MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah USHUL FIQIH
Oleh :
DOSEN :
Cholidi,Prof.Dr.H,.M
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah ini.
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku
yang membahas tentang materi yang berkaitan .Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat
berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan kami
yang masih seorang mahasiswa.Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................
A. Istihsan .....................................................................................
1. Pengertian Istihsan .....................................................................
2. Dasar Hukum Istihsan ................................................................
3. Pembagian Istihsan dan Contoh Produk Hukumnya.............. ......
B. Maslahah Mursalah ...................................................................
1. Pengertian Maslahah Mursalah ............................................... ...
2. Syarat-syarat Maslahah Mursalah ...............................................
3. Macam-Macam Maslahah Mursalah...........................................
4 Dalil Dalil Maslahah Mursalah................................................
Ilmu Ushul Fiqih merupakan salah satu instrumen penting yang harus dipenuhi oleh
siapapun yang ingin melakukan mekanisme ijtihad dan istinbath hukum dalam Islam. Itulah
sebabnya dalam pembahasan kriteria seorang mujtahid, penguasaan akan ilmu ini dimasukkan
sebagai salah satu syarat mutlaknya untuk menjaga agar proses ijtihad dan istinbath tetap
berada pada koridor yang semestinya. Meskipun demikian, ada satu fakta yang tidak dapat
dipungkiri bahwa penguasaan Ushul Fiqih tidaklah serta merta menjamin kesatuan hasil
ijtihad dan istinbath para mujtahid. Disamping faktor eksternal Ushul Fiqih itu sendiri, seperti
penentuan keshahihan suatu hadits misalnya, internal Ushul Fiqih sendiri pada sebagian
masalahnya mengalami perdebatan (ikhtilaf) di kalangan para Ushuliyyin. Inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah al-Adillah (sebagian ahli Ushul menyebutnya: al-Ushul al-
Mukhtalaf fiha,atau Dalil-dalil yang diperselisihkan penggunaannya dalam penggalian dan
penyimpulan hukum.
Mashadirul Ahkam (sumber-sumber hukum) ada yang disepakati ada yang tidak.
Jelasnya, ada Mashadir Ashliyah (sumber pokok) yaitu: Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya
dan ada Mashadir Thabiiyah (sumber yang dipautkan kepada sumber-sumber pokok) yang
disepakati oleh jumhur fuqaha yaitu: ijma dan qiyas. Adapula yang di ikhtilafi oleh tokoh-
tokoh ahli ijtihad sendiri yaitu:Istihsan, istishab, Maslahah mursalah, Urf, Saddudzariah,
dan madzhab sahabi.
Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat Istihsan, Istishab, dan maslahah
mursalah yang mencakup pengertian, macam-macamnya, kehujjahannya, kaidah-kaidahnya,
dan contoh-contoh produk hukumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Istihsan
1.Pengertian Istihsan
Secara etimologi, istihsan berarti menyatakan dan meyakini baiknya sesuatu tidak
ada perbedaan pendapat dikalangan ulama Ushul Fiqih dalam mempergunakan lafal
istihsan. Adapun pengertian istihsan menurut istilah ushul fiqh, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Al-mustasfa juz 1 : 137, istihsan adalah semua hal
yang dianggap baik oleh mujtahid menurut akalnya.
2. Al-Muwafiq Ibnu Qudamah Al-Hambali berkata, istihsan adalah suatu keadilan
terhadap hukum dan pandangannya karena adanya dalil yang tertentu dari Al-Quran dan As-
Sunnah.3
3. Menurut Al-Hasan Al-Kurkhi Al-Hanafi, istihsan adalah perbuatan adil terhadap
permasalahan hukum dengan memandang hukum yang lain, karena adanya suatu yang lebih
kuat yang membutuhkan keadilan.
2. Dasar Hukum Istihsan
Para ulama yang mempertahankan istihsan mengambil dalil dari al-Quran dan
Sunnah yang menyebutkan kata istihsan dalam pengertian denotatif (lafal yang seakar dengan
istihsan) seperti Firman Allah Swt dalam surah Az-Zumar: 18
Artinya : Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.
mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang
yang mempunyai akal. (QS. Az-Zumar: 18)
Menurut mereka, dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mengikuti yang
terbaik, dan perintah menunjukkan bahwa ia adalah wajib. Dan di sini tidak ada hal lain yang
memalingkan perintah ini dari hukum wajib. Maka ini menunjukkan bahwa Istihsan adalah
hujjah.
B. Maslahah Mursalah
3. Macam-macamMaslahah Mursalah
Maslahat segi tingkatan kepadaTiga bagian, yaitu:
a. Maslahah dharuriyah (Primer).
Maslahah dharuriyah adalah perkara perkara yang menjadi tempat tegaknya
kehidupan manusia, yang bila ditinggalkan, maka rusaklah kehidupan manusia,
timbullah fitnah, dan kehancuran yang hebat.
b. Maslahah Hajjiyah (Sekunder).
Maslahah hajjiyah ialah, semua bentuk perbuatan dan tindakan yang tidak terkait dengan
dasar yang lain (yang ada pada maslahah dharuriyah) yang dibutuhkan oleh masyarakat tetap
juga terwujud, tetapi dapat menghindarkan kesulitan dan menghilangkan
kesempitan. Hajjiyah ini tidak rusak dan terancam, tetapi hanya menimbulkan kepicikan dan
kesempitan, dan hajjiyah ini berlaku dalam lapangan ibadah, adat, muamalat, dan dan
bidang jinayat.
KESIMPULAN
Istihsan adalah mengambil maslahah yang merupakan bagian dalam dalil yang
bersifat kully(menyeluruh) dengan mengutamakan al-istidlal al-mursal daripada qiyas. Dari
Tarif di atas, jelas bahwa al-istihsan lebih mementingkan maslahah juziyyah atau maslahah
tertentu dibandingkan dengan dalil kully atau dalil yang umum atau dalam kata lain sering
dikatakan bahwa al-istihsan adalah beralih dari satu qiyas ke qiyas yang lain yang dianggap
lebih kuat dilihat dari tujuan syariat diturunkan. Tegasnya, al-istihsan selalu melihat dampak
sesuatu ketentuan hukum, jangan sampai membawa dampak merugikan tapi harus
mendatangkan maslahah atau menghindari mudarat, namun bukan berarti istihsan adalah
menetapkan hukum atas dasar rayu semata, melainkan berpindah dari satu dalil ke dalil yang
lebih kuat yang kandungannya berbeda. Dalil kedua ini dapat berwujud ijma, urf atau al-
maslahah al-mursalah.
Al-maslahah al-mursalah adalah suatu kemaslahatan yang tidak mempunyai dasar dalil,
tetapi juga tidak ada pembatalnya. Jika terdapat suatu kejadian yang tidak ada ketentuan
syariat dan tidak ada illat yang keluar dari syara yang menetukan kejelasan hukum kejadian
tersebut, kemudian ditemukan sesuatu yang sesuai dengan hukum syara, yakni suatu
ketentuan yang berdasarkan pemeliharaan kemudhorotan atau menyatakan suatu manfaat,
maka kejadian tersebut dinamakan al-Maslahah al-Mursalah. Tujuan utama al-Maslahah al-
Mursalah adalah kemashlahatan, yakni memelihara dari kemudhorotan dan menjaga
kemanfaatannya.