Anda di halaman 1dari 24

KONTRADIKSI ALKITAB ELEKTRONIK

TUGAS BESAR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
AGAMA dan ETIKA KRITEN

Oleh

Dita Monawati Sihombing


12115025

Dosen Pengampu

Lukas Supandi, S.Th

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN SAIN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkitab adalah sebuah peta untuk memperlihatkan kita jalan untuk hidup. Ada dalam
Alkitab,”Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu
terhadap aku” (Mazmur 119:19). Alkitab memberikan hikmat kepada kita. Ada dalam
Alkitab,”Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-
peringatan-Mu kurenungkan” (Mazmur 119:99). Alkitab menawarkan pertolongan
apabila jalan kelihatan tidak jelas. Ada dalam Alkitab, ”Firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Alkitab memberikan kita
perintah-perintah Allah, yang tidak dapat dirubah. Ada dalam Alkitab,”Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi” (Matius 5:18).

Alkitab berguna untuk bersaksi tentang Allah dan Putra-Nya Yesus Kristus, Firman
yang menjadi manusia, alkitab berisi hukum dan peraturan dari Allah yang harus
ditaati dan dilaksanakan. Alkitab sebagai pedoman menuju pelabuhan keselamatan di
sorga abadi, sebagai referensi, sumber pengajaran, nasehat, tuntunan menuju
keselamatan abadi, cermin bagi diri sendiri untuk mengetahui dosa dan salah diri
sendiri, dan apakah sudah melaksanakan tanpa henti Firman Allah, sesuai iman
kepada Yesus Kristus, Tuhan, Juruselamat manusia. Mempelajari Alkitab bukan
untuk bisa menyalahkan orang lain.

Namun, pada abad ini, dunia telah memasuki dan sedang berada dalam perubahan
serta perkembangan cepat sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Berbagai layanan informasi, jaringan komunikasi, dan sejumlah
peralatan canggih yang dioperasikan lewat komputer membuat segala sesuatu
menjadi semakin mudah untuk dijangkau. Di mana-mana setiap orang berlomba-
lomba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi melalui adaptasi dengan berbagai media ,
seperti komputer, telepon genggam, dan berbagai sarana yang lain. Namun, disadari
juga bahwa tidak semua orang mampu beradaptasi untuk dan menerima setiap
revolusi teknologi yang terjadi dalam masyarakat dan lebih khusus secara bergereja.
Pemanfaatan dan pengaruh teknologi ini terjadi di segala bidang kehidupan dan
gereja pun tidak luput dari hal itu. Multimedia merupakan penggunaan komputer
untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video
dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat berinteraksi,
berkarya dan berkomunikasi.

Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dunia hiburan, multimedia
juga diadopsi oleh dunia permainan (game). Multimedia dimanfaatkan juga dalam
dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai
media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri.[1]

Media adalah bukti bagaimana manusia berupaya mengembangkan diri dan berusaha
mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, menyediakan kemudahan kerja, kemudahan
berbagi informasi, dan sebagainya. Hal ini membawa dampak bagi kehidupan
masyarakat di berbagai bidang kehidupan, termasuk yang religius. Media telah
banyak dimanfaatkan oleh gereja dalam gerak pelayanannya. Penggunaan komputer
di bidang administrasi, penggunaan proyektor, laptop, keyboard, televisi, dll, sebagai
sarana pendukung dalam ibadah ritual adalah bukti pemanfaatan itu. Sungguh sebuah
perkembangan yang luar biasa jika dibandingkan dengan ibadah ritual yang dilakukan
gereja pada abad-abad yang lalu. Satu hal yang positif adalah berbagai media
digunakan memberikan banyak kemudahan dalam mendukung pelayanan. Secara
langsung gereja menempatkan pemanfaatan media pada sarana yang sebenarnya,
yakni membantu manusia dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup dan menikmati
hidup.

Realita yang dijumpai di dalam kehidupan bermasyarakat adalah bahwa semua orang
berlomba untuk memiliki media dengan berbagai motivasi yang berbeda. Masyarakat
telah menjadi pengguna media dan telah memanfaatkannya untuk berbagai
kemudahan dalam menunjang kelancaran aktivitas dan sebagai sarana rekreasi,
termaksuk ibadah, baik ritual maupun sosial, meskipun memang dalam konteks
Maluku, semua orang belum menggunakannya.

Dalam pelayanan gereja akhir-akhir ini sering dijumpai penggunaan Alkitab dalam
proses ibadah ritual. Alkitab adalah salah satu aplikasi yang dapat beroperasi jika
terintegrasi dalam telepon genggam atau komputer. Itu berarti penggunaan Alkitab
Elektronik tidak bisa dipisahkan dari telepon genggam dan komputer.

Namun, terkait dengan kehadiran Alkitab Elektronik di dalam gereja, tidak menutup
kemungkinan akan terjadi juga transformasi dalam menggunakan Alkitab yang
berbeda fisik yakni Alkitab Elektronik. Kehadiran Alkitab Elektronik di samping
Alkitab buku memunculkan berbagai tanggapan. Ada yang kemudian merespon
bahwa penggunaan Alkitab Elektronik boleh diterima namun penggunaannya dalam
ibadah-ibadah ritual itu yang menjadi mungkin masih menjadi persoalan. Dengan
kata lain, masih mengalami penolakan dari banyak pihak walaupun diketahui Alkitab
Elektronik adalah sebuah kitab suci. Dengan demikian maka hal tersebut bukan
berarti semua orang menolaknya namun dari setiap manusia dengan prespektif
pikirnya masing-masing ada yang menerima dan menggunakannya dan ada pula yang
belum menerima.

Penggunaan Alkitab elektronik dalam ibadah ritual dilakukan dengan berbagai alasan
yang sederhana, yakni kepraktisan dan adaptasi dengan perkembangan zaman. Dari
segi kepraktisan, dapat dipastikan bahwa ke mana pun telepon genggam akan dibawa
karena ukurannya kecil lagi pula banyak fungsinya sebagai telepon dan itu berarti
Alkitab yang adalah salah satu aplikasi di dalamnya dibawa serta ke mana pun. Di
samping itu, hal yang unik dari penggunaan media elektronik di kalangan pemuda
erat dengan gengsi yang berkaitan dengan kemampuan seseorang berakses dengan
kecanggihan teknologi.
Memang harus diakui bahwa menggunakan Alkitab Elektronik itu bukan tindakan
menyimpang. Dalam arti sederhana adalah tidak melanggar hukum dan aturan gereja.
[2] Namun, tidak jarang penggunaan telepon genggam dengan aplikasi Alkitab
elektronik di dalamnya, dalam ibadah ritual cenderung mendapat penilaian buruk
sebagai akibat dari salah tafsir banyak orang terhadapnya. Sebab, tidak sedikit
penyalahgunaan media elektronik yang terjadi (akses pornografi, dll), atau perbedaan
pandangan antara para pemuda penggunaan Alkitab elektronik dengan warga jemaat
yang lain. Hal ini sudah sering dijumpai dalam kehidupan bersama di jemaat. Padahal
jika dilihat lebih luas, maka akan dijumpai bahwa sebenarnya media elektronik yang
lain juga telah digunakan dalam ibadah ritual, tetapi mengapa telepon genggam
dengan aplikasi Alkitab elektronik dalam penggunaannya mempunyai banyak
penilaian negatif.

Kenyataan ini menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam mengingat bahwa warga
gereja adalah manusia yang hidup dalam dunia moderen yang serba elektronik.
Kajian terhadap keberadaan dan pemanfaatan Alkitab elektronik dalam ibadah ritual
bermaksud meneliti bagaimana pandangan pelayan khusus terhadap keberadaan
Alkitab Elektronik serta bagaimana pemanfaatannya dalam pelayanan agar dari
padanya dapat diambil suatu pandangan dan sikap yang tepat dan di tengah
perkembangan dunia yang semakin canggih, terkait dengan berbagai pandangan
tentang penggunaan Alkitab elektronik melalui telepon genggam dalam proses
Pendidikan Agama Kristen.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka masalah
utama yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pemahaman pelayan tentang keberadaan Alkitab Elektronik ?


2. Bagaimana penggunaan dan pemanfaatan Alkitab Elektronik di kalangan
Jemaat Kristen?
3. Bagaimana Alkitab Elektronik dapat digunakan sebagai media pengajaran dan
pemberitaan firman dalam pelayanan Gereja?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan skripsi ini :

1. Mengkaji Pemahaman pelayan khusus tentang Alkitab Elektronik


2. Mengkaji penggunaan dan pemanfaatan Alkitab Elektronik di kalangan
pelayan.
3. Mengkaji Alkitab Elektronik, dapat digunakan sebagai media pengajaran dan
pemberitaan firman dalam Pelayanan Gereja.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat :

Memberikan kontribusi pikir bagi pengembangan wawasan tentang modernisasi dan


IPTEK dan kedudukannya dalam pelayanan gereja serta pemanfaatan media
elektronik (Alkitab) dalam proses Pendidikan Agama Kristen.
BAB II
TEORI DASAR

Alkitab merupakan kumpulan buku-buku (tulisan-tulisan) yang pada awalnya ditulis


di atas papirus dengan begitu tradisionalnya. Sebagai kumpulan buku-buku (tulisan-
tulisan), Alkitab pasti memiliki sedikit kekeliruan, misalnya ketidakcocokan antara
tempat, waktu, tokoh, antara buku yang satu dengan yang lain dan sebagainya. Dalam
gagasan ineransi Alkitab dikatakan bahwa Alkitab tidak mungkin salah, berdasar
pada Allah yang selalu benar dan bukan pada manusia yang sering berbuat kesalahan
[3].

Sekitar tahun 3300 sM terjadi perubahan besar dalam komunikasi manusia. Beberapa
orang telah berhasil menemukan suatu sistem untuk menyampaikan pidato secara
lisan dan dibuat dalam bentuk tulisan. Plato memahami sesuatu yang berubah karena
kemajuan pemikiran manusia dari lisan ke tulisan pada masa kini, harus dipahami
sebagai sebuah peralihan oleh kemajuan ke komunikasi elektronik sehingga yang
menjadi benang merah yang Plato simpulkan yaitu komunikasi itu mengubah bukan
hanya yang dipikirkan, melainkan juga bagaimana berpikir [4].

Dengan kemampuan berpikirnya manusia mulai untuk membuat manuskrip kepada


rekan-rekan mereka dengan menggunakan sebuah media papyrus. Kata “papyrus”
diturunkan dari kata “papuro” bahasa Koptik kuno (Mesir kuno). Dalam bahasa
Yunani πάπυρος – papuros, adalah asal kata dari kata Inggris “paper” atau “papier”
(Belanda) yang berarti kertas. Kata dalam bahasa koptik “papuro” ini bermakna
“termasuk milik raja”, mengisyaratkan bahwa pembuatan kertas termasuk monopoli
raja pada zaman dulu [5].

Pembangunan komunikasi ini pada dasarnya merupakan suatu upaya interpretasi atas
diri dalam terang pimpinan Roh Allah. Allah telah dan sedang bertindak membangun
komunikasi manusia baru yang selalu diberi kemampuan menerjemahkan tradisi
dalam istilah yang menimbulkan saling pengertian dan dapat dimengerti, sebab
banyak mitos-mitos baru terkandung dalam media masa kini, yang tidak menolong ke
arah perubahan masyarakat yang manusiawi.[6] Untuk menjembatani hal tersebut
Gereja sebagai sentralisasi pelayanan kekristenan guna menumbuhkan nilai-nilai
Kristiani, juga mendapatkan tantangan di bidang pendidikan yang serba modern dari
sisi kemajuan teknologi. Karena gereja bukan barang antik sebagai pajangan yang
enak untuk dipandang, melainkan gereja harus menjadi pohon yang rindang dan
berbuah lebat.

2.1 Perkembangan Teknologi Menghasilkan Alkitab Elektronik

Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika.[7] Elektronika


adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari
teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.[8]

Semua hal atau benda yang menggunakan prinsip dan alat tersebut adalah benda
elektronik. Sekarang dengan kemajuan IPTEK, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
telah menghadirkan sebuah Alkitab Elektronik terbitan yang bisa dioprasikan atau
dimediasi oleh sebuah media elektronik seperti komputer, laptop, dan handphone
(telepon genggam); yang bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin mengaksesnya.

Perlu disadari juga bahwa untuk menerima sebuah transformasi Teknologi


computerisasi tidaklah mudah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kupersmith (1992)
bahwa simptom utama bagi mereka yang mempunyai sikap yang tidak suka atau takut
terhadap komputer ialah kebimbangan. Kebimbangan ini boleh diluapkan melalui
berbagai cara, yaitu sakit kepala, irritability, nightmare, menentang pembelajaran
komputer dan menolak sama sekali teknologi. Technoanxiety lebih mengganggu
mereka yang merasa tertekan oleh majikan, rekan sekerja atau budaya umum untuk
menerima dan menggunakan komputer.[9]

Weil dan Rosen mendefinisikan teknostres sebagai kesan negatif terhadap perlakuan,
pikiran, tingkah laku atau psikologi badan disebabkan oleh teknologi secara langsung
atau tidak langsung. Teknostres juga ialah reaksi pengguna terhadap teknologi dan
bagaimana perubahan berlaku atas kesan teknologi tersebut.[10] Teknostres (stres
yang berkaitan dengan komputer) merupakan kombinasi yang terdiri daripada
kebimbangan prestasi, lebihan beban maklumat, konflik peranan dan faktor
organisasi. Terdapat pengkaji-pengkaji yang menyatakan bahawa teknostres adalah
kesan negatif disebabkan oleh teknologi ke atas pemikiran, perlakuan, tingkah laku
atau beban seseorang individu. Ia disebabkan penggunaan peralatan elektronik dalam
kehidupan seharian seperti televisi, mesin ATM, komputer, gelombang mikro, telefon
bimbit dan sebagainya.[11] Sedangkan bagi Craig Brod technostress, sebagaimana
didefinisikan dalam bukunya “Technostress : Biaya Manusia Revolusi Komputer”,
adalah penyakit modern adaptasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
mengatasi atau beradaptasi dengan teknologi komputer baru dengan cara yang sehat
itu dan memanifestasikan dirinya dalam cara-cara yang berbeda namun berkaitan.
Dalam perjuangan untuk menerima teknologi komputer, dan dalam bentuk yang lebih
khusus dari overidentification dengan teknologi computer.[12]

Teologi Kristen agar relevan dalam era cyber space, harus memfokuskan ajaran
tentang manusia atau berkonsentrasi pada manusia. Kehadiran Alkitab Elektronik
sangat sinkron dengan kebutuhan manusia moderen saat ini, penggunaannya yang
relatif praktis karena selalu dibawasertakan ke manapun, mempermudah orang untuk
beroleh kesempatan seluasnya dalam mengakses Alkitab. Hal inilah yang harus
dimanfaatkan dalam koridor PAK. PAK lebih menekankan etika daripada
dogmatika. PAK menekankan axiologia (ajaran tentang nilai-nilai) dari pada
ontologia (ajaran tentang hakikat sesuatu). Itu berati dengan kehadiran kebudayaan
massa ia juga tidak menggugurkan nilai-nilai yang telah ada dalam kewibawaan
Alkitab sebagaimana yang dipahami banyak orang Kristen.[13]
2.2 Kewaspadaan Gereja Terhadap Adanya Perkembangan Teknologi

Gereja-gereja di Indonesia perlu mawas diri dan mempersiapkan diri untuk menjawab
masalah-masalah global di samping masalah regional, lokal jemaat. Gereja harus
mengembangkan cara-cara komunikasi yang efektif dan menarik sehingga tidak
diremehkan dan diabaikan. Gereja harus mampu menjembatani dengan gaya dan
struktur serta fungsi yang relevan, permasalahan desa (mungkin lebih banyak
agraris), lingkungan kota mungkin lebih banyak industrial, ekonomis, moral) dan
lingkungan global yang mungkin di warnai oleh masalah-masalah filosofis, nilai-nilai
dasar kemanusiaan, lingkungan etis teknologis. Di sini sangat menuntut agar gereja
itu harus komunikatif terhadat kemajuan dunia cyber space.[14] Pemakaian teknologi
tak dapat dilepasakan dari perbedaan-perbedaan kondisi masing-masing gereja
sebagai berikut ;

1. Kemampuan finansial jemaat, jemaat yang memiliki kemampuan finansial


cukup,akan lebih mungkin mengikuti perkembangan teknologi moderen.
2. Peran / pengaruh Pendeta, jika pendeta disuatu jemaat terbuka terhadap
perubahan, maka akan cenderung mengikuti perkembangan teknologi dsn
mendorong jemaat untuk memakai teknologi moderen dalam ibadah dan
kegiatan-kegiatan gereja.
3. Konteks wilayah, intensitas pemakaian alat teknologi moderen dalam gereja
yang berada di kota besar lebih sering dibandingkan dengan gereja yang
berada dipedesaan dan kota kecil. Hal ini jelas karena akses kota lebih baik
dari pada desa.
4. Usia anggota jemaat, kebutuhan besar pemakaian teknologi moderen
berhubungan denga usia anggota jemaat, karena kaum muda lebih memiliki
pengharapan besar guna penggunaan teknologi di gereja berbeda dengan
kaum tua.
5. Komunikasi, jemaat yang memiliki jalur komunikasi yang lancar akan dapat
menangkap kebutuhan anggota jemaat. Sebaliknya, anggota jemaat dapat
mengkomunikasikan kebutuhannya dengan lancar sehingga majelis jemaat
dapat menindaklanjuti dengan kebijakan yang tepat.[15]

2.3 Alkitab Digital Vs Alkitab Buku

Kemajuan teknologi menawarkan banyak kemudahan dalam berbagai hal. Telepon


genggam kini tidak hanya bisa menerima dan mengirim pesan atau melakukan
panggilan telepon lokal atau internasional, tetapi mampu melakukan berbagai macam
hal. Hari ini, ponsel dan perangkat serupa disesuaikan dilengkapi dengan perangkat
lunak, akses internet, kamera digital, pemutar musik portabel, GPS dan banyak
pilihan lainnya.

Untuk melakukan transaksi pemindahan rekening tidak perlu repot-repot mengantri di


Bank, dengan beberapa kali klik sejumlah dana telah berpindah tangan. Jual beli
dilakukan oleh mesin tanpa temu atau tatap muka, seperti banyak penyedia jasa
online yang kita ketahui lebih mirip Plaza atau Mal tapi bukan dalam bangunan
megah, tetapi sebuah benda persegi panjang dengan berbagai ukuran, smartphone
dengan berbagai sistem operasi.

Didalamnya bisa diinstal ragam aplikasi tergantung pengguna. Yang menariknya


sebuah perpustakaan mini atau sedang, atau besar juga bisa dimasukkan kedalamnya
disesuaikan kapasitas penyimpanan. Berbagai macam e-book, papers, komik, jenis
bacaan apapun ada didalamnya tidak ketinggalan kitab-kitab suci.

Tidak berat dan tidak ribet dengan ukurannya yang cukup kecil, sehingga bisa
dimasukkan ke dalam tas kaum hawa atau saku kaum Adam. Tidak hanya di hari
Minggu di mana saja, kapan saja ingin membaca dan merenungkan firman Tuhan
sepanjang ada smartphone sudah pasti bisa dilakukan. Dalam sesi-sesi pembelajaran
Alkitab pun, sangat mudah untuk melakukan proses pencarian suatu kitab, bab dan
ayat atau bahkan sebuah kata kunci. Hampir sama ketika kita menggunakan kalkultor,
untuk mendapatkan hasil tinggal menekan beberapa tuts dan keluarlah hasilnya.

Begitu juga ketika hendak berbagi renungan di media sosial, dengan sentuhan
aplikasi maka dalam hitungan detik, ayat yang ingin dibagi sudah langsung ter-share.
Beberapa orang lebih memilih alkitab digital dengan alasan font yang lebih besar,
karena kesulitan membaca buku alkitab dengan ukuran yang tercetak terlampau kecil.

Buat sebagian orang buku Alkitab masih tetap menjadi pegangan. Menyentuh
lembaran-lembaran kertasnya, berjelajah dari satu ayat ke ayat yang lain, dan setiap
pencarian akan satu ayat dari setiap sesi saat teduh, selalu saja ada hal-hal baru yang
ditemukan, memberikan highlight pada ayat-ayat yang menyentuh dan menjadi
pengingat di satu atau dua atau tiga atau bahkan berapa lama tahun sepanjang ayat itu
masih ada, memberikan catatan kecil di pinggiran-pinggiran bukunya, sensasi yang
ada ketika telapak tangan memegang stabilo atau sejenisnya-mulai menggaris sambil
membaca dengan perlahan, menghayatinya, meresapinya, menjadikannya darah dan
daging bagian dari diri seutuhnya, itu adalah sesuatu yang luar biasa meneduhkan.
Rasanya tidak sama ketika menggunakan aplikasi kitab suci.

Keuntungan lain dari membaca buku Alkitab adalah diharapkan bisa menjadi contoh
untuk anak-anak kita, ketika semua orang beralih ke teknologi. Setidaknya semangat
untuk menyentuh, membuka, membaca, memberikan highlight, merenungkan bisa
meninggalkan semangat untuk membaca dan merenungkan.

Teknologi selalu membuat hidup kita menjadi lebih mudah, semakin mudah, semakin
sedikit waktu dan tenaga yang digunakan. Tidak ada yang salah dengan menikmati
kemajuan teknologi. Jika malu menjadi alasan buku alkitab tidak dibawa ke gereja
atau kemana saja, karena takut dikatakan “tidak mengikuti perkembangan jaman”
maka iman seseorang yang merasa malu itu boleh dipertanyakan.
Pada akhirnya diharapkan alkitab digital maupun buku alkitab bisa berjalan
bersamaan, saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Apakah aplikasi atau hasil print, dibaca, direnungkan intinya para pengguna Alkitab
apapun bentuknya, hendaknya menjadi pelaku firman karena bukan alkitab yang
menyelamatkan kita, tetapi Kristus itu sendiri. Seperti dikatakan di alkitab di kitab 1
Korintus pasal 13 ayat 1 seperti ini bunyinya “Sekalipun aku dapat berkata-kata
dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.”

2.4 Fungsi Alkitab

Alkitab mempunyai fungsi dalam hubungan dengan kehidupan orang percaya dan
pertumbuhan iman dari orang percaya. Sehingga Alkitab mempunyai fungsi sentral
dan dominan dalam kehidupan pribadi maupun umat. Hal ini menjadi penting, karena
jika orang Kristen atau jemaat telah salah memahami fungsi Alkitab bagi mereka
maka bukan tidak mungkin nilai fungsi Alkitab akan mengalami degradasi yang luar
biasa, bahwa Alkitab akan disepelekan. Alkitab memiliki fungsi sentral dan dominan,
karena hidup iman seseorang dan persekutuan ditumbuh-kembangkan tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan Alkitab. Seseorang makin mengenal Allah, karya
Keselamatan-Nya serta menghayati makna hidup berimannya tidak dapat lepas dari
tuntunan Alkitab.

Fungsi Alkitab selanjutnya adalah dalam kaitannya dengan pembangunan tubuh


Kristus (bandingkan Kisah Para Rasul 2; Kisah Para Rasul 4; 1 Korintus 12; 1
Korintus 14; Efesus 4). Yang dimaksudkan di sini adalah Alkitab berada pada posisi
sentral bukan hanya dalam hal kehidupan iman personal atau komunal, tetapi juga
posisi sentral itu berlaku, menerangi segala keputusan atau kebijakan yang diambil
dalam menata dan membangun persekutuan orang percaya / jemaat. Segala keputusan
dan kebijakan gerejawi tidak boleh lepas dari dasar Alkitab. Alkitab sebagai
pernyataan kehendak Allah semestinya menjadi dasar pijak dan memayungi segala
keputusan dan kebijakan gerejawi baik yang berlaku ke dalam mau pun ke luar, baik
untuk tingkat di jemaat maupun di tingkat sinodal. Fungsi ini teramat penting, karena
di sinilah letak perbedaan fundamental antara gereja dengan organisasi lainnya;
antara keputusan dan kebijakan gerejawi dengan keputusan dan kebijakan organisasi
sekuler lainnya. Hal ini juga menjadi penting dan mesti dihayati oleh setiap pribadi
dalam gereja terutama para pelayan dan pejabatnya, segala keputusan dan kebijakan
gerejawi adalah keputusan dan kebijakan yang mencerminkan citra dan kualitas
wibawa Alkitab sebagai pernyataan Allah bagi umat maupun bagi dunia.

Fungsi Alkitab bagi kita para pemuda-pemudi kristiani adalah seperti yang
difirmankan Tuhan melalui alkitab itu sendiri (2 Timotius 3 : 16 ), yaitu “Segala
sesuatu yang dilhamkan Allah memamng bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran.” Ayat ini telah mencangkup semua fungsi kitab suci kita yaitu
Alkitab.

BAB III
ANALISIS

Dalam mengerjakan makalah ini, penulis selain mencari berbagai sumber dari media
sosial, penulis juga melakukan wawancara melalui media sosial yaitu line kepada
teman- teman yang berkuliah di Institut Teknologi Sumatera.

 Berikut adalah data dari pemahaman fungsi alkitab bagi para pemuda-pemudi
Kristen:
 Nicolas Jeremi, Teknik Elektro 2015 “Kalo menurutku fungsi alkitab
yang pastinya sebagai pedoman hidup, menunjukkan mana yang baik
dan yang benar, surat cinta dari Tuhan ibarat makanan alkitab itu
seperti makanan rohani kita”
 Elizabet Simanjuntak, Teknik Geofisika 2015 “Alkitab itu dasar
firman Tuhan. Sumber firman Tuhan yg pasti ya dr alkitab. Fungsi
alkitab sendiri menurut aku yaitu cara mau mengenal Allah dan Yesus.
Kalo kita mau mengenal Yesus, ya kita harus baca alkitab.”
 Edlyn Yoadan Nathania, Teknik Geofisika 2015, “kalo kita baca ya
fungsinya untuk mengenal Tuhan, belajar untuk memperbaiki diri,
terus menguatkan juga ketika kita capek gitu trus baca ayat" yg
membangun. Klo mnrt edlyn emang tiap org ngerasain yg beda",
tergantung alesannya dia bacabalkitab untuk apa.”
 Ramot Fernando, Teknik Geofisika 2015, “Kalau menurutku fungsi
alkitab ialah mempelajari ttg bagaimana kehidupan yesus, apakah kita
harus hidup kudus seperti alllah "sebagaimana yg kita ketahui alkitab
menjelaskan bahwa hidup haruslah kudus dihadapan allah", bagimana
manusia berasal dan bagiaman manusia akan berakhir, menjadi suatu
alat buat kita agar kita dapat hidup dgb benar takala kita hidup menjadi
manusia berdosa oleh karenanya alkitab mengajarkan kita agar
menjadi orang yg benar dimata allah, oleh karenanya alkitab mengajar
dan menyatakan kesalahan agar kita memperbaiki kelakuan dan
mendidik orang dalam kebenaran”
 Nadya Agnesia Sinaga, Teknik Geofisika 2015, “Klok menurut nadya
sendiri fungsi alkitab itu yah semacam sarana kita untuk mengenal
TUHAN sih mon. Dengan kita baca alkitab kita semakin kenal bahkan
dekat dengan Tuhan itu sendiri. Kan kita tahu nih kita terlahir
kebetulan di keluarga kristen jadi bukan semata" krna itu tapi karna
kita juga harus percaya dan pastinya mengenal Tuhan itu sendiri
seperti apa. Nah alkitab ini lah jalannya biar kita bisa mengenal tuhan
itu serta mengetahui apa sih yang tuhan mau dari kita.”
 Elysia Levina, Teknik Geofisika 2015, “Menurutku Alkitab itu adalah
landasan hidup orang percaya. Segala peraturan tersirat maupun
tersurat, segala perbuatan dan perilaku orang percaya ada
didalamnya.... Dan segala mukjizat yang diperbuat oleh Dia ada
didalamnya sehingga perbuatan dan kasih-Nya patut kita contoh.
Makanya menurutku Alkitab adalah landasan orang percaya”
 Teresia O.A. Sinuraya, Teknik Geofisika 2016, “Alkitab buat kita bisa
kenal kak siapa Allah.Kita bisa tau apa mau nya Allah. Jadi kita bisa
ngejalanin hidup seperti yg Tuhan mau. Kita gak ragu Siapa itu
Yesus.Tau arti Allah Tri Tunggal.Pokok nya intinya kenal lebih Intim
dengan Allah dengan baca Alkitab”
 Asido Saputra Sigalingging, Teknik Geofisika 2015, “Alkitab itu bagi
aku sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Jadi setiap orang Kristen
harus nya hidup berdasarkan Alkitab.”
 Dear Mapala Simarmata, Perencanaan Wilayah dan Kota 2014,
“Fungsi alkitab itu menjadi tuntunan hidup karena alkitab merupakan
firman-Nya dan firman itu ialah Tuhan sendiri yoh 1:1 dan kita harus
melaksanakan firman-Nya.”

 Berikut adalah data dari pendapat pemuda Kristen dengan adanya alkitab
elektronik:
 Elizabet Simanjuntak, Teknik Geofisika 2015 “Mengenai adanya
alkitab elektronik, itu ga papa. Tapi aku kurang setuju sama orangg yg
kalo ke gereja pake alkitab elektronik. Karna kalo kita sendiri punya
alkitab biasa, kenapa harus malas membawa dan malah memilih
menggunakan alkitab elektronik ? Bukannya dari situ Tuhan udah
melihat kalo kita ga tulus datang ke gereja ?. Alasan lain yg bikin aku
kurang setuju sama alkitab elektronik, itu karna kalo lagi ibadah, pasti
bakalan ada macam" pemberitahuan yg masuk, nah, itu pasti bakalan
ganggu kekusyukan ibadah kita sendiri. Tapi mengenai hal positif yg
aku ambil dr alkitab elektronik itu sendiri, alkitab elektronik itu bisa
kita baca di mana aj. Itu sih mon.”
 Edlyn Yoadan Nathania, Teknik Geofisika 2015 “Hmm kalo mnrt
edlyn sih alkitab elektronik baik sih mon, karna kalo alkitab yg book
kan agak ribet kalo dibawa kmana" tp dgn ada alkitb elektronik kan
mempermudah. Tp ttep lebih pas kalo kita baca yg book sih”
 Nicolas Jeremi, Teknik Elektro 2015, “Sebenernya gak masalah ada
alkitab elektronik. Yang kulihat sehari-hari alkitab elektronik lebih
mudah dan simpel untuk kita bawa setiap hari karna walaupun bukan
dalam bentuk kitab atau buku yang paling penting Firman Tuhan nya
itu. Tapi ada aja saat kita lagi gunain alkitab elektronik di hp misalkan
kita lagi di gereja atau baca renungan, munculah notifikasi di media
sosial otomatis fokus kita jadi teralih. Jadi tergantung dari kitanya kalo
kita memang mau fokus dan meluangkan waktu cuma buat Tuhan,
penggunaan alkitab elektronik gak masalah buat kita”
 Ramot Fernando, Teknik Geofisika 2015, “Menurutku Alkitab itu
adalah landasan hidup orang percaya. Segala peraturan tersirat maupun
tersurat, segala perbuatan dan perilaku orang percaya ada
didalamnya.... Dan segala mukjizat yang diperbuat oleh Dia ada
didalamnya sehingga perbuatan dan kasih-Nya patut kita contoh.
Makanya menurutku Alkitab adalah landasan orang percaya”
 Nadya Agnesia Sinaga, Teknik Geofisika 2015, “Adanya alkitab
elektronik menurut nadya sih mempermudah bnget yah buat kita untuk
dapat baca alkitab dimana pun dan kapan pun. Karna memang sudah
seharusnya seorang kristen itu baca alkitab dan dengan adanya alkitab
elektronik mempermudah kita. Apalagi setiap orang hampir rata"
punya gadget yah aplikasi alkitabnya otomatis udah bisa. Lebih bnyak
keuntungannya buat nadya sih mon tapi asal pemakaiannya juga tepat.
Klok digereja sendiri nadya kurang setuju klok pake alkitab elektronik
takutnya fokusnya jadi beda. Yah apalagi dikalangan anak muda yah
takutnya malah buka" yang lain eg:chat, medsos dll”
 Elysia Levina, Teknik Geofiska 2015, “Segala sesuatu perubahan pasti
ada konsekuesinya salah satunya adalah perkembangan zaman.
Misalnya adalah dengan adanya kitab elektronik. Adanya teknologi
terbaru ini memberikan dampak negatif dan positif. Dampak positif
adalah kita dapat membuka alkitab dimana saja dan kapan saja tetapi
dampak negatif jika kita menggunakan e-kitab saat gereja, misalnya
jika saat pembacaan alkitab ada pesan masuk maka ada beberapa
pribadi orang cenderung untuk membukanya ya.. itulah dampak
negatifnya. Maka dari itu diperlukan adanya kesungguhan hati saat
membaca firman di e-kitab agar tidak tergoyahkan”
 Teresia O.A. Sinuraya, Teknik Geofisika 2016, “Alkitab elektronik
menurutku baik sih kak.Karena dengan Alkitab elektronik kita bisa
baca alkitab dimana aja tanpa harus takut kita keliatan kayak gimana
gitu biarpun sebenernya ga perlu dengerin org kalau menurut Tuhan
itu benar. Tapi tergantung org nya sih kak, misalnya kayak aku nih
orang yang gk bisa fokus kalau bukan baca alkitab dalam bentuk
buku.Sama kayak kalau ibadah hari minggu atau persekutuan gitu
kalau kita mau fokus ya bawa nya alkitab fisik bukan elektronik.
Karena godaan lebih banyak kak.”
 Asido Saputra Sigalingging, Teknik Geofisika 2015, “Adanya Alkitab
elektronik sangat membantu apabila kita tidak membawa Alkitab cetak
saat kita membutuhkan alkitab, sifat nya yang praktis dan efisien
sangat membantu.”
 Dear Mapala Simarmata, Perencanaan Wilayah dan Kota 2014, “Kalau
menurutku adanya alkitab elektronik itu baik juga, karena bias dibawa
kemana-mana disaat waktu luang di kantor, di kampus dan dimana
pun dan lebih efisien, namun alkitab buku juga penting karena kita
bias mencatat hal penting didalam alkitab tersebut.
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini memuat metode penelitian, studi literature yang menunjang dari judul
makalah, dan dalam makalah ini penulis juga melakukan sesi wawancara terhadap
teman satu kampus di Instutut Teknologi Sumatera.

4.1 Metodologi
Dalam melakukan pengerjaan makalah kontradiksi alkitab ini, penulis melakukan
studi kasus mengenai penadapat dari remaja Kristen tentang fungsi Alkitan dan
dengan keberadaannya alkitab elektronik. Lalu penulis juga melakukan studi
literature melalui internet dan alkitab. Dalam pembuatan makalah ini penulis
menyajikan susunan penulisan makalah Kontradiksi Alkitab Elektronik sebagai
berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian.
BAB 2: TEORI DASAR
Pada bab ini dibahas mengenai teori dasar, alkitab digital Vs alkitab buku serta fungsi
alkitab
BAB 3: ANALISIS
Pada bab ini disajikan hasil wawancara kepada remaja Kristen yang ada di Institu
Teknologi Sumatera.
BAB 4:METODOLOGI
Pada bab ini dibahas mengenai metodologi penelitian, sistematika penyajian makalah,
dan interpretasi analisis dari hasil wawancara
BAB 5: KESIMPULAN
Pada bab ini disajikan kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.
4.2 Interpretasi Analisis Hasil Wawancara
Dari yang sudah penulis lakukan wawancara beberapa ada yang setuju dan berpikir
positif dengan adanya alkitab elektronik dan ada yang tidak setuju dengan adanya
alkitab elektronik. Namun, ada juga yang berpendapat positif dan negative terhadap
adanya alkitab elektronik. Kebanyakan para remaja menganggap positif dengan
adanya alkitab elektronik salah satunya adalah lebih mudah dan gampang di bawa
kemana mana saat berpergian, selain itu juga lebih ringan dan lebih efektif. Untuk
yang beranggapan negative itu karena ketika sedang beribadah di gereja yang di buka
pada smartphone nya memang alkitab namun terkadang ada beberapa manusia yang
tidak sadar asik buka media sosial lainnya, karena awalnya memang membuka alkitap
yang ada di smartphone namun sambungan datanya lupa dimatikan atau sengaja tidak
dimatikan sehingga ketika ada notifikasi muncul seseorang tersebut langsung
membuka dan tidak fokus lagi mendengarkan firman Tuhan.

Memang adanya alkitab elektronik ini menjadi kontradiksi dikalangan masyarakat,


dan tidak menutup kemungkinan hal ini nantinya bias menjadi permasalahan social
agama. Sebenarnya hal ini menjadi kontradiksi, karena kita tau arti dari kontradiksi
itu sendiri adalah suatu pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau
bertentangan. (KBBI). Menurut penulis setelah menelaah dari hasil wawancara
dengan adanya alkitab elektronik itu tidak masalah, karena itu sebagai wujud
pengaplikasian talenta yang telah Tuhan berikan kepada orang yang menciptakan
alkitab elektronik itu, sekarang tergantung pada diri masing-masing, jika ia serius
untuk mendengarkan firman Tuhan ia akan memilih untuk memode pesawatkan
smartphone nya sehingga ia akan memfokuskan dirinya kepada Tuhan Yesus.
BAB V
KESIMPULAN

Dari penyajian data sebagaimana terungkap diatas maka beberapa kesimpulan yang
dapat ditarik berdasarkan dengan pemahaman, penggunaan, pemanfatan, serta fungsi
alkitab dan keberadaan alkitab elektronik sebagai berikut:

1. Alkitab elektronik merupakan sebuah proses hasil berpikir manusia untuk


memenuhi kebutuhan praksis serta praktis mereka. Ini adalah sebuah revolusi
terhadap Alkitab dengan melihat keseluruan konten-kontennya yang berada
pada media tersebut. Alkitab elektronik versi 2.0 merupakan sebuah software
(perangkat lunak) yang terinstal di dalam handphone, dan juga laptop serta
komputer. Perlu disadari tidak semua orang fasi berteknologi dan tidak semua
umat bisa memiliki handphone dengan kapasitas mengakses Alkitab
elektronik sebab dari sisi finansial tergolong cukup mahal. Oleh sebab itu
Alkitab elektronik masih digunakan hanya oleh beberapa orang. Karena
perubahan sosial terkandang cenderung membuat orang stress karena berpikir
untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang telah terpengaruh oleh
budaya teknologi modern. Sedangkan kesiapan mental dan kesediaan diri
secara fisik belum memadai.
2. Penggunaan alkitab elektronik tidak masalah tergantung dari diri kitanya jika
kita memang mau fokus dan meluangkan waktu hanya untuk Tuhan, kita tidak
akan tergoda dengan munculnya notifikasi di handphone kita dan jika dari
awal memang ingin focus terhadap firman Tuhan kita akan langsung
memodepesawatkan handpone kita sebelum ibadah dimulai. Jadi semuanya
itu tergantung pada pribadi masing-masing. Kita juga dapat renungkan ayat
ini untuk permasalahan kontradiksi ini, bias kita renungkan di kitab Roma
12:1-2 begini bunyinya “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna."
Pada kalimat ini “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati.” Kita ditekankan jika kita ingin beribadah yang
sejati kita tidak boleh membagi fokus kita kepada yang lain, kita harus satu
fokus yaitu kepada Allah kita yang sejati.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Boehkle, Roberth R., 2002, Memperlengkapi Lagi Pelayanan dan Pertumbuhan. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
[2] Brod, Craig (1984). Technostress: the human cost of the computer revolution. Reading,
MA: Addison-Wesley.
[3] Champion, S. (1988). Technostress: Technology’s Toll. School Library Journal
[4] Clark, K. Dan Kalin, S. (1996). Technostressed Out? How to cope in the digital
age.Library Journal.
[5] Fore, Wiliam F., 2000, Para Pembuat Mitos, Injil Kebudayaan dan Media, Jakarta: BPK
Gunung Mulia
[6] Pekerja Klasis GPM Pulau Ambon, 2003, Himpunan tata gereja peraturan pokok dan
peraturan organikgereja protestan maluku, Ambon : Badan Pekerja Klasis GPM
Pulau Ambon
[7] Kupersmith, J. 1992 Technostress and the reference librarian. Reference Services Review
[8] Mary Elizabeth More, 1980, Education for Continuity and Change. San Fransisco :
Harper
[9] Marianne Sawicki, 1988, The Gospel in Hostory, New York : Paulist Press
[12] Petersen, C.W. Do you have technostress? Island View.http://www.cupevidc.
org/iv/98/02/techno.html. Dicapai pada 9 desember 2010.
[13] Pattiasina, J. M., dan Sairin, Weinata, 1997, Gerakan Oikoumene Tegar Mekar di Bumi
Pancasila, Jakarta: BPK Gunung Mulia
[14] Robert, David Ord dan Coote, Robert B., 2000, Apakah Alkitab benar?, Jakarta: BPK
Gunung Mulia
[15] Weil,M.M. dan Rosen,L.D. 1997, Technostress:coping with technology.New York. John
Wiley & Sons
[16] Hasil awancara dengan remaja Kristen Elizabet Simanjuntak . Dilakukan 19 Desember.
2017 Pukul 09.55 WIB.
[17] Hasil awancara dengan remaja Kristen Nicolas Jeremi. Dilakukan 19 Desember. 2017
Pukul 10.03 WIB.
[18] Hasil awancara dengan remaja Kristen Edlyn Yoadan Nathania . Dilakukan 19
Desember. 2017 Pukul 10.19 WIB.
[19] Hasil awancara dengan remaja Kristen Ramot Fernando . Dilakukan 19 Desember. 2017
Pukul 10.20 WIB.
[20] Hasil awancara dengan remaja Kristen Nadya Agnesia Sinaga. Dilakukan 19 Desember.
2017 Pukul 10.39 WIB.
[21] Hasil awancara dengan remaja Kristen Elysia Levina. Dilakukan 19 Desember. 2017
Pukul 10.39 WIB.
[22] Hasil awancara dengan remaja Kristen Teresia O.A. Sinuraya. Dilakukan 19
Desember. 2017 Pukul 10.51 WIB.
[23] Hasil awancara dengan remaja Kristen Asido Saputra Sigalingging . Dilakukan 19
Desember. 2017 Pukul 10.17 WIB.
[24] Hasil awancara dengan remaja Kristen Dear Mapala Simarmata. Dilakukan 19
Desember. 2017 Pukul 15.34 WIB.

Anda mungkin juga menyukai