Anda di halaman 1dari 7

1.

Sunan Gunung Jati

Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah yang kemudian digelari dengan Sunan Gunung Jati,
beliau lahir pada tahun 1448 / 1450 dan wafat pada tahun 1569 Masehi, ayah beliau bernama
Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar (musafir dari Gujarat yang hijrah ke
jawa), terkenal dengan nama Syekh Maulana Akbar dan ibunya yaitu Nyai Rara Santang
(Putri Prabu Siliwangi). Makam beliau terletak di Gunung Sembung, Desa Astana, Kec.
Gunung Jati, Kab. Cirebon, Jawa Barat

Keterangan Lain menyebutk beliau termasuk keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW

2. Sunan Kali Jaga.

Nama asli beliau yaitu Raden said, dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan Sunan
Kalijogo, beliau lahir sekitar tahun 1450, namun mengenai wafatnya tidak ada sumber
menyebutkannya mengenai waktunya. Nama ayahnya bernama Tumenggung Wilwatikta
(Adiapti Tuban), dan dari keturuanan ibu tidak ada yang menyebutkan siapa ibu beliau.
Makam beliau terletak di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dalam
menyebarkan agama Islam beliau Terkenal menggunakan kesenian sebagai media dakwah,
(Wayang dan Suluk) Pencipta lagu lir ilir dan gundul-gundul pacul. Beberapa muridnya yang
terkenal adalah Sunan Bayat (Klaten), Sunan Geseng (Kediri), Syekh Jangkung (Pati) dan Ki
Ageng Selo (Demak)

3. Sunan Kudus.

Nama Asli belua adalah Ja’far Shodiq dan kemudia dipanggil dengan panggilan Sunan
Kudus. Beliau wafat pada tahun 1550 Masehi dan Beliau dimakamkan di Kota Kudus, Jawa
Tengah Ayah beliau bernama Raden Usman Haji (Sunan Ngudung) dan ibu bernama Syarifah
Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti
Sunan Ampel. Beliau dimakamkan di Kota Kudus, Jawa Tengah. Beliau termasuk Keturunan
ke 24 Dari Nabi Muhammad SAW dan Pernah menjadi panglima perang kerajaan demak

4. Sunan Muria

Nama Aslinya Raden Umar Said, menenai kapan lahir dan wafatnya tidak ada sumber yang
sahih menyebutkannya, akan tetapi dimana dimakamkannya beliau dimakamkan Gunung
Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Beliau termasuk
keturunan Sunan Kalijaga dan sunan kalijaga sendiri sebagai ayahandanya dengan ibunya
bernama Dewi Sarah (Adik Sunan Giri) binti Maulana Ishaq. Beliau Terkenal sangat dekat
dengan rakyat jelata

5. Sunan Bonang

Nama Aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim yang dipanggil dengan kanjeng Sunan
Bonang. Lahir beliau pada tahun 1465 Masehi dan wafatnya pada tahun 1525 M dan
dimakamkan di Tuban, Jawa Timur. Ayah beliau adalah Sunan Ampel dan ibunya Nyai
Ageng Manila (Putri Addiapti Tuban Arya Teja). Keterangan menyebutkan beliau
Merupakan keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW dan beliau juga adalah Pengarang
tembang tombo ati
6. Sunan Derajat

Nama Aslinya Raden Qosim dilahirkan pada tahun 1470 M yang kemudian wafat pada tahun
1522 M. beliau juga termasuk anak dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila (Putri
Addiapti Tuban Arya Teja). Makam beliau ada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kab.
Lamongan, Jawa Timur dan beliau Merupakan keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW,
Pencipta tembang Macapat Pangkur.

7. Sunan Gresik

Nama Aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkandy (Asia Tengah) awal abad
14 dari Maulana Jumadil Kubro (Keturunan ke 10 dari Husein / Cucu Nabi Muhammad
SAW) dan wafat pada tahun 1419 Masehi kemudian dimakamkan di Desa Gapuro Wetan,
Kota Gresik, Jawa Timur. Menurut keterangan beliau Merupakan keturunan ke 22 dari Nabi
Muhammad SAW dan juga Merupakan Walisongo paling tua / pertama.

8. Sunan Giri.

Nama Aslinya adalah Raden Paku / Raden Ainul Yaqin lahir di Blambangan, 1442 M. Ayah
beliau adalah Maulana Ishak dan ibunya Dewi Sekardadu, (Putri Prabu Menak Sembuyu,
Raja Blambangan), beliau Wafat pada tahun1506 M dan dimakamkan di Desa Giri,
Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur . beliau Merupakan keturunan ke 23
dari Nabi Muhammad SAW dan Pencipta mainan cublak-cublak suweng

9. Sunan Ampel

Nama Aslinya adalah Raden Rahmad yang kemudian digelari dengan pangggilan Sunan
Ampel lahir di Champa (Kamboja) 1401 Masehi dari ayah yaitu Sunan Gresik / Maulana
Malik Ibrahim dan ibu beliau adalah Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari
Dinasti Ming. Beliau wafat pada tahun 1481 M dan makam beliau ada di Sebelah Barat
Masjid Sunan Ampel, Desa Ampel, Kota Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan
keturunan ke 22 dari Nabi Muhammad SAW, Beliaulah yang mengenalkan istilah Molimo
(moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon), 2 Orang muridnya yang
sangat terkenal yaitu mbah sholeh (Penjaga Masjid Ampel yang makamnya ada 9) dan mbah
bolong (Melubangi pengimaman untuk melihat ka’bah/arah kiblat dalam pembangunan
Masjid Ampel)
Rabu, 09 Maret 2011
Biografi WALI SONGO

“Walisongo” berarti sembilan orang wali”

Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik
(Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). Saat itu, majelis dakwah
Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq (Sunan Wali
Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi); Maulana Muhammad Al-
Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra'il (dari Champa), Maulana Muhammad Ali
Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana 'Aliyuddin, dan Syekh Subakir. Dari nama para
Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota
Walisongo yang paling terkenal, yaitu :

 Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim - Gapura Wetan, Gresik


 Sunan Ampel atau Raden Rahmat - Ampeldenta, Surabaya
 Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim - Tuban
 Sunan Drajat atau Raden Qasim - Paciran
 Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq -Kudus
 Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin - Giri, Gresik
 Sunan Kalijaga atau Raden Said - Kadilangu, Demak
 Sunan Muria atau Raden Umar Said - Kolo, Gunung Muria
 Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah - Gunung Sembung, Cirebon

Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri
adalah anak saudara kepada Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel.
Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan
sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus
murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana
Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Click untuk Full Size Image

Walisongo menurut periode waktu

Menurut buku Haul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan, majlis
dakwah yang secara umum dinamakan Walisongo, sebenarnya terdiri dari beberapa angkatan.
Para Wali Songo tidak hidup dalam suatu masa. Namun demikian, diantara kesembilan wali
ini, mereka semua mempunyai sebuah bentuk ikatan yang amat erat, jika tiada hubungan
darah diantara mereka, pasti ada hubungan diantara Guru dan Murid.. Bila ada seorang
anggota majlis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya:

 Angkatan ke-1 (1404 – 1435 M), terdiri dari Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419),
Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
Maulana Malik Isra'il (wafat 1435), Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435),
Maulana Hasanuddin, Maulana 'Aliyuddin, dan Syekh Subakir atau juga disebut
Syaikh Muhammad Al-Baqir.

 Angkatan ke-2 (1435 - 1463 M), terdiri dari Sunan Ampel yang tahun 1419
menggantikan Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq (wafat 1463), Maulana Ahmad
Jumadil Kubro, Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Sunan Kudus yang tahun 1435
menggantikan Maulana Malik Isra’il, Sunan Gunung Jati yang tahun 1435
menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin (wafat 1462),
Maulana 'Aliyuddin (wafat 1462), dan Syekh Subakir (wafat 1463).

 Angkatan ke-3 (1463 - 1466 M), terdiri dari Sunan Ampel, Sunan Giri yang tahun
1463 menggantikan Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro (wafat 1465),
Maulana Muhammad Al-Maghrabi (wafat 1465), Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati,
Sunan Bonang yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin, Sunan Derajat
yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin, dan Sunan Kalijaga yang tahun
1463 menggantikan Syaikh Subakir.
 Angkatan ke-4 (1466 - 1513 M, terdiri dari Sunan Ampel (wafat 1481), Sunan Giri
(wafat 1505), Raden Fattah yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad
Jumadil Kubra, Fathullah Khan (Falatehan) yang pada tahun 1465 mengganti
Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan
Bonang, Sunan Derajat, dan Sunan Kalijaga (wafat 1513).

 Angkatan ke-5 (1513 - 1533 M), terdiri dari Syekh Siti Jenar yang tahun 1481
menggantikan Sunan Ampel (wafat 1517), Raden Faqih Sunan Ampel II yang ahun
1505 menggantikan kakak iparnya Sunan Giri, Raden Fattah (wafat 1518), Fathullah
Khan (Falatehan), Sunan Kudus (wafat 1550), Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang
(wafat 1525), Sunan Derajat (wafat 1533), dan Sunan Muria yang tahun 1513
menggantikan ayahnya Sunan Kalijaga.

 Angkatan ke-6 (1533 - 1546 M), terdiri dari Syekh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu)
yang ahun 1517 menggantikan ayahnya Syekh Siti Jenar, Raden Zainal Abidin Sunan
Demak yang tahun 1540 menggantikan kakaknya Raden Faqih Sunan Ampel II,
Sultan Trenggana yang tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah,
Fathullah Khan (wafat 1573), Sayyid Amir Hasan yang tahun 1550 menggantikan
ayahnya Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati (wafat 1569), Raden Husamuddin Sunan
Lamongan yang tahun 1525 menggantikan kakaknya Sunan Bonang, Sunan Pakuan
yang tahun 1533 menggantikan ayahnya Sunan Derajat, dan Sunan Muria (wafat
1551).

 Angkatan ke-7 (1546- 1591 M), terdiri dari Syaikh Abdul Qahhar (wafat 1599),
Sunan Prapen yang tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak,
Sunan Prawoto yang tahun 1546 menggantikan ayahnya Sultan Trenggana, Maulana
Yusuf cucu Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1573 menggantikan pamannya
Fathullah Khan, Sayyid Amir Hasan, Maulana Hasanuddin yang pada tahun 1569
menggantikan ayahnya Sunan Gunung Jati, Sunan Mojoagung yang tahun 1570
menggantikan Sunan Lamongan, Sunan Cendana yang tahun 1570 menggantikan
kakeknya Sunan Pakuan, dan Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos) anak Sayyid Amir
Hasan yang tahun 1551 menggantikan kakek dari pihak ibunya yaitu Sunan Muria.

 Angkatan ke-8 (1592- 1650 M), terdiri dari Syaikh Abdul Qadir (Sunan Magelang)
yang menggantikan Sunan Sedayu (wafat 1599), Baba Daud Ar-Rumi Al-Jawi yang
tahun 1650 menggantikan gurunya Sunan Prapen, Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir)
yang tahun 1549 menggantikan Sultan Prawoto, Maulana Yusuf, Sayyid Amir Hasan,
Maulana Hasanuddin, Syekh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani yang tahun 1650
menggantikan Sunan Mojoagung, Syekh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri yang
tahun 1650 menggantikan Sunan Cendana, dan Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos).
MASJID DEMAK : Tempat berkumpul Para WALI

RUJUKAN :

* Babad Tanah Jawi


* Mantan Mufti Johor Sayyid `Alwî b. Tâhir b. `Abdallâh al-Haddâd (meninggal tahun 1962)
juga meninggalkan tulisan yang berjudul Sejarah perkembangan Islam di Timur Jauh
(Jakarta: Al-Maktab ad-Daimi, 1957). Ia menukil keterangan diantaranya dari Haji `Ali bin
Khairuddin, dalam karyanya Ketrangan kedatangan bungsu (sic!) Arab ke tanah Jawi
sangking Hadramaut.
* Al-Jawahir al-Saniyyah oleh Sayyid Ali bin Abu Bakar Sakran
* 'Umdat al-Talib oleh al-Dawudi
* Syams al-Zahirah oleh Sayyid Abdul Rahman Al-Masyhur
* Menyingkap Misteri Pulau Besar oleh Ana Faqir
Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan
Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat
tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya
berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan
sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota
untuk menyebarkan agama Islam.

Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok


tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali dijadikan pula
sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal
sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu.
Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan
Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil
dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.n

Anda mungkin juga menyukai