Anda di halaman 1dari 13

Sri Suteja Jayani 22010116220392

Ivona Oliviera 22010116210124


Radiyan Meidhiyanto 22010116210048
Andika Agus Budiarto 22010116220216
Annisa Falihati Salsabila 22010116220298
Nuraenny Ratna Bauw 22010116220366
TUGAS BEDAH PLASTIK
1. Jelaskan fase penyembuhan luka!
a. Fase Inflamasi
1) 2-3 hari setelah terjadi luka
2) Terjadi vasokonstriksi untuk hemostasis akibat pengaruh tromboksan dan
epinefrin
3) Terbentuk thrombus dan terjadi aktifasi kaskade pembekuan darah sehingga
terjadi deposisi fibrin
4) Keping darah melepaskan Platelet-Derived Growth Factor ( PDGF) dan
transforming growth factor B ( TGF-B) dari granula alfa yang menarik sel
inflamasi, terutama makrofag
5) Setelah hemostasis tercapai terjadi vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah ( akibat histamine, platelet activating factor,
bradikinin, prostaglandin I2, prostaglandin E2, dan nitrit oksida) 
membantu infiltrasi sel inflamasi ke daerah luka
6) Neutrofil memuncak jumlahnya dalam 24 jam dan membantu debridement
7) Monosit memasuki luka, berdiferensiasi menjadi makrofag, memuncak
dalam 2-3 hari, limfosit juga memasuki luka, perannya tidak diketahui
8) Makrofag menghasilkan PDGH, dan TGF-B, menarik fibroblast dan
merangsang pembentukan kolagen.

b. Fase Proliferasi
1) Dimulai pada hari ketiga, setelah fibroblast datang, dan menetap sampai
minggu ketiga
2) Fibroblas diaktifkan PDGH dan TGH B: memasuki luka pada hari ketiga
dan jumlahnya mencapai puncak pada hari ke-7
3) Terjadi sintesis kolagen ( terutama tipe III), angiogenesis, dan epitelisasi
4) Jumlah kolagen meningkat selama 3 minggu hingga akhirnya produksi dan
pemecahan mencapai keseimbangan, tanda dimulainya fase proliferasi

c. Fase Remodelling
1) Peningkatan produksi maupun penyerapan kolagen yang berlangsung 6
bulan -1 tahun
2) Kolagen tipe 1 menggantikan tipe 3 hingga mencapai rasio 4:1 ( seperti
pada kulit normal dan parut yang matang)
3) Kekuatan luka meningkat seiring reorganisasi kolagen sepanjang garis
tegangan kulit dan terjadi cross link kolagen
4) Penurunan vaskularitas
5) Fibroblas dan miofibroblas menyebabkan kontraksi luka selama
remodeling
2. Definisi graft, skin graft?
Skin Graft: Tindakan memindahkan sebagian tebal kulit dari satu tempat ke
tempat lain dimana pertumbuhan jaringan yang dipindahkan tersebut sangat
bergantung pada vaskularisasi dan pertumbuhan pembuluh darah kapiler di
jaringan penerima untuk menjamin kehidupannya
Dibagi menjadi 3 sesuai masing-masing ketebalan
a. Split Thickness Skin graft: terdiri dari epidermis dan sebagian dermis yang
terbagi:
a. Thick: Epidermis + ¾ dermis
b. Medium: Epidermis + ½ dermis
c. Thin: Epidermis + ¼ dermis
b. Full Thickness Graft: Epidermis+ seluruh tebal dermis
c. Composite Graft: Epidermis + dermis + lemak subkutan

Graft: suatu prosedur untuk memindahkan jaringan maupun organ dari satu lokasi
ke lokasi lain sesuai indikasi, baik dalam 1 manusia yang sama, antar manusia,
maupun antar spesies, tanpa mempertahankan penggunaan aliran darah yang
dimiliki, dan bergantung pada vaskularisasi dari penerima jaringan/ organ

3. Definisi flap, skin flap?


Flap: segmen jaringan “ mobile” sebagai hasil tindakan bedah dimana jaringan
tersebut tetap mendapatkan suplai pembuluh darah aslanya melalui pedikel.
Sebagai basis flap, selain mengandung pembuluh darah pedikel jugaa dapat
mengandung kulit, jaringan subkutis, fascia, otot, saraf, maupun tulang.
3 macam Vaskularisasi:
- Random skin flap: tidak memiliki pembuluh darah suplai dominan
- Axial skin flap: memiliki pembuluh darah yang dominan, : peninsular axial,
island axial, free flap
- Reverse flow flaps: sumber pembuluh darah proximal dipotong, flap bertahan
dengan pembuluh darah distal.
-
Berdasar jaringan yang dimiliki dibedakan menjadi
- Cutaneous  Flap kulit
- Faciocutaneus
- Musculocutaneus
- Osteocutaneus
- Osteomusculocutaneus
- Omentum

4. Definisi Skin Loss, Skin Avulsi, dan Skin Degloving

Skin loss
Skin loss adalah lepas atau hilangnya jaringan kulit dari dasar subkutis.
Terjadi pula lepasnya arteri perforantes.
Skin avulsi
Avulsion: Tearing resulting in an area of skin lifted off the underlying tissue.
Hilangnya substansi jaringan lunak yang biasanya mengenai kulit, mukosa, Otot,
dan tulang juga bisa terkena. Avulsi biasanya menyertai luka-luka multipel pada
wajah dan biasanya pada korban kecelakaan sepeda motor atau luka karena
peralatan dalam industri atau pertanian, dan pada pasien dengan luka tembak
ringan (serpihan) atau luka tembak berat (perforasi) di mana sebagian besar kulit
terlepas dari jaringan di bawahnya yang luas

Skin degloving
Degloving injury merupakan terlepasnya kulit dan jaringan subkutan dari fasia
dan otot yang terletak di bawahnya. Dinamakan degloving karena dianalogikan
dengan proses melepas glove (sarung tangan).
Cedera semacam ini paling banyak melibatkan ekstermitas bawah dan torso,
dan penyebab tersering adalah kecelakaan industri dan lalu lintas. Cedera dapat
terjadi pada seluruh bagian ekstremitas bawah, bahkan dapat meluas hingga ke
bagian bawah torso. Cedera tersebut sering disertai dengan fraktur atau cedera lain
yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi mulai dari infeksi hingga
kematian.
Cedera degloving terjadi akibat gaya tangensial yang mengenai permukaan
kulit dengan permukaan yang ireguler yang mencengkram kulit sehingga tidak
licin. Ketika gaya ini dilawan dengan gerakan yang berlawanan, kulit tertarik dan
terlepas dari jaringan di bawahnya

Gambar skin degloving

5. Pembagian Graft
1. Split Thickness Skin Graft (STSG) yaitu skin graft yang terdiri dari epidermis
dan sebagian dermis, dibagi menjadi :
a. Thick : Epidermis + ¾ bagian lapisan dermis
b. Medium : epidermis + ½ bagian lapisan dermis
c. Thin : epidermis + ¼ bagian epidermis
2. Full thickness skin graft (FTSG) yaitu skin graft yang terdiri atas epidermis dan
seluruh bagian tebal dermis
3. Composite graft yaitu skin graft yang terdiri dari epidermis, dermis, dan lemak
subkutan.

6. Pembagian Flap
1. Berdasarkan Vaskularisasinya
a. Random skin flap
- Tidak memiliki sumber pembuluh darah tertentu yang dominan
- Sebagian besar flap adalah random
- Diperdarahi oleh pleksus dermal sub dermal
b. Axial skin flap
- memiliki sumber pembuluh darah yang dominan
- jenisnya antara lain peninsular axial, island axial, free flap
c. Reverse-Flow Flap
- Sumber pembuluh darah proximal dipotong, flap bertahan dengan
sumber kehidupan dari perdarahan dari distal
2. Berdasarkan Cara Berpindah
a. Rotasi dengan Pivot Point : rotasi, transposisi, interpolasi
b. Advancement Flap : single pedicle, V-Y advancemnet, Y-V advancement,
bipedicle advancement.
c. Tak langsung : kulit di tempel ke pergelangan tangan, 3 minggu kemudian
dilepas kemudian di tempel ke tempat baru, dengan tangan sebagai
pembawa/ perantara kehidupan flap.
3. Jarak dari Defek
a. Lokasi terdiri atas :
 Flap yang bertumpu di satu titik: flap rotasi transposisi, interpolasi
 Flap advancement: single pedicle, V-Y, Y-V bipedicle
b. Flap regional
c. Flap jauh
d. Free flap

7. Patofisiologi luka bakar listrik


Energi listrik bila salah satu meningkat (kekuatan arus, durasi aliran,
ketahanan jaringan) akan diubah menjadi panas. Kulit memiliki kandungan air
yang tinggi terjadi overheat dan cooldown perlahan panas tetap menembus
jaringan. Mediator endogen ↑ permeabilitas kapiler edema dan hipoproteinemia
(Paralisis, pain,pulselessness, pale, parestesi). Vena akan rusak dahulu, arteri tetap
jln edema ditekan fasia kompartemen syndrome fasciatomi
8. Grading Luka Bakar
I. Kedalaman
- Derajat 1 : terbatas sampai epidermis, kemerahan, nyeri hilang dalam 48-72
jam, sembuh tanpa cacat
- Derajat 2 : epidermis + sebagian dermis, nyeri, kemerahan, edema, bula
 Superfisial : banyak sel basal selamat, alat-alat pada dermis masih baik,
pelebaran PD, sembuh 2 minggu ± jar parut/ minimal
 Dalam : basah, pucat, nyeri < derajat 2 superfisial, sembuh dalam minggu-
bulan, disertai jaringan parut
- Derajat 3 : seluruh dermis / lebih dalam. Epitel terkelupas, lapisan putih karena
koagulasi protein. Dermis terbakar  mengering dan menciut  eskar. Tidak
ada perfusi darah, tidak ada nyeri, tidak sembuh spontan, minggu 2 muncul
jaringan granulasi (harus tutup skin graft agar gak kontraktur)

II. Luas
Satu telapak tangan pasien = ¾ % TBSA (Total Body Surface Area)
a. Rule of Nines (Walace) Anak 5 tahun Bayi 1 tahun
- Kepala, leher : 9% - Kepala : 14% - Kepala, leher : 18%
- Lengan, tangan : 2x9% - Tungkai, kaki : 16% - Tungkai kaki : 14%
- Paha, betis, kaki : 4x9% - Bag lain = dewasa - Bag lain = dewasa
- Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%
- Genitalia : 1 %

b. Lund and Browder Chart


III. Pembagian berat Luka bakar
a. Berat/ kritis
- Derajat 2 >25%
- Derajat 3 >10%, atau ada di muka, tangan, kaki
- Disertai trauma airway/jaringan lunak luas/ fraktur
- Akibat listrik
b. Sedang
- Derajat 2 : 15-25%
- Derajat 3 <10%, kecuali muka, tangan, kaki
c. Ringan
- Derajat 2 <15%

9. Definisi kontraktur? Pembagian kontraktur? Pencegahan kontraktur?


Penanganan kontraktur?
 Definisi
Pemendekan jarak dua titik berdekatan di daerah sendi yang dapat terjadi
dimana saja.

 Klasifikasi Kontraktur
Berdasarkan struktur jaringan yang menyebabkan ketegangan, kontraktur
diklasifikasikan menjadi :
 Kontraktur Dermatogen atau Dermogen: Penyebab pemendekan karena
kontraksi jaringan parut (luka kehilangan jaringan kulit di daerah
persendian).
 Kontraktur Tendogen atau Myogen / Desmogen: akibat kerusakan otot atau
tendon atau akibat adhesi tendon (iskemia lama pada ekstremitas, trauma
tendon).
 Kontraktur Arthrogen: Kontraktur yang terjadi karena proses didalam sendi-
sendi, proses ini bahkan dapat sampai terjadi ankylosis (immobilisasi lama
dan terus menerus gangguan pemendekan kapsul dan ligamen sendi
(bursitis, tendinitis, penyakit kongenital dan nyeri), fraktur intra artikuler).

 Pencegahan Kontraktur
 Cegah luka, percepat penyembuhan
 Fisioterapi
 Proper positioning (posisi penderita)
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- bahu : abduksi, rotasi eksterna
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
- Pergelangan kaki :dorsofleksi
 Resting splint
 Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai dengan fungsi)
Adapun macam-macam exercise adalah :
o Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
o Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
o Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota
gerak penderita yang sehat.
o Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan
melawan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.
o Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap
penderita.
 Stretching
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur
berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan
proper positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak
efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian belakang.
Splinting / bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi
yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama
penderita yang mengalami kesakitan dan kebingungan.
Pemanasan
Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar,
ultrasound adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10
menit per lapangan. Ultrasound merupakan modalitas pilihan untuk semua
sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi kecil maupun sendi besar.
 Mobilisasi / ambulasi awal

 Penanganan kontraktur
 Konservatif , pada kontraktur yang ringan, masih baru dan secara fungsional
tidak mengganggu struktur vital
o Streching
o Serial casting
o Massage
 Pembedahan, pada kasus kontraktur berat dan lama
o Eksisu parut untuk merelease kontraktur sehingga gerakan sendi bisa
bebas
o Luka ditutup skin graft
Rekonstruksi dengan flap untuk menutup bekas parut
10. Ulkus decubitus
Adalah nekrosis / ulserasi akibat tekanan yang lama biasanya terjadi pada pasien
yang mengalami imobilisasi.

Grade :
 Stage I : eritema >1jam setelah tekanan dihilangkan, kulit utuh
 Stage II : kehilangan kulit partial thickness
 Stage III : kehilangan kulit full thickness sampai subkutan tetapi belum
mencapai fascia dan otot dan tulang
 Stage IV : kerusakan melewati fascia mengenai otot, tulang, tendon atau
persendian
Pencegahan
a. Mengatasi FR utama
- Hilangkan tekanan : pasien terlentang berubah posisi tiap 2 jam, pasien
duduk diangkat setiap 10 menit selama ≥10 detik
- Minimalkan kelembaban srg ganti sprei dan pakaian
- Minimalkan regangan : penempatan posisi yang nyaman dan sesuai
- minimalkan gesekan : pemindahan hati2
b. Mengatasi FR sekunder
- Obati infeksi
- Perbaiki nutrisi, usahakan optimal
- Hentikan rokok
- Kendalikan gula darah pada pasien DM
- Obati penyakit vascular yg mungkin ada

Penanganan
A. Posisi pasien diubah secara berkala setiap 2 jam
B. Ulkus decubitus partial thickness
o Atasi semua etiologi
o Penutup luka bs ditambah silver sulfadiazine
o Sembuh 2-3 minggu scr konservatif
C. Ulkus decubitus full thickness
o Atasi semua etiologi
o Debridement untuk membuang semua jaringan mati
o Penutuk luka lembab-basah, antibiotic bila infeksi, penutup oklusif u/
luka pasca debridement tdk terinfeksi, mengobati jaringan lunak
(debridement, drainase, antibiotic), mengobati bila tjd osteomyelitis
(debridement agresif, antibiotic sistemik), atau penggunaan vacuum
assisted closure pada luka decubitus tertentu
o Jar. Terbuka dpt ditutup dgn flap atau yg sederhana dengan graft

11. Labiognatopalatoschizis
- Labioshcizis : Komplit bila melewat vermilion dan nostril, dioperasi saat
mengikuti rule of over 10
- Gnatozchizis : komplit bila melewati procesus alveolaris dan foramen
incisivum, dioperasi saat gigi mulai tumbuh dan rahang telah berkembang
dengan baik
- Palatoschizis : komplit bila melewati uvula dan proc. Alveolaris, dioperasi bila
pasien belum berlatih bicara konsonan

Klasifikasinya adalah :
 P. Unilateral Sinistra / Dekstra completa Apabila celah sumbing terjadi
hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
 P. Bilateral completa Apabila celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
 P. Inkompleta Apabila celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.

Tindakan operasi, dengan beberapa tahap, sebagai berikut :


1. Penjelasan kepada orangtuanya
2. Umur 3 bulan (rule over ten) : Operasi bibir dan alanasi(hidung), evaluasi
telinga. Operasi bibir dilakukan usia 3 bulan agar saat usian 6 bulan anak
sudah mulai dapat berlatih bicara.
3. Umur 10-12 bulan : Operasi gnatopalatoschizis/celah langit-langit dan gusi ,
evaluasi pendengaran dan telinga.
4. Umur 1-4 tahun : Evaluasi bicara, speech theraphist setelah 3 bulan pasca
operasi

12. Fraktur tulang wajah? Definisi IDW? IMW? Cara barton fiksasi? Cara
barrel fiksasi? Definisi maloklusi?
A. Fraktur tulang wajah
 Disebabkan trauma pada muka yang menyebabkan satu hingga banyak
tulang wajah patah komplit atau tidak komplit.
 Organ yang terlibat: jaringan lunak (kulit, otot, dan jaringan ikat), tulang
wajah itu sendiri, yaitu tulang kepala yang tidak membatasi otak (tulang
hidung, zigoma, maksila, septum nasi dan mandibula).
 Tulang wajah sifatnya berbeda dengan tulang panjang, sifatnya spongiosa
dan lebih vaskuler dibandingkan tulang cortical/tulang panjang sehingga
dalam waktu 5-6 minggu penyembuhan fraktur sudah selesai, sudah rigid.
 Penyebab: KLL dari sepeda motor tanpa mamakai helm (penyebab
terbanyak), trauma langsung (misal: akibat perkelahian/kekerasan fisik),
terjatuh, olahraga, kecelakaan industrial, dan luka tembak.
 Gejala dan tanda klinis:
a. Riwayat trauma pada muka
b. Deformitas muka:
o Bengkak, asimetri, miring disertai lecet kulit sampai ke luka
jaringan lunak
o Hematoma/perdarahan di luka atau dari lubang hidung dan mulut
sebagai jalan keluar perdarahan dari sinus maxilla/fraktur
c. Pemeriksaan fisik:
o Nyeri, krepitasi, “step in” atau diskontinuitas tepi tulang
mandibular dan tulang rima orbita
o Tonjolan pipi yang menghilang
o Rongga mulut: gangguan oklusi (maloklusi), laserasi gingiva
daerah fraktur, maxilla yang mengambang dalam hematom
(floating maxilla)
B. Definisi IDW dan IMW
 IDW (interdental wiring): memasang kawat di antara gigi-gigi di mana
terjadi fraktur di sekitar gigi-gigi tersebut

 IMW (intermaxillary wiring): memasang kawat pada fraktur maxilla atau


mandibula di antara lengkungan tulang maxilla dan mandibula.

C. Cara barton fiksasi

D. Cara barrel fiksasi


E. Definisi maloklusi
Tonjolan gigi premolar yang tidak bertemu dengan cekungan gigi
lawan/pasangannya.

13. Definisi eksisi? Eksisi luas?


A. Definisi eksisi
Membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong.
B. Eksisi luas
Eksisi luas adalah pengambilan benjolan dengan mengikutkan satu lapis
jaringan di sekelilingnya atau pengangkatan tumor sekaligus jaringan di
sekitar tumor yang tampak normal. Eksisi luas dilakukan hanya untuk
benjolan yang sudah dipastikan keganasannya untuk menyembuhkan
misalnya mastektomi radikal. Selain menyembuhkan atau kuratif, eksisi luas
juga dapat bersifat semi kuratif atau membutuhkan pengobatan lain untuk
sembuh seperti kemoterapi atau penyinaran.

14. Apa perbedaan malformasi vaskuler dengan hemangioma?


Karakteristik Hemangioma Malformasi Vaskuler
Definisi True benign neoplasma dari Defek lokal dari
sel endothel morfogenesis vaskuler
sehingga membentuk
pembuluh darah yang
abnormal, berkelok, dan
membesar
Epidemiologi Lebih banyak pada:  Rasio jenis kelamin sama
 Perempuan (3:1)  Tidak terdapat predileksi
 Bayi prematur maupun bayi yang bergantung pada
dengan BBLR riwayat kehamilan
 Bayi yang dari ibu yang  Beberapa varian memiliki
berusia tua maupun pernah pola penurunan autosomal
melakukan CVS dominan

Muncul saat lahir  Sering tidak muncul  Biasanya sudah muncul dan
 ±50% diawali dengan sudah menunjukkan
munculnya lesi prekursor: karakteristik klinis
makula atau patch
teleangiektasis,
vasokontriksi, berwarna
merah muda atau kebiruan
seperti lebam
Perjalanan penyakit Proliferasi postnatal dalam 6- Menetap seumur hidup, terus
9 bulan, diikuti dengan berkembang seiring waktu
involusi perlahan seiring
dengan usia
Radiologi Massa well-defined dengan Bervariasi tergantung
pembuluh high-flow jenisnya
Patologi Pada fase proliferatif:  Saluran vaskuler ektasis
 Lobulus padat dari sel atau terdistorsi
endotel hiperplastik  Biasanya tidak terdapat
membentuk kapiler dengan kenaikan turnover vaskuler
lumen kecil
 Peningkatan turnover
vaskuler ditunjukkan
dengan marker proliferasi
(co: Ki-67)
Imunofenotip GLUT1-positive GLUT1-negative

15. Jelaskan definisi hipospadia dan pembagiannya!


Hipospadia merupakan suatu kelainan kongenital akibat adanya abnormalitas
perkembangan urethra dan penis anterior dimana terdapat posisi abnormal meatus
urethra yaitu pada aspek ventral dari penis. Hipospadia dapat didefinisikan dengan
tiga abnormalitas anatomi pada penis :
 Urethra proksimal, dengan atau tanpa meatus ektopik stenosis, yang berlokasi
pada aspek ventral antara ujung glans hingga perineum
 Deviasi batang penis
 Prepusium dorsal winged
Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi oleh Duckett (1996) yang
membagi hipospadia menjadi tiga bergantung pada lokasi meatus :
 Anterior : glanuler, coronal, penis distal
 Media : midshaft, penis proksimal
 Posterior : penoskrotal, skrotal, perineal

Anda mungkin juga menyukai