Anda di halaman 1dari 9

MEKANISME TERJADINYA NYERI KEPALA PRIMER

Jimmy Hadi Widjaja


Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK

Yang disebut sebagai nyeri kepala primer adalah suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab
struktural organik. Berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari IHS (International
Headache Society) yang terbaru tahun 2004, Nyeri Kepala Primer terdiri atas Migraine, Tension type
Headache, Cluster Headache and other trigeminal-autonomic cephalalgias dari Other Primary Headaches
(IHS, 2004). Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme patofisiologi nyeri kepala primer ini, akan
tetapi pada dasarnya secara umum patofisiologinya hampir mirip satu sama lainnya dengan disertai adanya
sedikit perbedaan spesifik yang masing-masing belum diketahui selengkapnya dengan benar.

Kata kunci : patofisiologi Nyeri Kepala Primer, Migraine, Tension type Headache

PRIMARY MECHANISMS OF HEAD PAIN


Jimmy Hadi Widjaja
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRACT

The so-called primary headache is a headache without any organic cause of structural. Based on the
classification of the International Headache second edition of the IHS (International Headache Society) the
most recent in 2004. Primary Head Pain consists of Migraine, Tension-type Headache, Cluster Headache and
other trigeminal-autonomic cephalalgias from Other Primary Headaches (IHS, 2004). Many factors play a
role in the pathophysiological mechanisms of primary headache is but basically the general pathophysiology
is almost similar to each other with slight differences with the specific individual is not known more
correctly

Keywords : pathophysiology of Primary Head Pain, Migraine, Tension-type Headache

PENDAHULUAN pula kita mengenai prospek pengobatannya


untuk masa mendatang.
Sebagian besar orang pernah
mengalami nyeri kepala (sefalgi) pada Patofisiologi Nyeri kepala.
sepanjang hidupnya, terbukti dari hasil
penelitian population base di Singapore (Ho, Pada nyeri kepala, sensitisasi
2002) didapati prevalensi life time nyeri terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron
kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, trigeminal sentral. Fenomena pengurangan
wanita 85% (p= 0.0002). Angka tersebut nilai ambang dari kulit dan kutaneus
hampir mirip dengan hasil penelitian allodynia didapat pada penderita yang
pendahuluan di Medan terhadap mahasiswa mendapat serangan migren dan nyeri kepala
Fakultas Kedokteran USU mendapati hasil kronik lain yang disangkakan sebagai
pria 78% sedangkan wanitanya 88% (Sjahrir, refleksi pemberatan respons dari neuron
1978). trigeminalsentral (Milanov, 2003).

Dalam tulisan ini di jelaskan lnervasi sensoris pembuluh darah


mekanisme perkembangan terkini mengenai intrakranial sebagian besar berasal dari
neuropatofisiologi nyeri kepala primer ganglion trigeminal dari didalam serabut
berdasarkan bukti-bukti penelitian yang sensoris tersebut mengandung neuropeptid
teruji. Lebih tahu mengenai hal mekanisme dimana jumlah dan peranannya adalah yang
terjadinya suatu penyakit, maka lebih tahu paling besar adalah CGRP (Calcitonin Gene
Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP
(substance P), NKA (Neurokinin A), Patofisiologi CDH belumlah
pituitary adenylate cyclase activating peptide diketahui dengan jelas .Pada CDH justru
(PACAP) nitricoxide (NO), molekul yang paling berperan adalah proses
prostaglandin E2 (PGEJ2), bradikinin, sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi
serotonin (5-HT) dan adenosin triphosphat reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat),
(ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi produksi NO dan supersensitivitas akan
nosiseptor-nosiseptor. Khusus untuk nyeri menaikkan produksi neuropeptide sensoris
kepala klaster clan chronic parox-ysmal yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor
headache ada lagi pelepasan VIP (vasoactive serebrospinal ternyata bersamaan dengan
intestine peptide) yang berperan dalam kenaikan kadar cGMP (cytoplasmic
timbulnya gejala nasal congestion dan Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar
rhinorrhea (Bolay, 2002). CGRP, SP maupun NKA juga tampak
meninggi pada likuor pasien CDH (Gallai,
Marker pain sensing nerves lain yang 2003).
berperan dalam proses nyeri adalah opioid
dynorphin, sensory neuron-specific sodium Reseptor opioid di downregulated
channel (Nav 1.8), purinergic reseptors oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik
yang cenderung menaik setiap harinya. Pada
(P2X3), isolectin B4 (IB4), neuropeptide Y,
saat serangan akut migren, terjadi disregulasi
galanin dan artemin reseptor( GFR-3 = dari sistem opoid endogen, akan tetapi
GDNF Glial Cell Derived Neourotrophic dengan adanya analgesic overusedmaka
Factor family receptor-3) (Machelska, terjadi desensitisasi yang berperan dalam
2003). Sistem ascending dan descending pain perubahan dari migren menjadi CDH (Lake,
pathway yang berperan dalam transmisi dan 2002).
modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang
otak memainkan peranan yang paling penting Adanya inflamasi steril pada nyeri
sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif kepala ditandai dengan pelepasan kaskade
dan juga sebagai modulator impuls tersebut. zat substansi dari perbagai sel. Makrofag
Modulasi transmisi sensoris sebahagian besar melepaskan sitokin lL1 (Interleukin 1), lL6
berpusat di batang otak (misalnya dan TNF (Tumor Necrotizing Factor ) dan
periaquaductal grey matter, locus coeruleus, NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell
nukleus raphe magnus dan reticular melepas/mengasingkan metabolit histamin,
formation), ia mengatur integrasi nyeri, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid
emosi dan respons otonomik yang dengan kemampuan melakukan sensitisasi
melibatkan konvergensi kerja dari korteks terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi,
somatosensorik, hipotalamus, anterior terjadi proses upregulasi beberapa reseptor
cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan
lainnya. Dengan demikian batang otak SNS-2) dan peptides (CGRP, SP) (Buzzi,
disebut juga sebagai generator dan modulator 2003).
sefalgi (Cecchini, 2003).

Stimuli elektrode, atau deposisi zat


besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct Patofisiologi Migren
grey (PAG) matter pada midbrain dapat Cutaneous allodynia (CA) adalah
mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti nafsu nyeri yang ditimibulkan oleh stimulus
migren (migraine like headache). Pada non noxious terhadap kulit normal. Saat
penelitian MRI (Magnetic Resonance serangan/migren 79% pasien menunjukkan
Imaging) terhadap keterlibatan batang otak cutaneus allodynia (CA) di daerah kepala
pada penderita migren, CDH (Chronic Daily ipsilateral dan kemudian dapat menyebar
Headache) dan sampel kontrol yang non kedaerah kontralateral dan kedua lengan
sefalgi, didapat bukti adanya peninggian (Bolay,2002).
deposisi Fe di PAG pada penderita migren
dan CDH dibandingkan dengan kontrol Allodynia biasanya terbatas pada
(Lake, 2002). daerah ipsilateral kepala, yang menandakan
sensitivitas yang meninggi dari neuron
trigeminal sentral (second-order) yang kemudian terjadi reaktif hiperglikemia dan
menerima input secara konvergen. Jika oligemia pada daerah oksipital, kejadian
allodynia lebih menyebar lagi, ini disebabkan depolarisasi sel saraf menghasilkan gejala
karena adanya kenaikan sementara daripada scintillating aura, kemudian aktifitas sel saraf
sensitivitas third order neuron yang menurun menimbulkan gejala skotoma.
menerima pemusatan input dari kulit pada Peristiwa kejadian tersebut disebut suatu
sisi yang berbeda, seperti sama baiknya cortical spreading depression (CDS). CDS
dengan dari duramater maupun kulit yang menyebabkan hiperemia yang berlama
sebelumnya (Bolay,2002). didalam duramater, edema neurogenik
didalam meningens dan aktivasi neuronal
Ada 3 hipotesa dalam hal didalam TNC (trigeminal nucleus caudalis)
patofisiologi migren yaitu ipsilateral. Timbulnya CSD dan aura migren
tersebut mempunyai kontribusi pada aktivasi
1. Pada migren yang tidak disertai CA, trigeminal, yang akan mencetuskan
berarti sensitisasi neuron ganglion timbulnya nyeri kepala (Lauritzen, 2001).
trigeminal sensoris yang meng-inervasi
duramater. Pada serangan migren, akan terjadi
2. Pada migren yang menunjukkan adanya fenomena pain pathway pada sistem
CA hanya pada daerah referred pain, trigeminovaskuler, dimana terjadi aktivasi
berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor NMDA, yang kemudian diikuti
reseptor meninggal (first order) dan peninggian Ca sebagai penghantar yang
sensitisasi sentral dari neuron komu menaikkan aktivasi proteinkinase seperti
dorsalis medula spinalis (second order) misalnya 5-HT, bradykinine, prostaglandin,
dengan daerah reseptif periorbital. dan juga mengaktivasi enzym NOS. Proses
tersebutlah sebagai penyebab adanya
3. Pada migren yang disertai CA yang penyebaran nyeri, allodynia dan hiperalgesia
meluas keluar dari area referred pain, pada penderita migren.
terdiri atas penumpukan dan pertambahan
sensitisasi neuron talamik (third order) Fase sentral sensitisasi pada migren,
yang meliputi daerah reseptif seluruh induksi nyeri ditimbulkan oleh komponen
tubuh. inflamasi yang dilepas dari dura, seperti oleh
ion potasium, protons, histamin, 5HT
Pada penderita migren, disamping (serotonin), bradikin, prostaglandin E di
terdapat nyeri intrakranial juga disertai pembuluh darah serebral, dan serabut saraf
peninggian sensitivitas kulit. Sehingga yang dapat menimbulkan nyeri kepala.
patofisiologi migren diduga bukan hanya Pengalih komponen inflamasi tersebut
adanya iritasi pain fiber perifer yang terdapat terhadap reseptor C fiber di meningens dapat
di pembuluh darah intrakranial, akan tetapi dihambat dengan obat-obatan NSAIDs (non
juga terjadi kenaikan sensitisasi set safar steroid anti inflammation drugs) dan 5-HT
sentral terutama pada sistem trigeminal, yang 1B/1D
agonist, yang memblokade reseptor
memproses informasi yang berasal dari vanilloid dan reseptor acid-sensittive ion
struktur intrakranial dan kulit. channel yang juga berperan melepaskan
unsur protein inflamator).
Pada beberapa penelitian terhadap
penderita migren dengan aura, pada saat Fase berikutnya dari sensitisasi
paling awal serangan migren diketemukan sentral dimediasi oleh aktivasi reseptor
adanya penurunan cerebral blood flow (CBF) presinap NMDA purinergic yang mengikat
yang dimulai pada daerah oksipital dan adenosine triphosphat (reseptor P2X3) dan
meluas pelan-pelan ke depan sebagai seperti reseptor 5-HT IB/ID pada terminal sentral dari
suatu gelombang ("spreading oligemia), dan
dapat menyeberang korteks dengan nosiseptor C-fiber. Nosiseptor C-fiber
kecepatan 2-3 mm per menit. hal ini memperbanyak pelepasan transmitter. Jadi
berlangsung beberapa jam dan kemudian obat-obatan yang mengurangi pelepasan
barulah diikuti proses hiperemia. Pembuluh transmitter seperti opiate, adenosine dan 5-
darah vasodilatasi, blood flow berkurang,
HT1B/1D reseptor agonist, dapat mengurangi Patofisiologi Tension Type Headache.
induksi daripada sensitisasi sentral.
Pada penderita Tension type
Proses sensitisasi di reseptor headache didapati gejala yang menonjol
meningeal perivaskuler mengakibatkan yaitu nyeri tekan yang bertambah pada
hipersensitivitas intrakranial dengan palpasi jaringan miofascial perikranial.
manifestasi sebagai perasaan nyeri yang Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang
ditimbulkan oleh berbatuk, rasa mengikat di menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya
kepala, atau pada saat menolehkan kepala. nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada
Sedangkan sensitivitas pada sentral neuron daerah otot maupun tendon tempat
trigeminal menerangkan proses timbulnya insersinya.
nyeri tekan pada daerah ektrakranial dan
TTH adalah kondisi stress mental,
cutaneus allodynia. Sehingga ada pendapat
non-physiological motor stress, dan miofasial
bahwa adanya cutaneus allodynia (CA) dapat
lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun
sebagai marker dari adanya sentral sensitisasi
kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli
pada migren.
perifer kemudian berlanjut mengaktivasi
Pada pemberian sumaptriptan maka struktur persepsi supraspinal pain, kemudian
aktivitas batang otak akan stabil dan berlanjut lagi ke sentral modulasi yang
menyebabkan gejala migren pun akan masing-masingh individu mempunyai sifat
menghilang sesuai dengan pengurangan self limiting yang berbeda-beda dalam hal
aktivasi di cingulate, auditory dan visual intensitas nyeri kepalanya (Jensen, 2001).
association cortical. Hal itu menunjukkan
Pengukuran tekanan palpasi terhadap
bahwa patogenesis migren sehubungan
otot perikranial dilakukan dengan alat
dengan adanya aktivitas yang imbalance
palpometer (yang ditemukan oleh Atkins,
antara brain stem nuclei regulating
1992) sehingga dapat mendapatkan skor
antinoception dengan vascular control. Juga
nyeri tekan terhadap otot tersebut.
diduga bahwa adanya aktivasi batang otak
Langemark & Olesen tahun 1987 telah
yang menetap itu berkaitan dengan durasi
menemukan metode palpasi manual untuk
serangan migren dan adanya serangan ulang
penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi
migren sesudah efek obat sumatriptan
secara cepat bilateral dengan cara memutar
tersebut menghilang (Lake, 2002).
jari ke-2 dan ke-3 ke otot yang diperiksa,
Kruit MC dalam laporan nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan
penelitiannya yang dimuat pada The Journal skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu
of American Medical Association Januari suatu sistem skor dengan 4 point penilaian
2004 vol 291 mengenai gambaran MRI yang kombinasi antara reaksi behaviour dengan
supersensitif pada 161 pasien migren reaksi verbal dari penderita (Bendtsen,
dibandingkan dengan 141 orang tanpa 2000).
migren. Temuan ini telah mengubah
Pada penelitian Bendtsen tahun 1996
pandangan terhadap migren yang selama ini
terhadap penderita chronic tension type
dianggap sebagai suatu episodic disorder
headache ternyata otot yang mempunyai nilai
dengan gejala transient menjadi suatu
Local tenderness score tertinggi adalah otot
chronic progressive disorder yang
Trapezeus, insersi otot leher dan otot
mengakibatkan perubahan permanen dari
sternocleidomastoid (Bendtsen, 2000). Nyeri
parenkhim otak. Pada subyek kontrol tanpa
tekan otot perikranial secara signifikan
migren didapati 38% adanya tiny brain
berkorelasi dengan intensitas maupun
lesion. Peneliti mendapatkan adanya lesi
frekwensi serangan tension type headache
diotak yang lebih banyak dan lebih luas pada
kronik. Belum diketahui secara jelas apakah
pasien wanita migren 2 kali banyak
nyeri tekan otot tersebut mendahului atau
dibandingkan dengan laki-laki secara
sebab akibat daripada nyeri kepala, atau
signifikan. Pasien yang lebih sering
nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul
mendapat serangan migren dan juga disertai
nyeri tekan otot. Pada migren dapat juga
aura lebih banyak menunjukkan lesi infark
terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak
dibandingkan tanpa aura (IHS, 2004).
selalu berkorelasi dengan intensitas maupun involunter, berkurangnya supraspinal
frekwensi serangan migren. descending pain inhibitory activity, dan
hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya
pada otot bergaris termasuk juga struktur nyeri pada Tension type Headache. Semua
fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nilai ambang pressure pain detection, thermal
nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil & electrical detection stimuli akan menurun
bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin di sefalik maupun ekstrasefalik (Bendtsen,
(C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin 2000)
(A dan AB) dalam keadaan normal
mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak Stress dan depresi pada umumnya
merusak (inocuous). Pada rangsang noxious berperan sebagai faktor pencetus (87%),
dan inocuous event, seperti misalnya proses exacerbasi maupun mempertahankan
iskemik, stimuli mekanik, maka mediator lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time
kimiawi terangsang dan timbul proses depresi pada penduduk adalah sekitar 17%.
sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang Pada penderita depresi dijumpai adanya
berperan menambah rasa nyeri tekan pada defisit kadar serotonin dan noradrenalin di
tension type headache (Sjahrir, 2003). otaknya (DeNoon, 2004).

Pada zaman dekade sebelum ini Pada suatu penelitian dengan PET
dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala Scan, ternyata membuktikan bahwa
dan leher yang dapat menimbulkan iskemik kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh
otot sangatlah berperan penting dalam lebih cepat 52% dibandingkan dengan
tension type headache sehingga pada masa wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan
itu sering juga disebut muscle contraction bahwa memang terbukti bahwa angka
headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3
pada beberapa penelitian-penelitian yang kali dari pria (Gutman, 2002).
menggunakan EMG (elektromiografi) pada
penderita tension type headache ternyata CGRP
hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi
aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan CGRP immunoreactive fibres
iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan bermula dari ganglion trigeminal yang
aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi menginervasi pembuluh darah serebral
protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas bagian kranial. Terletak di serabut saraf
otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya perivaskuler yang mensupply sebagian arteri
nyeri kepala. serebral besar (seperti misalnya arteri
temporalis superfisial) dan pial arteriole
Nyeri myofascial dapat di dideteksi dipermukaan korteks.
dengan EMG jarum pada miofascial trigger
point yang berukuran kecil beberapa CGRP didapati dalam jumlah yang
milimeter saja (tidak terdapat pada semua terbanyak (40% dari sel body semua sel
otot). Mediator kimiawi substansi endogen neuron) bersamaan dengan SP (18%), dan
seperti serotonin (dilepas dari platelet), neurotransmitter lain NOS (15%), dan
bradikinin (dilepas dari belahan precursor PACAP (20%) di serabut sensoris trigeminal
plasma molekul kallin) dan kalium (yang perivaskuler (Lassen, 2002).
dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari Fungsi CGRP di neuron sensoris
aferens otot berperan sebagai stimulan belumlah jelas sekali, diduga berfungsi
sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. sebagai vasodilator atau "anti-
Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini vasokonstriktor" (Jensen, 2001). Stimuli pada
adalah peran miofascial terhadap timbulnya serabut safar sensoris tersebut
tension type headache (Bendtsen, 2000). mengakibatkan pelepasan CGRP sehingga
Untuk jenis TTH episodik biasanya menyebabkan vasodilatasi serebral terutama
terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, arteri serebri media. CGRP juga berperan
sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sebagai mediator dalam proses inflamasi
sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara neurogenik dan CGRP juga berpengaruh
menurunkan tekanan darah. Pada saat Diduga pada tension type headache
serangan migren datang ternyata CGRP aktivasi terhadap brain stem interneuron
meninggi dalam darah didaerah vena lebih sedikit sedikit dibandingkan dengan
jugularis ekstema (cephalic release) yang migren. Keadaan tersebut diatas menyokong
kemudian mengalir ke daerah jaringan teori bahwa nyeri kepala disebabkan
ekstrakranial seperti pada duramater dan aktivitasi batang otak. Keberadaan PACAP
ganglion Gasseri, sedangkan didaerah bersamaan dengan SP dan CGRP diserabut
ekstrakranial lain tidak meninggi (Lassen, saraf dan ganglia. Ia terdapat di dorsal horn
2002). medula spinalis, dan di sel bodi ganglia
spinal spinal dan ganglia trimegeminal,
CGRP bukan hanya dapat berperan diganglia dan parasimpatik, homolog dengan
sebagai penyebab timbulnya proses nyeri VIP. PACAP berperan penting sebagai
kepala seketika, akan tetapi berperan neuromodulator di sistem sensorik dan
menginduksi timbulnya migren. CGRP akan otonomik. PACAP membuat dilatasi dan
meninggi pada penderita migren maupun kenaikan ceberal blood flow (Milanov,
nyeri kepala klaster. Sehingga peptide CGRP 2003).
ini menjadi suatu marker bagi penderita
migren.Sedangkan VIP menjadi suatu marker SP & NEUROKININ
bagi aktifitas parasematik . Pada saat
serangan migren kadar SP tidak meninggi, Substance (SP) adalah suatu
sehingga diduga bahwa SP tidak ikut neuropeptide pain transmitter yang berfungsi
berperan dalam bagian proses nosisepsi sebagai nosisepsi modulator, inflamsi
vaskular. neurogenik dan menjadi suatu bagian integral
CNS pathway dari stress psikologis. Juga
NOS & PACAP Substance P berfungsi sebagai vasodilator
yang potensial. Jika timbul suatu stress maka
Peranan NO pada sistem sensoris Subtance P akan dilepas sebagai respon
belum jelas benar, kan tetapi diduga kuat terhadap stress atau depresi tersebut.
bahwa NO berpatisipasi dalam Substance P adalah termasuk salah satu jenis
patogengenisis timbulnya sefalgi primer. NO famili neurokinin. Hanya jenis reseptor
juga berperan sebagai mediator pelepasan Neurokinin 1 (NK1) yang mempunyai
CGRP untuk menginduksi nyeri kepala. NO afinitas kuat dengan substance P. Substance
mempunyai sifat otoinduksi dimana akan P juga berperan sebagai transmitter nosiseptif
terjadi produksi NO yang berlama. primer di serabut saraf aferen sensoris (C
Transmitter-tranmitter tersebut dilepas pada Fibers). pada beberapa penelitian diduga
ruang perivaskuler dan kemudian mengalir bahwa SP terlibat dalam ekstrapasasi plasma
difus kedarah vena (Lassen, 2002). dari post-capitallary venules di duramater
pada saat serangan nyeri kepla primer
NOS (Nitric Oxyde Synthesa) (Lindsay, 2001).
serabut saraf perivascular terutama
disirkulasi seberal pembuluh darah besar dan SP-Immunoreactive nerve fibers
didaerah sphenopalatina dan ganglia berasal dari ganglion trigeminal, dijumpai
oticucum. Adanya NOS Immunureactivy banyak berlebihan di pembuluh darah
didalam sel bodi saraf trigeminal anterior daripada Sirkulus Willisii, terutama
menunjukan bahwa NO berperan dalam arteri serebri anterior dan juga disebagian
induksi timbulnya migren, TTH dan nyeri vena serebral. Serabut saraf perivakular
kepala klaster. NO dilepas dari endotel atau tersebut juga berada di ganglia radiks
dari saraf perivaskuler, dan mengaktifkan dorsalis servekalis superior.
sistem guanylate cyclase pada sel otot polos.
Kejadian ini mengakibatkan penurunan kadar SP dan NK1 banyak konsentrasinya
++
Ca intraseluler, vasodilatasi dan ini akan kornu dorsalis medula spinalis akan tetapi
mengaktivasi struktur pain sensitif disekitar terdapat juga beberapa tempat SSP ( Sistem
pembuluh darah kranial (Jensen, 2001). Saraf Pusat) yaitu di sistem limbik, termasuk
di hipotalamus, amygdala yang mengurus
behaviour emosional. Substance P mengatur
regulasi transmisi sinaptik di kornu dorsalis
dan seterusnya memproses informasi noxious pada TTH kronik didapati kadar platelet 5HT
sensory cutaneous ke otak, terintegrasi dalam ataupun plasma 5HT adalah normal atau
semua proses nyeri, stress, ansietas, muntah- menurun). 5HT adalah suatu
muntah, tonus kardiovaskuler, stimulasi neurotransmitter penting yang berperan
sekresi saliva, kontraksi otot polos, dan dalam modulasi nyeri secara kompleks. Yaitu
vasodilatasi (Lindsay, 2001). sebagai antinociceptive pathway ascending
maupun descending dari brain stem ke spinal
Serotonin dan nor-epinefrin cord. Reseptor-reseptor 5HT tersebar di
meningens, beberapa lapis korteks, struktur
Serotonin (5-HT) dan nor-epinefrin otak bagian dalam, dan paling banyak di inti-
(NE) adalah neurotransmitter yang berperan inti di batang otak (Bendtsen, 2000).
dalam proses nyeri maupun depresi, yang
mengurus mood dan depresi terletak di Neurotransmitter maupun
korteks prefrontal dan sistem limbik, neurokimiawi lain yang berperanan pada
sedangkan yang mengurus pain modulating proses nyeri kepala maupun migren
circuit terletak di amygdala, periaquaductal adalahjenis katekolamin seperti misalnya
gray (PAG), dorsolateral pontine tegmentum noradrenalin/ norepinefrin & dopamin yang
(DLPT), dan rostroventral medulla (RVM). terutama banyak dijumpai di locus ceruleous.
Modulasi efek serotonin di otak Yang berperanan sebagai media proses
menunjukkan efek impulsif, modulasi sexual vasokonstriksi maupun vasodilatasi dan
behaviour; appetite dan agresi. Sedang NE pelepasan asam lemak bebas yang berguna
sistem menunjukkan modulasi waspada, sebagai signal kepada platelet untuk
sosialisasi, energi, dan motivasi. Kalau melepaskan serotonin.
keduanya bersamaan maka ia akan
memodulasi ansietas, iritabilitas, nyeri, Norepinefrine dan serotonin
mood, emosi dan fungsi kognitif. Pada berperan sangat penting dalam fungsi
penderita depresi dijumpai adanya defisit endogen pain-supressing descending
kadar serotonin dan norad renalin di otaknya. projection. Stress yang kronik memproduksi
peninggian aktivitas tyrosine hydroxylase,
Platelet mempunyai kemiripan yaitu suatu enzym yang terlibat dalam
fungsi, bentuk, biokimiawi maupun biosintesa NE di LC. Pada suatu penelitian
farmakologikal dengan serotonergic nerve terhadap pasien depresi ternyata didapati
ending. Platelet sendiri tidak mensintesa pengurangan kadar NE dan metabolitnya,
5HT, akan tetapi hanya tempat dan homovanilic acid (metabolit dari
menumpuknya 5HT yang berasal dari dopamin) di darah venoarteriai. Komponen
sirkulasi di plasma dan terutama yang berasal Dorsal Raphe Nucleus (DRN) didalam PAG
dati enterochromaffin tissue daripada mengirim pancaran serotonergik ke korteks
traktusgastrointestinal (Bendtsen, 2000). serebri dan pembuluh darah, yang dapat
melancarkan neuron excitability dan
Serotonin platelet (Platelet 5HT) vasomotor kontrol. Aktivitas metabolik yang
disimpan dalam bentuk granul padat yang abnormal dari PAG dapat menyebabkan area
akan berubah secara lambat sekali jikalau ini menjadi lebih peka dan mudah rusak
sifat farmakologikalnya tidak aktif. terhadap modulasi reseptor sesudah
Sebaliknya pada plasma 5HT ekstraselular penggunaan obat2an abortif maupun
sangat cepat berubah dan farmakologikalnya analgetikum yang terlampau sering (Lake,
aktif. Kadar 5HT di platelet dan plasma 2002).
mengekspresikan kandungan 5HT di
serotonergic nerve ending dan sinaps. Penutup
Banyak laporan penelitian mengenai
metabolisme dan kadar 5HT pada TTH, yang Seperti yang telah diterangkan
mendapatkan hasil yang berbeda beda secara diatas, begitu kompleks mekanisme
tidak konsisten. Akan tetapi pada dasarnya bagaimana terjadinya nyeri kepala primer
disimpulkan bahwa pasien dengan Episodik yang melibatkan perubahan neurokimiawi
TTH menunjukkan platelet 5HT uptake akan dikepala, perubahan dinding pembuluh darah
berkurang, dan terdapat peninggian kadar otak, aktivasi serabut safar trigeminal dan
platelet 5HT dan plasma 5HT. Sedangkan batang otak dan lain-lain, yang dapat
ditimbulkan oleh pelbagai faktor pencetus prevalence in Singapore. Cephalalgia;23:6-
seperti stres, depresi, makanan tertentu, 13.
cuaca dan lain-lain.
Jensen R. 2001. Mechanisms of tension type
Demikianlah sekilas mengenai headache. Cephalalgia;21:786-789.
perkembangan terkini mekanisme dan
pengobatan dari nyeri kepala, dengan adanya Lake III AE, Saper JR. 2002. Chronic
tulisan seperti diatas maka diharapkan Headache: New advances in treatment
semoga ada manfaatnya bagi upaya strategies. Neurology;59(Suppl 2):S8-S 13.
penyembuhan dan mengurangi penderitaan
bagi penderita nyeri kepala pada khususnya, Lassen Lh, Hadersley PA, Jacobson VB,
juga dapat mencegah timbulnya angka Inversen HK, Perling B, Olesen J. 2002.
kesakitan serangan nyeri kepala sehingga CGRP may Play a Causative role in
dapat meningkatkan kapasitas sumber daya migraine. Cephalalgia; 22:54-61.
manusia pada masyarakat Indonesia pada Lauritzen M. 2001. Cortical spreading
khususnya. depression in migraine. Cephalalgia;21:757-
Kepustakaan 760.

Bendtsen L. 2000. Central sensitization in Lindsay DeVane C. 2001. Substance P: A


tension type headache-possible Era, a New Role. Pharmacotherapy; 21(9):
pathophysiological mechanisms. 1061-1069.
Cephalalgia;20:486-508. Machelska H, Heppenstall PA, Stein C.
Bolay H, Moskowitz MA. 2002. Mechanism 2003. Breaking the Pain Barrier. Nat
of pain modulation in chronic syndromes. Med;9(11): 1353-1354.
Neurology;59(suppl):S2-S7. Milanov I, Bogdanova D. 2003. Trigemino-
Buzzi MG, Tassolrelli C, Nappi G. 2003. cervical reflex in patients with headache.
Peripheral and central activation of Cephalalgia;23:33-38.
trigeminal pain pathways in migraine: data Sjahrir H, Nasution D, Rambe H. 1978.
from experimental animal models. Prevalensi nyeri kepala paroksismal pada
Cephalalgia;23(Suppl.l): 1-4. mahasiswa FK.USU Medan. Biennieal
Cecchini AP, Sandrini, Fokin IV, Moglia A, Meeting PNPNCh, Surabaya 1978.
Nappi G. 2003. Trigeminofacial reflexes in Sjahrir H. 2003. Insidens jenis penyakit
primary headaches. Cephalalgia;23(Suppl 1 pasien yang berobat jalan dipraktek klinik
):33-41. saraf Klinik spesialis Bunda.
DeNoon D. 2004. Migraine Linked to Brain The International Classification of Headache
Lesions, damage worse with more frequent, Disorders,2nd Edition. 2004. Cephalalgia;42
more severe migraines. Supplement.
Gallai V, Alberti A, Gallai B, Coppola F,
Floridi A, Sarchielli P. 2003. Glutamate and
nitic oxide pathway in chronic daily
headache: evidence from cerebrospinal fluid.
Cephalagia;23: 166-174.

Gutman D, Nemeroff CB. 2002. The


Neurobiology of Depression. Laboratory of
Neuropsychopharmacology, Department of
Psychiatry, Emory University School of
Medicine, Atlanta, Georgia.

Ho KH, Ong BKC. 2002. A community


based study of headache diagnosis and

Anda mungkin juga menyukai