Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT ILMU

DEFINISI

Menurut Robert Ackerman, Filsafat Ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dengan perbandingan pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat. Sedangkan menurut Stephen R Toulmin, Filsafat Ilmu
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah, prosedur pengamatan,
pola perbincangan, metode penggantian dan perhitungan, praanggapan metafisis, dan selanjutnya
menilai landasan-landasan bagi kesahannya dari sudut tijauan logika formal metodologi praktis
dan metafisika.

Filsafat Ilmu dapat dikatakan sebagai segenap pemikiran reflektif mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Landasan ilmu mencakup: konsep pangkal, anggapan dasar, asas permulaan, struktur teoritis,
ukuran kebenaran ilmiah. Istilah lain dari FIlsafat Ilmu (Philosophy of Science) adalah Theory of
Science (Teori Ilmu), Metascience (Adi Ilmu), Metodologi, dan Science of Science (Ilmu tentang
Ilmu).

URGENSI DAN FUNGSI

Filsafat ilmu sebagai pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai ilmu ternyata
penting dan bermanfaat bagi lahir, tumbuh, dan kokohnya ilmu. Filsafat ilmu dapat
mensistematikan, meletakan dasar, dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun
usaha penelitian dari para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu. Tugas pokok studi ilmu adalah
mengembangkannya.

Filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofik untuk minimal memahami berbagai konsep dan
teori sesuatu disiplin ilmu sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Filsafat ilmu diarahkan kepembakalan wawasan yang mencakup arti filosofik, teoritik,
metodologik dan teknik operasional, termasuk implikasi dan implementasi teoretik dan
metodologinya.

OBJEK TELAAH

Ada empat objek telaah filsafat ilmu, dua objek menelaah substansinya dan dua objek lainnya
menelah instrumentasi dari filsafat ilmu, yaitu:

a. Kenyataan: Sejauhmana kenyataan hendak digarap dalam filsafat ilmu, yang menyangkut
kenyataan alam, kenyataan manusia dan kenyataan tuhan.
b. Kebenaran: Kebenaran mana yang hendak dijangkau oleh filsafat ilmu: ontologi,
epistemologi atau axiologi.
c. Konfirmasi: Sejauh mana eksplanasi atau prediksi dan interpretasi memberi kepastian
tentang sesuatu yang benar. Disini ditelaah tentang kebenaran keregorik, kebenaran
probabilistic, kebenaran yang diperoleh secara induktif, deduktif dan reflektif.
d. Logika Inferensi: Ramalan atau prediksi, logika yang melandaskan kepada kebenaran
materil yang dalam setiap disiplin ilmu dicara kebenaran materil pada sisi objek formilnya.

LINGKUP SISTEMATIKA

Filsafat ilmu berkambang menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan mendalam.
Pembidangan lingkup filsafat telah disusun oleh para ahli kepada sistematika yang bervariasi.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh konsepsi dasar yang dipahami dari esensi filsafat ilmu, antara
lain:

a. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai atau
berdasarkan teori-teori ilmiah yang penting
b. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan
c. Filsafat ilmu sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan
konsep dan teori ilmu
d. Filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis yang menelaah ilmu sebagai sasarannya

Perbedaan lain karena konotasi pemahaman filsafat dalam dua konotasi dikotomik:
a. Filsafat Ilmu Seumumnya (Philosophy of Science in General)
b. Filsafat Ilmu-Ilmu Khusus (Philosophy of Specific Sciences)

Ernest Nagel membagi filsaafat ilmu kedalam tiga cakupan:

a. Pola logis yang ditunjukan oleh penjelasan dalam ilmu (Logical patterns exhibited by
explanations in the science)
b. Pembentukan konsep ilmiah (Construction of scientific concepts)
c. Pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah (Validation of scientific conclusions)

Encyclopedia Britannica memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai ruang lingkup dan
topik persoalan dari filsafat ilmu sebagai berikut:

1. Sifat dasar dan lingkupan filsafat ilmu dan hubungannya dengan cabang-cabang ilmu lain
2. Perkembangan historis dari filsafat ilmu:
a. Masa-masa purba dan abad tengah
b. Abad XVII
c. Sejak awal abad XIX sampai Perang Dunia I
d. Perbincangan Abad XX
3. Unsur-unsur usaha ilmiah
a. Unsur-unsur empiris, konseptual dan formal serta tafsiran teoritisnya
b. Prosedur empiris dari ilmu
i. Pengukuran: Teori dan problem filsafati mengenai penetuan hubungan-
hubungan kuantitaif
ii. Perancangan percobaan: Penerapan logika induktif dan asas-asas teoritis
lainnya pada prosedur praktis
iii. Penggolongan Problem Taksonomi
c. Struktur formal ilmu
d. Perubahan Konseptual dan Perkembangan Ilmu
4. Gerakan-Gerakan Pemikiran Ilmiah
Prosedur dasar dari perkembangan intelektual ilmu.
a. Penemuan Ilmiah
b. Pembuktian keabsahan dan pembenaran dari konsep dan teori baru
c. Penyatuan teori-teori dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu yang terpisah
5. Kedudukan Filsafati Dari Teori Ilmiah
a. Kedudukan proposisi ilmiah dan konsep dari entitas
b. Hubungan antara analisis filsafati dan praktek ilmiah
6. Pentingya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal manusia
7. Hubungan antara ilmu dengan pengatahuan humaniora.

Anda mungkin juga menyukai