Metodologi Penyusunan RTBL PDF
Metodologi Penyusunan RTBL PDF
Metodologi Penyusunan RTBL PDF
1 Pendekatan Teknis
Konsultan berpendapat bahwa untuk mendapatkan suatu produk
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang baik serta memenuhi tuntutan
hasil yang optimal diperlukan beberapa pendekatan, antara lain yaitu:
1. Pendekatan Utama
Pendekatan utama yaitu pendekatan yang berbasis analisis wilayah
(studi mikro) yang dilaksanakan Konsultan secara detail dan merupakan
tugas utama dari Konsultan, seperti menganalisis potensi daya dukung
wilayah, analisis potensi wilayah, analisis faktor-faktor penghambat,
analisis peluang pengembangan kawasan perkotaan yang sustainable dan
berwawasan lingkungan serta program implementasi dan pengendalian
tata ruang;
2. Pendekatan Inovatif
Pendekatan inovatif yaitu pendekatan yang dilaksanakan Konsultan
berdasar pada outcome yang akan dihasilkan dari Penyusunan RTBL Isimu,
yakni outcome yang aplikatif dan dapat diimplementasikan oleh
stakeholder (Pemerintah Kota, swasta dan masyarakat). Output
Penyusunan RTBL Isimu adalah produk rencana berbasis aspirasi
stakeholder. Agar produk RTBL Isimu dapat berdaya guna dan aplikatif
maka sebaiknya secara inovatif KAK Penyusunan RTBL Isimu
mencantumkan aplikasi pendekatan aspiratif dalam implementasi produk
rencana.
Masyarakat berhak untuk berperan serta dalam penyusunan rencana
teknik ruang kawasan perkotaan. Masyarakat berkewajiban berperan serta
dalam memelihara kualitas ruang dan berkewajiban menaati rencana tata
bangunan dan lingkungan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, produk rencana tata bangunan dan lingkungan
merupakan hasil kesepakatan seluruh pelaku pembangunan (stakeholders),
termasuk masyarakat.
5.2 Metodologi
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan tidak
hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik tata bangunan sejak dini
dalam rangka memandu pembangunan, tetapi terutama untuk melengkapi
peraturan bangunan setempat yang sudah ada dan yang biasanya bersifat
umum, yaitu dengan memberikan arahan secara lebih khusus, spesifik, untuk
menata bangunan yang kurang tertib, kurang produktif dan agar dapat serasi
dengan lingkungannya serta lebih manusiawi.
Karena itu, RTBL harus memuat pedoman rencana teknik (desain tiga
dimensi) dan program tata bangunan dan lingkungannya serta berisi
pedoman-pedoman untuk mengendalikan perwujudan bangunannya
(urban/environmental-building design and development guidelines).
Diharapkan, dengan perangkat RTBL yang ikut mengisi proses manajemen
pembangunan (urban-development management), suatu lingkungan bangunan
lambat laun akan dapat terwujud lebih layak untuk dihuni, berjati diri dan
produktif. Pedoman umum RTBL ini dimaksudkan untuk memberikan