Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 TUJUAN

a) Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.


b) Mengatur kecepatan selama berkendara.
c) Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau
menanjak.

I.2 MANFAAT

Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara
otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak
ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara,
tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu.
BAB II
DASAR TEORI

Rem Cakram (Disc Brake)

Rem cakram atau biasa juga dikenal dengan disc brake memiliki komponen utama berupa
piringan cakram dan kaliper rem yang berisi piston dan sepatu rem (kampas rem). Prinsip
kerja rem cakram adalah dengan menjepit piringan cakram yang dipasang pada roda
kendaraan. Pada saat pedal rem di tekan maka master rem akan mendorong minyak yang ada
didalamnya dan mengalirkan minyak rem ke piston yang ada dikaliper sehingga membuat
piston bergerak mendorong kampas rem yang kemudian menjepit cakram dan membuat
kecepatan putaran roda melambat dan akhirnya berhenti.

Kelebihan dari Rem cakram adalah daya pengereman yang dihasilkan cukup baik karena
kampas rem menjepit langsung ke cakram yang terhubung langsung keroda. Kelebihan
lainnya ialah sistem pendinginan pada rem yang lebih baik karena rem cakram menganut
sistem pengereman terbuka dan untuk memaksimalkan pendinginan biasanya pada piringan
cakram di buat berongga atau berlubang sehingga panas yang dihasilkan akibat gesekan
kampas rem dan cakram dapat tersirkulasikan secara merata.

Kekurangan dari sistem pengereman dengan menggunakan rem cakram (disc brake)
adalah karena sifatnya yang terbuka maka sistem pengereman ini sangat rawan dihinggapi
kotoran ataupun debu yang dapat mengganggu kinerja komponen pengereman. Maka dari itu
diperlukan perawatan rutin bagi kendaraan yang menggunakan rem cakram. Pembersihan
komponen rem secara berkala sangat diperlukan karena debu atau kotoran yang menempel
pada komponen rem seperti pada kaliper dapat mengeras dan membuat piringan cakram
tergores. Lama kelamaan goresan ini akan membuat cakram bergelombang dan mengalami
keausan yang tidak merata sehingga membuat kinerja pengereman kurang maksimal.
Disamping itu pada saat melalui jalan berair maka kemampuan pengereman nya pun dapat
berkurang karena piringan cakram terlapisi air sehingga membuat kampas rem tidak dapat
menjepit sempurna pada cakram saat proses pengereman.

Rem Tromol (Drum Brake)

Rem tromol adalah jenis rem yang bekerja atas dasar gesekan antara kampas rem (sepatu rem)
dengan tromol (drum). Sepatu rem ini yang akan menahan putaran roda kendaraan melalui
tromol sehingga kendaraann dapat melambat bahkan berhenti. Pada dasarnya sistem kerja rem
tromol tidak jauh berbeda dengan rem cakram, pada saat pedal rem ditekan maka fluida yang
ada didalam sistem pengereman akan menekan piston yang terdapat dalam silinder roda yang
kemudian mendorong sepatu rem dan menekan teromol sehingga terjadi gesekan antara
sepatu rem dan teromol yang membuat putaran roda melambat dan berhenti.

Kelebihan dari rem tromol adalah karena sifatnya yang tertutup sehingga tidak mudah
disusupi kotoran ataupun debu. Dan juga kinerja pengeraman pada rem tromol lebih lembut
dan penampang pengereman dapat dibuat lebih lebar untuk memaksimalkan pengereman.
Selain itu rem tromol juga mampu menahan beban yang cukup besar, oleh karenanya rem
tromol masih banyak digunakan pada kendaraan berat seperti Truk atau Bus.

Kekurangan pada rem tromol adalah karena sifatnya yang tertutup membuat sisa dari
proses pengereman yang dihasilkan akibat gesekan antara kampas dan tromol akan sulit
keluar sehingga terperangkap didalam tromol yang akan menumpuk dan menganggu kinerja
rem itu sendiri dan perlu dibongkar untuk membersihkan kerak yang menempel pada teromol.

Selain itu pada sistem rem tromol tidak seluruh bagian kampas rem menempel sempurna pada
tromol saat proses pengereman hal ini mengakibatkan proses pengereman yang tidak
maksimal dan keausan yang tidak merata pada kampas rem. Rem teromol juga sangat rentan
jika terkena air, karena dapat mengakibatkan kampas rem dan teromol menjadi licin yang
membuat kinerja rem tidak maksimal.
Pengertian rem secara umum adalah suatu sistem yang bekerja untuk memperlambat atau
menghentikan perputaran. Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi
panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga
putarannya akan melambat, dengan demikian laju kendaraan menjadi pelan atau berhenti
dikarenakan adanya kerja rem.

Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu komponen penting sebagai keamanan dalam
berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara
jadi terganggu. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap
gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja
dalam suhu tinggi.

Beberapa fungsi rem:

Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.


Mengatur kecepatan selama berkendara.
Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau
menanjak.

Jenis rem

1. Rem Cakram (Disk Brake) dengan prinsip kerjanya adalah sepasang pad yang tidak
berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis,
menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan
kendaraan.
2. Rem Tromol (Drum Brake) bekerja dengan menggunakan sepasang sepatu yang menahan
bagian dalam dari tromol yang berputar bersama-sama dengan roda, baik secara hidrolis
maupun mekanis.

Komponen-komponen rem yang umum:


Backing plate
Silinder penyetel sepatu rem
Sepatu rem
Pegas pembalik
Kampas rem
Silinder roda
Drum rem
BAB III
PEMBAHASAN

Rem yang merupakan sistem pengendalian kendaraan, maka perangkat rem harus
mendapat perhatian lebih. Perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan
kerjanya. Idealnya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km.
Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna.

Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian
kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau
tromol tergores.

Penyebab paling umum dari keluhan dan kinerja yang buruk adalah suara dan getaran atau
jadder. Formula friction materrial untuk kampas rem memiliki dampak yang besar pada
mencegah masalah ini. Dengan memvariasikan bahan tertentu, engineer dapat memodifikasi
formula untuk aplikasi kampas rem yang lebih sesuai untuk berbagai kendaraan. Kunci untuk
memahami jenis formula untuk membuat yang terbaik untuk aplikasi tertentu disederhanakan
dengan melihat rekomendasi original equipment (OE) . Saat ini, ada tiga yang diterima secara
universal "feel" dari formulasi friction material untuk kampas rem ; semi-metalik , non-asbes
organik (NAO) dan keramik.

Material Untuk Lapisan Rem

Material yang digunakan untuk lapisan rem harus mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut(Zainuri, 2010)
1) Mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
2) Mempunyai laju keausan yang rendah.
3) Mempunyai tahanan panas yang tinggi.
4) Mempunyai kapasitas disipasi panas yang tinggi.
5) Mempunyai koefisien ekspansi termal yang rendah.
6) Mempunyai kekuatan mekanik yang mencukupi.
7) Tidak dipengaruhi oleh moisture (embun) dan oil (minyak).

MATERIAL/BAHAN
Bahan dasar kampas secara umum adalah asbestos dilengkapi dengan
bahaninorganic seperti: logam oksida, sulphat, Mn atau Co dan silikat. Semuanya dilekatkan
bersama dengan berbagai resin organik, karet dan lain-lain. kampas rem dari bahan asbestos
hanya memiliki I jenis fiber yaitu asbes yang merupakan komponen yang menimbulkan
karsinogenik, sehingga kampas rem ini memiliki kelemahan pada saat kondisi basah yang
mengakibatkan efek licin waktu pengereman. Kampas rem yang terbuat dari asbestos hanya
bisa bertahan sampai dengan suhu 2000C rem asbestos akan blong (fading) pada temperature
2000C (Waskito, 2008). Namun saat ini banyak digunakan material sintetis dimana semua
bahan dicampur jadi satu termasuk asbestos fibres, kawat seng dan kuningan dengan
menambahkan resin bahan pengikat. Sehingga dengan demikian lebih mudah untuk
ditambahkan bahan lain guna meningkatkan kemampuan dari kampas rem, yang kemudian
dikenal dengan tipe cetak (moulded type)(Lubi, 2001).
BAHAN/MATERIAL PERSENTASE( % )

Silicon (SI) 9,6 12 %

Iron ( Fe ) < 1,2 %

Cooper (Cu ) 1,5 3,5 %

Magnese (Mn) < 0,50 %

Magnesium (Mg) < 0,30 %

Nikel (Ni ) < 0,5 %

Zinc (Zn ) < 1,00 %

Tin (Sn ) < 0,30 %

Aluminium (Al) Balance

PROSES PENGERJAAN
Tahap pemilihan material

Tahap ini meliputi pengecekan material stainless stell yang akan digunakan terhindar
dari crack, defect ataupun cacat lainnya.

Pencampuran material
Pada plat semua material yang telah dipilih dilebur untuk proses pencampuran dan
kemudian dicetak kedalam sebuah wadah atau tempat.
Pada ped kampas semua material dimasukan pada mesin molen/pengaduk hingga
tercampur merata .
Tahap pressing
material plat dan pad kampas dipress untuk membentuk hole atau lubang-lubang
diameter di sisi rem cakram tersebut.kemudian plat dan pad disatukam menggunakan
mesin sistem hidrolic.
Tahap Machining
tahap pengerjaan selanjutnya berupa finishing surface diameter terutama setelah press .

Tahap Painting
selanjutnya rem cakram dipainting atau pemberian warna pada plat kampas rem .
Tahap Grinding
yaitu tahap akhir untuk penghalusan permukaan sampai batas ketebalan yang
distandarkan.

Tahap Pengemasan
Yaitu proses dimana kampas rem dikemas kedalam plastik dan kotak/box ,kampas siap
di pasarkan ke seluruh penjuru dunia
Prinsip Dasar Pengereman

Sistem rem dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi untuk :
1) Mengurangi kecepatan kendaraan.
2) Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan.
3) Menjaga agar kendaraan tetap berhenti.

Pada setiap kendaraan bermotor kemampuan system pengereman menjadi sesuatu yang sangat
penting karena dapat mempengaruhi keselamatan kendaraan tersebut. Semakin tinggi
kemampuan kendaraan tersebut untuk melaju maka diperlukan sistem pengereman yang lebih
handal dan optimal untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan tersebut. Untuk
mencapainya, diperlukan perbaikan perbaikan dalam system pengereman. Sistem rem yang
baik adalah sistem rem yang apabila dilakukan pengereman baik dalam kondisi apapun
pengemudi tetap dapat mengendalikan arah dari laju pengereman.
Bahan dasar kampas secara umum adalah asbestos dilengkapi dengan bahaninorganic seperti:
logam oksida, sulphat, Mn atau Co dan silikat. Semuanya dilekatkan bersama dengan
berbagai resin organik, karet dan lain-lain. kampas rem dari bahan asbestos hanya memiliki I
jenis fiber yaitu asbes yang merupakan komponen yang menimbulkan karsinogenik, sehingga
kampas rem ini memiliki kelemahan pada saat kondisi basah yang mengakibatkan efek licin
waktu pengereman. Kampas rem yang terbuat dari asbestos hanya bisa bertahan sampai
dengan suhu 2000C rem asbestos akan blong (fading) pada temperature 2000C (Waskito,
2008). Namun saat ini banyak digunakan material sintetis dimana semua bahan dicampur jadi
satu termasuk asbestos fibres, kawat seng dan kuningan dengan menambahkan resin bahan
pengikat. Sehingga dengan demikian lebih mudah untuk ditambahkan bahan lain guna
meningkatkan kemampuan dari kampas rem, yang kemudian dikenal dengan tipe
cetak (moulded type)(Lubi, 2001).

Bahan kampas rem asli adalah kampas rem yang terbuat dari bahan non asbestos biasanya
terdiri dari 4 s/d 5 macam fiber diantaranya Kevlar, steel fiber, rock wool,
cellulose dan carbon fiber yang memiliki serat panjang. Bilamana bahan menggunakan
kampas rem non asbestos yang memiliki beberapa jenis fiber maka efek licin tersebut dapat
teratasi. Kampas rem non asbestos bertahan sampai 3600C sehingga cenderung stabil (tidak
blong). Bahan kampas rem non asbestos yang terbuat dari material berkualitas seperti
Kevlar/aramid. Kevlar ini bahan yang digunakan untuk baju anti peluru di mana Kevlar
mampu menghambat laju putaran peluru sampai berhenti, jadi pada dasarnya Kevlar itu
menghentikan putaran peluru bukan memantulkan peluru seperti baja. Inilah yang kadang
kadang orang berpendapat non asbestos keras padahal tidak, terbukti putaran peluru bisa
dihentikan apalagi putaran rotor atau drum kendaraan bermotor (Waskito, 2008).
Berdasarkan proses pembuatannya, kampas rem tromol (brake shoes) sepeda motor bahan
penguatnya (reinforced) terdiri atas partikel yang tersebar merata dalam matriks yang
berfungsi sebagai pengikat, sehingga menghasilkan bentuk padatan yang baik. Melalui proses
penekanan sekaligus pemanasan pada saat pencetakan (sintering) akan dihasilkan kekuatan,
kekerasan serta gaya gesek yang semakin meningkat. Pemanasan dilakukan pada temperatur
berkisar antara 1300C-1500C, yang menyebabkan bahan tersebut akan mengalami perubahan
struktur dimana antara partikel satu dengan yang lain saling melekat serta akan diperoleh
bentuk solid yang baik dan matriks pengikat yang kuat (Setiyanto, 2009).
Kemampuan bahan material kampas rem setiap kendaraan memiliki titik kritis masing-
masing. Titik kritis bahan material kampas rem, ditunjukan dengan mengerasnya permukaan
kampas rem dan menjadi licin. Keadaan seperti itu yang mengakibatkan kendaraan
mengalami pengereman kurang maksimal

Sifat Mekanik Kampas Rem

Masing-masing tipe sepeda motor memiliki bentuk serta kualitas bahan kampas rem khusus.
Secara umum bagian-bagian kampas rem terdiri dari daging kampas (bahan friksi), dudukan
kampas (body brake shoe) dan 2 buah spiral. Pada aplikasi sistem pengereman otomotif yang
aman dan efektif, bahan friksi harus memenuhi persyaratan minimum mengenai unjuk
kerja, noise dan daya tahan. Bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan
dan dapat mengerem dengan halus. Selain itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang
tinggi, keausan kecil, kuat, tidak melukai permukaan roda dan dapat menyerap getaran.

Sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari
bahan tersebut) untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan/komponen tersebut. Sering kali bila suatu bahan mempunyai sifat mekanik yang baik
tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan
tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Untuk mendapatkan standar acuan tentang
spesifikasi teknik kampas rem, maka nilai kekerasan, keausan, bending dan sifat mekanik
lainnya harus mendekati nilai standar keamanannya. Adapun persyaratan teknik dari kampas
rem komposit yakni :

a) Untuk nilai kekerasan sesuai standar keamanan 68 105 (Rockwell R).


b) b.Ketahanan panas 360 0C, untuk pemakaian terus menerus sampai dengan 250 0C.
c) Nilai keausan kampas rem adalah (5 x 10-4 - 5 x 10-3 mm2/kg)
d) Koefisien gesek 0,14 0,27
e) Massa jenis kampas rem adalah 1,5 2,4 gr/cm3
f) Konduktivitas thermal 0,12 0,8 W.m.K
g) Tekanan Spesifiknya adalah 0,17 0,98 joule/g.C
h) Kekuatan geser 1300 3500 N/cm2
i) Kekuatan perpatahan 480 1500 N/cm2

Cara Kerja Rem

Menghentikan laju suatu kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan menggunakan alat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol, tetapi ada
cara lain yang dapat digunakan untuk menghentikan laju kendaraan yaitu dengan
menggunakan bantuan engine brake. Prinsipnya dengan menurunkan gigi persneling pada gigi
yang lebih rendah akan memberikan efek pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan
dengan rem. Biasanya engine brake digunakan untuk membantu meringankan kerja dari rem.
Alat pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe
piringan/cakram (Sen, 2008).

1. Rem Cakram

Rem cakram terdiri dari piringan yang dibuat dari logam, piringan logam ini akan dijepit oleh
kanvas rem cakram (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada dalam silinder
roda. Untuk menjepit piringan ini diperlukan tenaga yang cukup kuat. Guna untuk memenuhi
kebutuhan tenaga ini, pada rem cakram dilengkapi dengan sistemhydraulic, agar dapat
menghasilkan tenaga yang cukup kuat. Sistem hydraulic terdiri dari master silinder, silinder
roda, reservoir untuk tempat oli rem dan komponen penunjang lainnya. Pada kendaraan roda
dua, ketika handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem akan menekan torak
yang terdapat dalam master silinder. Torak ini kan mendorong oli rem ke arah saluran oli,
yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan silinder roda. Pada bagian torak sebelah luar
dipasang kanvas atau brake pad, brake pad ini akan menjepit piringan metal dengan
memanfaatkan gaya/tekanan torak ke arah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem tadi
(Sen, 2008).

2. Rem Tromol

Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan yang tetap
(tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam operasinya
setiap kampas rem akan bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan antara drum
dan kampas rem (Sen, 2008).
Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya
gesekan antara kampas rem dengan tromolnya. Pada saat tuas rem tidak ditekan kampas rem
dengan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda, tetapi
pada saat tuas rem ditekan lengan rem memutar cam pada sepatu rem sehingga kampas rem
menjadi mengembang dan bergesekan dengan tromolnya. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan.

Rem drum mempunyai kelemahan kalau terendam air, tidak dapat berfungsi dengan baik
karena koefisen gesek berkurang secara nyata/banyak. Oleh karena itu mulai ditinggalkan
dalam dunia otomotif dan mengantinya dengan rem cakram (Sen, 2008)

Pengaruh Temperatur dan Koefisien Gesek Pada Kampas Rem

Perilaku kampas rem terhadap temperature dapat menunjukkan kemampuan dari kampas rem
itu sendiri dan harga koefisien gesek () yang stabil pada rentang temperatur kerjanya
merupakan suatu hal yang ideal.
Penurunan yang besar dari harga koefisien gesek pada temperatur tinggi dapat
mengakibatkan fade (pudar) dan ini dapat menurunkan daya pengereman. Dibawah ini dapat
dilihat hubungan antara koefisien gesek dengan temperatur kampas saat pengereman yang
dapat dilihat pada gambar 2.4, sedangkan hubungan antara temperature dengan laju keausan.
Sebagaimana tampak pada gambar 2.5 (Lubi, 2001).

Kenaikan Temperatur Kampas

Pengereman merupakan salah satu bentuk perubahan energi kinetik menjadi energi panas
yang tercemin dari adanya kenaikan temperatur, baik pada kampas maupun pada drum. Pada
proses pengereman terjadi gesekan antara kampas rem dan drumkarena kedua elemen tersebut
berada pada putaran yang berbeda, energi yang diserap dalam bentuk panas menyebabkan
adanya kenaikan temperatur baik pada kampas atau pada drum (Lubi, 2001).

Walaupun kenaikan temperature memerlukan selang waktu tertentu, namun hal tersebut
diasumsikan terjadi secara singkat. Temperatur kemudian turun jika rem dilepas kecuali
diikuti kembali oleh pengereman yang berikutnya, sehingga pada pengereman yang kedua
temperatur kembali mengalami kenaikan dan kembali akan menurun secara eksponensial
seperti sebelumnya jika tidak dilakukan pengereman kembali (Lubi, 2001).

Efisiensi Pengereman

Untuk mengetahui karakteristik dari kemampuan pengereman pada kendaraan,


seringkali digunakan perhitungan efisiensi pengereman. Efisiensi pengereman (breaking
efficiency) adalah didefinisikan sebagai perbandingan dari perlambatan maksimum yang dapat
dicapai dalam unit gravitasi g sebelum terjadinya lock pada ban dengan koefisien adhesi dari
jalan , dan dirumuskan sebagai berikut (Lubi, 2001).
Dengan a = perlambatan maksimum (m/s2)
g = gravitasi ( m/s2)
= koefisien adhesi
Efisiensi pengereman mengindentifikasikan tingkat sampai sejauh mana kendaraan tersebut
memanfaatkan koefisien adhesi jalan yang tersedia selama pengereman (Lubi, 2001).

BAB IV

IV.1 KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan
ini sangat penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang
aman. Menurut para ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk
keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
2. Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin
dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung
tetep bergerak. Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan
kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi
energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem
mengubah energi kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan
kendaraan. Umumnya, rem bekerja di sebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh
dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
3. Bahan-bahan pembuat pada komponen kampas rem yaitu :
a) Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle
housing atau axle carier bagian belakang.
b) Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining)
terbuat dari campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan
diproses dengan ketinggian panas tertentu.
c) Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram.
Besi kasar kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja.
Bahan tambahan yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan
mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus
ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
d) Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat
pad rem.

IV. SARAN

a) Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem,
jenis-jenis rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b) Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari setiap
jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.
c) Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.


Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta : Tiga Serangkai
Widy Anata. Sistem Rem pada Kendaraan. Available from: w w w . d u n i a - o t o m o t i f -
mobil.blogspot.com.
Accesed November 28th 2017. At 04.56 PM.
Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: w w w . r e n t a l m o b i l b a l i . n e t
Accesed November 28th 2017. At 04.56 AM.
Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:
www.rentalmobilbali.net
Accesed November 28th 2017. At 05.00 AM.

Anda mungkin juga menyukai