Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria Diagnostik Vaskulitis


Agus Hariyanto
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Pendahuluan vena ukuran besar; golongan pembuluh dengan terjadinya vaskulitis, di antaranya
Vaskulitis adalah reaksi kutaneus maupun darah sedang adalah arteri dan vena dengan adalah umur pasien, jenis kelamin, dan ras;
sistemik, yang secara mikroskopik digam- ukuran sedang dan kecil; golongan pem- beberapa jenis vaskulitis terjadi pada
barkan sebagai infiltrasi sel-sel inflamatorik buluh darah kecil adalah arteriola, venula, populasi spesifik. Selain itu, perlu ditentukan
pada dinding pembuluh darah, dengan dan kapiler.2,5 organ pembuluh darah mana yang terkena.
derajat nekrosis sel endotel dan dinding Tipe dan luas organ yang terkena dapat
pembuluh darah yang bervariasi. Ukuran Klasifikasi vaskulitis yang paling bermanfaat membantu menentukan tipe vaskulitis dan
pembuluh darah yang terkena bervariasi, untuk aplikasi klinis adalah klasifikasi terapi awal. Gambaran klinis dapat
mulai dari arteri besar (giant cell arteritis) berdasarkan etiologi, yang dapat digunakan digunakan untuk melihat ukuran pembuluh
sampai kapiler dermis dan venula (lekocy- untuk membedakan penyebab primer darah yang terkena.9,10 Diperlukan anam-
toclastic vasculitis). Ukuran pembuluh yang (idiopatik) dan sekunder (ada penyakit lain nesis dan pemeriksaan fisik yang teliti untuk
terlibat, komposisi sel yang menginfiltrasi, yang mendasarinya). Kira-kira 50% kasus mendukung diagnosis yang tepat.5,8
gejala dan tanda klinis yang muncul, serta vaskulitis tidak diketahui penyebabnya
temuan laboratoris memungkinkan pene- (idiopatik), sementara penyebab yang Kriteria Histopatologis
gakan diagnosis yang lebih teliti.1,2 diketahui di antaranya adalah infeksi (15- Diagnosis vaskulitis memerlukan kriteria
20%), inflamasi (15-20%), obat-obatan (10- histopatologis. Dua kriteria mayor vaskulitis
Gejala vaskulitis tergantung dari pembuluh 15%), dan keganasan (<5%).5 secara histopatologis, selain memperhatikan
primer yang terkena. Pada pembuluh darah ukuran pembuluh darah yang terlibat,
kecil, manifestasinya sering kali berupa Patogenesis adalah kerusakan sel endotel atau struktur
palpable purpura, atau urtikaria, pustula, Patogenesis kompleks imun untuk vaskulitis dinding pembuluh darah dan infiltrasi sel-sel
vesikel, petekie, atau lesi seperti eritema mengikuti tipe reaksi klasik Arthus. Di dalam inflamatorik pada dinding pembuluh darah.
multiforme. Pada pembuluh darah ukuran tubuh pejamu (host) yang memiliki Diantaranya yang tersering adalah neutrofil,
sedang, manifestasi klinisnya bisa berupa kelebihan antigen, kompleks antigen- limfosit, dan nuclear dust. Sel-sel PMN tidak
ulkus, nodul subkutan, livedo reticularis, dan antibodi akan terlarut dan bersirkulasi, selalu ditemukan dibandingkan dua kriteria
nekrosis digital. Hal terpenting dalam kemudian berkombinasi dengan amina mayor vaskulitis di atas, terutama pada lesi
mengevaluasi pasien vaskulitis adalah vasoaktif yang diproduksi oleh trombosit akut, pada pembuluh darah yang lebih besar,
mengenali gejala dan tanda adanya penyakit dan IgE-stimulated basophil, membentuk dan pada vaskulitis granulomatosis, yang
sistemik.3,4 celah antar-sel endotel sehingga kompleks ditandai dengan lebih dominannya
imun tersebut terdeposit. Deposit kompleks makrofag (histiosit).1 Kerusakan dinding
Hampir semua pembuluh darah di kulit imun mengaktifkan sistem komplemen pembuluh lebih sering terjadi karena adanya
dapat terserang vaskulitis; paling banyak dengan c3a dan c5a anafilaktoksin, menye- deposit fibrinoid dan nekrosis fibrinoid pada
mengenai venula dan disebut vaskulitis babkan infiltrasi neutrofil PMN (polimor- dinding pembuluh serta struktur terkait.
kutaneus. Vaskulitis kutaneus mempunyai fonukelar) dan degranulasi sel mast. Sel PMN Pada pemeriksaan dengan mikroskop
gambaran histopatologi dengan ciri khas mengeluarkan kalase dan elastase, yang elektron, deposit ini tampak seperti
infiltrasi neutrofil pada pembuluh darah, merusak komponen pembuluh darah. gambaran eosinofil yang granuler, amorf,
nekrosis fibrinoid, yang dikenal sebagai Mekanisme imun sel mediate (sel mast) dan fibriler, dan mirip-hialin; melalui studi
leukocytoclastic vasculitis (LCV). Pada LCV, sitotoksisitas seluler memegang peranan imunofluoresens, deposit tersebut diketahui
dapat ditemukan juga ekstravasasi eritrosit, langsung pada patogenesis vaskulitis, terdiri dari komposisi fibrin dan presipitat
debris granulositik (leukositoklas), inflamasi meskipun belum jelas diketahui dan kompleks antigen-antibodi. Adanya deposit
granuloma atau limfositik, dan deposisi memerlukan penelitian lebih lanjut.6-8 fibrinoid mengindikasikan kerusakan
imunoreaktan pada dinding pembuluh vaskuler dan memicu terjadinya bekuan
darah.1 Kriteria Diagnosis (clot) ser ta membantu menegakkan
Jika dicurigai vaskulitis, dapat dilakukan diagnosis vaskulitis.1,11,12
Klasifikasi beberapa langkah diagnostik untuk mencari
Klasifikasi vaskulitis didasarkan pada bebe- penyebab atau menyingkirkan kemung- Kriteria minor vaskulitis secara histopa-
rapa kriteria, di antaranya adalah ukuran kinan proses lain yang dapat menimbulkan tologis didasarkan pada hasil pemeriksaan
pembuluh darah yang terkena, manifestasi vaskulitis sekunder (seperti infeksi, trom- mikroskopik. Temuan pemeriksaan mikro-
klinis, gambaran histopatologi, dan penye- bosis, dan keganasan) atau dapat menimbul- skopik ini dapat menggambarkan proses-
bab. Termasuk dalam golongan pembuluh kan kondisi mirip vaskulitis. Ada beberapa proses yang terjadi pada struktur vaskuler,
darah besar adalah aorta serta arteri dan kondisi demografis yang berhubungan meliputi edema endotel, perdarahan kon-

CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011 495


TINJAUAN PUSTAKA

tinu pada pembuluh yang sakit, trombosis, Simpulan dan nuclear dust pada dinding pembuluh
nekrosis epidermal dengan/tanpa vesikulasi Vaskulitis bisa mengenai pembuluh darah darah, atau nekrosis sel endotel dan deposit
epidermal/subepidermal, infiltrasi cam- besar sampai pembuluh darah kecil (seperti fibrin pada dinding pembuluh darah)
puran (termasuk sel mononuklear dan kapiler dan venula). Vaskulitis dapat terjadi ditambah dua atau lebih kriteria minor
eosinofil), fibroplasia perivaskuler reparatif akibat penyakit kronis dan dapat dipresi- (edema sel endotel, perdarahan kontinu
pada lesi yang lebih lama, dan (jarang) pitasi oleh infeksi atau obat-obatan. Namun, pada pembuluh darah, trombosis, nekrosis
kalsinosis dan pembentukan aneurisma. sebagian besar kasus bersifat idiopatik. epidermal, vesikel epidermal/subepidermal,
Kriteria minor tidak selalu ada dan sangat Gambaran klinisnya bervariasi sesuai dan infiltrasi campuran–termasuk sel
bervariasi. Sebagai contoh, edema endotel dengan pembuluh darah yang terkena. Di mononukelar dan eosinofil–pada tunika
adalah gambaran yang objektif dan sering samping pemeriksaan histopatologis, adventisia). Tipe vaskulitis harus diketahui,
ditemukan pada vaskulitis. Namun, temuan pemeriksaan laboratoris perlu dilakukan dan diberikan terapi yang tepat. Bila
ini tidak spesifik karena dapat ditemukan untuk membantu menegakkan diagnosis, penyebabnya diketahui, seperti penyakit
pula pada beberapa varian spongiosis dan selain anamnesis dan pemeriksaan fisik. kronis, infeksi, atau obat-obatan, penyebab-
dermatosis perivaskuler, seperti pitiriasis Secara histopatologis, diagnosis vaskulitis nya harus segera ditangani sebagaimana
rosea dan kapilaritis.1,11,12 ditegakkan apabila terdapat sekurang- mestinya. Organ dalam yang terkena juga
kurangnya satu kriteria mayor (adanya PMN harus diterapi dengan tepat dan adekuat.
Diagnosis definitif vaskulitis secara umum
dapat ditegakkan bila ada sekurang- DAFTAR PUSTAKA
kurangnya satu kriteria mayor, terutama 1. Hood AF, Farmer ER.Vasculitis. In: Pathology of the skin. Baltimore: Prentice-Hall International. 1990. pp. 175-92.
2. Lever S, Barnhill RL, Busam KJ, Vascular Disease. In: Histopathology of the skin. 8th ed. Philadelphia: Lippincott-
deposit fibrinoid dan nekrosis fibrinoid, dan
Raven. 1997. pp. 185-207.
dua atau lebih kriteria minor.1,11 3. Weedon D.The Vasculopathic reaction pattern. In: Skin Pathology. 2nd ed. Churchill Livingstone. 2002.
4. Chung L, Fiorentino D. Cutaneous vasculitis. Orphanet Encyclopedia. 2005.
Pemeriksaan laboratoris sangat penting 5. Soter NA. Cutaneous vasculitis. New York:The University Hospital of New York University.
untuk menentukan organ yang terkena dan 6. Fiorentina DF, Cutaneous Vasculitis. J Am Acad Dermatol. 2003.
7. Mackel SE, Jordon RE. Leukocytoclastic vasculitis. A cutaneous expression of immune complex disease. Arch
menyingkirkan kemungkinan adanya Dermatol. 1982; 118(5):296-301.
penyakit lain.4,8,14 8. Jennette JC, Falk RJ. Small-vessel vasculitis. N Engl J Med. 1997.
9. Blanco R, Martinez-Taboada VM, Rodriguez-Valverde V, et al. Cutaneous vasculitis in children and adults.
Terapi Associated diseases and etiologic factors in 303 patients. Baltimore: Medicine. 1998; 77(6):403-18.
10. Roane DW, Griger DR. An approach to diagnosis and initial management of systemic vasculitis. Am Fam Phys.
Identifikasi tipe vaskulitis sangatlah penting
1999.
karena berhubungan dengan terapi. Tipe- 11. Mandell BF, Hoffman GS. Differentiating the vasculitides. Rheum Dis Clin North Am. 1994.
tipe tertentu bersifat self-limited, sementara 12. Allen NB, Bressler PB. Diagnosis and treatment of the systemic and cutaneous necrotizing vascuitis
tipe lainnya membutuhkan terapi kortiko- syndromes. Med Clin North Am. 1997; 81:243-59.
steroid, dengan atau tanpa agen sitotoksik, 13. Hunder G.Vasculitis: diagnosis and therapy. Am J Med. 1996; 100(2A):37S-45S.
14. Ekenstam E, Callen JP: Cutaneous leukocytoclastic vasculitis. Clinical and laboratory features of 82 patients
atau membutuhkan modalitas terapi lain,
seen in private practice. Arch Dermatol. 1984; 120(4):484-9.
seperti plasmaferesis. Pada awal penegakan 15. Callen JP. Cutaneous vasculitis: Relationship to systemic disease and therapy. Curr Probl Dermatol. 1993; 5:45-
diagnosis, harus segera ditentukan apakah 80.
ada organ dalam yang terlibat, sehingga 16. Carlson JA, Cavaliere LF, Grant-Kels JM. Cutaneous vasculitis: diagnosis and management. Clin Dermatol. 2006;
dapat segera diberi terapi yang tepat dan 24(5):414-29.
17. Gonzalez-Gay MA, Garcia-Porrua C, Salvarani C, et al. Cutaneous vasculitis: a diagnostic approach. Clin Exp
adekuat.12,13,15 Rheumatol. 2003; 21(6 Suppl 32):S85-8.

Vaskulitis sistemik berbahaya, tetapi mor-


biditas dan mortalitas dapat dicegah jika
penyakit segera dikenali dan diterapi sedini
mungkin. Terapi awal ditentukan oleh tipe
vaskulitis, beratnya kerusakan organ yang
terkena, dan progresivitas penyakit.14-17

Kortikosteroid dosis tinggi (prednison 1 mg


/kgBB/hari dalam dosis terbagi) adalah
terapi standar untuk sindrom vaskulitis sis-
temik. Imunosupresan, seperti siklofosfamid,
azatioprin, dan metotreksat, dikombinasi
dengan kortikosteroid, telah digunakan se-
cara luas, tetapi masih sedikit bukti ilmiah
yang mendukung efektivitas terapi kombi-
nasi ini.10,17

496 CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011

Anda mungkin juga menyukai