Anda di halaman 1dari 23

HADITS TENTANG LARANGAN MENDENGKI

Hadits no. 35 dari kitab Hadits Arbain oleh Imam Nawawi:


: :


.
.





)(

Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: Kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling
menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang
ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh
menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada
disini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat
jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi
muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya. (HR. Muslim)

A. Maraji Hadits:

1. Shohih Muslim (no. 2564, dalam kitab: Berbuat baik, menyambung silaturrahmi

dan adab, bab: haramnya berlaku zhalim kepada sesama muslim, menghina dan

meremehkannya)

2. Musnad Imam Ahmad (no. 7402, dalam kitab: Sisa Musnad sahabat yang banyak

meriwayatkan hadits, bab: Musnad Abu Hurairah)

3. Sunan Ibnu Majah (no. 3933, dalam kitab: Fitnah bab: Haramnya darah dan

harta seorang mukmin dan no. 4213, dalam kitab: Zuhud bab: Melanggar hak

orang lain -dengan ringkas)

1
B. Sanad Hadits:

Jalur 1:

Abu Hurairah
w. 57 H

Abu Said Maula Abdullah bin Amir Kuraiz


w. -

Daud bin Qais


w. -

Abdullah bin Maslamah bin Qanab


w. 221 H

Jalur 2:

Abu Hurairah
w. 57 H

Abu Said Maula Abdullah bin Amir bin Kuraiz


w. -

Usamah bin Zaid


w. 153 H

Abdullah bin Wahab bin Muslim


w. 197 H

Ahmad bin Amru bin Abdullah bin Amru As-Sarh


w. 250 H
C. Derajat Hadits

1. Dari Shohih Muslim dinyatakan bahawa hadits ini shohih menurut ijma ulama.

2. Dari Musnad Ahmad dinyatakan bahwa hadits ini shohih.

3. Dari Sunan Ibnu Majah dinyatakan bahwa hadits ini shohih.

D. Mengenal Abu Hurairah

1. Seluk Beluk Nama Abu Hurairah

Abdurahman bin Sakhr merupakan nama asli dari sahabat yang


akrab kita dengar dengan Abu Hurairah. Beliau di panggil Abu Hurairah
karena di waktu kecil ia di perintahkan untuk mengembala beberapa
ekor kambing milik keluarganya, di sela sela ia mengembala kambing
Abu Hurairah selalu bermain dengan kucing kecilnya di saat siang hari
dan jika malam sudah tiba, kucing tersebut diletakkan di atas pohon lalu
Abu Hurairah pulang ke rumahnya. Kebiasaan ini berjalan terus sampai
teman sebayanya memanggilnya dengan Abu Hurairah yang berarti si
pemilik kucing kecil.

2. Tempat Asal Abu Hurairah

Abu Hurairah seorang sahabat yang lahir di daerah Ad Daus Yaman,


daerah yang mulanya selalu menentang risalah kenabian
Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam, sampai datanglah seorang
sahabat bernama Thufail bin Amru Ad Dausi Radhiallahu anhu yang
pernah bertemu Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam dan
mengikrarkan islamnya sebelum hijrahnya Nabi Shallahu Alaihi wa
Sallam ke Madinah.
Tufail bin Amru Ad Dausi yang mendakwahkan Islam kepada
kaumnya Ad Daus, namun tidak ada dari kota Ad Daus yang menerima
Islam kecuali satu orang yaitu Abu Hurairah Radhiallahu anhu.

Pada awal tahun ke tujuh hijriah diumurnya yang ke 26, tekad Abu
Hurairah Radhiallahu anhu untuk hijrah dari negrinya menuju
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam telah bulat, dengan perbekalan yang
seadanya tak membuat Abu Hurairah Radhiallahu anhu mundur, bahkan
ia pernah bersyair saat tiba di Madinah,



Wahai malam yang panjang serta melelahkan, namun saat itulah aku
terselamatkan dari negeri kafir.

Tetapi tibanya beliau di malam itu tidak dapat disambut dengan


Rasulullah dan para sahabat besar karena mereka semua sedang berada
di medan perang Khaibar.
Sampailah waktu subuh, kemudian para sahabat berkumpul untuk
melaksanakan shalat subuh yang di pimpin oleh Siba bin
Urfutoh Radhiallahu anhu yang telah ditunjuk oleh Rasulullah menjadi
imam kala Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam berperang saat itu.
Setelah shalat subuh selesai tak lama terdengar suara suara yang
menandakan tibanya tentara kaum muslimin berserta panglimanya yaitu
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana biasanya Rasulullah
langsung menuju masjid shalat dua rakaat dan menemui beberapa
sahabat, kemudian dilihatlah oleh Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam seseorang yang mempunyai kulit agak gelap, lebar pundaknya
serta memiliki celah diantara dua gigi depannya dan langsung membaiat
Rasulullah. Kemudian, Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam mengatakan,
: :

Dari mana engkau?, Abu Hurairah menjawab, Aku berasal dari Ad Daus,
Rasulullah mengatakan, Sungguh aku dulu tidak menyangka ada
kebaikan di Daus1.

1
HR. Ibnu Saad,dan Abi dawud At-Thayalisi
3. Kehidupan Awal Di Madinah
Abu Hurairah yang merupakan tamu baru di kota Madinah, juga
dikenal pada saat itu seorang sahabat yang sangat miskin, keputusan ia
berhijrah dari Yaman ke tanah Madinah membuatnya kehilangan harta
harta yang ia miliki di Yaman. Namun, kaum muslimin saat itu telah
menyediakan tempat untuk tamu Allah yang tidak mempunyai harta dan
keluarga. Mereka akan ditempatkan di masjid, seraya belajar Islam
kepada Rasulullah ShallahuAlaihi wa Sallam .
Ahlu suffah merupakan sebutan untuk mereka para penghuni masjid
Nabawi saat itu, dan sahabat Abu Hurairah merupakan orang yang paling
fakih di antara Ahlu Suffah yang lain, karena jarangnya ia absen dalam
mendengarkan Rasullah saat menyampaikan pelajaran.

Para Ahlu Suffah mendapatkan makanan jika Rasulullah


mendapatkan makanan, dan mereka juga tak makan jika keluarga
Rasulullah tak makan maka laparnya Ahlu Suffah berarti laparnya
Rasulullah serta keluarganya Shallahu Alaihi wa aalihi wa Sallam.

4. Kemiskinan Abu Hurairah

Abu Hurairah merupakan seorang sahabat yang sangat sabar dengan


apa yang Allah timpahkan, kemiskinannya membuat benar-benar ia tak
asing lagi dengan rasa lapar yang selalu hadir hampir di setiap harinya, ia
tak asing dengan batu yang selalu mengikat perutnya, bahkan ia pernah
mengatakan, Aku pernah merasakan lapar sampai aku ingin pingsan,
kemudian agar aku mendapatkan makanan, aku berpura-pura seperti
orang yang kejang diantara mimbar Rasul dan rumah Aisyah sampai
orang-orang datang kepadaku kemudian meruqyaku, aku langsung
mengangkat kepalaku lalu aku katakan,

Ini bukan yang seperti kalian lihat (kejang karena kesurupan, pent-)
namun aku begini karena lapar2.

5. Kelaparan Bersama Abu Bakar, Umar dan Rasulullah Shallallahualaihi


Wasallam
Dikisahkan bahwa Abu Hurairah di suatu hari telah mengikat dengan
keras perutnya dengan batu agar tidak terasa lapar yang menusuk, demi
mendapatkan makanan, beliau duduk di jalan yang biasa di lewati oleh
para sahabat.
Tak lama berselang lewatlah Sahabat yang mulia Abu
Bakar Radhiallahu Anhu di hadapan Abu Hurairah, maka langsung Abu
Hurairah menghampiri Abu Bakar bertanya-tanya tentang masalah
agama, namun di dalam pertanyaan tersebut Abu Hurairah berharap
pertanyaan yang ia layangkan dapat membawanya diundang makan
bersama Abu Bakar, namun tidak seperti yang di harapkan, lalu
berpisahlah mereka berdua.
Kemudian lewatlah Al Faruq Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu,
maka Abu Hurairah Radhiallahu Anhu melakukan apa yang ia lakukan
bersama Abu Bakar dengan harapan yang sama, namun tidak juga
seperti yang di harapkan. Kedua sahabat yang mulia itu tidak mengetahui
maksud dari Abu Hurairah.
Berikutnya, lewatlah manusia yang paling mulia Rasulullah Shallahu
Alaihi wa Sallam, melihat Abu Hurairah yang sedang duduk-duduk di jalan,
Rasulullah mengetahui bahwa sahabatnya itu sedang kelaparan, lalu
Rasulullah memanggil Abu Hurairah untuk datang kerumahnya, ternyata
didapati di dalam rumah Rasulullah hadiah berupa satu bejana susu.
Kemudian Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam berkata, Abu hurairah
panggilah para ahli suffah. Mendengar perintah tersebut Abu Hurairah

2
HR. Bukhari
pergi memanggil ahli suffah sambil berkata dalam hatinya, kenapa tidak
saya dikasih minum dulu, jika telah datang ahlu suffah maka akan habis
susu itu, tapi biarlah kelaparanku ini tak menghalangi ku untuk taat kepada
Allah dan RasulNya.
Datanglah Ahlu Suffah dengan perasaan senang menyambut
panggilan, begitu mereka duduk, Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam memerintahkan Abu Hurairah untuk menuangkan kepada
setiap ahlu suffah susu tersebut sampai semua kenyang. Maka tak
tersisa lagi yang kelaparan pada saat itu kecuali Abu Hurairah dan
Rasulullah, kemudian Rasulullah senyum sambil melihat bejana susu lalu
melihat kepada Abu Hurairah yang kelaparan,
wahai Abu hurairah tinggal tersisa aku dan kamu,
Abu Hurairah menjawab, benar wahai Rasulullah,
Rasulullah berkata, minumlah
Abu Hurairah berkata, dan akupun langsung meminumnya, dan tidaklah
Rasulullah memerintahkanku untuk terus meminum susu tersebut sampai
aku tidak mendapatkan ruang kosong dalam lambungku, setelah aku
kenyang barulah Rasulullah meminum susunya3.
Subhanallah, terllihat sekali kelembutan, kebaikan, kepedulian
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya, dan
lihatlah ketaatan Abu Hurairah Radhiallahu Anhu akan perintah
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam.

6. Bakti Abu Hurairah Kepada Ibunya


Disuatu malam Abu Hurairah pernah keluar dan ini diluar kebiasaan,
maka orang-orang bertanya kepada Abu Hurairah kenapa ia keluar,
beliau menjawab tidak ada yang membuatku keluar kecuali rasa lapar,

3
HR. Muslim
Mereka juga berkata, kamipun begitu tidak ada yang mengeluarkan kami
dari rumah kecuali rasa lapar.
Akhirnya, kami mendatangi Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam mengadukan rasa lapar kami, lalu Rasulullah mengeluarkan
mangkuk yang berisi beberapa kurma, setiap satu orang yang datang di
berikan dua buah kurma.
Rasulullah mengatakan, makan dua buah kurma ini dan
perbanyaklah minum air, ini akan mencukupimu untuk hari ini.
Maka akupun memakan satu buah kurma dan sisanya aku simpan.
Rasulullah mengatakan, untuk apa kau simpan kurma mu? Bukankah kau
sangat lapar?, aku simpan ini untuk ibuku.
Lalu Rasulullah berkata, makanlah, nanti kuberikan tambahan untuk
ibumu4.

7. Kisah Masuk Islanya Ibunda Abu Hurairah


Abu Hurairah pernah bercerita, dahulu ibuku masih dalam keadaan
musyrik, setiap saat aku selalu mendakwahkannya agar memeluk agama
islam, sampai di suatu hari saya mendengar perkataan ibuku yang
sangat buruk yang ia layangkan untuk Rasulullah, aku langsung mengadu
kepada Rasulullah seraya menangis lalu aku meminta Rasulullah untuk
mendoakan ibuku, maka Rasulullah berkata,




Ya Allah berikanlah hidayah kepada ibunda Abu Hurairah.
Maka setelah Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam mendoakan
ibuku, aku kembali kerumah ingin mendakwahinya lagi dan mengabarkan
bahwa ia telah di doakan Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam, namun
setibanya aku di rumah, pintu rumahku terbuka, aku medengar suara
4
Ibnu Saad, Thabaqat al-Kubro, Tasyri Tsaqaafah al-Islamiyyah, 1358 H, 4/328
329
gemercik air, lalu saat aku ingin masuk, terdengar suara ibuku berkata,
janganlah kau masuk.
Kemudian keluar ibuku yang telah memakai penutup kepala dan
tubuhnya seraya mengatakan,







Ya, ibuku mengucapkan kalimat syahadat, ibuku menjadi seorang
muslimah. Aku langsung lari kembali kepada Rasulullah seraya menangis
kegirangan layaknya aku menangis tadi karena kesedihan, aku kabarkan
kabar gembira ini kepada Rasulullah, lalu ia berdoa,









Ya Allah jadikanlah hambamu ini (Abu Hurairah) dan ibunya orang yang di
cintai oleh kaum mukminin, dan ia berdua juga cinta kepada kaum
mukminin5.

8. Semangatnya Abu Hurairah akan Ilmu


Sahabat yang mulia ini terkenal sebagai sahabat yang banyak
meriwayatkan hadits, tercatat sekitar lebih dari 5000 hadits yang di
riwayatkan lewat jalurnya.
Memang semangatnya Abu Hurairah dalam ilmu hadits telah
diketahui oleh Rasulullah seperti di dalam hadits,















Abu hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah, siapa yang paling
senang dapat syafaatmu nanti wahai Rasulullah? Rasulullah mengatakan,
sudah kuduga bahwa engkau yang akan menanyakan hal ini wahai Abu
Hurairah saat aku melihat semangat atas hadits. (HR. Bukhari).
5
HR. Muslim
Di riwayatkan bahwa beliau pernah berkata, aku membagi malamku tiga
bagian pertama untuk membaca al-Quran, sebagian lain untuk tidur,
sebagian lagi untuk mengulang hafalan haditsku.

9. Akhir Hayat Abu Hurairah


Sahabat yang mulia ini diberikan umur yang panjang oleh Allah.
Diriwayatkan bahwa beliau wafat di umur 78 tahun, maka jarak dari
wafatnya Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam dengan wafatnya Abu
Hurairah sekitar 47 tahun, oleh karena itu beliau sangat sering
mengajarkan ummat dan banyak meriwayatkan hadits.
Diriwayatkan dari Nafi Rahimahullah bahwa saat Abu Hurairah wafat
aku dan Ibnu Umar ikut mengiringi jenazah, dan ibnu Umar Radhiallahu
anhuma tak lepas mendoakan Abu Hurairah lalu ia berkata, orang ini
adalah orang yang paling hafal hadits Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam 6.

E. Pemahaman Hadits

Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam


, artinya, jangan sebagian
kalian dengki kepada sebagian yang lain. Sifat dengki ada pada watak manusia
karena manusia tidak suka diungguli orang lain dalam kebaikan apa pun.
Terkait perasaaan dengki ini, manusia terbagi menjadi beberapa kelompok:
1. Kelompok Pertama. Kelompok ini terbagi menjadi:
a. Yang berusaha menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang yang didengki
dengan berbuat zhalim kepadanya, baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Kemudian berusaha mengalihkan kenikmatan tersebut kepada dirinya.

6
Ibnu Saad, Thabaqat al-Kubro, Tasyri Tsaqaafah al-Islamiyyah, 1358 H, 4/253
b. Yang berusaha menghilangkan kenikmatan dari orang yang ia dengki tanpa
menginginkan nikmat itu berpindah kepadanya. Ini merupakan dengki paling
buruk dan paling jelek.
Ini adalah dengki yang tercela, dilarang dan merupakan dosa iblis yang
dengki kepada Nabi Adam Alaihissalam ketika melihat beliau mengungguli para
malaikat, karena Allh menciptakan beliau dengan tangan-Nya sendiri, menyuruh
para malaikat sujud kepada beliau, mengajarkan nama segala hal kepada beliau,
dan menempatkan beliau di dekat-Nya. Iblis tidak henti-hentinya berusaha
mengeluarkan Nabi Adam Alaihissallam dari surga hingga akhirnya beliau
dikeluarkan darinya.
Sifat dengki seperti inilah yang melekat pada orang-orang yahudi. Allh
Azza wa Jalla menjelaskan dalam banyak ayat al-Qurn tentang hal itu. Seperti
firman-Nya:




Artinya:
Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 109)

Atau firman Allh Azza wa Jalla :





Artinya:
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang
Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan
Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya
kerajaan yang besar. (QS. An-Nisa: 54)

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-
Awwm Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda :
Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan
benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman
hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika
kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara
kalian.7

2. Kelompok Kedua. Kelompok ini, jika dengki kepada orang lain, mereka tidak
menuruti perasaan dengkinya dan tidak berbuat zhalim kepada orang yang ia
dengki, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Mereka ini terbagi dalam dua
jenis :
a. Yang tidak kuasa memupus rasa dengki dari hatinya. Perasaan ini telah
menguasai dirinya. Orang yang seperti ini tidak berdosa.
b. Yang sengaja memunculkan kedengkian pada dirinya, mengulangi lagi. Ini
dilakukan berulang kali disertai harapan kenikmatan yang melekat pada orang
yang didengki sirna. Dengki seperti ini mirip dengan azam (tekad) untuk
melakukan kemaksiatan. Dengki seperti ini kecil kemungkinan terhindar dari
perbuatan zhalim terhadap yang ia dengki, kendati hanya dengan perkataan.
Dengan prilakunya yang zhalim ia berhak mendapatkan dosa.
3. Kelompok Ketiga. Kelompok ini, jika dengki, ia tidak mengharapkan nikmat
orang yang ada pada orang yang didengki itu hilang, namun ia berusaha
mendapatkan kenikmatan yang sama dan ingin seperti dia. Jika kenikmatan yang
dikejarnya adalah kenikmatan dunia, maka itu tidak ada nilai kebaikannya, seperti
perkataan orang-orang yang mabuk dunia, Mudah-mudahan kita mempunyai
harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun (al-
Qashash/28:79). Jika nikmat yang dikejar itu nikmat akhirat, maka itu baik. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang: Orang yang diberi al-Qurn
oleh Allh kemudian ia melaksanakannya di pertengahan malam dan
pertengahan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allh kemudian ia
menginfakkannya di pertengahan malam dan pertengahan siang.8

7
Hasan. HR. at-Tirmidzi (no. 2510 ), Ahmad (I/165, 167), dan lainnya.
8
Shahih. HR. Bukhri (no. 5025, 7529), Muslim (no. 815), dan lainnya dari Shahabat Ibnu Umar
Radhiyallahuanhuma
4. Kelompok Keempat. Kelompok ini, jika mendapati sifat dengki pada dirinya, ia
berusaha memusnahkannya, berbuat baik kepada yang didengki, mendoakannya
dan menceritakan kelebihan-kelebihan orang yang didengki. Dia tidak hanya
berusaha menghilangkan rasa dengki pada dirinya namun dia juga berusaha
menggantikannya dengan rasa senang melihat saudaranya lebih baik lagi. Ini
termasuk derajat iman tertinggi. Orang yang seperti ini adalah mukmin sejati yang
mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.9
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh dengki. Karena ia adalah sifat
tercela, sifat orang-orang Yahudi dan dapat merusak amal. Allh Subhanahu wa
Taala melarang manusia mengharapkan segala kelebihan dan keutamaan yang
Allh berikan kepada orang lain. Allh Subhanahu wa Taala berfirman:



Artinya:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (QS. An-Nisa: 32)

Dampak buruk dari sikap hasad yakni orang yang hasad akan terjerumus ke
dalam beberapa bahaya, diantaranya:
1. Dengan hasad berarti dia membenci apa yang telah Allh Azza wa Jalla
tetapkan. Karena, benci kepada nikmat yang Allh berikan kepada orang lain
berarti benci terhadap ketentuan Allh Subhanahu wa Taala .
2. Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikannya sebagaimana api
menghabiskan kayu bakar.
3. Hati orang yang hasad akan selalu merasa sedih dan susah. Setiap kali melihat
nikmat Allh Azza wa Jalla atas orang yang ia dengki, ia akan berduka dan
susah dan begitu seterusnya.

9
Ibnu Rajab al-Hanbali, Jmiul Ulm wal Hikam, Zam-zam, (II/260-263)
4. Hasad berarti menyerupai orang Yahudi. Padalah Raslullh Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, Barangsiapa menyerupai suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka.10
5. Bagaimanapun kuatnya hasad, itu tidak akan menghilangkan nikmat Allh
Azza wa Jalla dari orang lain.
6. Hasad dapat menghilangkan kesempurnaan iman, berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam:
Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi
saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya.11
7. Hasad dapat melalaikan seseorang dari memohon nikmat kepada Allh
Subhanahu wa Taala.
8. Hasad dapat menyebabkan dirinya meremehkan nikmat Allh Subhanahu wa
Taala yang ada pada dirinya.
9. Hasad, akhlak tercela, karena ia selalu memantau nikmat Allh pada orang
lain dan berusaha menghalanginya dari manusia.
10. Jika orang yang hasad (dengki) sampai bertindak zhalim kepada yang
didengki, maka yang didengki itu akan mengambil kebaikan-kebaikannya
pada hari kiamat.
Kesimpulannya bahwa hasad merupakan akhlak tercela, tetapi sangat
disayangkan sifat ini masih banyak ditemui di kalangan tengah masyarakat.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Najasy ditafsirkan oleh
banyak Ulama dengan najasy dalam jual beli. Yaitu menaikkan harga suatu barang
yang dilakukan oleh orang yang tidak berminat membelinya untuk kepentingan
penjual supaya untungnya lebih besar atau untuk merugikan pembeli. Termasuk
praktek najasy yaitu memuji barang dagangan seorang penjual supaya laku atau
menawarnya dengan harga yang tinggi padahal dia tidak berminat. Apa yang
dilakukannya hanya untuk mengecoh pembeli sehingga tidak merasa kemahalan
kalau jadi beli. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwasa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam melarang najasy.12
10
Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (V/50, 92), dan Abu Dawud (no. 4031), dari Shahabat Ibnu
Umar Radhiyallahu anhuma. Lihat Shahh al-Jmiish Shaghr (no. 6149) dan Jilbbul Mar-atil
Muslimah (hlm. 203-204)
11
Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhri (no. 13) Muslim (no. 45), Nas-i (VIII/115), at-Tirmidzi (no.
2515), Drimi (II/307), Ibnu Mjah (no. 66), dan Ahmad (III/176, 206, 251, 272, 278, 279), dari Anas
Radhiyallahu anhu
12
Shahih. HR. Bukhri (no. 2142, 6963), Muslim (no. 1516), dan lainnya
Ibnu Abi Aufa rahimahullah mengatakan, Njisy (pelaku najasy) adalah pemakan
harta riba dan pengkhianat.13
Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan, Para Ulama sepakat bahwa pelaku
najasy telah bermaksiat kepada Allh Azza wa Jalla jika ia tahu najasy itu
terlarangan.14
Lalu bagaimana dengan keabsahan jual-beli tersebut? Ada Ulama yang
berpendapat, jika pelaku najasy adalah penjualnya atau orang yang disuruh penjual
untuk melakukan najasy, maka jual-beli itu tidak sah. Sebagian besar fuqaha
berpendapat bahwa jual-beli najasy sah secara mutlak. Ini pendapat Abu Hanfah,
Imam Mlik, dan merupakan salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Hanya saja,
Imam Mlik dan Imam Ahmad menegaskan bahwa pembeli mempunyai khiyr (hak
pilih antara melanjutkan jual-beli atau membatalkannya) jika ia tidak mengetahui
kondisi yang sebenarnya dan ditipu dengan penipuan di luar batas kewajaran.
Kata Najasy dalam hadits diatas bisa juga ditafsirkan dengan penafsiran yang
lebih umum. Yaitu semua muamalah yang mengandung unsur penipuan atau makar.
Dalam al-Qurn, Allh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa sifat orang-orang kafir
dan munafik ialah membuat makar terhadap para nabi dan pengikut mereka.
Sungguh indah apa yang dikatakan Abu Al-Athiyah,
Dunia tidak lain adalah agama dan agama tidak lain adalah akhlak mulia
sesungguhnya makar dan penipuan itu di neraka karena keduanya sifat orang-orang
munafik.

Makar diperbolehkan dilakukan terhadap orang yang memang diperbolehkan


untuk diganggu, yaitu orang-orang kafir yang wajib diperangi, seperti sabda beliau
Shallallahu alaihi wa sallam:
Perang adalah tipu daya.15
Beliau melarang kaum
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
muslimin saling membenci karena mengikuti hawa nafsu. Karena Allh Subhanahu
wa Taala menjadikan mereka bersaudara. Bersaudara berarti saling mencintai, bukan
saling membenci. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

13
Shahih. HR. Bukhri (no. 2675)
14
At-Tamhd (XII/290)
15
Shahih. HR. Bukhri (no. 3030), Muslim (no. 1739), dan lainnya dari Shahabat Jabir Radhiyallahu
anhu. Dan diriwayatkan juga oleh beberapa shahabat lainnya. Lihat, Jmiul Ulm wal Hikam (II/263-
265)
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian
saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan
maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.16

Allh telah mengharamkan atas kaum Muslimin segala yang berpotensi


menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka. Allh berfirman:



Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. al-Maidah: 91)

Oleh karena itu, perbuatan mengadu domba diharamkan karena bisa


menyebabkan permusuhan dan kebencian. Di sisi lain, berbohong untuk
mendamaikan manusia diperbolehkan dan Allh menganjurkan mendamaikan
mereka.
Diriwayatkan dari Abu Darda Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Maukah kalian aku jelaskan sesuatu yang lebih baik daripada derajat shalat,
puasa dan sedekah? Para Shahabat berkata, Ya. Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Mendamaikan orang yang berselisih. Dan rusaknya hubungan
persaudaraan adalah pemotong (agama).17

Adapun benci karena Allh Subhanahu wa Taala, maka itu termasuk bagian
terkuat dari keimanan dan tidak termasuk benci yang dilarang. Jika seseorang
melihat keburukan pada saudaranya kemudian ia membenci saudaranya karena
keburukan tersebut, maka ia mendapat pahala, kendati saudaranya mengajukan
alasan yang bisa diterima. Seperti perkataan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu,
Dahulu kami mengenali kalian karena Raslullh Shallallahu alaihi wa
sallam berada di tengah kita-kita, wahyu turun, dan Allh menjelaskan kepada
kita tentang perihal kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Raslullh Shallallahu
alaihi wa sallam telah wafat dan wahyu terputus. Ketahuilah, kita mengenali
kalian sesuai dengan pengetahuan kita tentang kalian. Ketahuilah,
16
Shahih. HR. Muslim (no. 54), Abu Dwud (no. 5193), at-Tirmidzi (no. 2688), dan lainnya dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu
17
Shahih. HR. Ahmad (VI/444-445), Abu Dwud (no. 4919), Ibnu Hibbn (no. 1982-al-Mawrid), dan
at-Tirmidzi (no. 2509), beliau berkata, Hadits ini hasan shahih
barangsiapa di antara kalian memperlihatkan kebaikan, maka kita
menduganya baik dan mencintainya karenanya. Dan barangsiapa
memperlihatkan keburukan, kami menduganya buruk dengannya dan
membencinya karenanya, sementara rahasia kalian ada di antara kalian
sendiri dan Rabb Azza wa Jalla.18
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam .
Abu Ubaid berkata, Tadbur (saling membelakangi) ialah saling memutus
hubungan dan saling mendiamkan.
Dari Abu Ayyb al-Anshri Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari;
keduanya bertemu, namun yang ini berpaling dari satunya dan yang satunya juga
berpaling darinya. Orang yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai
mengucapkan salam.19

Para Ulama berbeda pendapat apakah sikap mendiamkan itu dianggap


berakhir dengan ucapan salam? Sejumlah ulama berkata bahwa sikap mendiamkan
itu berakhir dengan ucapan salam. Ini diriwayatkan dari al-Hasan rahimahullah dan
Imam Mlik dalam riwayat Ibnu Wahb. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.
Barangsiapa mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari kemudian mati, maka ia
masuk Neraka.20

Jika pada hari ketiga mereka bertemu, lalu salah seorang mengucapkan salam
dan yang lain menjawab, maka kedua berhak mendapatkan pahala. Namun jika tidak
dijawab salamnya, maka yang tidak menjawab ini menanggung dosanya.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Seseorang tidak boleh menjual diatas penjualan saudaranya dan tidak boleh
melamar lamaran saudaranya kecuali jika ia mengizinkannya.21

18
Diringkas dari Jmiul Ulm wal Hikam (II/265-267)
19
Shahih. HR. Bukhri (no. 6077, 6237), Muslim (no. 2560), dan lainnya
20
Shahih. HR. Abu Dwud (no. 4914) dan Ahmad (II/392)
21
Shahih. HR. Muslim (no. 1412 (50))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Seorang Muslim tidak boleh menawar barang yang sedang dalam penawaran
saudaranya.22

Keberadaan kata muslim dalam hadits diatas menunjukkan bahwa ini


merupakan hak orang muslim atas muslim lainnya. Ini tidak berlaku pada non-
muslim. Ini pendapat al-Auzi rahimahulah dan Imam Ahmad rahimahullah. Tapi,
banyak juga para fuqah (ulama ahli fikih) berpendapat bahwa larangan pada hadits
di atas berlaku umum bagi muslim dan non-muslim.
Pengertian menjual barang di atas penjualan saudaranya ialah si A membeli
sesuatu dari si B kemudian si C datang menawarkan barangnya kepada si A agar ia
membelinya dan membatalkan jual-beli pertama.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Wahai
hamba-hamba Allah, jadilah kalian bersaudara. 23
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

, Orang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak

menzhaliminya, tidak menelantarkannya, dan tidak menghinakannya.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ini diambil dari firman Allh
Subhanahu wa Taala:


Artinya:
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.(QS. Al-Hujurat: 10)

Jika kaum mukminin telah bersaudara, maka mereka diperintahkan untuk


melakukan segala yang bisa membuat hati bersatu dan dilarang mengerjakan segala
yang membuat hati saling benci. Mereka juga diperintahkan untuk menyalurkan atau
memberikan manfaat buat saudaranya dan menghindarkannya dari segala yang
mencelakakan. Di antara mudharat terbesar yang harus disingkirkan dari sesama

22
Shahih. HR. Muslim (no. 1515 (9))
23
Ibnu Rajab al-Hanbali, Jmiul Ulm wal Hikam, Zam-zam, (II/271)
saudara adalah tindak kezhaliman. Kezhaliman tidak saja haram dilakukan terhadap
orang muslim, namun juga haram dilakukan terhadap siapa pun.
Di antara hal yang dilarang ialah menelantarkan orang muslim lainnya.
Seorang muslim diperintahkan menolong saudaranya yang muslim. Raslullh
bersabda Shallallahu alaihi wa sallam:
Tolonglah saudaramu yang zhalim atau dizhalimi. Kami bertanya, Wahai
Raslullh, aku menolongnya jika ia dizhalimi. Bagaimana aku menolongnya jika ia
menzhalimi? Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Engkau cegah dia dari
berbuat zhalim, itulah pertolonganmu terhadapnya.24

Di antara hal lain yang dilarang ialah berdusta kepada muslim lainnya. Seorang
muslim tidak boleh berbicara dusta kepada saudaranya. Dia harus berbicara dengan
jujur. Di antara hal lain yang dilarang ialah menghina orang Muslim. Karena perilaku
buruk ini bersumber dari kesombongan. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Kesombongan ialah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.25
Allh Azza wa Jalla berfirman,


.......

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik ...... (QS al-Hujurat:11)

Jadi, orang sombong itu melihat dirinya sebagai figur sempurna dan melihat
orang lain selalu kurang, karenanya ia menghina dan meremehkan mereka.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam


, Takwa itu disini beliau sambil memberi isyarat ke dadanya tiga kali-.
Di dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ini terdapat isyarat bahwa
kemuliaan seseorang di sisi Allh Azza wa Jalla itu ditentukan dengan
ketakwaannya. Orang yang dipandang hina oleh masyarakat karena lemah dan
miskin, bisa jadi lebih mulia di sisi Allh Azza wa Jalla daripada orang yang
24
Shahih. HR. Bukhari (no. 6952), at-Tirmidzi (no. 2255), Ahmad (III/99, 201), dan lainnya dari
Shahabat Anas radhiyallaahu anhu
25
Shahih. HR. Muslim (no. 91) dan lainnya dari Shahabat Ibnu Masud radhiyallaahu anhu
terhormat di dunia. Allh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, Sungguh, orang
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allh ialah orang yang paling bertakwa
(QS. al-Hujurt:13)
Ketakwaan seseorang itu letaknya di hati, tidak ada yang dapat melihat
hakikatnya kecuali Allh Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Sesungguhnya Allh tidak melihat wajah dan harta kalian, namun Allh melihat
hati dan amal perbuatan kalian.26

Bisa jadi orang yang mempunyai wajah tampan (cantik), kekayaan melimpah,
terpandang di dunia, namun hatinya hampa dari takwa. Juga bisa jadi orang yang
tidak mempunyai apa-apa, namun hatinya penuh dengan takwa sehingga ia menjadi
yang termulia di sisi Allh Azza wa Jalla. Kondisi inilah yang sering terjadi.
Disebutkan dalam hadits, dari Hritsah bin Wahb bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
Maukah kalian aku tunjukkan penghuni surga; yaitu setiap orang lemah yang
dianggap lemah. Seandainya ia bersumpah atas nama Allh, pasti dikabulkan.
Maukah kalian aku jelaskan penghuni neraka yaitu setiap orang yang congkak,
angkuh dan sombong.27

Thabaqat Ibnu Saad, 4/253 Dari Sahl bin Saad Radhiyallahu anhu, Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seseorang berjalan melewati Raslullh
Shallallahu alaihi wa sallam kemudian beliau bertanya kepada orang yang duduk
di samping beliau, Bagaimana pendapatmu tentang orang ini? Orang itu
menjawab, Ia termasuk orang-orang yang terhormat. Ia layak dinikahkan jika
melamar, layak dibela jika ia minta pembelaan, dan ucapannya layak didengar.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diam. Setelah itu, ada orang lain lagi lewat.
Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada orang yang duduk di
samping beliau, Bagaimana pendapatmu tentang orang tersebut? Orang tersebut
berkata, Wahai Raslullh, ia seorang Muslim yang fakir. Ia pantas ditolak jika
melamar, tidak dibela jika minta pembelaan dan perkataannya tidak layak
diperhatikan. Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Orang ini (orang
kedua) lebih baik daripada isi bumi dan semisalnya.28

Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam





, cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim.

26
Shahih. HR. Muslim (no. 2564 (33)), Ahmad (II/539), dan lainnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu
27
Shahih. HR. Bukhri (no. 4918, 6071), Muslim (no. 2853)
28
Shahih. HR. Bukhri (no. 5091, 6447).
Maksudnya, cukuplah menjadi sebuah keburukan jika orang Muslim menghina
saudaranya yang muslim. Sebab perilaku buruknya ini hanya terdorong
kesombongannya, padahal sombong termasuk perangai yang paling buruk. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak akan masuk surga orang yang di
hatinya masih ada kesombongan, kendati hanya sebiji sawi.29

Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
, Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darah, harta dan

kehormatannya.
Sabda ini termasuk yang sering disebutkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam
khutbah-khutbah beliau. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikannya saat
haji Wada, hari Qurban, hari Arafah dan hari kedua dari hari-hari Tasyriq. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram atas kalian
sebagaimana keharaman hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian
ini.30

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, sebagian shahabat melakukan perjalanan


bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian salah seorang dari mereka
tidur. Salah seorang dari mereka pergi ke tali orang yang tidur tersebut dan
mengambilnya, akibatnya orang yang tidur tersebut kaget. Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
Orang Muslim tidak boleh menakut-nakuti orang muslim lainnya.31
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam ditanya tentang ghibah. Beliau bersabda, Menggunjing (ghibah) ialah
engkau menyebutkan keburukan saudaramu. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
bertanya, Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan memang benar? Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika apa yang engkau katakan itu benar,
berarti engkau telah menggunjingnya. Jika apa yang engkau katakan tidak benar,
berarti engkau telah berdusta.32
Dalil-dalil di atas menegaskan bahwa orang muslim tidak boleh diganggu
dengan cara apa pun, baik perkataan atau perbuatan, tanpa alasan yang benar. Allh
29
Shahih. HR. Muslim (no. 91)
30
Shahih. HR. Bukhri (no. 1739) dari Ibnu Abbas
31
Shahih. HR. Abu Dwud (no. 5004)
32
Shahih. HR. Muslim (no. 2589)
Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, Dan orang-orang yang menyakiti orang-
orang Mukmin dan Mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. al-
Ahzb:5)
Allh Azza wa Jalla menjadikan kaum mukminin bersaudara agar saling
menyayangi dan mengasihi. Dari Numan bin Basyir Radhiyallahu anhu bahwa Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi, dan
simpati ibarat satu tubuh. Jika salah satu organ tubuhnya sakit, maka seluruh
oragan tubuh yang lain mengeluh sakit seperti demam dan tidak bisa tidur.33

F. Penutup
Demikian penjelasan hadits tentang persaudaraan sesama muslim. Menjaga
hati dan perasaan tidaklah mudah. Satu kali seorang muslim melukai hati saudaranya,
maka luka tersebut akan selalu berbekas. Satu kali seorang muslim dengki dengan
saudaranya, maka perasaan dengki tersebut akan terus subur hingga memtaikan hati.
Oleh karena itu, memperbanyak silaturrahmi, saling menghargai antara satu sama
lain sangat diperlukan dalam membina ukhuwah islamiyah. Wallahu alam..

33
Shahih. HR. Bukhri (no. 6011), Muslim (no. 2586), dan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Saad, Thabaqat al-Kubro, Tasyri Tsaqaafah al-Islamiyyah, 1358 H.

Ibnu Rajab al-Hanbali, Jmiul Ulm wal Hikam, Zam-zam.

Shahih Bukhori, 1986, alih bahasa Ahmad Thaha, Pustaka Panjimas.

Sunan at-Tirmidzi, 1992, Imam al-Hafizh Abi Isa Muhammad, Terjemahan, as-Syifa,

Semarang.

Sunan Ibnu Majah, 2000, Dar Ehia al-Thourath al-Arabi.

M. Nashiruddin al-Albani, 2005, Ringkasan Shahih Muslim, Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai