Anda di halaman 1dari 1

SCRIPT: UMPAN BALIK PADA E-LEARNING

“We all need people who will give us feedback. That's how we improve.” Seperti kata Bill Gates, feedback
atau umpan balik merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja.

Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana seorang pendaki sampai di puncak? Dia terus memanjat
tebing dengan kedua tangan dan kakinya bertumpu pada bebatuan. Bayangkan jika tebing tersebut datar
tanpa ada bebatuan yang bisa dijadikan tumpuan. Seperti itulah peranan umpan balik dalam elearning.
Umpan balik dijadikan acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam memberikan umpan balik terhadap elearning,
meliputi sarana dan prasarana, pengelolaan, hingga pemanfaatan. Salah satunya adalah pemanfaatan dan
pengelolaan elearning oleh pendidik atau dosen. Tidak hanya peserta didik saja yang mendapatkan umpan
balik terhadap performanya dalam belajar, dosen pun memerlukan umpan balik terhadap performanya
dalam mengajar.

Umpan balik untuk dosen bisa didapatkan melaui survei online atau form angket yang diberikan di kelas.
Survei atau angket tersebut berisi serangkaian pertanyaan berbentuk pilihan ganda, isian, maupun skala
penilaian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi seputar aspek apa saja yang ingin dievaluasi. Kemudian
form tersebut disebarkan kepada mahasiswa baik pada pertengahan atau akhir semester.

Untuk menindaklanjuti umpan balik dikenal adanya istilah “feedback loop”, atau perputaran umpan balik.
Perhatikan siklus berikut, terdapat empat tahapan yang prosesnya terus berputar, meliputi action,
reaction, notice reaction, dan internal change. Setiap tanda panah menggambarkan arus perpindahan
informasi yang tiap tahapannya saling memberikan efek atau dampak.

Seorang dosen di kampus ternama telah mengajar mata kuliah matematika dasar selama setengah
semester. Sebelum mengakhiri semester tersebut, dia ingin mengetahui terlebih dahulu kekurangan dari
performanya ketika mengajar, yaitu dalam aspek dan efektivitas bahan ajar serta media pembelajaran
yang digunakan.

Dia pun membuat beberapa pertanyaan yang disusun menjadi sebuah survei online sebagai stimulus bagi
para mahasiswa agar memberikan umpan balik atas performa dosen tersebut dalam memanfaatkan LMS.
Sebelum pelaksanaan Ujian Tengah Semester dia meminta mahasiswanya mengisi survei online tersebut.

Setelah itu dia meninjau umpan baik yang sudah dikumpulkan. Dari situ dia menyadari bahwa bahan ajar
dan media pembelajaran yang digunakannya masih monoton juga kurang bervariasi.

Kemudian dia mempelajari beragam jenis bahan ajar serta macam-macam media pembelajaran dan cara
pengembangannya. Dia juga mengikuti pelatihan e-Learning tentang pengembangan bahan ajar berbasis
SCORM untuk menambah pengetahuannya tentang pengembangan bahan ajar pendukung LMS.

Dengan pengetahuan barunya tersebut dia mengembangkan bahan ajar berbasis SCORM lalu
menggunakannya pada perkuliahan di semester selanjutnya. Siklus tersebut terus berjalan agar dia dapat
terus meningkatkan performanya dalam menggunakan e-Learning.

Dapatkan lebih banyak informasi seputar elearning di ITB dengan mengakses laman web
elearning.itb.ac.id. Semoga informasi ini bermanfaat dan sampai jumpa lagi di video lainnya.

Anda mungkin juga menyukai