P 70
E 60
R TARGET
50
S
40 PENCAPAIAN
E
N 30
20
10
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
BULAN
Analisis:
Pencapaian waktu tunggu pelayanan di farmasi baik untuk obat jadi, 1
racikan dan lebih dari 1 racikan dikarenakan:
1. Petugas farmasi mempersiapkan obat racikan sesuai dengan pola
peresepan yang sering diresepkan dokter.
2. Penataan obat yang sudah sesuai dengan indikasi dan golongan
obat, yang memudahkan petugas farmasi dalam mempersiapkan
obat.
Tindak Lanjut:
Selalu berkomunikasi dengan dokter terkait dengan obat racikan jika
sekiranya ada racikan baru.
2. Tidak adanya obat kadaluarsa
Judul Indikator Tidak adanya obat kadaluarsa
Definisi Operasional Obat kadaluarsa adalah obat yang sudah lewat masa
efektivitasnya sesuai dengan tanggal yang tertera di
kemasan obat.
Bagian / Unit Instalasi Farmasi
Personal In Charge Ka Instalasi Farmasi
Kebijakan Mutu Mengedepankan sistem mutu secara berkelanjutan
(Keselamatan & kenyamanan)
Rasionalisasi Mengukur adanya obat kadaluarsa
Formula Kalkulasi Jumlah obat kadaluarsa
Numerator Jumlah obat kadaluarsa
Denomirator -
Kriteria Inklusi Obat Kadaluarsa
Kriteria Eksklusi Bukan obat kadaluarsa
Metodologi Pengumpulan Data Retrospective
Tipe Pengukuran Proses
Sumber Data Buku obat Kadaluarsa (ED)
Waktu Pelaporan Tanggal 5
Frekuensi Pelaporan 1 bulan
Target Kinerja 0
Jumlah Sampel Total obat kadaluarsa
Area Monitoring Farmasi Rawat Jalan
Rencana Komunikasi ke Staf Rapat Ruangan
Referensi Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu no.
4794/PR-Per.Dir/II/2014 Tentang Kebijakan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Panti Rahayu
Yakkum Purwodadi
Kejadian Obat Kadaluarsa Rawat Jalan
Grafik:
BULAN
Analisa:
Adanya temuan obat kadaluwarsa dikarenakan belum adanya sistem monitoring secara
elektronik yang membantu petugas farmasi dalam memantau obat yang hampir kadaluwarsa.
Selain itu juga karena variasi obat yang mengakibatkan pemantauan obat kadaluwarsa
menjadi sangat sulit.
Tindak lanjut:
1. Membuat memo internal kepada dokter yang berisi daftar obat yang hampir kadaluwarsa
(6 bulan sebelum ED).
2. Mengupayakan sistem monitoring secara elektronik untuk kadaluwarsa obat sehingga
meminimalkan temuan obat kadaluwarsa.
3. Kepuasan Pelanggan
Judul Indikator Kepuasan Pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Bagian / Unit Instalasi Farmasi
Personal In Charge Ka Instalasi Farmasi
Kebijakan Mutu Profesionalitas dalam setiap pelayanan
Rasionalisasi Mengukur tingkat kepuasan pelanggan
Formula Kalkulasi Jml kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (data 30% dari total tiap bulan)
. x 100%
Jumlah seluruh pasien IFRS yg di survey (30% dari
total tiap bulan)
Numerator Jml kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei
Denomirator Jumlah seluruh pasien IFRS yg di survey (30% dari
total tiap bulan)
Kriteria Inklusi Angket/survei kepuasan pelanggan
Kriteria Eksklusi -
Metodologi Pengumpulan Retrospective
Data
Tipe Pengukuran Proses
Sumber Data Angket kepuasan pelanggan farmasi rawat jalan
Waktu Pelaporan Tanggal 5
Frekuensi Pelaporan 6 bulan
Target Kinerja > 80 %
Jumlah Sampel Angket kepuasan pelanggan, 30% dari total tiap bulan
Area Monitoring Farmasi Rawat Jalan
Rencana Komunikasi ke Staf Rapat Ruangan
Referensi Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu no.
4794/PR-Per.Dir/II/2014 Tentang Kebijakan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum
Purwodadi
4. Kejadian Penggunaan Antibiotika di Luar Formularium
Judul Indikator Kejadian Penggunaan Antibiotik diluar Formularium
Definisi Operasional Kejadian Penggunaan Antibiotik diluar Formularium
adalah penulisan resep oleh dokter kepada pasien,
untuk obat antibiotik yang tidak ada dalam daftar
formularium.
Bagian / Unit Instalasi Farmasi
Personal In Charge Ka Instalasi Farmasi
Kebijakan Mutu Komitmen untuk memberikan Pelayanan yang bermutu
unggul dan profesional
Rasionalisasi Mengukur kepatuhan penulisan resep antibiotik sesuai
dengan formularium
Formula Kalkulasi Kejadian penggunaan antibiotika diluar formularium
Numerator Kejadian penggunaan antibiotika diluar formularium
Denomirator --
Kriteria Inklusi Resep Antibiotik
Kriteria Eksklusi Resep bukan Antibiotik
Metodologi Pengumpulan Data Retrospective
Tipe Pengukuran Proses
Sumber Data Buku penulisan obat diluar formularium
Waktu Pelaporan Tanggal 5
Frekuensi Pelaporan 1 bulan
Target Kinerja 0
Jumlah Sampel Total resep antibiotik
Area Monitoring Farmasi Rawat Jalan dan Farmasi Rawat Inap
Rencana Komunikasi ke Staf Rapat Ruangan
Referensi Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu no.
4794/PR-Per.Dir/II/2014 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum
Purwodadi
Kejadian Penggunaan Antibiotik di luar Formularium
Grafik:
10
K 9
J E 8
U J 7
M A 6
L D 5 TARGET
A I 4
PENCAPAIAN
H A 3
N 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
BULAN
Analisa:
Dari grafik di atas tidak ada kejadian penggunaan antibiotik di luar formularium. Selama
bulan Januari 2015 sampai Agustus 2015, Instalasi Farmasi selalu mengingatkan dokter untuk
selalu meresepkan sesuai dengan formularium. Jika ada resep yang menggunakan antibiotik
di luar formularium, maka Farmasi dapat mengganti obat yang tidak ada di formularium
dengan obat yang ada di formularium dengan catatan harus seijin dokter penulis resep. Selain
itu juga selalu memastikan ketersediaan obat yang ada di formularium.
Tindak lanjut:
1. Menjaga ketersediaan obat-obat yang ada di formularium dengan perhitungan buffer
stock 1 bulan + 10%.
2. Melakukan evaluasi formularium setiap 6 bulan sekali untuk mengurangi adanya
penulisan resep di luar formularium
5. Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Judul Indikator Kejadian kesalahan pemberian obat
Definisi Operasional Kejadian kesalahan memberikan obat meliputi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang/pasien
4. Salah jumlah obat
Bagian / Unit Instalasi farmasi
Personal In Charge Ka Instalasi Farmasi
Kebijakan Mutu Utamakan keselamatan pasien pasien dalam setiap
pelayanan (Keselamatan & kenyamanan)
Rasionalisasi Mengukur terjadinya kesalahan dalam pemberian obat
Formula Kalkulasi Kejadian kesalahan pemberian obat
Numerator Kejadian kesalahan pemberian obat
Denomirator --
Kriteria Inklusi Kejadian yang mengalami kesalahan pemberian obat
Kriteria Eksklusi Kejadian yang tidak terjadi kesalahan pemberian obat
Metodologi Pengumpulan Retrospective
Data
Tipe Pengukuran Proses
Sumber Data Buku Kejadian
Waktu Pelaporan Tanggal 5
Frekuensi Pelaporan 1 bulan, sentinel event
Target Kinerja 0
Jumlah Sampel Jumlah pasien yang dilayani pemberian obat
Area Monitoring Farmasi Rawat Jalan dan Farmasi Rawat Inap
Rencana Komunikasi ke Staf Rapat Ruangan
Referensi Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu no.
4794/PR-Per.Dir/II/2014 Tentang Kebijakan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Panti Rahayu
Yakkum Purwodadi
Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Rawat Inap
Analisa:
Kesalahan yang terjadi pada bulan Agustus 2015 di rawat inap adalah :
1. Kesalahan dalam pemberian label nama pasien
2. Kejadian nyaris cedera (KNC) akibat kesalahan pelabelan 2 nama pasien yang
berbeda.
Tindak lanjut:
1. Menekankan setiap petugas untuk melakukan double check saat pemberian obat
sebelum obat sampai ke pasien.
2. Menghindari penumpukan resep supaya memudahkan untuk melakukan identifikasi
dengan benar.
3. Menyediakan tempat obat yang terpisah untuk setiap pasien sehingga meminimalkan
kejadian obat atau label tertukar dengan pasien lainnya.
4. Mencatat dan mengevaluasi setiap terjadi kesalahan pemberian obat dalam Buku
Kejadian Rawat Inap.
Grafik:
BULAN
Analisa:
Kejadian kesalahan pemberian obat di rawat jalan disebabkan karena kesalahan identifikasi
pasien, misalnya nama sama alamat berbeda, obat tidak langsung diserahkan kepada pasien
tetapi diserahkan ke keluarga pasien/ pengantar.
Tindak lanjut:
Grafik:
Analisa:
Pembelian obat dan alkes di luar pembelian rutin terjadi karena kekosongan stok dari distributor dan
keterlambatan pengiriman pesanan obat dan alkes.
Tindak lanjut:
Melakukan evaluasi suplier setiap 6 bulan supaya tidak terjadi keterlambatan pengiriman.
7. Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada obat golongan High
Alert dan LASA
Judul Indikator Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada
obat golongan High Alert dan LASA
Definisi Operasional Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada
obat golongan High Alert dan LASA
Bagian / Unit Instalasi Farmasi
Personal In Charge Ka Instalasi Farmasi
Kebijakan Mutu Komitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu ,
unggul dan profesional.
(Keselamatan & kenyamanan)
Rasionalisasi Mengukur kejadian tidak diberikan label dalam pemberian
obat High Alert dan LASA
Formula Kalkulasi Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada
obat golongan High Alert dan LASA
Numerator Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada
obat golongan High Alert dan LASA
Denomirator --
Kriteria Inklusi Kejadian yang tidak diberikan label High Alert dan LASA
pada obat golongan High Alert dan LASA
Kriteria Eksklusi Kejadian diberikan label High Alert dan LASA pada obat
golongan High Alert dan LASA
Metodologi Pengumpulan Data Retrospective
Tipe Pengukuran Proses
Sumber Data Buku Kejadian
Waktu Pelaporan Tanggal 5
Frekuensi Pelaporan 1 bulan, sentinel event
Target Kinerja 0
Jumlah Sampel Jumlah kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA
pada obat golongan High Alert dan LASA
Area Monitoring Farmasi Rawat Jalan dan Farmasi Rawat Inap
Rencana Komunikasi ke Staf Rapat Ruangan
Referensi Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu no. 4794/PR-
Per.Dir/II/2014 Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi
Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi
Kejadian Tidak Diberikan Label High Alert dan LASA pada Obat
Golongan High Alert dan LASA
BULAN
Analisa:
Semua obat yang termasuk High Allert dan LASA sudah ditandai dengan label High Allert dan LASA
sehingga perawat sudah mewaspadai terhadap penggunaan obat-obat tersebut.
Tindak lanjut:
1. Selalu melakukan verifikasi pelabelan obat High Allert dan LASA oleh semua petugas farmasi.
2. Memastikan label High Allert dan LASA dapat terbaca dengan jelas.