Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irsan Irwansyah

NIM : G34150028
Tugas Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Fertilisasi dan Embriogenesis pada Gymnospermae (Pinus)


Ovulum pada pinus tidak dilindungi oleh karpel atau disebut biji telanjang sehingga
proses polinasi dibantu dengan adanya bantuan angin. Oleh adanya angin, serbuk sari dibawa
ke ujung mikropil pada megasporangium. Pada kebanyakan Gymnospermae, pada dinding
mikrospora melekat tetes polinasi yang bersifat sebagai perekat yang keluar dari mikropil.
Setelah cairan itu mengering dan gametofit jantan masuk ke dalam ovulum, mikropil akan
segera menutup. Tetes polinasi ini juga berperan sebagai pembawa sperma dan membawa
gamet jantan langsung ke sel telur.
Setelah fertilisasi, zigot segera berkecambah untuk melakukan pembelahan membentuk
pro embrio. Sebelum mulai pembelahan, inti zigot yang berada di tengah akan membelah dua
kali membentuk empat inti (Gambar 1.A). Keempat inti ini bermigrasi ke ujung kalaza dari
arkegonium (Gambar 1.B), kemudian membelah 1 kali membentuk 8 inti. Kedelapan inti ini
membentuk dinding sehingga terbentuk 8 sel tersusun dalam 2 deret, masing-masing 4 sel
(Gambar 1.C). Sel pada deret yang paling bawah membelah lagi membentuk 3 deret yang
masing-masing 4 sel. Deret sel ke-4 paling atas dibentuk dengan 4 inti bebas yang terpisah
dengan dinding tidak sempurna. Enam belas (16) sel yang simetris disebut proembrio. Sel
yang paling bawah dan terjauh dari ujung mikropil disebut deret embrio. Masing-masing sel
akan berkembang menjadi satu embrio. Se-sel diatas sel embrional disebut deret suspensor.
Deret ketiga dari bawah disebut deret rosset.

Gambar 1 Proembrio dan embriogenesis pada pinus


Sel suspensor memanjang dan mendorong sel embrional keluar dari arkegonium dan
masuk ke dalam jaringan pada prothallus betina untuk selanjutnya melakukan pertumbuhan.
Keempat sel suspensor membelah memanjang sehingga terpisah satu dengan lainnya.
Masing-masing sel suspensor memiliki satu sel embrional pada ujungnya dan membelah
cepat (Gambar 2.B). Pemanjangan suspensor akhirnya akan menjadi berkelok-kelok seperti
sinusoide. Suspensor akan mendorong embrio yang belum matang menuju terbentuk akibat
adanya kerja dari enzim-enzim. Sel-sel ujung proembrio akan membelah diri dan masing-
masing sel akan berkembang menjadi embrio. Embrio Pinus antara lain pucuk lembaga
(plumula), kotiledon, hipokotil, dan akar lembaga (radikula).

Gambar 2 Perkembangan lanjut

Ujung embrio mengarah ke dalam menjauhi kutup mikropil dari gametofit. Karena itu
perkembangan embrio pada Gymnospermae adalah secara endoskopik dengan suspensor. Sel
embrional membelah membentuk kuadran dan oktan. Masing-masing oktan akan menjadi
embrio potensial yang berasal dari satu sel embrional saja. Keempat embrio potensial
dibentuk dari satu sel telur yang difertilisasi. Embriogeni seperti ini disebut poliembrioni.
Pada perkembangan selanjutnya, salah satu embrio potensial inti akan tumbuh lebih cepat
dari yang lainnya. Satu embrio potensial melalui pembelahan, pembesaran dan differensiasi
akan berkembang menjadi biji, sedangkan yang lainnya akan mati. Prothallus tumbuh dan
membesar. Sel-sel ini menjadi terisi makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan
embrio tersebut. Selama perkembangan embrio, peristiwa poliembrioni bisa saja terjadi
karena di dalam bakal buah terdapat lebih dari satu arkegonium. Hanya ada sebuah embrio
yang tumbuh sempurna karena sisanya tersisihkan dan lenyap akibat persaingan yang terjadi
di dalam gametofit betina. Tipe poliembrio yang terjadi pada pinus adalah poliembrioni
belahan. Hal ini dikarenakan ada satu zigot yang membentuk empat embrio namun nantinya
hanya ada satu embrio yang mampu bertahan. Antar enbrio ini ada suatu persaingan agar
mampu bertahan dan dapat mencapai gametofit betina.

Rujukan gambar:

Gambar 3 Fertilisasi pinus


Gambar 4 Strobilus pinus

Gambar 5 Siklus reproduksi pinus

Anda mungkin juga menyukai