Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU BEDAH KHUSUS

LUXATIO PATELLA

Disusun oleh:

Amalia Maulida Rara (145130100111015)

Andy Rizki Januar (145130101111036)

Ahmad Nurhuda (145130101111040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Patela adalah tulang yang berada di daerah lutut sehingga disebut tulang lutut
yang menyebabkan adanya gerakan extensor dan flexor pada ekstremitas bawah
bagian kaki belakang pada hewan. Selain itu muskulus bisep femoris, berada
menutupi tulang patella yang sesuai di sisi bagian dalam. Dislokasi tulang ini pada
kuda, seperti pada manusia, relative umum dan paling sering terlihat pada anak kuda
yang berusia dari beberapa minggu hingga berusia dua tahun, meskipun kuda dewasa
dapat mengalaminya (Lacroix, 2005).
Luxatio patela adalah salah satu anomali kongenital yang paling umum terjadi
dimana mempengaruhi kedua lutut 50% dari semua kasus yang mengakibatkan
ketidak nyamanan dan hilangnya fungsi extensor dan fleksor (Johnson, 2005).
Biasanya kasus luxatio patella ini sering ditemukan pada anjing dan kuda jarang
di temukan pada kucing. Pada anjing ditemukan biasanya pada ras kecil dan sedang
seperti; Cihuahua, Pomeranian, Poodle, dan Yorkshire Terrier. Terkadang juga di
temukan pada anjing ras besar seperti German Shepherd (Johnson, 2005).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Luxatio Patella adalah sebagai berikut :
1.2.1. Apakah definisi dari Luxatio Patella dan penyebabnya?
1.2.2. Bagaimana manajemen pre operasi Luxatio Patella?
1.2.3. Bagaimana manajemen operasi Luxatio Patella?
1.2.4. Bagiamana manajemen post operasi Luxatio Patella?
1.2.5. Bagaimana komplikasi dan prognosis Luxatio Patella?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari Luxatio Patella dan penyebabnya.
1.3.2. Untuk mengetahui manajemen pre operasi Luxatio Patella.
1.3.3. Untuk mengetahui manajemen operasi Luxatio Patella.
1.3.4. Untuk mengetahui manajemen post operasi Luxatio Patella.
1.3.5. Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis Luxatio Patella.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan Penyebab Luxatio Patella


Luxatio patella adalah suatu keadaan dimana patella (tempurung lutut)
bergeser dari tempatnya (lekukan trochlea dari tulang paha/femur). Penyebabnya bisa
karena Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya kasus luxatio
patella, faktor lainnya ialah bisa coxo-femoral displasia, cacat kongenital (lengkungan
tulang femur bagian bawah, displasia tuberositas tulang tibia di bagian medial,
kelainan bentuk trochlea yang datar/cembung), dan trauma (price and wilson, 2006).
Terdapat dua jenis luxatio patella, yaitu luxatio patella lateral, di mana tutup
lutut terlepas dari alur menuju bagian luar kaki, dan luxatio patella medial, di mana
tutup lutut terlepas dari alur menuju di dalam kaki. Sejauh ini kasus yang sering
terjadi adalah luxatio patella medial, menghasilkan total kasus sekitar 90%
(Zanders,2014).
Gambaran Patella normal dan Luxatio Patella pada anjing

A B
Keterangan : A. Gambaran skematis patella normal pada sebelah (kiri)
dan luxatio patella sebelah (kanan).
B. Gambaran radiologi patela normal (patela sebelah kiri)
dan medial luxatio patella (patella sebelah kanan).

2.2 Manajemen Pre-operasi Luxatio Patella


Sebelum dilakukan operasi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan klinis dan
ortopedi serta diamati stabilitas patella. Dilakukan x-ray untuk meneguhkan diagnosa.
Pasien diposisikan dorsal recumbency dan area operasi dikondisikan aseptis. Sebelum
memulai operasi diperiksa posisi patella, ligamentum patella, dan tuberositas tibialis
(Henry Schein Company,2016)

a b c

Gambar : a) dilakukan x-ray untuk peneguhan diagnosa, b) Pasien diposisikan dorsal


recumbency, dan area pembedahan dikondisikan aseptis, c) operasi diperiksa posisi
patella, ligamentum patella, dan tuberositas tibialis

2.3 Manajemen Operasi Luxatio Patella

Dibuat insisi pada kulit sekitar 1 cm lateral patella, membentang dari proksimal
patella ke tuberositas tibialis. Membedah fasia subcutan sampai ligamentum patella
dan tuberositas tibialis terlihat jelas. Menganalisa posisi patella terhadap m.ekanisme
quadricep. Insisi lateral retinaculum kira-kira 1 cm lateral patella. Kapsul sendi
disayat meluas sampai proximal patella. Tampon disiapkan untuk menyerap cairan
synovial. Diperiksa ligamentum cranial dalam kondisi normal. Diamati keadaan
sulcus trochlear dan erosi dari cartilago articular dari femoral trochlear sulcus.
Dengan gergaji X-ACTO dibuat irisan osteochondral dari sulcus trochlear. Potongan
lateral dan medial harus bertemu pada cranial intercondylar dari femur. Potongan
dikeluarkan dari trocheal femur secara hati-hati. Potongan yang didapat dikurangi
ukurannya sehingga lebih kecil dari sebelumnya. Potongan osteochandral di sulcus
femoral dan diposisikan hingga pas. Patella diletakkan kembali pada sulcus trochlear.
Diperiksa kestabilan patella melalui pergerakan tibia sesuai dengan fisiologis normal.
Kemudian area bedah diflushing kemudian dijahit. Bagian yang dijahit meliputi irisan
pada kapsul sendi, irisan pada reticular, subkutan, dan kulit (Henry Schein
Company,2016).

Gambar : d) dilakukan insisi pada kulit, subcutan sampai reticular, dan kapsul sendi

e f
g

Gambar : e) dilakukan pemotongan osteochondral, f) dikurangi ukuran dari potongan


osteochaondral, g) potongan osteochonral dikembalikan pada posisi semula
2.4 Manajemen Post Opeasi Luxatio Patella

Kebersihan luka pasca operasi tetap dijaga serta pemberian anti biotik untuk
mencegah terjadinya infeksi. Radiografi pasca operasi perlu dilakukan untuk
menganalisa patella sudah pada posisi yang benar (sulcus trochlear), posisi
sulcoplasty dan tuberositas trochlear berada pada posisi yang benar. Untuk
menganalisa potensi terjadinya masalah pada proses operasi maka radiografi perlu
dilakukan sebelum pasien tersadar dari anastesi (Henry Schein Company,2016).

2.5 Komplikasi Luxatio Patella

a. Lameness
Tingkat kepincangan dalam luxatio patella bervariasi antara individu dan
mungkin intermiten atau kontinyu. Dalam beberapa kasus, tidak ada kepincangan
yang bisa dideteksi. Dalam penelitian yang terdiri dari 432 anjing, 61,6% pada positif
luxatio patella namun hanya 19% yang menunjukkan tanda-tanda ketimpangan. Saat
menunjukkan tanda-tanda kelainan, anak anjing dan anjing dewasa muda sering
terlihat dengan gaya berjalan "melompat" sebentar-sebentar, di mana satu kaki
dibawa beberapa langkah sebelum kembali normal. Tanda-tanda kepincangan bisa
memburuk jika anjing bertambah gemuk, osteoartritis terjadi, kematangan patella
menjadi permanen atau jika ligamentum cruciatum pecah (Camber,2017).

b. Osteoarthritis
Osteoarthritis sekunder (OA) dapat terlihat pada luxatio patella dan
merupakan hasil dari peradangan kelas rendah yang terkena dampaknya. Saat luxaio
patella terjadi, ia menyulitkan anjing-anjing untuk menekuk lututnya dengan benar,
yang bisa menyebabkan gesekan pada permukaan sendi (Camber,2017).
c. Canial Cruciate Ligament
Luxatio patella medial telah dilaporkan dapat meningkatkan risiko degenerasi
dan pecahnya ligamentum cruciatum kranial (CrCL) dan tampaknya terjadi pada usia
mengah sampai anjing yang lebih tua. Kejadian pecahnya ligament ini adalah hasil
dari degenerasi jangka panjang dari matriks sel ekstra seluler (ECM) ligamen. Setelah
pecah, CrCL kehilangan fungsi normal dan akan mencegah tibia bergerak secara
cranial (Camber,2017)

2.6 Prognosa
Bedah memiliki sekitar tingkat keberhasilan 90%. Sukses didefinisikan sebagai
kembalinya fungsi yang baik dari anggota badan. Operasi tidak akan menghilangkan
arthritis yang mungkin sudah hadir di lutut. Akibatnya, hewan peliharaan mungkin
memiliki beberapa kekakuan anggota tubuh di pagi hari atau setelah rebahan untuk
tidur siang. Selain itu, hewan peliharaan mungkin memiliki beberapa ketimpangan
setelah exercise (Camber,2017).
Prognosis pada anjing (Camber,2017):
a. Prognosis untuk LP Kelas I
Sangat baik. Anjing mungkin tidak perlu operasi. Namun pengamatan dekat
untuk tanda-tanda yang memburuk sangat penting. Jika operasi diindikasikan
dan dilakukan sejak dini, kebanyakan hewan kembali normal.
b. Prognosis untuk Kelas II dan III
tergantung pada seberapa banyak arthritis dan kelainan yang telah terjadi.
Jika diketahui dan diobati dini. Jika ada kelainan tulang yang signifikan atau
arthritis, prognosis dijaga agar tetap seimbang.
c. Prognosis untuk luxation kelas IV
Sebagian besar hewan memiliki moderat untuk malformasi tulang yang parah
dan arthritis yang signifikan. Penting untuk memulai terapi fisik awal untuk
membantu memulihkan fungsi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luxatio patella adalah suatu keadaan dimana patella (tempurung lutut)
bergeser dari tempatnya (lekukan trochlea dari tulang paha/femur). Terdapat dua jenis
luxatio patella yaitu, luxatio patella lateral, dan luxatio patella medial. Jenis terapi
yang diberikan adalah operasi, dimana salah satu tekniknya adalah mengubah
permukaan osteochondral. Komplikasi dari kejadian Luxatio Patella adalah lameness,
osteoarthritis, dan pecahnya ligamentum cruciate cranial. Prognosa dari kasus ini
adalah tindakan operasi dapat mengembalikan 90% keadaan normal hewan tanpa
sebelumnya ada kejadian arthritis.

3.2 Saran
Untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis mencantumkan
lebih banyak sumber lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Camber, Ana-Marija.2017. Etiology of Patellar Luxation in Small Breed Dogs.


UPPSALA. Swedish University of Agricultural Sciences.
Henry Schein Company. 2016. Patellar Luxaion- A Step by Step Guide. Veterinary
Instumentation. Sheffild UK. www.vetinst.com diakses pada 8 desember 2017
pukul 18.07 wib.
Johnson, Ann L. and Dianne Dunning. 2005. Atlas of orthopedic surgical procedures
of the dog and cat. Elsevier Inc, USA.
Lacroix, J.V. 2005. Lemenes of the horse. American journal of veterinary medicine :
Chicago
Price and Wilson, 2006. Patofisiologi : Konsep klinis dan penyakit edisi 6 volume 2.
Jakarta : EGC
Zanders, Sofie. 2014. Patellar Luxation- A Genetic Study. UPPSALA. Swedish
University of Agricultural Sciences.

Anda mungkin juga menyukai