PERCOBAAN II (Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Temperatur)
PERCOBAAN II (Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Temperatur)
I. TUJUN PERCOBAAN
I.1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald
I.2. Mempelajari pengaruh temperature terhadap viskositas cairan
II. DASAR TEORI
2.1 Viskositas
Viskositas adalah gaya persatuan luas yang diperlukan untuk
mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/detik antara 2 lapisan zat
sejajar dan berjarak 1 cm, atau dengan kata lain viskositas adalah tataran
yang dilakukan lapisan fluida terhadap lapisan lainnya.
Reyrold mempelajari suatu kondisi dimana suatu jenis aliran
menjadi jenis cairan lain dan menemukan bahwa kecepatan kritis dimana
aliran laminar berubah menjadi terbulen tergantung dari diameter tabung,
viskositas, densitas dan kecepatan linear rata-rata :
r..d
RN
n
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bilangan reynold ialah
besaran yang tidak berdimensi dan bebas, angkanya adalah sama dengan
setiap system tertentu.
Senyawa yang digunakan dalam viskositas ini adalah aseton.
Koefisien viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperature dan
hubungannya secara matematis adalah:
B
log A
T
Viskositas zat cair berkurang dengan meningkatnya temperatur (Dogra,
1990)
Zat cair suatu gas dalam larutan mengalami gesekan antara
lapisannya karena gesekan itu maka suatu zat akan bersifat menahan
cairan. Besar kecilnya gaya gesekan tergantung pada sifat zat cair tersebut,
yang selanjutnya disebut dengan koefisien kekentalan atau viskositas
dengan rumus :
E
A.e E / RT atau ln ln A
RT
dengan A adalah tetapan yang tergantung berat molekul dan volume molar
cairan dan E adalah energy ambang per mol yang diperlukan untuk proses
awal cairan. (Daniels, 1970).
V
didefinisikan sebagai koefisien viskositas (η), dimana F A .
l
Fl
Dengan menyelesaikan untuk η, kita dapatkan . Satuan SI untuk η
VA
adalah NS/m2 = Pas. (Dogra, 1990)
Suatu aliran diikatkan aliran laminar apabila lebih harga Re, maka aliran
ini akan mengalami transisi terbuka. Aliran terbuka memiliki harga Re
lebih besar dari 10. (Atkins, 1994)
Persamaan lain
A A,B,C = tetapan
log B log T C
T
(Sukardjo, 1990)
(Dogra, 1990)
Dalam menafsirkan pengukuran viskositas banyak terdapat
kerumitan. Kebanyakan pengukuran didasarkan pada perbandingan
dengan sampel standar. Tampak beberapa keteraturan, yang membantu
dalam penentuan ini, contohnya ternyata bahwa larutan dan makro
molekul sering memenuhi :
KM a
2.9 Kekentalan
Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbed. Sirup
lebih kental daripada bir. Minyak lemak lebih kental daripada minyak
mesin. Zat cair pada umumnya harus lebih kental dari gas. Viskositas
fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien
viskositas. Kecepatan bervariasi secara kontinyu dari 0 sampai v.
Perubahan kecepatan dibagi dengan jarak terjadinya perubahan ini sama
dengan v/F disebut gradient kecepatan. Untuk menggerakkan lempeng
yang di atas dibutuhkan v sebanding dengan luas fluida yang berbeda,
makin kental fluida tersebut, makin besar gaya diperlukan konstanta
pembanding untrue persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien
viskositas.
Satuan Internasional viskositas adalah Nsm-1=Pas. Pada system cgs,
satuan tersebut adalah dynes cm-1 dan satuan ini disebut poise (p).
(Giancolly,1998).
(Atkins, 1997)
2.11.2. Aquadest
Sifat fisik : - Jernih, tidak berwarna
- Larut dalam senyawa polar
- Digunakan sebagai pelarut
Sifat kimia : - Bersifat polar
- BM 18,016 g/mol
(Daintith,1994)
III. HIPOTESA
Percobaan viskositas cairan sebagai fungsi temperatur ini bertujuan
untuk menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald dan mempelajari
pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan. Prinsip dari percobaan ini
adalah membandingkan viskositas suatu cairan yang sudah diketahui nilainya
untuk mencari viskositas yang belum diketahui nilainya. Pada viskositas suatu
cairan besarnya temperatur sangat mempengaruhi dimana semakin tinggi
temperatur maka semakin rendah viskositasnya.
4.1.2. Bahan
a. Aseton
b. Benzena
c. Aquadest
4.1.3. Skema kerja
Pengukuran Waktu Alir Air
Aquadest
- Pengaturan suhu (350C, 400C, 450C,
Gelas Ukur
500C)
- Penggunaan viskometer yang bersih
- Pemasukan sampel kedalam pipa
viskometer ostwald
- Menempatkan sampel hingga menuju
pada garis m
- Pendiaman cairan mengalir bebas
- Pencatatan waktu aliran dari m ke n
- Pengulangan 3x
Hasil
Aquadest
- pengaturan suhu (350C, 400C, 450C,
Piknometer
500C)
- pengukuran rapat massa
Hasil
Sampel Benzena
Pengukuran Waktu Alir Benzena
Benzena
Gelas Ukur
- Pengaturan suhu (350C, 400C, 450C,
500C)
- Penggunaan viskometer yang bersih
- Pemasukan sampel kedalam pipa
viskometer ostwald
- Menempatkan sampel hingga menuju
pada garis m
- Pendiaman cairan mengalir bebas
- Pencatatan waktu aliran dari m ke n
- Pengulangan 3x
Hasil
Benzena
Piknometer - pengaturan suhu (350C, 400C, 450C, 500C)
Hasil
Sampel Aseton
Pengukuran Waktu Alir Aseton
Aseton
Hasil
Penentuan Rapat Massa
Sampel Aseton
Piknometer
- pengaturan suhu (350C, 400C, 450C, 500C)
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
mo piknometer = 16,509 gr
v piknometer = 25 mL
m piknometer + air (25 mL) T 350C = 41,378 gr
T 400C = 41,379 gr
T 450C = 41,248 gr
T 500C = 41,184 gr
VI. PEMBAHASAN
Percobaan viskositas cairan sebagai fungsi temperatur ini bertujuan
untuk menentukan viskositas cairan dengan metode ostwald dan
mempelajari pengaruh temperatur terhadap viskositas. Prinsip dari
percobaan ini adalah membandingkan viskositas suatu cairan yang sudah
diketahui nilainya untuk mencari viskositas yang belum diketahui nilainya.
Dalam hal ini,viskositas yang sudah diketahui yaitu aquades yang
digunakan unutk mencari nilai viskositas aseton. Metode yang digunakan
yaitu metode ostwald.
Pada percobaan dilakukan pengaturan suhu. Suhu larutan dibuat
menjadi 350C, 400C, 450C, dan 500C. Tujuan pengaturan suhu adalah
sebagai variasi agar diketahui pengaruh suhu terhadap nilai viskositas.
Pada viskositas yang didapatkan akan dibuat dalam bentuk grafik.
Berdasarkan Literatur, Semakin tinggi temperatur maka semakin kecil
viskositas dan waktu yang yang dibutuhkan semakin cepat. Pada larutan
yang telah dipanaskan sampai suhu yang telah ditentukan di atas, dibagi
dua. Sebagian diukur massa jenisnya menggunakan piknometer 25 ml dan
sebagian lagi dimasukkan ke viskosimeter ostwald untuk diukur
viskositasnya. Pengukuran massa jenis dan viskositas dilakukan cepat dan
serentak agar pada saat pengukuran, suhu belum berubah.
Kemudian larutan tesebut dimasukkan ke dalam viskosimeter
ostwald. Larutan yang ada didalam viskosimeter tadi dihisap dengan
menggunakan penghisap melalui selang yang menempel pada salah satu
ujung viskosimeter tadi. Larutan dihisap hingga permukaannya menyentuh
garis bagian atas pada pipa viskosimeter. Selanjutnya penghisap
dilepaskan dan larutan dibiarkan meluncur bebas untuk dihitung
waktunya. Penghitungan waktu dilakukan hingga larutan melewati garis
bagian bawah dan pipa viskosimeter.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan larutan
melewati pipa viskosimeter, kemudian data-data yang didapatkan yaitu
berupa waktu dan nilai massa jenis digunakan untuk mendapatkan besaran
viskositas mengguanakan rumus :
.t
x x x . (Atkins, 1994)
.tnilai
Berdasarkan perhitungan, viskositas semakin besar suhu,nilai
viskositas larutan akan semakin kecil dan waktu yang dibutuhkan untuk
melewati garis yang berada dibawah akan semakin cepat atau bisa
dikatakan temperatur berbanding terbalik dengan nilai viskositas dan
waktu yang dibutuhkan dari satu garis ke garis batas lain pada
viskosimeter. Namun, pada data yang didapatkan nilai viskositas terjadi
naik turun. Hal ini disebabkan pada saat memasukkan larutan ke dalam
viskosimeter ostwald, suhu telah berubah sehingga pengaruh suhu
terhadap waktu tercatat kurang akurat.
Viskositas suatu cairan menurun dengan naiknya temperatur,
berdasarkan teori lubang terdapat kekosongan dalam cairan dan molekul
bergerak secara kontinyu kedalam kekosongan itu, sehingga kekosongan
akan bergerak keliling. Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan
energi karena ada energi pengaktifan yang harus dipunyai suatu molekul
agar dapat bergerak kedalam kekosongan. Energi pengaktifan lebih
mungkin terdapat pada suhu yang lebih tinggi, sehingga cairan lebih
mudah mengalir (Yazid,2005).
Jika dilihat dari segi molekulnya, pertama pada aquadest (H 2O).
Pada H2O, molekul–molekulnya saling berhubungan satu sama lain
membentuk air dan saling berinteraksi.
H H
H C H H C H
C C C C
C C C C
C C
H H H H
H H
Tetapi pada benzena yang terjadi adalah hanya tarikan dinding dan
pipa kapiler terhadap benzena kaca memiliki rumus SiO3, yang
memungkinkan atom oksigen yang terletak pada ujungnya dapat
melakukan tarikan, walaupun tarikan yang diberikan lemah, dengan
menaikkan suhu tarikan tersebut dapat diminimalisir sehingga benzena
lebih mudah melewati pipa kapiler pada viskosimeter. Untuk itulah,
percobaan ini diusahakan secepatnya. Sebab, dengan turunnya suhu
larutan, pengaruh molekular tadi dapat terjadi kembali.
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisik, jilid 2, edisi keempat, ab. Irma 1 K,
Erlangga, Jakarta
Dogra, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, edisi kesatu, ab. UI Press, Jakarta
www.antoind.frostburg.edu/chem/senese/javascript/water-properties.html
VII. Lampiran
Aseton Akuades
T C
t (s) m (gr) t (s) m (gr)
35 1,65 23,727 0,94908 1,37 24,869 0,99476
40 1,92 24,141 0,96564 1,68 24,87 0,9948
45 2,06 24,057 0,96228 2,19 24,739 0,98956
50 2,74 24,053 0,96212 2,7 24,675 0,987
4.2. Perhitungan
Menghitung Rho Air
Suhu 35C
Suhu 40C
Suhu 45C
Suhu 50C
Suhu 35C
Suhu 40C
Suhu 45C
Suhu 50C
Menghitung Viskositas benzena
Benzena Akuades
T C
t (s) m (gr) t (s) m (gr)
35 1,65 20,281 0,80944 1,37 22,711 0,90664
40 1,92 20,417 0,81928 1,68 24,941 0,954
45 2,06 20,451 0,81664 2,19 23,921 0,95584
50 2,74 20,511 0,81864 2,7 23,796 0,95004
Suhu 35C
Suhu 40C
Suhu 45C
Suhu 50C
Menghitung Viskositas Benzena
Suhu 35C
Suhu 40C
Suhu 45C
Suhu 50C
Penentuan Gradien Viskositas pada Aseton
x y
x.y x2
1/T ln
-
0,028 -6,931 0,19407 0,000784
0,025 -7,028 -0,1757 0,000625
-
0,022 -7,28 0,16016 0,000484
0,02 -7,275 -0,1455 0,0004
-
0,095 -28,514 0,67543 0,002293
m adalah nilai perbandingan antara energi aktivasi dengan bilangan Roult.
C=A
= 1,176 x 10-13
x y
x.y x2
1/T ln
0,028 -5,85 -0,1638 0,000784
-
0,025 -6,55 0,16375 0,000625
-
0,022 -8,26 0,18172 0,000484
0,02 -8,91 -0,1782 0,0004
-
0,095 -29,57 0,68747 0,002293
HALAMAN PENGESAHAN II
Praktikan
Dewi Permatasari
J2C 008 086