ULKUS DEKUBITUS
OLEH
RAHMAWATI
15701020003
JURSAN KEPERAWATAN
A. Definisi
menembus otot smapai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area
Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah,
anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
B. Etiologi
2. Factor Ekstrensik : kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor,
atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap
tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang.
1. Stadium Satu
Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan
kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan
2. Stadium dua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis atau keduanya.
Cirinya dalah lukanya superficial, abrasi, melumpuh, atau membentuk lubang yang
dangkal.
3. Stadium tiga
Hilangnya lapisan kulit secra lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari
jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada facia. Luka terlihat
4. Stadium empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosisi
jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta
saluran sinus juga termasuk dalam stadium empat dari luka tekan
D. Pemeriksaan Penunjang
2. Albumin serum : protein utama dalam plasma cairan dan serosa lain
E. Penatalaksanaan
Pemeriksaan dengan cara inspeksi visual dan taktil pada kulit. Observasi dilakukan
untuk menentukan karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensial
atau actual mengalami kerusakan. Bagian yang diberikan perhatian khusus yaitu
pada daerah dibawah gips, traksi, balutan, tongkat penopang, penyangga leher,
atau peralatan orthopedic lain. Tanda peringatan dini yang menunjukan kerusakan
jaringan akbita tekanan dalah lecet atau bintil-bitnil pada area yang mengganggu
beban berat tubuh mungkin disertai hyperemia. Permukaan tubuh yang paling
terbebani berat badan ataupun tekanan merupakan area beresiko tinggi terjadi
dekun=bitus. Observasi ini harus terus dilakukan agar luka decubitus yang sudah
2. Mobilisasi
Pasien harus mempunyai tenaga gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri
3. Status nutrisis
adekuat.
4. Nyeri
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotic spectrum luas untuk mengatasi ifeksinya.
F. Komplikasi
1. Sepsis
2. Osteomyelitis
3. Gas gangreng
4. Nekrotik fascialis
A. Pengkajian
1. biodata
medis)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien pada saat pengkajin).
b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat yang dirasakan pasien pada saat masuk
rumah sakit).
c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit yang
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik
atau tidak
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran :
- Respon motorik
- Respon Verbal
- Respon Eye
c. Pengukuran : BB dan TB
d. Head To Toe :
BAB,sanitasi,air minum
dimakan
c. Eliminasi :
e. Pola tidur dan istirahat : tidur > 7 jam/< 7 jam sebelum dan sesudah sakit
G. Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
6. Gangguan citra tubuh b.d gejala terkait penyakit (tidak nyaman terhadap luka
dekuubitus)
7. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, nyeri pada luka decubitus
Rencana Keperawatan
analgetic
administration
- tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
- cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
- cek riwayat alergi
pilih analgetik yang
dibutuhkan
5 Resiko infeksi : NOC : NIC :
Mengalami peningkatan - immune statue Kontral Infeksi
resiko terserang organisme - knowledge : - bersihkan lingkungan
patogenik infection control ris setelah dipakai pasien
Factor-faktor resiko : control lain
- Penyakit kronis : diabetes - pertahankan teknik
mellitus, obesitas kriteria hasil : isolasi
- Pengetahuan yang tidak - batasi pengunjung bila
cukup untuk menghindari - klien bebas dari perlu
pajanan pathogen tanda dan gejala - instruksikan untuk
- Pertahanan tubuh primer infeksi mencuci tangan saat
yang tidak adekuat - mendeskripsikan berkunjung dan setelah
- Gangguan paritalsis proses penularan berkunjung
- Krusakan integritas kulit penyakit, factor yang meninggalkan pasien
(pemasangan kateter mempengaruhi - gunakan sabun
intravena, prosedur penularan serta antimikrobiauntuk cuci
invasive) penatalaksanaanya tangan
- Perubahan sekresi pH - menunjukan - cuci tangan setiap
- Penurunan kerja siliaris kemampuan untuk sebelum dan sesudah
- Pecah ketuban dini mencegah timbulnya tindakan keperawatan
- Pecah ketuban lama infeksi - gunakan baju, sarung
- Merpkok - jumlah leukosit tangan sebagai alat
- Stasis cairan tubuh dalam batas normal pelindung
- Trauma jaringan menunjukan perilaku - pertahankan lingkungan
hidup sehat aseptic selama
Ketidakadekuatan pertahanan pemasangan alat
sekunder - ganti letak IV perifer
dan line central dan
- Penururnan hemoglobin dressing sesuai
- Imunosupresi (imunitas petunjuk umum
didapat tidak adekuat) - gunakan kateter
- Vaksinasi tidak adekuat intermiten untuk
- Pemajanan terhadap menurunkan infeksi
pathogen kandung kencing
- Lingkungan meningkat - tingkatkan intake
- Prosedur invasive nutrisi
malnutrisi - berikan terapi
antibiotic bila perlu
- Monitor tanda dan
gejala infeksi iskemik
dan local
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Pertahankan teknik
asepsis pada pasien
beresiko
- Pertahankan teknik
isolasi
- Berikan perawatan kulit
pada area epiderma
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
6 Gangguan citra tubuh NOC NIC
Konfusi dalam gambaran Body image Body Image
mental tentang diri fisik Self esteem enhancement
individu - Kaji secara verbal dan
Batasan karakteristik Kriteria Hasil non verbal respon
Perilaku mengenali tubuh klien terhadap
diri individu Body image positif tubuhnya
Perilaku menghindari tubuh Mampu - Monitor frekuaensi
individu mengidentifikasi mengktitik dirinya
kekuatan personal - Jelaskan
Perilaku memantau tubuh tentang
Mendeskripsikan pengobatan,
individu
secara factual
Respon verbal terhadap perawatan, kemajuan
perubahan fungsi prognosis penyakit
perubahan actual pad atubh
tubuh - Dorong klien
(mis. Penampilan, struktur,
Mempertahankan mengungkapkan
fungsi)
interaksi sosial perasaan
Respon nonverbal terhadap
persepsi perubahan pada - Identifikasi arti
tubuh (mis, penampilan, pengurangan melalui
struktur dan fungsi pemakaian alat bantu
mengungkapkan perasaan - Fasilitas kontak dngan
yang mencerminkan individu lain dalam
perubahan pandangan kelompok kecil
tentang tubuh individu
(penamilan, struktur dan
fungsi)
Mengungkapkan persepsi
yang mencerminkan
perubahan individu dalam
penampilan
Objktif
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan
melalui kata ganti yang
netral
Sepersonalisasi bagian
melalui kata ganti yang
netral
Penekanan pada kekuatan
yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi
orang lain
Focus pada penampilan
masa lalu
Perasaan negatif tentang
sesuatu
Personalisasi kehilangan
dengan menyebutkannya
Focus pada perubahan
Focus pada kehilangan
DAFTAR PUSTAKA