Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku:

MENIMBANG PERKEMBANGAN KOMUNIS DI INDONESIA

Judul Buku : Kemunculan Komunisme Indonesia


Penulis : Ruth T. McVey
Pengantar : George McTurnan Kahin
Penerbit : Komunitas Bambu, Jakarta, 2010
Tebal : xxxiv + 544 halaman

MENGAPA paham komunis bisa tumbuh berkembang di Indonesia, dimana


mayoritas penduduknya penganut agama Islam yang taat? Tambah lagi, masyarakat
Indonesia masih bersifat tradisonal dan percaya terhadap hal-hal yang berbau mistik
dan takhyul, sementara komunis menolak segala sesuatu yang irrasional?

Inilah pertanyaan sederhana dan


membutuhkan penjelasan mendalam yang
menarik perhatian Ruth T. McVey berjudul
Kemunculan Komunisme Indonesia yang
diterbitkan oleh Penerbit Komunitas Bambu
yang dipimpin oleh sejarawan muda J.J. Rizal.

Penerbitan karya sejarawan dan guru


besar emeritus Cornell University ini sebenarnya
sangat terlambat, sementara di luar Indonesia
sendiri sudah dapat menikmatinya 50 tahun
yang lalu. Dikatakan demikian karena buku ini
bukan saja sudah dianggap karya klasik dan
menjadi masterpiece dari penulisnya, tetapi
juga menjadi kitab wajib yang harus dibaca
dalam mengkaji perkembangan sejarah dan
politik Indonesia.

***

Buku bertitel The Rise of Indonesian Communism ini pertama kali diterbitkan
tahun 1965 oleh Cornell University Press. Semasa Orde Baru berkuasa buku ini dilarang
terbit dan beredar di Indonesia, termasuk dalam bahasa Inggris. Barangkali, salah satu
penyebabnya adalah karena Ruth McVey bersama dengan Ben Anderson menerbitkan
1
Cornell Paper yang mengemukakan alternatif lain (yakni konflik internal TNI-AD) selain
PKI, sebagai dalang pemberontakan G30S tahun 1965. Padahal, jika disimak buku ini
murni kajian sejarah secara akademis, bukan bersifat ideologis atau propaganda
komunis.

Dalam kata pengantar edisi bahasa Indonesia, Ruth McVey menyambut gembira
proyek penerjemahan dan menerbitkan karyanya yang tergolong tebal dan rumit ini.
Bukan saja karena kajiannya masih dianggap penting, tetapi juga kenyataan terjadinya
perubahan iklim politik dan intelektual di Indonesia sudah semakin terbuka dan
demokratis, dan lebih penting bisa menghargai karya intelektual serta sejarah
negerinya sendiri.

Menurut McVey, perkembangan Partai Komunis Indonesia (PKI) banyak menaruh


perhatian kalangan akademisi Barat, karena PKI relatif demikian cepat menjadi partai
politik terkuat di Indonesia dekade pertama abad ke-20 dan merupakan organisasi
komunis terbesar di luar blok Cina-Soviet. Lagipula PKI juga dapat mengklaim diri
sebagai partai terbesar tertua di Indonesia serta gerakan komunis pertama yang
didirikan di Asia.

Dengan perkembangan yang demikian relatif cepat tersebut, bahkan mengakar


hingga ke masyarakat bawah, menempatkan strategi dan ideologi yang diterapkan oleh
PKI menjadi model bagi pengembangan partai di negara lain. Bukanlah suatu hal yang
mustahil, dengan watak khas dan kedudukan PKI dapat eksis di tengah masyarakat
yang tidak mengenal kelas borjuis dan pertentangan kelas relatif tidak ditemukan.
Bahkan, dalam hal-hal tertentu Indonesia sama sekali tidak ada campur tangan
komunis internasional (Komintern) yang cukup berarti.

Dalam pentantarnya, George McTurnan Kahin – mentor McVey di Modern


Indonesia Project, Cornell University, yang dikenal lewat karya klasiknya Nationalism
and Revolutipn in Indonesia – sebagian besar kajian mengenai partai komunis
cenderung lebih berkonsentrasi pada peranan komunis itu sendiri atau pada
partisipasinya dalam gerakan komunis internasional. Guna memberikan paparan yang
berimbang tentang perkembangan PKI, McVey memberikan perhatiannya pada kedua
aspek awal keberadaan partai ini.

Dalam penerapan kedua aspek di atas, demikian tulis Kahin, McVey bukan saja
telah menunjukkan pengaruh dalam negeri maupun faktor internasional yang
menentukan perkembangan PKI, tetapi juga telah dibekali keterampilan untuk
menimbang komunisme dari kedua sudut pandang tersebut. Dengan demikian, buku ini
bukan saja menyuguhkan rekaman dokumentasi atas kejadian-kejadian tersebut,
menurut Kahin, melebihi studi tentang komunisme di Asia yang lain.

2
***

Buku yang terdiri dari 13 bab dengan tebal 574 halaman ini mengupas secara rinci
dan mendalam awal mula gerakan komunis di Indonesia, persentuhan partai dengan
Serikat Islam (SI), hubungannya dengan komunis internasional, menjadikan partai
sebagai gerakan radikal-revolunioner, hingga meletusnya pemberontakan secara
serempak di wilayah Indonesia, termasuk pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatera
Barat tahun 1926/1927.

Dalam penulisan buku ini McVey bukan saja meneliti sejumlah arsif dan dokumen
di Belanda, Inggris, Uni Soviet, Amerika, dan Indonesia, tetapi juga disusun berdasarkan
wawancara dengan narasumber secara luas. Sumatera Barat juga termasuk daerah
yang dijadikan sebagai lakasi penelitiannya, sehingga nama Ruth McVey tidak asing lagi
bagi peminat sejarah di daerah ini . Diantara kajiannya mengenai komunis di Sumatera
Barat adalah The Communist Uprisings of 1926/1927 in Indonesia; Key Documents
(1960) yang ditulisnya bersama Harry J. Benda.

Dalam penelitiannya tentang Pemberontakan Komunis Silungkang 1927 (2004)


sejarawan Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Mestika Zed mengatakan buku
McVey mencerminkan keahliannya sebagai pakar sejarah komunis yang dikenal dalam
dunia akademik Barat. Buku ini bukan saja kaya dengan bahan-bahan sumber yang unik
dan beragam, analisisnya juga sangat rinci dan mendalam, sehingga sangat membantu
menjelaskan lebih jauh tentang kumunis dalam konteks sejarah modern Indonesia.

Buku ini memang sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh mahasiswa, dosen,
atau guru sejarah. Paparannya yang padat dan dengan bahasa yang lugas, tambah lagi
terjemahannya yang cukup baik, membuat buku ini enak dan mudah dibaca, serta
dipahami. Tak salah bila Ben Anderson mengatakannya sebagai “satu-satunya buku
tentang PKI yang serius, sangat rinci, tanpa prasangka dan objektif.” ***

(M. Wahdini Purba, Guru Sejarah SMA Semen Padang


Lulusan Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang)

Anda mungkin juga menyukai