Namun dalam kenyataannya dikondisi saat ini, konsep cyber campus belum bisa
menggantikan peranan universitas tradisional, dengan keunggulan dapat mewadahi
terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain. Untuk mencapai konsep
Cyber University harus menggabungkan keunggulan dari konsep tradisional dengan
modern, bahkan dengan menggabungkan trend yang saat ini sedang berkembang
yaitu mobile, sehingga menjadi sesuatu yang baru.
KOMPONEN-KOMPONEN CYBER CAMPUS
Komponen – komponen dan fasilitas – fasilitas yang ada pada cyber university tidak jauh berbeda
dengan universitas tradisional, yang jauh berbeda lebih kepada cara penyajian dan cara mengakses.
Berikut adalah beberapa contoh transformasi kampus tradisional menuju cyber university :
- Perpustakaan à Virtual Library, dimana materi yang disediakan di perpustakaan bukan lagi
dalam bentuk buku melainkan digital multimedia. Dengan kata lain perpustakaan ini dapat diakses dari
manapun dan dimanapun
- Teacher Portal à Dosen disarankan memiliki sebuah portal pribadi, dimana nantinya silabus –
silabus dan materi yang sudah disampaikan maupun belum dapat diakses secara langsung oleh
mahasiswa melalui portal dosen tersebut.
- Live Teaching Studio à Seperti sudah dijelaskan diatas, dosen tidak mengajar didepan kelas,
melainkan didalam sebuah studio dimana itu akan disiarkan secara langsung kepada mahasiswa.
- Bulletin / discussion board dimana ini merupakan tempat diskusi materi – materi pelajaran yang
diberikan oleh dosen.
- Personal Chat Room, ini merupakan sebuah tempat dimana antar mahasiswa dan dosen bisa
berdiskusi secara langsung.
Beberapa contoh di atas adalah sebagian contoh kecil transformasi universitas tradisional ke cyber
university. Kemajuan Teknologi Informasi, Komunikasi, Komputer memegang peranan penting
terciptanya Cyber University ini.
2. Pembelian skripsi
Buat apa susah-susah bikin skripsi sendiri. Sebab ijazah bagai lampu kristal yang
mewah. Ada di ruang tamu hiasan lambang gengsi. Tinggal membeli tenang sajalah...
Penggalan lirik Teman Kawanku Punya Teman milik Iwan Fals ini seolah menjadi
satire bagi sebagian kaum intelektual di Tanah Air. Tak bisa dimungkiri, status
mahasiswa masih dianggap mentereng di negeri ini. Dengan status itu pula, gelar
sarjana siap digenggam. Usaha keras harus dilakukan untuk memburu titel prestisius
yang dipajang di belakang nama itu. Namun tak sedikit yang mengambil jalan pintas
termasuk membeli karya akhir sebagai syarat kelulusan seperti skripsi, tesis, atau
disertasi. Semua bisa dibeli.
Kenyataan inilah yang mengusik tim Sigi SCTV untuk menelisik jual beli skripsi di
Yogyakarta. Sebagai kota pelajar, Yogya memang menjadi pasar terbesar para
pedagang skripsi. Jumlah mahasiswa di Kota Gudeg ini mencapai ratusan ribu. Di luar
tiga perguruan tinggi negeri yang bercokol di kota ini, ada 113 perguruan tinggi
swasta dengan 772 program studi. Hasilnya mengagetkan. Tim Sigi menemukan
sentra khusus penjualan karya akhir mahasiswa di Pasar Bringharjo. Karya ilmiah itu
dipajang bercampur buku sekolah atau buku mahasiswa. Shopping, begitu
masyarakat setempat menyebut transaksi jual beli skripsi. Tinggal sebut jurusan
dan strata pendidikan, maka penjual segera menyodorkan katalog. Daftar koleksi
mereka, cukup lengkap. Nyaris semua strata dan program jurusan bisa ditemukan.
Cuma paling apes, karya akhir yang didapat bisa jadi sudah dijiplak berkali-kali.
Soal harga, tak perlu khawatir. Karya ilmiah di Bringharjo lumayan murah. Dengan
uang Rp 60 ribu, skripsi yang dicari bisa dibawa pulang. Sementara tesis dipatok Rp
150 ribu dan Rp 500 ribu untuk disertasi. Namun tak jarang, judul dalam katalog tak
berada di pasar buku itu. Para penjual biasa menyimpan skripsi, tesis, atau disertasi
di rumah. Untuk melihat koleksi yang lebih lengkap, tim Sigi mendatangi rumah
seorang penjual karya ilmiah di daerah Banguntapan, Bantul. Di tempat itu, ratusan
karya akhir mahasiswa dari berbagai strata menumpuk dengan rapi. Semua masih
utuh lengkap dengan jilid dan sampul aslinya. Tanpa proses yang berbelit-belit, kopi
disertasi keluaran Universitas Gadjah Mada Tahun 2000 pun berpindah tangan.
Usut punya usut, sang pedagang--sebut saja Marni--mengaku memulai bisnis ini
sejak 1995. Dagangan skripsinya laris manis bak kacang goreng. Bahkan langganan
Marni tak terbatas hanya di Yogyakarta. "Pesan lewas SMS [pesan pendek], tinggal
tambah ongkos kirim," ujar Marni dengan enteng.
Rental pengetikan komputer di daerah Yogya pun ketiban rezeki. Mahasiswa yang
malas mengetik ulang kopi skripsi yang dibelinya memilih untuk menyerahkannya ke
jasa pengetikan. Saking malasnya, para mahasiswa instan ini terkadang hanya
mengubah nama, lokasi, dan waktu penelitian. Tak jarang pula, penjual skripsi
memasang iklan melalui spanduk atau pamflet. Layaknya bisnis legal, mereka siap
menjadi konsultan pembuatan tugas akhir. Biro-biro jasa ini bahkan melibatkan
dosen. Soal harga, semua bisa dinegosiasikan. Tarif pembuatan tesis hingga rampung
dipatok Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta. Layaknya transaksi bisnis, ada kontrak yang
harus ditandatangani termasuk pembayaran yang bisa diangsur. Tak hanya di Yogya,
bisnis tugas akhir juga terjadi di kota lain. Di Jakarta misalnya, penjual skripsi
dengan mudah dijumpai di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Harganya pun
lebih murah dengan kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung jenis penelitian
dan tanggal kelulusan sarjana pemiliknya. Lain Jakarta lain pula di Bogor, Jawa
Barat. Di Kota Hujan ini sebuah skripsi dihargai Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta.
Sedangkan tesis, mencapai Rp 6 juta.
Jika skripsi plagiat ini sudah begitu menjamur, lalu di mana peran dosen
pembimbing? Kalau sudah begini, ujungnya lagi-lagi masalah klasik, soal
kesejahteraan yang membuat para dosen mengasong alias ngajar sana-sini sehingga
tak lagi memperhatikan kualitas akademik. Kesempatan ini lantas dimanfaatkan
mahasiswa yang mencari jalan pintas. "Karena dosennya tidak kontrol, bablas,"
ungkap seorang sosiolog, Heru Nugroho. Kelemahan kontrol ini diakui pengelola
UGM. Kampus sebesar itu pun pernah terkena kasus disertasi plagiat. Budi Prasetyo,
Direktur Administrasi Akademik UGM mengungkapkan kasus tersebut terjadi di
akhir tahun 2000. Setelah melalui perdebatan panjang, sarjana tersebut dicabut
kelulusannya. Namun sayang, sanksi akademis tak sampai menyentuh dosen
pembimbingnya.
Hal senada diungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri
Brodjonegoro. Ia menilai kasus jual beli skripsi terjadi karena dosen kurang ketat
mengawasi mahasiswa bimbingannya. "Mungkin masalah waktu. Sibuk cari uang,"
tambah Satryo. Idealnya, satu dosen maksimal membimbing lima mahasiswa. Namun
yang terjadi, seorang dosen bisa membimbing 10 sampai dengan 40 orang. Bisnis
jual-menjual, praktik jiplak-menjiplak skripsi sepertinya sudah umum di mana-mana.
Dengan sedikit akal bulus plus fulus, mahasiswa malas akhirnya lulus. Lantas
bagaimana nasib dunia pendidikan Tanah Air? Jika sudah begini, masih pantaskah
mahasiswa disebut kaum intelektual?.Kerja. Itulah ujung yang dicari sebagian besar
mahasiswa. Jika sudah sampai di titik ini, ijazah, gelar, atau titel sarjana banyak
berbicara. Tak heran, banyak mahasiswa menghalalkan segala cara untuk
merengkuhnya. Lalu bagaimana dengan skripsi sebagai karya otentik intelektualitas
sarjana? Tak usah terlalu dipikirkan. Toh pada saat wawancara kerja kelak, tak ada
yang peduli meski skripsi itu dibeli di emper jalan.(TOZ/Tim Sigi SCTV)
3. Hacking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di
internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah
hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan
virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai
DoS (Denial Of Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan
melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.Pada
kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau
mengacak-acak data sehingga pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya.
Untuk kasus ini Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking
yang membuat sistem milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak
berfungsi atau dapat digunakan sebagaimana mestinya
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat kami
simpulkan, Cyber Campus sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa karena dapat
meningkatkan kreatifitas sebagai mahasiswa. Cyber Campus memungkinkan mereka
mengakses banyak inspirasi melalui fasilitas online yang disediakan oleh pihak
kampus.
SARAN
Berkaitan dengan cyber campus tersebut maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan penggunaan fasilitas yang ada di cyber campus, untuk itu yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Dalam penggunaan teknologi sebagai salah satu contohnya adalah penerapan e-
learning . untuk meningkatkan efisiensinya yaitu dengan memperbanyak informasi
yang diupload setiap harinya agar informasi atau ilmu yang diperoleh siswa tidak
monoton atau itu-itu saja terkecuali jika ilmu yang sudah baku. Dosen juga harus
aktif memnyampaikan apa yang ingin diajarkan kepada mahasiswa melalui e-learning
agar ketika bertemu dengan mahasiswa , dosen tidak perlu panjang lebar
menjelaskan materi karena sebelumnya telah dijelaskan melalui website e-learning.
Dan mahasiswa harus aktif daalam menggunakan e-learning agar dapat belajar
secara mandiri.
2. Memperbaiki kembali system website atau aplikasi agar lebih mudah dipahami
oleh mahasiswa dan dosen, juga kecepatan dalam pemrosesan data tentunya ini
berkaitan dengan akses internet. Dan peningkatan keamanan jaringan internet agar
mahasiswa tidak salah dalam menggunakannya.
3. Melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menggunakan teknologi
terkomputerisasi agar lebih mudah dalam penggunaanya untuk meminimalisir human
error.
4. Jika kampus ingin meningkatkan kualitas teknologi, seharusnya siap untuk
mengeluarkan biaya yang lebih karena memang teknologi di zaman sekarang ini
tidaklah murah, terkecuali sumber daya manusia yang ada pada kampus tersebut
dapat menciptakan teknolgi baru yang canggih yang bermanfaat untuk proses
belajar dan mengajar
Cyber crime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet.
Cyber crime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi.
Kriminalitas dunia maya (cyber crime) atau kriminalitas di internet adalah tindakan pidana kriminal yang
dilakukan pada teknologi internet (cyber space), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyber
space ataupun kepemilikan pribadi.
Secara teknik, tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line crime, dan
cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama antara ketiganya
adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (internet).
1) Komputer sebagai instrumen untuk melakukan kejahatan tradisional, seperti digunakan untuk melakukan
pencurian, penipuan, dan pemalsuan melalui internet, di samping kejahatan lainnya seperti pornografi
terhadap anak-anak, prostitusi online, dan lain-lain.
2) Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, dimana data-data di dalam komputer yang
menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.
3) Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data, yang dimaksud dengan penyalahgunaan di
sini yaitu manakala komputer dan data-data yang terdapat di dalam komputer digunakan secara ilegal
atau tidak sah.
4) Unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data, yang berkaitan dengan masalah
penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang ilegal.
Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan menunjukkan bahwa
dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi informasi.
Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan
tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain.
1. Menguping (eavesdropping)
2. Menyamar (masquerade)
3. Pengulang (reply)
4. Manipulasi data (data manipulation)
5. Kesalahan Penyampaian (misrouting)
6. Pintu jebakan atau kuda Trojan (trapdoor)
7. Virus (viruses)
8. Pengingkaran (repudiation)
9. Penolakan Pelayanan (denial of service)
Cyber campus malah seperti pemborsan
Tentu butuh pengorbanan untuk menyandang status tersebut. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pihak kampus. Segala upaya tersebut akan mengacu pada bentuk Cyber
Campus.
Cyber Campus adalah bentuk upaya untuk menjadikan kampus tersebut berbasis teknologi
informasi. Usaha tersebut diterapkan di semua lini. Mulai dari sistem pembelajaran,
kurikulum, fasilitas, maupun sarana dan prasarana lainnya. itu semua dikembangkan
dengan berbasis teknologi.
Hal itu bisa dilihat misalkan pada sistem pembelajaran. Seperti penggunaan power
point dalam hal presentasi di depan kelas. Dan presentasi tersebut juga didukung dengan
penggunaan layar LCD. Sehingga presentasi di depan kelas menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.
Selain itu juga bisa kita jumpai pada hal lainnya seperti pembuatan situs kampus. Disana
mahasiswa bisa melihat informasi yang berkaitan dengan kampusnya.
Juga ada Sistem Informasi Akademik atau disingkat dengan SIA. Pada sistem ini
mahasiswa bisa menginput KRS dimana pun berada. Walaupun sedang berada di
kampung halaman tetap bisa menginputnya. Disamping menginput KRS, mahasiswa juga
bisa melihat KHS atau mengecek presensinya.
Satu lagi dalam hal pembelajaran juga menerapkan e-learning. Materi-materi pembelajaran
bisa dengan mudah diakses oleh mahasiswa. Sarana e-learning akan membantu
mengakomodir pembelajaran jarak jauh serta membuat mahasiswa tidak lagi merasa malu
untuk mengutarakan pertanyaannya karena bisa langsung ditanyakan di e-learning
tersebut.
Secara keseluruhan dunia kampus terlihat lebih modern dan maju. Karena menerapkan
sistem berbasis teknologi dan informasi. Kampus terasa lebih canggih.
Namun dibalik itu semua tentu tetap akan menghadapi kendala dalam penerapannya.
Misalkan dalam hal penerapan e-learning. Itu semua tidak semerta-merta akan berjalan
dengan mulus. Seperti pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul Efektifkah Penerapan
Pembelajaran Berbasis E-Learning?. Dalam hal teknis terkadang e-learning seringkali
menghadapi berbagai permasalahan.
Hal itu juga yang mendorong saya untuk menyoroti permasalahan Cyber Campus ini.
kampus saya memang sedang dalam upaya menuju kearah tersebut. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk menjadi Cyber Campus yang diharapkan.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni pemasangan layar tv plasma di setiap fakultas.
Layar plasma tersebut dipasang dekat tangga di fakultas. Namun secara keseluruhan hal
itu menurut saya kurang berjalan dengan baik. Kenapa?
Karena menurut saya pemasangannya yang kurang strategis dan berlebihan. Awalnya
dipasang dua buah layar berukuran sedang. Satu dipasang dibagian lobi fakultas disisi
timur dan satunya lagi disisi barat fakultas. Itu hanya sekedar pemasangan saja.
Maksudnya? Ya… karena hingga saat ini saya belum pernah melihat layar itu dinyalakan.
dua buah layar plasma yang dipasang berdekatan. di pasang di sisi barat dan timur fakultas (dok. pribadi)
Namun, terakhir kali disebelah layar yang sudah dipasangi itu juga ditambah dengan
pemasangan layar plasma berukuran besar disana. Pemasangannya tetap di dua sisi
fakultas. Satu disisi timur dan satunya disisi barat.
layar plasma ukuran besar (dok. pribadi)
Dan sekarang jumlah layar tv plasma menjadi empat buah. Dua berukuran sedang dan dua
berukuran besar. Layar plasma yang terbaru itu cukup terlihat fungsinya karena sering
dinyalakan. Namun masalahnya materi yang ditayangkan tidak terlalu menarik.
Masalah lainnya adalah pemasangannya yang kurang strategis. Ada beberapa sisi yang
kurang menarik perhatian warga kampus. Untuk pemasangan pada lobi fakultas disisi timur
cukup menarik banyak perhatian. Karena banyak warga kampus yang memilih sisi timur jika
hendak ke fakultas. Namun hal itu berbeda pada sisi baratnya. Disisi barat sedikit sekali
saya perhatikan mahasiswa yang memperhatikan tayangan di layar tersebut. Hal ini
disebabkan karena pemasangannya yang kurang tepat. Selain itu juga tidak ada disediakan
bangku bagi warga kampus yang tertarik untuk melihatnya.
tata letak pemasangan yang kurang strategis. terlihat warga kampus bercengkrama membelakangi layar plasma
(dok. pribadi)
Sehingga hal itu semakin membuat mahasiswa enggan untuk mampir sebentar melihat
tayangannya. Hanya beberapa mahasiswa saja yang kadang memperhatikannya yang
kebetulan sedang melihat informasi di papan mading yang cukup mengarahkan pandangan
ke arah layar plasma di sebelah atas dinding.
yang satu dinyalakan dan yang satunya lagi hanya dipasang tidak pernah dinyalakan. foto diambil dari sisi jendela
dekat pintu keluar fakultas (dok. pribadi)
Itulah kendalanya. Namun ternyata pihak fakultas menanggapinya kurang tepat. Pihak
terkait mungkin merasakan bahwa peminatnya kurang. Maka untuk menarik perhatian
warga kampus agar mau berhenti sebentar volume suaranya yang malah diperbesar.
Karena saya pernah mendengar suara gaduh dari lantai dua fakultas. Setelah saya mencari
dimana sumber suara itu berasal, ternyata sumbernya dari suara layar plasma di depan lobi
fakultas. Menurut saya hal itu kurang tepat karena hanya akan mengganggu ketenangan
suasana saja.
So far… saya pribadi mendukung sekali upaya positif ini. karena memang kampus dituntut
untuk melakukan transformasi kearah yang lebih baik, lebih modern dan lebih maju.
Sebuah kemajuan positif pasti akan memberikan dampak yang baik.
Di setiap usaha dalam rangka mencapai hasil yang terbaik itu pasti akan menghadapi
berbagai kendala. Namun untuk mendapatkan hasil yang terbaik tentu kendala tersebut
musti dihadapi dan dicegah.
Untuk permasalahan diatas saya memberikan beberapa saran atau masukan, yakni:
Pertama, sebaiknya yang lebih diutamakan adalah sumber daya manusianya. Jika SDM
baik pasti akan menghasilkan sesuatu yang terbaik. Namun jika SDM nya kurang bagus
sudah tentu hasil yang akan dicapai tidak seperti yang diharapkan. Mungkin diberikan
pelatihan atau peningkatan penguasaan di bidang teknologi terlebih dahulu.
Kedua, alangkah baiknya diatur ulang tata letak layar plasma tersebut. Dipasang di area-
area strategis yang banyak menarik perhatian orang yang sedang lewat. Misalkan di lantai
dua dekat kantin. Disana adaspace yang cukup luas sehingga pasti akan mudah menarik
perhatian.
Ketiga, selain perubahan tata letak, juga diadakan penambahan bangku atau tempat
duduk. Ini adalah hal yang cukup penting karena akan semakin menarik warga kampus
untuk mau melihat tayangan layar di plasma lebih lama. Disamping niatan untuk beristirahat
bisa langsung melihat informasi yang ditampilkan di layar plasma.
Keempat, lakukan efisiensi barang yang sudah ada. Jika memang barang yang lama masih
dalam keadaan bagus dan masih bisa digunakan dengan baik kenapa musti ditambah
dengan barang yang baru. tentu hal itu hanya akan terlihat seperti pemborosan saja. jika
terlanjur diadakan penambahan barang, barang yang kurang terpakai tersebut digunakan
untuk keperluan lainnya yang lebih bermanfaat dan bernilai guna.
Jadi… cyber campus atau kampus berbasis teknologi pasti akan diterapkan oleh perguruan
tinggi. Namun untuk mencapai niatan tersebut perlu diperhatikan hal-hal kecil yang
sebenarnya amat penting untuk diperhatikan.
Cybercampus adalah salah satu sebutan bagi sebuah universitas yang mumpuni dalam pengelolaan
informasi baik proses PBM (Proses Belajar Mengajar) misalnya melakukan kegiatan KRS (Kartu Rencana
Studi), KHS (Kartu Hasil Studi), Perwalian, Informasi biaya kuliah, Kuliah dengan menggunakan metode
hybrid di kelas dan e-learning adalah proses yang lazim digunakan di sebuah universitas yang sudah
menggunakan teknologi informasi.
Kegiatan operasional seperti manajemen pegawai, keuangan, pendaftaran mahasiswa baru, dan
informasi lainnya juga sudah berbasis website.
Untuk membangun sebuah cybercampus diperlukan komitmen yang kuat karena semua aspek
terintergrasi ke dalam sebuah sistem dan terhubung satu sama lainnya. Biaya untuk
membuatcybercampus juga tidaklah sedikit, karena sistem cybercampus tidak dapat dibuat secara cepat
dan melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang dan memerlukan waktu yang lama.
Selain itu infrastruktur juga harus memadai karena prinsip dari cybercampus adalah layanan online 24
jam sehari.
Cyber Campus TIIT adalah lembaga pendidikan yang memberikan layanan dalam bidang jasa
pelatihan komputer serta pembuatan Aplikasi (Software Development) .