: :
.
.
)(
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: Kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling
menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang
ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh
menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada
disini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat
jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi
muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya. (HR. Muslim)
A. Maraji Hadits:
1. Shohih Muslim (no. 2564, dalam kitab: Berbuat baik, menyambung silaturrahmi
dan adab, bab: haramnya berlaku zhalim kepada sesama muslim, menghina dan
meremehkannya)
2. Musnad Imam Ahmad (no. 7402, dalam kitab: Sisa Musnad sahabat yang banyak
3. Sunan Ibnu Majah (no. 3933, dalam kitab: Fitnah bab: Haramnya darah dan
harta seorang mukmin dan no. 4213, dalam kitab: Zuhud bab: Melanggar hak
1
B. Sanad Hadits:
Jalur 1:
Abu Hurairah
w. 57 H
Jalur 2:
Abu Hurairah
w. 57 H
1. Dari Shohih Muslim dinyatakan bahawa hadits ini shohih menurut ijma ulama.
Pada awal tahun ke tujuh hijriah diumurnya yang ke 26, tekad Abu
Hurairah Radhiallahu anhu untuk hijrah dari negrinya menuju
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam telah bulat, dengan perbekalan yang
seadanya tak membuat Abu Hurairah Radhiallahu anhu mundur, bahkan
ia pernah bersyair saat tiba di Madinah,
Wahai malam yang panjang serta melelahkan, namun saat itulah aku
terselamatkan dari negeri kafir.
Dari mana engkau?, Abu Hurairah menjawab, Aku berasal dari Ad Daus,
Rasulullah mengatakan, Sungguh aku dulu tidak menyangka ada
kebaikan di Daus1.
1
HR. Ibnu Saad,dan Abi dawud At-Thayalisi
3. Kehidupan Awal Di Madinah
Abu Hurairah yang merupakan tamu baru di kota Madinah, juga
dikenal pada saat itu seorang sahabat yang sangat miskin, keputusan ia
berhijrah dari Yaman ke tanah Madinah membuatnya kehilangan harta
harta yang ia miliki di Yaman. Namun, kaum muslimin saat itu telah
menyediakan tempat untuk tamu Allah yang tidak mempunyai harta dan
keluarga. Mereka akan ditempatkan di masjid, seraya belajar Islam
kepada Rasulullah ShallahuAlaihi wa Sallam .
Ahlu suffah merupakan sebutan untuk mereka para penghuni masjid
Nabawi saat itu, dan sahabat Abu Hurairah merupakan orang yang paling
fakih di antara Ahlu Suffah yang lain, karena jarangnya ia absen dalam
mendengarkan Rasullah saat menyampaikan pelajaran.
2
HR. Bukhari
pergi memanggil ahli suffah sambil berkata dalam hatinya, kenapa tidak
saya dikasih minum dulu, jika telah datang ahlu suffah maka akan habis
susu itu, tapi biarlah kelaparanku ini tak menghalangi ku untuk taat kepada
Allah dan RasulNya.
Datanglah Ahlu Suffah dengan perasaan senang menyambut
panggilan, begitu mereka duduk, Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam memerintahkan Abu Hurairah untuk menuangkan kepada
setiap ahlu suffah susu tersebut sampai semua kenyang. Maka tak
tersisa lagi yang kelaparan pada saat itu kecuali Abu Hurairah dan
Rasulullah, kemudian Rasulullah senyum sambil melihat bejana susu lalu
melihat kepada Abu Hurairah yang kelaparan,
wahai Abu hurairah tinggal tersisa aku dan kamu,
Abu Hurairah menjawab, benar wahai Rasulullah,
Rasulullah berkata, minumlah
Abu Hurairah berkata, dan akupun langsung meminumnya, dan tidaklah
Rasulullah memerintahkanku untuk terus meminum susu tersebut sampai
aku tidak mendapatkan ruang kosong dalam lambungku, setelah aku
kenyang barulah Rasulullah meminum susunya3.
Subhanallah, terllihat sekali kelembutan, kebaikan, kepedulian
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya, dan
lihatlah ketaatan Abu Hurairah Radhiallahu Anhu akan perintah
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam.
3
HR. Muslim
Mereka juga berkata, kamipun begitu tidak ada yang mengeluarkan kami
dari rumah kecuali rasa lapar.
Akhirnya, kami mendatangi Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam mengadukan rasa lapar kami, lalu Rasulullah mengeluarkan
mangkuk yang berisi beberapa kurma, setiap satu orang yang datang di
berikan dua buah kurma.
Rasulullah mengatakan, makan dua buah kurma ini dan
perbanyaklah minum air, ini akan mencukupimu untuk hari ini.
Maka akupun memakan satu buah kurma dan sisanya aku simpan.
Rasulullah mengatakan, untuk apa kau simpan kurma mu? Bukankah kau
sangat lapar?, aku simpan ini untuk ibuku.
Lalu Rasulullah berkata, makanlah, nanti kuberikan tambahan untuk
ibumu4.
Ya Allah berikanlah hidayah kepada ibunda Abu Hurairah.
Maka setelah Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam mendoakan
ibuku, aku kembali kerumah ingin mendakwahinya lagi dan mengabarkan
bahwa ia telah di doakan Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam, namun
setibanya aku di rumah, pintu rumahku terbuka, aku medengar suara
4
Ibnu Saad, Thabaqat al-Kubro, Tasyri Tsaqaafah al-Islamiyyah, 1358 H, 4/328
329
gemercik air, lalu saat aku ingin masuk, terdengar suara ibuku berkata,
janganlah kau masuk.
Kemudian keluar ibuku yang telah memakai penutup kepala dan
tubuhnya seraya mengatakan,
Ya, ibuku mengucapkan kalimat syahadat, ibuku menjadi seorang
muslimah. Aku langsung lari kembali kepada Rasulullah seraya menangis
kegirangan layaknya aku menangis tadi karena kesedihan, aku kabarkan
kabar gembira ini kepada Rasulullah, lalu ia berdoa,
Ya Allah jadikanlah hambamu ini (Abu Hurairah) dan ibunya orang yang di
cintai oleh kaum mukminin, dan ia berdua juga cinta kepada kaum
mukminin5.
E. Pemahaman Hadits
6
Ibnu Saad, Thabaqat al-Kubro, Tasyri Tsaqaafah al-Islamiyyah, 1358 H, 4/253
b. Yang berusaha menghilangkan kenikmatan dari orang yang ia dengki tanpa
menginginkan nikmat itu berpindah kepadanya. Ini merupakan dengki paling
buruk dan paling jelek.
Ini adalah dengki yang tercela, dilarang dan merupakan dosa iblis yang
dengki kepada Nabi Adam Alaihissalam ketika melihat beliau mengungguli para
malaikat, karena Allh menciptakan beliau dengan tangan-Nya sendiri, menyuruh
para malaikat sujud kepada beliau, mengajarkan nama segala hal kepada beliau,
dan menempatkan beliau di dekat-Nya. Iblis tidak henti-hentinya berusaha
mengeluarkan Nabi Adam Alaihissallam dari surga hingga akhirnya beliau
dikeluarkan darinya.
Sifat dengki seperti inilah yang melekat pada orang-orang yahudi. Allh
Azza wa Jalla menjelaskan dalam banyak ayat al-Qurn tentang hal itu. Seperti
firman-Nya:
Artinya:
Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 109)
Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-
Awwm Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda :
Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan
benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman
hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika
kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara
kalian.7
2. Kelompok Kedua. Kelompok ini, jika dengki kepada orang lain, mereka tidak
menuruti perasaan dengkinya dan tidak berbuat zhalim kepada orang yang ia
dengki, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Mereka ini terbagi dalam dua
jenis :
a. Yang tidak kuasa memupus rasa dengki dari hatinya. Perasaan ini telah
menguasai dirinya. Orang yang seperti ini tidak berdosa.
b. Yang sengaja memunculkan kedengkian pada dirinya, mengulangi lagi. Ini
dilakukan berulang kali disertai harapan kenikmatan yang melekat pada orang
yang didengki sirna. Dengki seperti ini mirip dengan azam (tekad) untuk
melakukan kemaksiatan. Dengki seperti ini kecil kemungkinan terhindar dari
perbuatan zhalim terhadap yang ia dengki, kendati hanya dengan perkataan.
Dengan prilakunya yang zhalim ia berhak mendapatkan dosa.
3. Kelompok Ketiga. Kelompok ini, jika dengki, ia tidak mengharapkan nikmat
orang yang ada pada orang yang didengki itu hilang, namun ia berusaha
mendapatkan kenikmatan yang sama dan ingin seperti dia. Jika kenikmatan yang
dikejarnya adalah kenikmatan dunia, maka itu tidak ada nilai kebaikannya, seperti
perkataan orang-orang yang mabuk dunia, Mudah-mudahan kita mempunyai
harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun (al-
Qashash/28:79). Jika nikmat yang dikejar itu nikmat akhirat, maka itu baik. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang: Orang yang diberi al-Qurn
oleh Allh kemudian ia melaksanakannya di pertengahan malam dan
pertengahan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allh kemudian ia
menginfakkannya di pertengahan malam dan pertengahan siang.8
7
Hasan. HR. at-Tirmidzi (no. 2510 ), Ahmad (I/165, 167), dan lainnya.
8
Shahih. HR. Bukhri (no. 5025, 7529), Muslim (no. 815), dan lainnya dari Shahabat Ibnu Umar
Radhiyallahuanhuma
4. Kelompok Keempat. Kelompok ini, jika mendapati sifat dengki pada dirinya, ia
berusaha memusnahkannya, berbuat baik kepada yang didengki, mendoakannya
dan menceritakan kelebihan-kelebihan orang yang didengki. Dia tidak hanya
berusaha menghilangkan rasa dengki pada dirinya namun dia juga berusaha
menggantikannya dengan rasa senang melihat saudaranya lebih baik lagi. Ini
termasuk derajat iman tertinggi. Orang yang seperti ini adalah mukmin sejati yang
mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.9
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh dengki. Karena ia adalah sifat
tercela, sifat orang-orang Yahudi dan dapat merusak amal. Allh Subhanahu wa
Taala melarang manusia mengharapkan segala kelebihan dan keutamaan yang
Allh berikan kepada orang lain. Allh Subhanahu wa Taala berfirman:
Artinya:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (QS. An-Nisa: 32)
Dampak buruk dari sikap hasad yakni orang yang hasad akan terjerumus ke
dalam beberapa bahaya, diantaranya:
1. Dengan hasad berarti dia membenci apa yang telah Allh Azza wa Jalla
tetapkan. Karena, benci kepada nikmat yang Allh berikan kepada orang lain
berarti benci terhadap ketentuan Allh Subhanahu wa Taala .
2. Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikannya sebagaimana api
menghabiskan kayu bakar.
3. Hati orang yang hasad akan selalu merasa sedih dan susah. Setiap kali melihat
nikmat Allh Azza wa Jalla atas orang yang ia dengki, ia akan berduka dan
susah dan begitu seterusnya.
9
Ibnu Rajab al-Hanbali, Jmiul Ulm wal Hikam, Zam-zam, (II/260-263)
4. Hasad berarti menyerupai orang Yahudi. Padalah Raslullh Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, Barangsiapa menyerupai suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka.10
5. Bagaimanapun kuatnya hasad, itu tidak akan menghilangkan nikmat Allh
Azza wa Jalla dari orang lain.
6. Hasad dapat menghilangkan kesempurnaan iman, berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam:
Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi
saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya.11
7. Hasad dapat melalaikan seseorang dari memohon nikmat kepada Allh
Subhanahu wa Taala.
8. Hasad dapat menyebabkan dirinya meremehkan nikmat Allh Subhanahu wa
Taala yang ada pada dirinya.
9. Hasad, akhlak tercela, karena ia selalu memantau nikmat Allh pada orang
lain dan berusaha menghalanginya dari manusia.
10. Jika orang yang hasad (dengki) sampai bertindak zhalim kepada yang
didengki, maka yang didengki itu akan mengambil kebaikan-kebaikannya
pada hari kiamat.
Kesimpulannya bahwa hasad merupakan akhlak tercela, tetapi sangat
disayangkan sifat ini masih banyak ditemui di kalangan tengah masyarakat.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Najasy ditafsirkan oleh
banyak Ulama dengan najasy dalam jual beli. Yaitu menaikkan harga suatu barang
yang dilakukan oleh orang yang tidak berminat membelinya untuk kepentingan
penjual supaya untungnya lebih besar atau untuk merugikan pembeli. Termasuk
praktek najasy yaitu memuji barang dagangan seorang penjual supaya laku atau
menawarnya dengan harga yang tinggi padahal dia tidak berminat. Apa yang
dilakukannya hanya untuk mengecoh pembeli sehingga tidak merasa kemahalan
kalau jadi beli. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwasa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam melarang najasy.12
10
Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (V/50, 92), dan Abu Dawud (no. 4031), dari Shahabat Ibnu
Umar Radhiyallahu anhuma. Lihat Shahh al-Jmiish Shaghr (no. 6149) dan Jilbbul Mar-atil
Muslimah (hlm. 203-204)
11
Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhri (no. 13) Muslim (no. 45), Nas-i (VIII/115), at-Tirmidzi (no.
2515), Drimi (II/307), Ibnu Mjah (no. 66), dan Ahmad (III/176, 206, 251, 272, 278, 279), dari Anas
Radhiyallahu anhu
12
Shahih. HR. Bukhri (no. 2142, 6963), Muslim (no. 1516), dan lainnya
Ibnu Abi Aufa rahimahullah mengatakan, Njisy (pelaku najasy) adalah pemakan
harta riba dan pengkhianat.13
Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan, Para Ulama sepakat bahwa pelaku
najasy telah bermaksiat kepada Allh Azza wa Jalla jika ia tahu najasy itu
terlarangan.14
Lalu bagaimana dengan keabsahan jual-beli tersebut? Ada Ulama yang
berpendapat, jika pelaku najasy adalah penjualnya atau orang yang disuruh penjual
untuk melakukan najasy, maka jual-beli itu tidak sah. Sebagian besar fuqaha
berpendapat bahwa jual-beli najasy sah secara mutlak. Ini pendapat Abu Hanfah,
Imam Mlik, dan merupakan salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Hanya saja,
Imam Mlik dan Imam Ahmad menegaskan bahwa pembeli mempunyai khiyr (hak
pilih antara melanjutkan jual-beli atau membatalkannya) jika ia tidak mengetahui
kondisi yang sebenarnya dan ditipu dengan penipuan di luar batas kewajaran.
Kata Najasy dalam hadits diatas bisa juga ditafsirkan dengan penafsiran yang
lebih umum. Yaitu semua muamalah yang mengandung unsur penipuan atau makar.
Dalam al-Qurn, Allh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa sifat orang-orang kafir
dan munafik ialah membuat makar terhadap para nabi dan pengikut mereka.
Sungguh indah apa yang dikatakan Abu Al-Athiyah,
Dunia tidak lain adalah agama dan agama tidak lain adalah akhlak mulia
sesungguhnya makar dan penipuan itu di neraka karena keduanya sifat orang-orang
munafik.
13
Shahih. HR. Bukhri (no. 2675)
14
At-Tamhd (XII/290)
15
Shahih. HR. Bukhri (no. 3030), Muslim (no. 1739), dan lainnya dari Shahabat Jabir Radhiyallahu
anhu. Dan diriwayatkan juga oleh beberapa shahabat lainnya. Lihat, Jmiul Ulm wal Hikam (II/263-
265)
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian
saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan
maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.16
Adapun benci karena Allh Subhanahu wa Taala, maka itu termasuk bagian
terkuat dari keimanan dan tidak termasuk benci yang dilarang. Jika seseorang
melihat keburukan pada saudaranya kemudian ia membenci saudaranya karena
keburukan tersebut, maka ia mendapat pahala, kendati saudaranya mengajukan
alasan yang bisa diterima. Seperti perkataan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu,
Dahulu kami mengenali kalian karena Raslullh Shallallahu alaihi wa
sallam berada di tengah kita-kita, wahyu turun, dan Allh menjelaskan kepada
kita tentang perihal kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Raslullh Shallallahu
alaihi wa sallam telah wafat dan wahyu terputus. Ketahuilah, kita mengenali
kalian sesuai dengan pengetahuan kita tentang kalian. Ketahuilah,
16
Shahih. HR. Muslim (no. 54), Abu Dwud (no. 5193), at-Tirmidzi (no. 2688), dan lainnya dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu
17
Shahih. HR. Ahmad (VI/444-445), Abu Dwud (no. 4919), Ibnu Hibbn (no. 1982-al-Mawrid), dan
at-Tirmidzi (no. 2509), beliau berkata, Hadits ini hasan shahih
barangsiapa di antara kalian memperlihatkan kebaikan, maka kita
menduganya baik dan mencintainya karenanya. Dan barangsiapa
memperlihatkan keburukan, kami menduganya buruk dengannya dan
membencinya karenanya, sementara rahasia kalian ada di antara kalian
sendiri dan Rabb Azza wa Jalla.18
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam .
Abu Ubaid berkata, Tadbur (saling membelakangi) ialah saling memutus
hubungan dan saling mendiamkan.
Dari Abu Ayyb al-Anshri Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari;
keduanya bertemu, namun yang ini berpaling dari satunya dan yang satunya juga
berpaling darinya. Orang yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai
mengucapkan salam.19
Jika pada hari ketiga mereka bertemu, lalu salah seorang mengucapkan salam
dan yang lain menjawab, maka kedua berhak mendapatkan pahala. Namun jika tidak
dijawab salamnya, maka yang tidak menjawab ini menanggung dosanya.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Seseorang tidak boleh menjual diatas penjualan saudaranya dan tidak boleh
melamar lamaran saudaranya kecuali jika ia mengizinkannya.21
18
Diringkas dari Jmiul Ulm wal Hikam (II/265-267)
19
Shahih. HR. Bukhri (no. 6077, 6237), Muslim (no. 2560), dan lainnya
20
Shahih. HR. Abu Dwud (no. 4914) dan Ahmad (II/392)
21
Shahih. HR. Muslim (no. 1412 (50))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Seorang Muslim tidak boleh menawar barang yang sedang dalam penawaran
saudaranya.22
22
Shahih. HR. Muslim (no. 1515 (9))
23
Ibnu Rajab al-Hanbali, Jmiul Ulm wal Hikam, Zam-zam, (II/271)
saudara adalah tindak kezhaliman. Kezhaliman tidak saja haram dilakukan terhadap
orang muslim, namun juga haram dilakukan terhadap siapa pun.
Di antara hal yang dilarang ialah menelantarkan orang muslim lainnya.
Seorang muslim diperintahkan menolong saudaranya yang muslim. Raslullh
bersabda Shallallahu alaihi wa sallam:
Tolonglah saudaramu yang zhalim atau dizhalimi. Kami bertanya, Wahai
Raslullh, aku menolongnya jika ia dizhalimi. Bagaimana aku menolongnya jika ia
menzhalimi? Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Engkau cegah dia dari
berbuat zhalim, itulah pertolonganmu terhadapnya.24
Di antara hal lain yang dilarang ialah berdusta kepada muslim lainnya. Seorang
muslim tidak boleh berbicara dusta kepada saudaranya. Dia harus berbicara dengan
jujur. Di antara hal lain yang dilarang ialah menghina orang Muslim. Karena perilaku
buruk ini bersumber dari kesombongan. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Kesombongan ialah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.25
Allh Azza wa Jalla berfirman,
.......
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik ...... (QS al-Hujurat:11)
Jadi, orang sombong itu melihat dirinya sebagai figur sempurna dan melihat
orang lain selalu kurang, karenanya ia menghina dan meremehkan mereka.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
, Takwa itu disini beliau sambil memberi isyarat ke dadanya tiga kali-.
Di dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ini terdapat isyarat bahwa
kemuliaan seseorang di sisi Allh Azza wa Jalla itu ditentukan dengan
ketakwaannya. Orang yang dipandang hina oleh masyarakat karena lemah dan
miskin, bisa jadi lebih mulia di sisi Allh Azza wa Jalla daripada orang yang
24
Shahih. HR. Bukhari (no. 6952), at-Tirmidzi (no. 2255), Ahmad (III/99, 201), dan lainnya dari
Shahabat Anas radhiyallaahu anhu
25
Shahih. HR. Muslim (no. 91) dan lainnya dari Shahabat Ibnu Masud radhiyallaahu anhu
terhormat di dunia. Allh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, Sungguh, orang
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allh ialah orang yang paling bertakwa
(QS. al-Hujurt:13)
Ketakwaan seseorang itu letaknya di hati, tidak ada yang dapat melihat
hakikatnya kecuali Allh Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Sesungguhnya Allh tidak melihat wajah dan harta kalian, namun Allh melihat
hati dan amal perbuatan kalian.26
Bisa jadi orang yang mempunyai wajah tampan (cantik), kekayaan melimpah,
terpandang di dunia, namun hatinya hampa dari takwa. Juga bisa jadi orang yang
tidak mempunyai apa-apa, namun hatinya penuh dengan takwa sehingga ia menjadi
yang termulia di sisi Allh Azza wa Jalla. Kondisi inilah yang sering terjadi.
Disebutkan dalam hadits, dari Hritsah bin Wahb bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
Maukah kalian aku tunjukkan penghuni surga; yaitu setiap orang lemah yang
dianggap lemah. Seandainya ia bersumpah atas nama Allh, pasti dikabulkan.
Maukah kalian aku jelaskan penghuni neraka yaitu setiap orang yang congkak,
angkuh dan sombong.27
Thabaqat Ibnu Saad, 4/253 Dari Sahl bin Saad Radhiyallahu anhu, Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seseorang berjalan melewati Raslullh
Shallallahu alaihi wa sallam kemudian beliau bertanya kepada orang yang duduk
di samping beliau, Bagaimana pendapatmu tentang orang ini? Orang itu
menjawab, Ia termasuk orang-orang yang terhormat. Ia layak dinikahkan jika
melamar, layak dibela jika ia minta pembelaan, dan ucapannya layak didengar.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diam. Setelah itu, ada orang lain lagi lewat.
Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada orang yang duduk di
samping beliau, Bagaimana pendapatmu tentang orang tersebut? Orang tersebut
berkata, Wahai Raslullh, ia seorang Muslim yang fakir. Ia pantas ditolak jika
melamar, tidak dibela jika minta pembelaan dan perkataannya tidak layak
diperhatikan. Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Orang ini (orang
kedua) lebih baik daripada isi bumi dan semisalnya.28
26
Shahih. HR. Muslim (no. 2564 (33)), Ahmad (II/539), dan lainnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu
27
Shahih. HR. Bukhri (no. 4918, 6071), Muslim (no. 2853)
28
Shahih. HR. Bukhri (no. 5091, 6447).
Maksudnya, cukuplah menjadi sebuah keburukan jika orang Muslim menghina
saudaranya yang muslim. Sebab perilaku buruknya ini hanya terdorong
kesombongannya, padahal sombong termasuk perangai yang paling buruk. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak akan masuk surga orang yang di
hatinya masih ada kesombongan, kendati hanya sebiji sawi.29
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
, Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darah, harta dan
kehormatannya.
Sabda ini termasuk yang sering disebutkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam
khutbah-khutbah beliau. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikannya saat
haji Wada, hari Qurban, hari Arafah dan hari kedua dari hari-hari Tasyriq. Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram atas kalian
sebagaimana keharaman hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian
ini.30
F. Penutup
Demikian penjelasan hadits tentang persaudaraan sesama muslim. Menjaga
hati dan perasaan tidaklah mudah. Satu kali seorang muslim melukai hati saudaranya,
maka luka tersebut akan selalu berbekas. Satu kali seorang muslim dengki dengan
saudaranya, maka perasaan dengki tersebut akan terus subur hingga memtaikan hati.
Oleh karena itu, memperbanyak silaturrahmi, saling menghargai antara satu sama
lain sangat diperlukan dalam membina ukhuwah islamiyah. Wallahu alam..
33
Shahih. HR. Bukhri (no. 6011), Muslim (no. 2586), dan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Sunan at-Tirmidzi, 1992, Imam al-Hafizh Abi Isa Muhammad, Terjemahan, as-Syifa,
Semarang.