai pada kendaraan karena dapat
menyerap getaran kecil-kecil lebih baik daripada pegas logam. Keuntungannya yang
lain adalah bahwa tinggi pegas dapat dibuat tetap meskipun bebannya berubah,
dengan jalan mengatur tekanan udara di dalam bellows. (Bellows atau ububan
berdinding tipis dan bergelombang seperti harmonica, sehingga mudah mengembang
atau mengempis menurut tekanan yang ada di dalamnya). Meskipun sifatnya sangat
baik, pegas udara merupakan alat yang rumit dan hanya dibuat dalam ukuran yang
relative besar.

(c) Peredam fluida umumnya berbentuk silinder dengan torak dan berisi cairan
yang umumnya berupa minyak. Silinder tersebut tertutup seluruhnya dan pada torak
terdapat lubang tembus sempit yang menghubungkan ruangan di kedua sisi torak
tersebut. Jika torak bergerak, maka minyak akan berpindah melalui lubang sempit
tersebut dengan tahanan besar, hingga gerakan torak akan terhambat. Semakin besar
kecepatan torak, semakin besar pula gaya yang menghambatnya. Dalam, Gambar 7.30
diperlihatkan suatu alat penggetar yang ditahan dengan pegas ulir dan peredam fluida.
Ulir dan Pegas 340

Peredam ini banyak dipakai, terutama pada kendaraan. Perlu dikemukakan pula
bahwa peredam macam ini hanya dapat meredam gerakan, tetapi tak dapat
menghentikannya tanpa pembatas lain.
Ulir dan Pegas 341

LAMPIRAN
Lampiran ini berisi bahan-bahan dari JIS (Standar Industri Jepang) yang dikutip
dalam buku ini.
Ulir dan Pegas 342
Ulir dan Pegas 343
Ulir dan Pegas 344
Ulir dan Pegas 345
Ulir dan Pegas 346
Ulir dan Pegas 347
Ulir dan Pegas 348
Ulir dan Pegas 349
Ulir dan Pegas 350

* Diantara SGD A, SGD B, SGD 1, SGD 2, SGD 3 dan SGD 4, hanya diberikan dua tipe yang
pertama saja.
** Disini diberikan harga terendah, dimana harga tersebut tergantung pada diameter, panjang sisi,
tebal, dll.
*** JIS G 3123
**** Disini diberikan harga terendah, dimana batas tertinggi dan batas terendah kekuatan tarik dan
kekerasan tergantung pada diameter.
Ulir dan Pegas 351
Ulir dan Pegas 352
Ulir dan Pegas 353
Ulir dan Pegas 354
Ulir dan Pegas 355
Ulir dan Pegas 356

Lambang-lambang dari Diagram Aliran

Diagram aliran yang menjadi inti dari buku ini digambarkan dengan menggunakan
lambang-lambang seperti di bawah ini. Lambang-lambang tersebut dibuat agak berbeda
dengan yang biasa dipergunakan dalam program umum computer untuk memudahkan
pengertian tata cara perencanaan. Jumlah lambang yang dipakai diusahakan sesedikit
mungkin.

Lambang Nama Keterangan

Terminal Untuk menyatakan mulai (Start), berakhir (End) atau berhenti (Stop)

Input Data dan persyaratan yang diberikan disusun disini

Pekerjaan orang Disini diperlukan pertimbangan-pertimbangan, seperti pemilihan


persyaratan kerja, persyaratan pengerjaan, bahan dan perlakuan panas,
penggunaan faktor keamanan dan faktor-faktor lain, harga-harga
empiris, dll.

Pengolahan Pengolahan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan persamaan,


table dan gambar.

Keputusan Harga yang dihitung dibandingkan dengan harga patokan, dll, untuk
mengambil keputusan.

Dokumen Hasil perhitungan yang utama dikeluarkan pada alat tik.

Penghubung Untuk menyatakan pengeluaran dari tempat, keputusan ke tempat


sebelumnya atau berikutnya, atau suatu pemasukan ke dalam aliran yang
berlanjut.

Garis alira Untuk menghubungkan langkah-langkah yang berturutan.


Ulir dan Pegas 357

DAFTAR NAMA-NAMA DIAGRAM ALIRAN


1. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir ......................... 6
2. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban lentur murni ............. 14
3. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur ....... 20
4. Diagram aliran untuk merencanakan pasak dan alur pasak ................................. 26
5. Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis flens ..................................... 32
6. Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis karet ban .............................. 42
7. Diagram aliran untuk memilih kopling fluida ..................................................... 46
8. Diagram aliran untuk merencanakan kopling cakar ............................................ 60
9. Diagram aliran untuk memilih kopling elektro magnit ....................................... 66
10. Diagram aliran untuk merencanakan kopling kerucut ........................................ 75
11. Diagram aliran untuk merencanakan rem blok tunggal ...................................... 81
12. Diagram aliran untuk menghitung faktor efektivitas rem pada otomobil ............ 92
13. Diagram aliran untuk merencanakan rem pita .................................................... 96
14. Diagram aliran untuk merencanakan bantalan luncur secara sederhana ............. 120
15. Diagram aliran untuk merencanakan bantalan luncur secara teliti ...................... 121
16 Diagram aliran untuk merencanakan bantalan aksial .......................................... 126
17. Diagram aliran untuk memilih bantalan gelinding pada persneleng otomobil .... 147
18. Diagram aliran untuk pemilihan bantalan gelinding pada diferensial otomobil .. 152
19. Diagram aliran untuk memilih bantalan gelinding pada. roda otomobil ............. 155
20. Diagram aliran untuk memilih sabuk-V ............................................................. 176
21. Diagram aliran untuk memilih sabuk gilir .......................................................... 188
22. Diagram aliran untuk memilih rantai rol ............................................................ 195
23. Diagram aliran untuk memilih rantai gigi ........................................................... 204
24. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi lurus standar .............................. 246
25. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi dengan perubahan
kepala.259,260
26. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi kerucut lurus ............................. 274
27. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi cacing silinder ........................... 278
28 Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur kait ...................................... 302
29. Diagram aliran untuk merencanakan nut dan mur dengan beban berulang ......... 303
30. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir...314
31. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir dengan beban berulang...321,322

Anda mungkin juga menyukai