Tugas Plastik Kelompok C PDF
Tugas Plastik Kelompok C PDF
b. Fase Proliferasi
1) Dimulai pada hari ketiga, setelah fibroblast datang, dan menetap sampai
minggu ketiga
2) Fibroblas diaktifkan PDGH dan TGH B: memasuki luka pada hari ketiga
dan jumlahnya mencapai puncak pada hari ke-7
3) Terjadi sintesis kolagen ( terutama tipe III), angiogenesis, dan epitelisasi
4) Jumlah kolagen meningkat selama 3 minggu hingga akhirnya produksi dan
pemecahan mencapai keseimbangan, tanda dimulainya fase proliferasi
c. Fase Remodelling
1) Peningkatan produksi maupun penyerapan kolagen yang berlangsung 6
bulan -1 tahun
2) Kolagen tipe 1 menggantikan tipe 3 hingga mencapai rasio 4:1 ( seperti
pada kulit normal dan parut yang matang)
3) Kekuatan luka meningkat seiring reorganisasi kolagen sepanjang garis
tegangan kulit dan terjadi cross link kolagen
4) Penurunan vaskularitas
5) Fibroblas dan miofibroblas menyebabkan kontraksi luka selama
remodeling
2. Definisi graft, skin graft?
Skin Graft: Tindakan memindahkan sebagian tebal kulit dari satu tempat ke
tempat lain dimana pertumbuhan jaringan yang dipindahkan tersebut sangat
bergantung pada vaskularisasi dan pertumbuhan pembuluh darah kapiler di
jaringan penerima untuk menjamin kehidupannya
Dibagi menjadi 3 sesuai masing-masing ketebalan
a. Split Thickness Skin graft: terdiri dari epidermis dan sebagian dermis yang
terbagi:
a. Thick: Epidermis + ¾ dermis
b. Medium: Epidermis + ½ dermis
c. Thin: Epidermis + ¼ dermis
b. Full Thickness Graft: Epidermis+ seluruh tebal dermis
c. Composite Graft: Epidermis + dermis + lemak subkutan
Graft: suatu prosedur untuk memindahkan jaringan maupun organ dari satu lokasi
ke lokasi lain sesuai indikasi, baik dalam 1 manusia yang sama, antar manusia,
maupun antar spesies, tanpa mempertahankan penggunaan aliran darah yang
dimiliki, dan bergantung pada vaskularisasi dari penerima jaringan/ organ
Skin loss
Skin loss adalah lepas atau hilangnya jaringan kulit dari dasar subkutis.
Terjadi pula lepasnya arteri perforantes.
Skin avulsi
Avulsion: Tearing resulting in an area of skin lifted off the underlying tissue.
Hilangnya substansi jaringan lunak yang biasanya mengenai kulit, mukosa, Otot,
dan tulang juga bisa terkena. Avulsi biasanya menyertai luka-luka multipel pada
wajah dan biasanya pada korban kecelakaan sepeda motor atau luka karena
peralatan dalam industri atau pertanian, dan pada pasien dengan luka tembak
ringan (serpihan) atau luka tembak berat (perforasi) di mana sebagian besar kulit
terlepas dari jaringan di bawahnya yang luas
Skin degloving
Degloving injury merupakan terlepasnya kulit dan jaringan subkutan dari fasia
dan otot yang terletak di bawahnya. Dinamakan degloving karena dianalogikan
dengan proses melepas glove (sarung tangan).
Cedera semacam ini paling banyak melibatkan ekstermitas bawah dan torso,
dan penyebab tersering adalah kecelakaan industri dan lalu lintas. Cedera dapat
terjadi pada seluruh bagian ekstremitas bawah, bahkan dapat meluas hingga ke
bagian bawah torso. Cedera tersebut sering disertai dengan fraktur atau cedera lain
yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi mulai dari infeksi hingga
kematian.
Cedera degloving terjadi akibat gaya tangensial yang mengenai permukaan
kulit dengan permukaan yang ireguler yang mencengkram kulit sehingga tidak
licin. Ketika gaya ini dilawan dengan gerakan yang berlawanan, kulit tertarik dan
terlepas dari jaringan di bawahnya
5. Pembagian Graft
1. Split Thickness Skin Graft (STSG) yaitu skin graft yang terdiri dari epidermis
dan sebagian dermis, dibagi menjadi :
a. Thick : Epidermis + ¾ bagian lapisan dermis
b. Medium : epidermis + ½ bagian lapisan dermis
c. Thin : epidermis + ¼ bagian epidermis
2. Full thickness skin graft (FTSG) yaitu skin graft yang terdiri atas epidermis dan
seluruh bagian tebal dermis
3. Composite graft yaitu skin graft yang terdiri dari epidermis, dermis, dan lemak
subkutan.
6. Pembagian Flap
1. Berdasarkan Vaskularisasinya
a. Random skin flap
- Tidak memiliki sumber pembuluh darah tertentu yang dominan
- Sebagian besar flap adalah random
- Diperdarahi oleh pleksus dermal sub dermal
b. Axial skin flap
- memiliki sumber pembuluh darah yang dominan
- jenisnya antara lain peninsular axial, island axial, free flap
c. Reverse-Flow Flap
- Sumber pembuluh darah proximal dipotong, flap bertahan dengan
sumber kehidupan dari perdarahan dari distal
2. Berdasarkan Cara Berpindah
a. Rotasi dengan Pivot Point : rotasi, transposisi, interpolasi
b. Advancement Flap : single pedicle, V-Y advancemnet, Y-V advancement,
bipedicle advancement.
c. Tak langsung : kulit di tempel ke pergelangan tangan, 3 minggu kemudian
dilepas kemudian di tempel ke tempat baru, dengan tangan sebagai
pembawa/ perantara kehidupan flap.
3. Jarak dari Defek
a. Lokasi terdiri atas :
Flap yang bertumpu di satu titik: flap rotasi transposisi, interpolasi
Flap advancement: single pedicle, V-Y, Y-V bipedicle
b. Flap regional
c. Flap jauh
d. Free flap
II. Luas
Satu telapak tangan pasien = ¾ % TBSA (Total Body Surface Area)
a. Rule of Nines (Walace) Anak 5 tahun Bayi 1 tahun
- Kepala, leher : 9% - Kepala : 14% - Kepala, leher : 18%
- Lengan, tangan : 2x9% - Tungkai, kaki : 16% - Tungkai kaki : 14%
- Paha, betis, kaki : 4x9% - Bag lain = dewasa - Bag lain = dewasa
- Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%
- Genitalia : 1 %
Klasifikasi Kontraktur
Berdasarkan struktur jaringan yang menyebabkan ketegangan, kontraktur
diklasifikasikan menjadi :
Kontraktur Dermatogen atau Dermogen: Penyebab pemendekan karena
kontraksi jaringan parut (luka kehilangan jaringan kulit di daerah
persendian).
Kontraktur Tendogen atau Myogen / Desmogen: akibat kerusakan otot atau
tendon atau akibat adhesi tendon (iskemia lama pada ekstremitas, trauma
tendon).
Kontraktur Arthrogen: Kontraktur yang terjadi karena proses didalam sendi-
sendi, proses ini bahkan dapat sampai terjadi ankylosis (immobilisasi lama
dan terus menerus gangguan pemendekan kapsul dan ligamen sendi
(bursitis, tendinitis, penyakit kongenital dan nyeri), fraktur intra artikuler).
Pencegahan Kontraktur
Cegah luka, percepat penyembuhan
Fisioterapi
Proper positioning (posisi penderita)
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- bahu : abduksi, rotasi eksterna
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
- Pergelangan kaki :dorsofleksi
Resting splint
Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai dengan fungsi)
Adapun macam-macam exercise adalah :
o Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
o Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
o Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota
gerak penderita yang sehat.
o Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan
melawan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.
o Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap
penderita.
Stretching
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur
berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan
proper positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak
efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian belakang.
Splinting / bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi
yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama
penderita yang mengalami kesakitan dan kebingungan.
Pemanasan
Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar,
ultrasound adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10
menit per lapangan. Ultrasound merupakan modalitas pilihan untuk semua
sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi kecil maupun sendi besar.
Mobilisasi / ambulasi awal
Penanganan kontraktur
Konservatif , pada kontraktur yang ringan, masih baru dan secara fungsional
tidak mengganggu struktur vital
o Streching
o Serial casting
o Massage
Pembedahan, pada kasus kontraktur berat dan lama
o Eksisu parut untuk merelease kontraktur sehingga gerakan sendi bisa
bebas
o Luka ditutup skin graft
Rekonstruksi dengan flap untuk menutup bekas parut
10. Ulkus decubitus
Adalah nekrosis / ulserasi akibat tekanan yang lama biasanya terjadi pada pasien
yang mengalami imobilisasi.
Grade :
Stage I : eritema >1jam setelah tekanan dihilangkan, kulit utuh
Stage II : kehilangan kulit partial thickness
Stage III : kehilangan kulit full thickness sampai subkutan tetapi belum
mencapai fascia dan otot dan tulang
Stage IV : kerusakan melewati fascia mengenai otot, tulang, tendon atau
persendian
Pencegahan
a. Mengatasi FR utama
- Hilangkan tekanan : pasien terlentang berubah posisi tiap 2 jam, pasien
duduk diangkat setiap 10 menit selama ≥10 detik
- Minimalkan kelembaban srg ganti sprei dan pakaian
- Minimalkan regangan : penempatan posisi yang nyaman dan sesuai
- minimalkan gesekan : pemindahan hati2
b. Mengatasi FR sekunder
- Obati infeksi
- Perbaiki nutrisi, usahakan optimal
- Hentikan rokok
- Kendalikan gula darah pada pasien DM
- Obati penyakit vascular yg mungkin ada
Penanganan
A. Posisi pasien diubah secara berkala setiap 2 jam
B. Ulkus decubitus partial thickness
o Atasi semua etiologi
o Penutup luka bs ditambah silver sulfadiazine
o Sembuh 2-3 minggu scr konservatif
C. Ulkus decubitus full thickness
o Atasi semua etiologi
o Debridement untuk membuang semua jaringan mati
o Penutuk luka lembab-basah, antibiotic bila infeksi, penutup oklusif u/
luka pasca debridement tdk terinfeksi, mengobati jaringan lunak
(debridement, drainase, antibiotic), mengobati bila tjd osteomyelitis
(debridement agresif, antibiotic sistemik), atau penggunaan vacuum
assisted closure pada luka decubitus tertentu
o Jar. Terbuka dpt ditutup dgn flap atau yg sederhana dengan graft
11. Labiognatopalatoschizis
- Labioshcizis : Komplit bila melewat vermilion dan nostril, dioperasi saat
mengikuti rule of over 10
- Gnatozchizis : komplit bila melewati procesus alveolaris dan foramen
incisivum, dioperasi saat gigi mulai tumbuh dan rahang telah berkembang
dengan baik
- Palatoschizis : komplit bila melewati uvula dan proc. Alveolaris, dioperasi bila
pasien belum berlatih bicara konsonan
Klasifikasinya adalah :
P. Unilateral Sinistra / Dekstra completa Apabila celah sumbing terjadi
hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
P. Bilateral completa Apabila celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
P. Inkompleta Apabila celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
12. Fraktur tulang wajah? Definisi IDW? IMW? Cara barton fiksasi? Cara
barrel fiksasi? Definisi maloklusi?
A. Fraktur tulang wajah
Disebabkan trauma pada muka yang menyebabkan satu hingga banyak
tulang wajah patah komplit atau tidak komplit.
Organ yang terlibat: jaringan lunak (kulit, otot, dan jaringan ikat), tulang
wajah itu sendiri, yaitu tulang kepala yang tidak membatasi otak (tulang
hidung, zigoma, maksila, septum nasi dan mandibula).
Tulang wajah sifatnya berbeda dengan tulang panjang, sifatnya spongiosa
dan lebih vaskuler dibandingkan tulang cortical/tulang panjang sehingga
dalam waktu 5-6 minggu penyembuhan fraktur sudah selesai, sudah rigid.
Penyebab: KLL dari sepeda motor tanpa mamakai helm (penyebab
terbanyak), trauma langsung (misal: akibat perkelahian/kekerasan fisik),
terjatuh, olahraga, kecelakaan industrial, dan luka tembak.
Gejala dan tanda klinis:
a. Riwayat trauma pada muka
b. Deformitas muka:
o Bengkak, asimetri, miring disertai lecet kulit sampai ke luka
jaringan lunak
o Hematoma/perdarahan di luka atau dari lubang hidung dan mulut
sebagai jalan keluar perdarahan dari sinus maxilla/fraktur
c. Pemeriksaan fisik:
o Nyeri, krepitasi, “step in” atau diskontinuitas tepi tulang
mandibular dan tulang rima orbita
o Tonjolan pipi yang menghilang
o Rongga mulut: gangguan oklusi (maloklusi), laserasi gingiva
daerah fraktur, maxilla yang mengambang dalam hematom
(floating maxilla)
B. Definisi IDW dan IMW
IDW (interdental wiring): memasang kawat di antara gigi-gigi di mana
terjadi fraktur di sekitar gigi-gigi tersebut
Muncul saat lahir Sering tidak muncul Biasanya sudah muncul dan
±50% diawali dengan sudah menunjukkan
munculnya lesi prekursor: karakteristik klinis
makula atau patch
teleangiektasis,
vasokontriksi, berwarna
merah muda atau kebiruan
seperti lebam
Perjalanan penyakit Proliferasi postnatal dalam 6- Menetap seumur hidup, terus
9 bulan, diikuti dengan berkembang seiring waktu
involusi perlahan seiring
dengan usia
Radiologi Massa well-defined dengan Bervariasi tergantung
pembuluh high-flow jenisnya
Patologi Pada fase proliferatif: Saluran vaskuler ektasis
Lobulus padat dari sel atau terdistorsi
endotel hiperplastik Biasanya tidak terdapat
membentuk kapiler dengan kenaikan turnover vaskuler
lumen kecil
Peningkatan turnover
vaskuler ditunjukkan
dengan marker proliferasi
(co: Ki-67)
Imunofenotip GLUT1-positive GLUT1-negative