Allah SWT berfirman: Akan tetapi kaum lelaki (para suami), mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada kaum wanita(istrinya). (QS Al Baqarah:228)
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita),dan
karena mereka(laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Maka
wanita yang saleh adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara(memberi taufik
kepadanya) (QS an Nisa:34)
Dan anak laki-laki itu tak sama dengan anak wanita (QS AliImron:36)
Ayat-ayat diatas adalah segelintir ayat yang menerangkan bagaimana hakikat dan
kedudukan wanita. Menurut ayat diatas, sudah jelas bahwa Islam memandang
wanita itu tidak sama dengan laki-laki. Apakah ini diskriminasi? Tentu tidak,
Justru Islam sangat memuliakan wanita. Dalam surat An-Nisa juga tersirat bahwa
laki-lakilah yang menafkahi wanita. Kecuali jika dalam keadaan mendesak wanita
yang harus mencari nafkah. Oleh karena itu, wanita tidak dapat dianggap sejajar
dengan laki-laki. Namun, bukan berarti ini menjadi larangan bagi wanita untuk
bebaas mengatur hidupnya, wanita berhak mengatur dan mengurus hidupnya
sendiri tetapi tetap ingat kodratnya sebagai wanita. Kodratnya sebagai hamba
Allah, istri, ibu bagi anak-anaknya dan anggota masyarakat.