Anda di halaman 1dari 5

Teknik Kepemimpinan menurut Pamudji

Menurut Pamudji dalam bukunya Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia


mengemukakan bahwa Teknik Kepemimpinan adalah suatu cara yang
merupakan pola tetap untuk mempengaruhi orang-orang agar bergerak kearah
yang diinginkan si pemimpin. (Pamudji 2001:114)

Adapun teknik-teknik kepemimpinan menurut Pamudji yaitu:


1. Teknik Pematangan atau Penyiapan Pengikut
Teknik ini dapat berupa teknik penerangan maupun propaganda. Teknik
penerangan ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan yang jelas dan
faktual kepada orang-orang, sehingga mereka dapat memiliki keterangan yang
jelas dan dalam mengenai sesuatu hal yang menyebabkan timbulnya kemauan
untuk mengikuti pemimpin sesuai dengan rasa, hati dan akal mereka. Hal ini
berbeda dengan teknik propaganda yang berusaha untuk memaksakan kehendak
atau keinginan pemimpin, bahkan kadang-kadang bagi pengikutnya tidak ada
pilihan lain, dengan menggunakan ancaman-ancaman hukuman (sanksi-sanksi).
2. Teknik Human Relations
Proses atau rangkaian kegiatan memotivasi orang, yaitu keseluruhan proses
pemberian motif (dorongan) agar orang mau bergerak. Dalam hal ini yang dapat
dijadikan motif yaitu pemenuhan kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisik
(sandang, pangan, dan papan) serta kebutuhan psikologis seperti kebutuhan
akan penghargaan, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan untuk diikut sertakan
dan lain-lain. Dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
menyebabkan orang-orang bersedia mengikuti pemimpin yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

3. Teknik menjadi teladan


Pemberian contoh yang baik dari pemimpin agar para bawahan dapat mengikuti
sikapnya yang baik dalam bertindak. Dengan memberikan contoh- contoh yang
baik, diharapkan orang- orang yang digerakkan mau mengikuti apa yang dilihat.
hakekat dari pemberian contoh ini diwujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek
negatif dalam bentuk larangan- larangan atau pantangan- pantangan dan aspek
positif dalam bentuk anjuran- anjuran atau keharusan- keharusan berbuat.
4. Teknik Persuasi dan Pemberian Perintah
Teknik persuasif atau ajakan menunjukkan kepada suatu suasana dimana antara
kedudukan pimpinan dengan bawahan tidak terdapat batasan- batasan yang
jelas, sehingga pemimpin tidak dapat menggunakan kekuatan dan
kekuasaannya, sedangkan teknik pemberian perintah yaitu menyuruh orang
yang diberi perintah untuk mematuhi yang memberi perintah melakukan
sesuatu. Ketaatan terhadap perintah disebabkan karena wibawa pemimpin yang
timbul karena pemimpin memiliki kelebihan- kelebihan disamping pemimpin
tersebut diterima sebagai bagian dari mereka, dan mendapat kepercayaan juga
karena adanya rasa patuh atas dasar hukum di kalangan pengikut.
5. Teknik Penggunaan Sistem Komunikasi yang cocok
Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok yaitu menyampaikan suatu
maksud atau keinginan kepada pihak lain baik dalam bentuk penerangan,
persuasi, perintah dan sebagainya. dalam hal ini yang terpenting bahwa apa
yang diinginkan pimpinan dalam memberikan perintah dapat dipahami dengan
baik oleh bawahan, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan
tugas. Biasanya komunikasi ini bersifat dua arah, yaitu dari pimpinan ke
bawahan yang berisi perintah- perinyah atau informasi- informasi dan dari
bawahan ke atasan yang berisikan laporan- laporan dan saran- saran.
6. Teknik Penyediaan Fasilitas- Fasilitas
Jika sekelompok orang sudah siap untuk mengikuti ajakan pemimpin maka
orang- orang tersebut harus diberi fasilitas- fasilitas dan kemudahan-
kemudahan. Adapun yang dimaksud dengan fasilitas dan kemudahan di sini
adalah:
a. Kecakapan, yang dapat diberikan melalui pendidikan dan pelatihan.
b. Uang, biasanya disediakan dalam anggaran belanja.
c. Waktu, mutlak diperlukan untuk melakukan sesuatu walaupun tersedia
fasilitas- fasilitas lainnya sedangkan waktu selalu terbatas.
d. Perlengkapan keja.
e. Perangsang, adalah sesuatu untuk menarik sehingga dapat menimbulkan
kegairahan atau keinginan untuk memilikinya atau mendapatkannya. hal ini
dapat berupa materi seperti penghasilan tambahan dan dapat berupa non materi
berupa kebanggaan dan kepuasan.
(Pamudji 2001: Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia)

Indikator motivasi kerja Menurut Riduwan (2002:66) bahwa motivasi kerja


dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :

1. Upah / Gaji yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang memadai dan
besarnya sesuai standar mutu hidup

2. Pemberian insentif, yang diukur melalui pemberian bonus sewaktu-waktu,


rangsangan kerja, prestasi kerja

3. Mempertahankan harga diri, yaitu diukur dengan iklim kerja yang kondusif,
kesamaan hak, dan kenaikan pangkat
4. Memenuhi kebutuhan rohani, yaitu diukur dengan kebebasan menjalankan
sariat agama, menghormati kepercayaan orang, dan penyelenggaraan ibadah.

5. Memenuhi kebutuhan partisipasi, yaitu diukur melalui kebersamaan,


kerjasama, rasa memiliki, dan bertanggung jawab.

Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai, dalam hal ini diukur dengan
seleksi sesuai kebutuhan, memperhatikan kemampuan, memperhatikan
pendidikan, memperhatikan pengalaman, memberikan pekerjaan sesuai
kemampuan.

7. Menimbulkan rasa aman di masa depan, seperti indikator penyelenggaraan


jaminan hari tua, pembayaran pensiun, pemberian perumahan.

8. Memperhatikan lingkungan tempat kerja, yang diukur melalui tempat kerja


yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan berbahaya.

9. Memperhatikan kesempatan untuk maju, yang diukur dengan memberikan


upaya pengembangan, kursus, diklat.

10. Menciptakan persaingan yang sehat, yang diukur melalui produktivitas,


prestasi kerja, pengembangan karir yang jelas, bonus, kinerja pegawai,
penghargaan dan hukuman.

Indikator kinerja Indikator ialah salah satu elemen atau alat ukur untuk
memperoleh nilai variabel penelitian sesuai variabel yang di tentukan.
AdapunIndikator kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) ialah:

1. Kepuasan kerja Menunjukan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja


dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan, adanya kualitas kerja yang baik
dapat menghindari tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang
dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan

2. Kuantitas kerja Menunjukan banyaknya junlah jenis pekerjaan yang dilakukan


dalam satu waktu sehingga efesiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai
tujuan perusahaan
3. Tanggung jawab Menunjukkan seberapa besar karyawan dalam menerima
dan melaksanakan pekeraaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja serta
sarana dan prasarana yang digunakan yang digunakan perilaku kerjanya setiap
hari.

4. Kerjasama Kesediaan pegawai untuk berpartisipasi dengan pegawai lain yang


lain secara vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan.

5. Inisiatif Adanya inisiatif dari dalam diri anggota orgaiasi untuk melakukan
pekerjaan serta mengatasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah
atasan atau menunjukan tanggung jawab dakam pekerjaan yang sudah
kewajiban.

DAFTAR PUSTAKA

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Robbins, S. dan Judge, T. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai