Dosen Pengampu :
Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd
Diusulkan oleh:
KELOMPOK 12
Alhamdulillahirobbilalamin,
Segala puji dan syukur tim penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan izin-Nyalah tim penyusun dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan
judul “Penerapan Nilai Islam Pada Matakuliah Gambar Arsitektur Realdraw
Mesjid Alfurqan Di DPTA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Teknik Arsitektur FPTK UPI Angkatan 2014-2016)” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam.
Tidak lupa tim penyusun sampaikan terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak Dr. H. Abas Asyafah,
M.Pd. dan teman-teman yang telah memberikan dorongan untuk menyelesaikan
Karya tulis ini. Atas jasa dan amal baik mereka yang tidak terukur, tim penyusun
tidak akan mampu membalasnya. Karena itu, sepenuhnya tim menyerahkan
kepada Allah SWT, agar Allah memberi balasan yang setimpal dengan kebaikan
yang telah mereka korbankan kepada tim penyusun.
Taka ada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ini. Tim
penyusun menyadari banyaknya kekurangan baik dari penulisan ataupun isi
makalah. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
untuk menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi penyusun.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan urutan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah
ini mahasiswa diharapkan :
1. Untuk mengetahui materi perkuliahan yang diajarkan saat mata kuliah
gambar arsitektur pada topik Realdrawing
2. Untuk mengetahui kaitan antara nilai-nilai Islam dengan Mata Kuliah
Gambar Arsitektur Topik Perkuliahan Realdraw Mesjid Al-Furqan
3. Untuk mengetahui Penerapan Nilai Islam Pada Matakuliah Gambar
Arsitektur Realdraw Mesjid Alfurqan Di DPTA
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ini baik bagi penulis maupun pembaca yaitu :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan penerapan
nilai-nilai Islam pada Matakuliah Gambar Arsitektur Topik Perkuliahan
Realdrawing Mesjid Al- Furqan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. ISLAM
2.1.1. Definisi Islam
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang terjemahannya:
“ Pada hari akhir ini Aku lengkapkan agamamu dan Aku sempurnakan nikmatKu
atasmu dan Aku ridla Islam sebagai agamamu” (Q.S. Al-Maidah [3] : 3)
Islam adalah nama yang ditetapkan Allah swt. secara eksplisit di dalam Al-
Qur’an untuk sistem ajaran ketuhanan yang disampaikan melalui Nabi
Muhammad saw. kepada ummat manusia. Oleh sebab itu, Islam sebagai suatu
sistem ajaran tidak boleh disebut dengan sebutan lain, baik dinisbatkan kepada
nabi pembawanya seperti MOHAMEDANISM atau kepada bangsa pemeluknya,
misalnya Arabism, karena Islam adalah sistem ajaran yang berasal dari Allah.
Islam adalah sistem ajaran bagi seluruh ummat manusia di dunia, bukan untuk
bangsa atau ras dan suku bangsa tertentu saja. Orang yang menganut, memeluk
dan mengikuti ajaran Islam disebut muslim. Setelah menjadi seorang muslim,
seorang tidak boleh lagi disebut kafir dan diperlakukan seperti orang kafir. Sabda
Nabi saw. “ Barangsiapa mengkafirkan seorang muslim (penganut Islam), ia
sendiri telah kafir ”.
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang
artinya damai atau kedamaian; salamah yang artinya keselamatan; aslama yang
artinya berserah diri atau tunduk patuh. Oleh karena itu, melihat akar katanya kata
ISLAM dapat mengandung makna-makna sebagai berikut:
1) Memasuki kedamaian dan menciptakan rasa damai dalam kehidupan, diri
pribadi dan masyarakat.
2) Memperoleh keselamatan atau terbebas dari bencana, baik bencana hidup di
dunia atau hidup di akhirat.
3) Berserah diri atau tunduk patuh pada aturan-aturan hidup yang telah telah
ditetapkan oleh Allah swt., suka atau tidak suka.
Kata Nabi kepada Muaz bin Jabal : “Hai Muaz tahukah kamu apa
hak Allah atas hamba dan hak hamba terhadap Allah?”. Muaz menjawab:
“ Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui.” Nabi menjelaskan hak
Allah atas hamba ialah, hendaknya hamba beribadah kepada Allah semata-
mata dan jangan menyengutukannya dengan apapun, sedang hak hamba
atas Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyengutukanNya dengan sesuatu.
II. Hablumminannas
Dari kamus arab, Hablumminannas yang berarti perjanjian
daripada orang-orang islam. Selain itu, hablumminannas artinya sama
dengan habluminallah, hanya yang membedakan adalah ‘an-nas’ yang
berarti manusia. Maksudnya yaitu perhubungan di antara manusia dengan
manusia yang lain. Dalil yang berhubungan dengan hablumminannas
yaitu:
2.2 ARSITEKTUR
2.2.1 Definisi Arsitektur
Arsitektur memiliki makna yang luas di dalam kehidupan manusia.
Makna-makna arsitektur dalam kehidupan manusia didasari oleh ruang lingkup
bidang arsitektur yang luas itu sendiri. Beberapa bidang seperti seni, matematika,
hukum, ekonomi, psikologi, hingga filsafat dapat berkaitan dan berhubungan
dengan arsitektur. Dengan demikian bidang arsitektur dapat di aplikasikan secara
lebih kompleks di dalam kehidupan manusia.
Prof. J. Padmudji Suptandar dalam pengantarnya pada buku Dimensi
Estetika Pada Karya Arsitektur dan Desain mengatakan bahwa keberhasilan karya
arsitek dan disainer selalu didasarkan pada manifestasi diri atau hasil ekspresi
yang secara kreatif dinyatakan melalui bentuk, titik,garis, bidang, komposisi,
proporsi, warna, distorsi, dan lain-lain, sehinggamudah dimengerti akan nilai dan
makna dari karya yang dihasilkan.
Karya arsitektur menjadi perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan
untuk menciptakan sebuah karya seni yang memiliki elemen-elemen estetika serta
fungsi dan makna yang dapat dimengerti. Perwujudan karya arsitektur tertuang
pada prinsip Marcus Vitruvius Pollio yang terdiri dari 3 aspek yaitu firmitas,
utilitas, dan venustas menjadi sebuah prinsip legendaris yang memberikan
inspirasi para arsitek untuk memberikan makna dalam penciptaan sebuah karya
arsitektur.
1. Utilitas terkait dengan kegunaan dan manfaat dari suatu bangunan.
Misalnya sebuah bangunan rumah didalamnya dibutuhkan ruang tamu,
kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, dan lain-lain. Ruang-ruang itu
terkait dengan kebutuhan dan kegunaan sang pemilik rumah atau orang
yang menempati rumah tersebut. Utilitas sangat terkait dengan fungsi.
Utilitas merupakan sarana untuk mewadahi sebuah fungsi. Unsur ke dua
menurut vitruvius adalah firmitas.
2. Firmitas sangat terkait dengan kekuatan suatu bangunan. Sebuah
bangunan harus kokoh dan kuat. Firmitas juga disebut struktur bangunan.
Bagaimana bangunan itu dapat berdiri, seberapa kuat bangunan tersebut,
3. Venustas sangat terkait dengan keindahan. Bagaimana bangunan atau
suatu objek arsitektur dikomposisikan dan memiliki suatu keindahan
tertentu. Venustas ini sangat erat kaitannya dengan bentuk. Ketiga unsur
tersebut biasa juga disebut segitiga vitruvius.
Seperti yang kita ketahui bahwa Lebah memiliki sarang yang begitu
indah. Sarang berbentuk heksagonal dibuat secara berulang, sehingga
tersusun komposisi yang menarik dengan proporsi yang tepat. Lebah
mulai membuat sarangnya dari 4 titik berbeda untuk bertemu dalam
satu titik tengah dengan perhitungan yang tepat tanpa adanya
kesalahan. Dari sinilah kita dapat mengetahui kebesaran Allah SWT,
begitu proporsional dan simetrinya ciptaan-Nya untuk dapat
menciptakan sarang yang rumit dan memunculkan keindahan.
Salah seorang peneliti bernama Harun Yahya dalam salah satu bukunya
yang berjudul “Keajaiban Semut” mengungkap dan mengumpamakan
sarang semut sebagai markas yang sangat sistematis dan ideal.
Seluruh ruang yang terdapat di dalamnya dirancang agar setiap prajurit
dapat menjalankan fungsinya masing-masing dengan tingkat
kesesuaian yang sempurna.
II. Hablumminannas
Mohammad Tajuddin dalam bukunya Konsep Perbandaraan Islam
menyebutkan beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam konsep
Habluminannas (Tajuddin, 2003: 103), sebagai berikut:
1) Ukhuwah dan integrasi sosial
Islam meletakkan pembangunan sosial sebagai suatu
perkara yang utama setelah tanggungjawab diri. Kedua
pembangunan ini perlu berjalan searah dan dalam keadaan
seimbang.
3) Pendidikan Masyarakat
Dalam masjid, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan
menyediakan berbagai ruang kemudahan di dalamnya seperti
kelas-kelas, kantin, perpustakaan, halaman, asrama dan ruang-
ruang lain yang dirasakan perlu dan dapat menjadikannya sebagai
pusat aktiftias dan perkumpulan masyarakat.
2.4.2 Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menyebutkan definisi dan fungsi gambar arsitektur;
Menyebutkan definisi garis, titik, bidang, dan volume dalam konteks gambar
arsitektur;
Menentukan jenis dan fungsi alat gambar serta cara pemakaiannya;
Membedakan karakter gambar, antara gambar arsitektur dengan gambar seni
rupa;
Mengubah perilaku dari cara menggambar bebas menjadi cara menggambar
yang sesuai dengan kaidah gambar arsitektur (teknik rendering, mengarsir,
dll.);
Membuat gambar garis 2D dan 3D serta bidang geometri;
Membuat gambar perspektif eksterior dan interior dengan metode lapangan
dan kantor;
Membuat gambar bentuk dalam praktek real dan re-drawing;
Membuat gambar bayangan (shadow), naung (shade) dan pantulan
(reflection);
Membuat gambar elemen arsitektur (pohon, manusia, kendaraan, tekstur);
Mendemonstrasikan gambar arsitektur dengan teknik tinta, pensil, atau warna.
2.4.5 Evaluasi
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 15%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 15%
3. Tugas : 60%
4. Kehadiran : 10%
2.5 MESJID
Kapasitas : <10.000
Masjid Al-Furqon UPI merupakan masjid kampus terbesar dan termegah
yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Masjid Al-Furqon terletak di
Komplek Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung,
Jawa Barat, Indonesia. Masjid Al-Furqon dirancang oleh seorang arsitek yang
bernama Achmad Noe’man dan anaknya yang bernama Achmad Lukman. Gaya
arsitektur yang diadopsi oleh masjid Al-Furqon adalah islamic Modern. Masjid
Al-Furqon didirikan pada tahun 1980. Kapasitas orang yang dapat masuk kedalam
masjid Al-Furqon sebesar <10.000 orang.
Pada cat tembok masjid Al-Furqon, warnanya adalah orange. Alasannya, karena
kebijakan tersebut adalah keputusan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UPI. Dari
kebijakan tersebut, maka seluruh bangunan di dalam kawasan kampus UPI
diharuskan menggunakan cat tembok berwarna orange. Akan tetapi untuk masjid
Al-Furqon sendiri, selain berwarnakan orange terdapat cat berwarna biru di
bangunannya. Maksud dari pewarnaan tersebut adalah warna yang menjadi
pertimbangan, karena biru konon adalah warna kesukaan bagi Nabi selain warna
hijau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel X
Matakuliah Gambar Arsitektur
Realdraw Mesjid Al- Furqan Di Variabel Y
Departemen Pendidikan Teknik Penerapan Nilai Islam
Arsitektur
3.5 Kuisioner
20 x 100% = 66.7%
30
Berdasarkan contoh diatas maka pada pertanyaan nomor 1 presentase responden
yang menjawab ya berjumlah 66.7%
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pertanyaan nomor 3 yaitu dengan pertanyaan pada saat Real Drawing
Mesjid Al-Furqan, hal yang pernah dipelajari dan dijelaskan oleh dosen, sebanyak
100% responden menjawab bahwa dosen hanya menjelaskan mengenai cara atau
teknik dalam mempresentasikan gambar ( cara mensketsa gambar, pengetahuan
mengenai Garis tanah, garis horizontal, titik hilang dan lain-lain). Sedangkan
penjelasan mengenai Al- Furqan seperti sejarah alfurqan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan arsitektur islam, nilai akidah dan tauhid, fungsi serta makna dari
bentuk masjid Al furqan itu sendiri sangat kurang dan tidak dijelaskan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengampu Mata Kuliah Gambar
Arsitektur, Bapak Nuryanto S.Pd., MT seharusnya pada matakuliah ini terdapat
juga penjelasan mengenai penerapan nilai-nilai Islam dengan Mesjid Alfurqan
yang akan dijelaskan pada evaluasi minggu berikutnya setelah pelaksanaan Real
Drawing Mesjid Alfurqan.
Tabel 4.3 Respon Pertanyaan Kaitan Mesjid Al Furqan dengan Nilai Islam
No Nama Responden
1 Rika
2 Meiliana
3 Firman
4 Erika
5 Fera Agar dapat mengerti turunan desain dari konsepnya
6 Wian
7 Nurita
8 Megantara
9 Shidqi
10 Dea
11 Raden Rani
12 Hilmy Dengan catatan memperhatikan respon audiens non-
islam
13 Rheina
14 Limas
15 Rahma
16 Puty
17 Hanifah
18 Gilang
19 Realita
20 Syanaz
21 Yessy
22 Hajar
23 Nena
24 Angga P
25 Tegar
26 Yogi
27 Gustrian
28 Sasti
29 Aisyah
30 Mahda
BAB V
PENUTUPAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak terdapat kekurangan sehingga
untuk kedepannya semoga banyak lagi yang dapat membantu kami dalam
penyusunan makalah sehingga kekurangan dalam penyelesaian dapat
diminimalisir lagi sehingga makalah yang disajikan dapat tersusun sesuai aturan.
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis DK, 1987, Architecture: From, Space and Order,
Van Nostrand Reinhold.
Funk dan Wagnalls, 1990, New Encyclopedia, vol – 22.
Klassen, Winand, 1992, Architecture and Philosophy, Philipines:
Calvano Printers Cebu City.
Kruf, Hanno-Walter, 1994, A History of Architectural Theory,
Princenton Architectural Press.
Mangunwijaya, YB, 1987, Wastu Citra, Gramedia, Jakarta.
Soger, Smith T., 1987, An Ilustrated of History Architecture Style,
Omega Books.
Sumalyo, Yulianto, 1997, Arsitektur Moder Akhir Abad XIX dan
Abad XX. Gajahmada University Press, Yagyakarta.