Anda di halaman 1dari 13

Tabel Kecepatan Perambatan Batuan

Sumber : http://fst.ukm.my/

Teknik Pembentangan Survey Seismik Refraksi

Pada survey seismik refraksi, digunakan beberapa teknik pembentangan.


Teknik pembentangan tersebut disesuaikan dengangeometri objek penelitian.
Berikut contoh teknik pembentangan yang digunakan dalam survey seismik
refraksi:

1. In Line (Bentang Segaris)


Teknik pembentangan segaris (in line) adalah metode penembakan
(baik searah maupun dua arah) dengan lurus ataupun segaris antara
sumber seismik terhadap geophone. Sumber seismik biasanya berada di
ujung garis geophone dengan jarak relatif jauh agar gelombang biasnya
dapat muncul. Dalam pengerjaan di lapangan, in line seringkali tidak
mampu merekam geophone yang jauh secara simultan. Oleh karena itu
untuk survey seismik refraksi pada lintasan sering dilakukan segmentasi,
yaitu akuisisi data dikerjakan segmen per segmen.
2. Broadside
Dalam penembakan pembentangan broadside, sumber seismik dan
bentangan geophone terletak sepanjang garis paralel. Bentangan
geophone berada di tengah di antara bentangan sumber seismik.
Peledakan dilakukan bergantian antar sisi berurutan ke arah lintasan
survey. Jarak antara bentang geophone terhadap bentang sumber dipilih
sedemikian rupa sehingga sinyal-sinyal bias yang diinginkan dapat
dipetakan dengan sedikit interferensi (gangguan) dari setiap sinyal
lainnya. Dengan demikian dapat dibedakan sinyal bias yang datang
dengan sinyal bias yang datang kemudian.
Bentangan ini lebih menguntungkan secara ekonomis, karena lebih
cepat dan semua data terkandung informasi tentang pembias. Namun
bentang ini bersifat constant offset, yaitu apabila terdapat perubahan
waktu, maka ada perubahan kedalaman pembiasnya atau terdapat pembias
lain yang muncul, sehingga dibutuhkan penembakan in line untuk dapat
mengetahui lebih lengkap.
3. Fan Shooting (Bentang Kipas)
Dalam bentang Kipas sejumlah geophone diletakkan pada arah
yang berbeda tetapi mempunyai jarak offset yang sama dari sumber
seismik. Dengan demikian apabila terjadi perbedaan waktu tiba pada
sepanjang offset tersebut terdapat anomali, semisal kecepatan meningkat
atau mengecil. Penggunaan bentang Kipas pertama kali digunakan pada
daerah kubah garam (salt dome). Penggunaan pada kubah garam
dikarenakan kubah garam mempunyai kecepatan yang tinggi, sedangkan
batuan di sekitarnya relatif rendah,sehingga secara horizontal terdapat
perbedaan waktu rambat gelombang bias pada offset yang melalui kubah
terhadap yang tidak melalui kubah. Perbedaan antara waktu tiba antara
yang terukur melalui kubah garam dengan apabila tidak ada kubah garam
pada offset yang sama disebut kead time.
4. Metode Gardner
Metode ini merupakan pengembangan atas metode fan shooting,
terutama dalam mengeksplorasi kubah garam yang sering kedapatan
minyak di sekitar kubah tersebut. Gardner memasang geophone di dalam
lubang bor yang dibuat masuk ke dalam tubuh kubah. Sedangkan
penembakan sumber seismik dilakukan di permukaan dengan variasi jarak
terhadap lubang bor. Lintasan masing-masing gelombang sebagian
melalui daerah kecepatan rendah dan sebagian lainnya melalui daerah
kecepatan tinggi (kubah garam) yang panjang lintasannya tidak sama.
Dengan denikian akan didapatkan perbedaan waktu dari masing-masing
tembakan.
Dengan mengetahui data posisi geophone dan waktu rambatnya
dapat direkonstruksi titik-titik locustempat masuknya gelombang ke
kubah garam yang secara kasar berbentuk parabolid. Tngensial
permukaan parabolid untuk semua pengukuran dengan variasi dan
kombinasi posisi sumber geophone dapat diestimasikan geometri kubah.

Hukum Dasar Seismik Refraksi

1. Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika gelombang merambat dari
satu titik ke titik lainnya maka gelombang tersebut akan memilih bagain
yang tercepat.
Kata tercepat diberikan diberikan untuk memberikan penekanan
pada jejak yang dilalui gelombang adalah jejak yang secara waktu
tercepat bukan yang terpendek secara jarak. Tidak selalu yang terpendek
itu tercepat.
Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang
memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut
akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari
zona-zona kecepatan rendah.

2. Hukum Huygen
Huygen (1680) mengemukakan suatu mekanisme sederhana guna
menelusuri penjalaran gelombang. Mekanisme tersebut digambarkan
bahwa sebuah permukaan gelombang atau muka gelombang dapat
dianggap sebagai suatu permukaan dengan fase tetap melewati titik-titik
medium berlapis yang dicapai oleh gerakan pada waktu yang sama. Jika
gelombang tersebut melewati suatu permukaan (batas perlapisan), maka
pad setiap partikel pada suatu perlapisan itu akan menjadi sumber
gelombang yang baru dan demikian seterusnya. Mekanisme perambatan
gelombang ini dikenal dengan prinsip Huygen.

3. Snellius
Dalam eksplorasi seismik, analisis gelombang akustik didasarkan
pada suatu medium bumi dengan lapisan-lapisan batuan yang berbeda
densitas dan kecepatan gelombangnya. Sehingga dalam perambatan
gelombang juga akan berlaku hukm Snellius yang mengatakan bahwa jika
gelomban merambat dari suatu medium ke medium yang lain berbeda
sifat fisiknya, maka pada bidang batas akan terjadi peristiwa pemantulan
dan pembiasan. Hukum Snellius

Asumsi Dasar Seismik Refraksi

Dalam pemahaman perambatan gelombang seismik di dalam medium,


dilakukan beberapa asumsi dengan maksud agar penjabaran matematisnya lebih
mudah mudah danpen
mudah dan pengertian fisisnya lebih sederhana namun hasilnya masih
mendekati dengan kondisi riilnya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :

a) Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan


gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.
b) Makin bertambah kedalamannya, batuan akan semakin kompak.
c) Panjang gelombang seismik lebih kecil dari ketebalan lapisan bumi.
Hal ini memungkinkan setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut
akan dapat terdeteksi.
d) Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan
kecepatan pada lapisan dibawahnya.
e) Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Pengertian Istilah Seismik Refraksi

1. Gelombang Langsung
Gelombang yang bergerak dengan langsung melalui jalur
terpendek sedangkan gelombang lain menjalar dengan rute yang lebih
panjang dapat tiba lebih cepat dengan kecepatan lebih tinggi.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/

Gelombang Refraksi

Gelombang yang mengalami pembiasan saat melewati indeks bias


yang berbeda.
Gelombang Refleksi

Gelombang yang mengalami pemantulan ketika melewati medium

Sumber : http://fst.ukm.my/

2. Wavefront
Penjalaran gelombang yang dihasilkan oleh suatu sumber
gelombang (source) pada media yang homogen berbentuk lingkaran.
Lingkaran-lingkaran tersebut dinamakan wavefront dan lintasan
penjalarannya disebut sebagai ray path. Dilihat dari 3 dimensi (volume),
wavefront berbentuk bola (spheris).

Sumber : http://www.astarmathsandphysics.com/
3. First Break
Gelombang seismik yang pertama kali terekamyang berasal dari sumber.
Pada seismik refleksi, first break ini digunakan sebagai pembawa
informasi adanya lapisan lapuk.

Sumber : http://www.interpex.com/

4. Intercept Time
Waktu penjalaran gelombang seismik dari source ke geophone
secara tegak lurus (zero offset).

Sumber : http://labtransportumy.files.wordpress.com/
5. Gelombang P+S Vertikal
Nama lain dari gelombang ini adalah gelombang Rayleigh.
Gelombang ini menjalar di permukaan dengan bentuk penjalaran seperti
elips.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/

Gelombang P+S Horizontal


Gelombang ini sering disebut dengan gelombang Love. Gelombang
jenis permukaan ini menjalar secara horizontal.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/
6. Crossover Distance
Jarak yang mana gelombang terefraksi merambat mengikuti
lapisan yang dalam mengikuti gelombang langsung.

Sumber : http://fst.ukm.my/
Sumber : http://www.interpex.com/

7. Hidden Layer
Lapisan yang tidak bisa terdeteksi dengan menggunakan metode
seismik refraksi, lapisan ini sangat tipis sehingga kecepatan gelombang
pada lapisan ini lebih rendah dibandingkan kecepatan gelombang pada
lapisan yang berada di atasnya.

Sumber : Modul Seismik Refraksi


8. Blind Zone
Sebuah lapisan yang tidak terdeteksi oleh metode seismik refraksi
juga disebut dengan sebutan Hidden Layer yang disebabkan oleh blind
zone tersebut kemungkinan memiliki kecepatan yang lebih rendah
refraktor terdangkal yang mana pada kasus ini akan mengakibatkan
kedalaman yang overestimated pada kedalaman refraktor terdalamnya.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/
9. Head Waves
Gelombang refraksi atau gelombang Mintrop yang dicirikan
dengan masuk dan keluarnya suatu gelombang pada sudut kritis. Biasanya
gelombang ini yang terbiaskan/terefreksi pada first break.

Sumber : http://fst.ukm.my/
Sumber : http://www.interpex.com/
10. Delay Time
Waktu tambahan yang diperlukan bagi gelombang dalam
merambat pada suatu lapisan.

Sumber : http://fst.ukm.my/
Sumber : http://www.interpex.com/
11. Travel Time
Seismik refraksi yang didasarkan pada waktu perjalanan waktu
kritis.

Sumber : http://fst.ukm.my/
Sumber : http://www.interpex.com/
12. Wide Angle Reflection
Gelombang refleksi sudut datang dekat atau lebih besar dari sudut
kritis dimana koefisien refleksi dapat memiliki nilai yang besar di dekat
sudut kritis sehingga nilai energi reflaksi sangat besar.

Sumber : http://fst.ukm.my/

13. Critical Reflection


Merupakan gelombang refleksi pada sudut kritis yang mana
amplitudonya sangat besar pada sudut ini. Refleksi pada sudut ini disebut
refleksi wide angle.

Sumber : http://fst.ukm.my/
Sumber : http://www.interpex.com/
14. Critical Angle
Sudut c tegak lurus yang terefraksi antara dua kecepatan (V1 dan
V2).

Sumber : http://fst.ukm.my/

Anda mungkin juga menyukai