Anda di halaman 1dari 22

Penyusunan

RP3KP
Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Isu strategis PKP
problem dan isu PKP
Penyelenggaraan perumahan
• PENYELENGGARAAN RUMAH DAN PERUMAHAN dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan rumah sebagai salah-satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan/atau setiap orang untuk menjamin hak setiap warga
negara untuk menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
• Penyelenggaraan Perumahan, meliputi:
• Perencanaan Perumahan
• Perencanaan dan Perancangan Rumah, yang dilakukan untuk:
• Perencanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan
• Pembangunan Perumahan
• pembangunan rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau
• peningkatan kualitas perumahan.
• Pembangunan Rumah
• pembangunan rumah tunggal,
• pembangunan rumah deret dan/atau
• pembangunan rumah susun
• Pemanfaatan Perumahan
• Pengendalian Perumahan
• perizinan;
• penertiban; dan/atau
• penataan.
4
Penyelenggaraan kawasan
permukiman
• PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN dilakukan untuk mewujudkan wilayah
yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan
berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang.
• Penyelenggaraan Kawasan Permukiman wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan
pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan berkelanjutan, yang dilakukan
melalui:
• pengembangan yang telah ada;
• pembangunan baru; atau
• pembangunan kembali.
• Penyelenggaraan Kawasan Permukiman dilaksanakan melalui tahapan:
• Perencanaan Kawasan Permukiman
• perencanaan lingkungan hunian perkotaan
• perencanaan lingkungan hunian perdesaan
• Perencanaan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan
• Pembangunan Kawasan Permukiman
• pembangunan lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan
• pembangunan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan
• Pemanfaatan Kawasan Permukiman
• pemanfaatan lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan
• pemanfaatan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan
• Pengendalian Kawasan Permukiman 5
Tugas pemerintah kabupaten dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
UU no 1 th 2011 ps 15
• menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten di bidang perumahan dan kawasan
permukiman;
• menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman;
• menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
(RP3KP) pada tingkat kabupaten;
• menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten dalam penyediaan
rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
• melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan
bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang aman bagi kesehatan;
• melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi,
serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
• melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten;
• melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten;
• melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
• melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
dengan berpedoman pada kebijakan nasional;
• melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman;
• mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten;
• mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
• memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR;
• menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan 6
• memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang melakukan pembangunan rumah swadaya.
Wewenang pemerintah kabupaten dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
UU no 1 th 2011 ps 18

• menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten;
• menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten bersama DPRD;
• memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten;
• melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;
• mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan
permukiman bagi MBR;
• menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada
tingkat kabupaten;
• memfasilitasi kerjasama pada tingkat kabupaten antara pemerintah kabupaten dan badan hukum
dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
• menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman
kumuh pada tingkat kabupaten; dan
• memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada
tingkat kabupaten.

7
Pertumbuhan perumahan & Kawasan
permukiman
Proses pertumbuhan perumahan • Perumahan dan Kawasan
dan Kawasan permukiman permukiman yang tumbuh
• Penduduk – rumah – Alami)
infrastruktur • Perumahan dan Kawasan
• Infrastruktur – penduduk – permukiman yang tumbuh
rumah terencana
• Rumah – infrastruktur -
penduduk
Keterkaitan Rencana tata ruang dan
RP3KP
• RTRW kabupaten / kota merupakan
strategic planning untuk menentukan pusat
pusat pelayanan dan alokasi ruang untuk
pengembangan ekonomi, social budaya dan
lingkungan
• RTRW kabupaten tidak menghitung secara
rinci kebutuhan ruang untuk perumahan
dan Kawasan permukiman perkotaan dan
pedesaan di setiap kecamatan
• Perlu penjabaran lebih lanjut didalam
dokumen RP#KP
• Pada tingkatan RDTR, lingkup wilayahnya
terbatas tidak mencakup seluruh wilayah
admjniistrasi kecamatan namun lebih detail
, kebutuhan ruang untuk perumahan dan
fasilitas penunjangnya sudah
diperhitungkan
RP3KP Pada tingkatan RTRW
• Implikasi RTRW kabupaten/ kota terhadap
penyusunan RP3KP lebih kepada arahan
pengembangan Kawasan permukiman dalam kaitanya
peran kawasan permukiman dalam sekala
kabupaten, propinsi maupun nasional
• Dalam peta pola ruang sekala 1:50.000,
PPK pengembangan Kawasan permukiman sifatnya
indikatif, belum detail, sehingga kebutuhan ruang
untuk pengembangan Kawasan permukiman
perkotaan maupun pedesaan perlu di hitung lebih
PKW lanjut
• berdasarkan jumlah penduduk yang akan di tampung
• Fungsi dan Peran Kawasan permukiman dalam konstelasi
local, regional maupun nasiional
• Pada tingkatan RDTR , arahan pengembangan
perumahan dan permukiman lebih detail,
masalahnya RDTR tidak disusun untuk seluruh
Kawasan di wilayah kabupaten, sementara lingkup
wilayah RP3KP adalah seluruh wilayah kabupaten
RP3KP Pada tingkatan RTRW
RP3KP Pada tingkatan RTRW
• Didalam kebijakan RTRW,
Peran Kawasan permukiman Memberikan pengaruh terhadap
mengemban peran dan fungsi TRANSPORTASI
yang lebih sepesifik dan akan PERGUDANGAN pengembangan perumahan dan
berpengaruh terhadap INDUSTRI Kawasan permukiman
pengembangan perumahan
dan Kawasan permukiman PEMERINTAHAN
• Perhitungan pengembangan PENDIDIKAN
perumahan dan permukiman PERDAGANGAN DAN JASA
diperhitungkan atas pengaruh PARIWISATA
fungsi fungsi yang akan di PELAYANAN UMUM (pkw)
kembangkan dalam Kawasan
permukiman
PERDAGANGAN DAN JASA
• Dalam RDTR fungsi
perumahan sudah lebih PELAYANAN UMUM (pkl)
spesifik di dalam bentuk Zona
perumahan
INDUSTRI
Kebutuhan lahan untuk permukiman
(tidak diperhitungkan didalam RTRW)

• Kebutuhan lahan untuk pengembangan kebutuhan lahan untuk pengembangan perumahan


perumahan dan kawasan permukiman di dan kawasan permukiman dilakukan dengan asumsi
Kabupaten diperhitungkan atas proporsi sebagai berikut:
kebutuhan lahan untuk pengembangan
perumahan, kebutuhan lahan untuk • Komposisi penggunaan lahan di kawasan
pengembangasan jalan dan infrastruktur lain. perkotaan adalah: perumahan 60%, jalan 10%,
sarana pelayanan umum 5%, ruang terbuka hijau
• Sedangkan kebutuhan lahan untuk pengembangan 20% infrastruktur lainnya 5%;
RTH, kebutuhan lahan untuk pengembangan
sarana pelayanan umum dan komersial serta • Komposisi penggunaan lahan di kawasan
kebutuhan lahan untuk perumahan diperhitungkan pedesaaan adalah: perumahan 40%, jalan 10%,
atas kebutuhan lahan untuk rumah di kawasan sarana pelayanan umum 5% ruang terbuka hijau
perkotaan dan di kawasan perdesaan 40% infrastruktur lainnya 5%;
PROYEKSI TAHUN 2040 KEBUTUHAN LAHAN (HA) • Luas kapling untuk perumahan di kawasan
No. KECAMATAN
Jumlah
Penduduk
Keb. Rumah
(Unit
Perumahan
Perkotaan
Perumahan
Perdesaan JUMLAH
perkotaan rata-rata 500 m² perkapling.
(Jiwa)
1. Kec. Maba Selatan 17.272 5.461 119,95 306,24 426,19
• Luas kapling untuk perumahan di kawasan
2. Kec. Kota Maba
3. Kec. Maba
22.561
26.481
7.564
8.514
335,33
362,84
85,74
125,70
421,06
488,54 perdesaan rata 1000 m² perkapling, dengan
4. Kec. Maba Tengah 13.818 4.571 123,13 210,81 333,95 pertimbangan terdapat kegiatan-kegiatan
5. Kec. Maba Utara
6. Kec. Wasile Utara
21.229
10.497
6.473
3.097
47,81
32,56
551,68
244,62
599,49
277,18
pertanian dan perternakan yang menyatu dengan
7. Kec. Wasile Tengah 12.282 3.747 187,33 - 187,33 kegiatan hunian.
8. Kec. Wasile Timur 23.987 8.339 416,94 - 416,94
9. Kec. Wasile 21.528 7.040 352,01 - 352,01
10. Kec. Wasile Selatan 28.027 9.287 107,57 713,54 821,11
JUMLAH 197.682 64.093 2.085,47 2.238,33 4.323,80
48,23% 51,77% 100,00%
Kebutuhan lahan perumahan
di setiap kecamatan
• Selanjutnya dari kebutuhan
Proyeksi Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Perkotaan (Ha)
Penduduk Sarana Jumlah
No. KECAMATAN Perumahan RTH Jalan Lainnya
2040 Pelayanan (Ha)
(Jiwa) (60%) (20%) (10%) (5%)
(5%)
1. Kec. Maba Selatan
2. Kec. Kota Maba
17.272
22.561
119,95
335,33
39,98
111,78
19,99
55,89
10,00
27,94
10,00
27,94
199,91
558,88 lahan untuk permukiman
dapat rencanakan kebutuhan
3. Kec. Maba 26.481 362,84 120,95 60,47 30,24 30,24 604,73
4. Kec. Maba Tengah 13.818 123,13 41,04 20,52 10,26 10,26 205,22
5. Kec. Maba Utara 21.229 47,81 15,94 7,97 3,98 3,98 79,69
6. Kec. W asile Utara
7. Kec. W asile Tengah
10.497
12.282
32,56
187,33
10,85
62,44
5,43
31,22
2,71
15,61
2,71
15,61
54,27
312,22 ruang untuk pengembangan
perumahan baik di perkotaan
8. Kec. W asile Timur 23.987 416,94 138,98 69,49 34,74 34,74 694,89
9. Kec. W asile 21.528 352,01 117,34 58,67 29,33 29,33 586,69
10. Kec. Wasile Selatan 28.027 107,57 35,86 17,93 8,96 8,96 179,29
JUMLAH 197.682 2.085,47 695,16 347,58 173,79 173,79 3.475,78
maupun di pedesaan.
Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Perdesaan (Ha)

• Hal ini yang akan menjadi


Proyeksi
Sarana
Penduduk Jumlah
No. KECAMATAN Perumahan RTH Pelayanan Lainnya
2040 Jalan (5%) (Ha)
(40%) (45%) Umum (5%)
(Jiwa)
(5%)
1. Kec. Maba Selatan
2. Kec. Kota Maba
17.272
22.561
306,24
85,74
344,52
96,45
38,28
10,72
38,28
10,72
38,28
10,72
765,61
214,34
panduan dalam tindak lanjut
3. Kec. Maba
4. Kec. Maba Tengah
5. Kec. Maba Utara
26.481
13.818
21.229
125,70
210,81
551,68
141,42
237,17
620,64
15,71
26,35
68,96
15,71
26,35
68,96
15,71
26,35
68,96
314,26
527,03
1.379,21
perolehan lahan untuk
6. Kec. W asile Utara
7. Kec. W asile Tengah
10.497
12.282
244,62
-
275,19
-
30,58
-
30,58
-
30,58
-
611,54
-
pengembangan perumahan
8. Kec. W asile Timur 23.987 - - - - - -
9. Kec. W asile 21.528 - - - - - -
10. Kec. Wasile Selatan 28.027 713,54 802,73 89,19 89,19 89,19 1.783,85
JUMLAH 197.682 2.238,33 2.518,13 279,79 279,79 279,79 5.595,84
RP3KP pada tingkatan RDTR
• Didalam kebijakan RTRW,
Peran Kawasan permukiman
mengemban peran dan fungsi
yang lebih sepesifik dan akan
berpengaruh terhadap
pengembangan perumahan
dan Kawasan permukiman
• Perhitungan pengembangan
perumahan dan permukiman
diperhitungkan atas pengaruh
fungsi fungsi yang akan di
kembangkan dalam Kawasan
permukiman
RP3KP pada tingkatan RDTR
• Pada tingkat RDTR rencana
pengembangan
perumahan dan Kawasan
permukiman lebih
ditajamkan dalam bentuk
zona perumahan
• Persoalannya adalah
tindak lanjut daripada
penyediaan lahan untuk
pengembangan
perumahan selalu di
serahkan ke
• Pengembang
• Swadaya masyarakat
Penyediaan lahan perumahan untuk MBR
PP 12 th 2021- perubahan pp 14 th 2016

• Pembangunan perumahan di pengaruhi oleh ketersediaan lahan


• Penyediaan lahan selama ini lebih banyak di lakukan oleh pihak swasta,
• Kalau peran penyediaan lahan ini bisa dilakukan oleh badan yang di
bentuk oleh pemerintah daerah, maka pengembangan perumahan dan
Kawasan permukiman lebih terintegrasi
• Selain itu keuntungan daripada kegiatan yang dilakukan oleh badan
tersebut dapat di gulirkan untuk penyediaan lahan pada lokasi yang lain
Penyediaan lahan perumahan untuk MBR
PP 12 th 2021- perubahan pp 14 th 2016

• Dimungkinkan adanya pengalihan hak


atas tanah yang di kuasai oleh negara
kepada masyarakat
Pengembangan PKP lintas wilayah
• Penyediaan rumah untuk MBR akan di pengaruhi
oleh ketersediaan lahan yang terjangkau oleh
MBR
• Penyediaan untuk perumahan MBR berada diluar
wilayah adminitrasi
• Faktanya harga lahan yang terjangkau terletak
jauh dari pusat Kawasan permukiman yang sudah
berkembang, sehingga pengembanganya terjadi
frog jump development
• Dalam perkembangnnya terjadi konurbasi antara
Kawasan tersebut dan pusat , dan Kawasan
permukiman ini biasanya terletak pada
perbatasan antara wilayah
• Penyediaan untuk perumahan MBR berada diluar
wilayah adminitrasi
Pengembangan PKP lintas wilayah
• Pada wilayah perkotaan yang
memiliki perkembangan pesar
maka pengembangan di Kawasan
yang berbatasan adminitrasi
seringkali menjadi persoalan ,
khususnya dalam pelayanan PSU.
• Peran propinsi dalam kerjasama
antar wilayah diperlukan untuk
mengantisipasi kesenjangan tingkat
pelayanan (integrase infrastrutkur
lintas wilayah)
Tindak lanjut RP3KP kabupaten
• Menyusun Rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan di setiap kecamatan
• mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk
mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
• menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan
• Mengkoordinasikan penyediaan lahan dengan pemangku
kepentingan
• Menjajaki peluang kolaborasi antara masyarakat, pengembang
(swasta) dan pemerintah dalam penyediaan rumah dan
pengadaan lahan, khususnya pembagian peran dan proporsi
antara masyarakat, pengembang (swasta) dan pemerintah
dalam penyediaan hunian (termasuk pengadaan lahan)
terutama bagi masyarakat miskin dan MBR
• Menjajaki Adanya partisipasi dari Asosiasi penyedia
perumahan dan bantuan CSR dari berbagai Lembaga dalam
penyediaan maupun perbaikan kualitas perumahan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai