(SGD2Kep - Mat2) Kelompok 6 - Depresi Postpartum
(SGD2Kep - Mat2) Kelompok 6 - Depresi Postpartum
KEPERAWATAN MATERNITAS II
DEPRESI POSTPARTUM
Disusun oleh :
KELOMPOK 6
JAKARTA
NOVEMBER/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan kuasa-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah SGD II
– Depresi Postpartum dengan baik. Makalah ini dibuat agar dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang serta hal hal yang terkait dengannya.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca
dalam memperdalam atau menambah wawasan dan pengetahuan tentang
“Depresi Postpartum”. Jika terdapat kata maupun penulisan yang salah, kami
mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar
makalah selanjutnya dapat kami kerjakan lebih baik lagi.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
1
2) Etiologi depresi postpartum
3) Jenis-Jenis depresi postpartum
4) Faktor resiko depresi postpartum
5) Gangguan Psikologis depresi postpartum
6) Proses Keperawatan pada depresi postpartum
1.3 Tujuan
1) Dapat menjelaskan dan memahami definisi depresi postpartum
2) Dapat menjelaskan dan memahami etiologi depresi postpartum
3) Dapat menjelaskan dan memahami jenis-Jenis depresi postpartum
4) Dapat menjelaskan dan memahami faktor resiko depresi postpartum
5) Dapat menjelaskan dan memahami gangguan Psikologis depresi
postpartum
6) Dapat menjelaskan dan memahami proses Keperawatan pada depresi
postpartum
DEPRESI POSTPARTUM
3
Kedua, inflamasi akan meningkatkan level kortisol, dan akhirnya akan
menurunkan serotonin dengan menurunkan prekursornya,yaitu trypthopan.
(Zonana, 2005)
Walaupun penyebab depresi cenderung pada tingkat penurunan
hormon, beberapa faktor lain mungkin menjadi penyebab terjadinya depresi
post partum. Kejadian stress dalam hidup, riwayat depresi sebelumnya, dan
riwayat keluarga yang mengalami gangguan mood, semua dikenal sebagai
prediktor depresi mayor pada wanita. (Zonana, 2005)
Sedikitnya 5 studi sejak tahun 1968 telah menduga bahwa gangguan
tidur dapat menyebabkan depresi postpartum. Ibu baru tidak selalu dapat tidur
ketika mereka membutuhkannya, karena mereka harus menjaga bayinya.
Kecenderungan wanita tersebut untuk menjadi depresi mungkin disebabkan
oleh kelelahan atau fatique. (Bozoky, 2002)
Gejala-Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang
secaraspesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Dapat dilihat dari segi
fisik, segi psikisdan segi sosial.
1. Gejala Fisik
1) Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit
tidur)
2) Menurunnya tingkat aktivitas. Orang yang mengalami depresi
menunjukkanperilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak
melibatkan orang lain.
3) Menurunnya efisiensi kerja. Orang yang depresi akan sulit
mengfokuskanperhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.
Kebanyakan yangdilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak
berguna.
4) Menurunnya produktifitas kerja.
5) Mudah merasa letih dan sakit.
2. Gejala Psikis
1) Kehilangan rasa percaya diri.
2) Sensitif
3) Merasa diri tidak berguna
4) Perasaan bersalah
5) Perasaan terbebani
5
3. Gejala Sosial (Lubis, 2009)
7
menjadi nyatadirasakan. Dalam keadaan ini, penanganan secara profesional
sangat diperlukan
9
1. Postpartum Blues
Fenomena pasca postpartum awal atau baby blues merupakan sekuel
umum kelahiran bayi, terjadi hingga 70% wanita. Postpartum blues, maternity
blues atau baby blues merupakan gangguan mood /efek ringan sementara
yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke 10 setelah persalinan ditandai
dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung,
gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur (Pillitteri, 2003). Bobak (2005)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan postpartum blues adalah
perubahan mood pada ibu postpartum yang terjadi setiap waktu setelah ibu
melahirkan tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum
dan memuncak antara hari kelima dan ke-14 postpartum yang ditandai
dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung,
gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur. Ibu postpartum yang mengalami
postpartum blues mempunyai gejala antara lain rasa marah, murung, cemas,
kurang konsentrasi, mudah menangis (tearfulness), sedih (sadness), nafsu
makan menurun (appetite), sulit tidur (Lynn dan Pierre, 2007). Keadaan ini
akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan biasanya akan
berangsur-angsur menghilang dalam beberapa hari dan masih dianggap
sebagai suatu kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis
postpartum. Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya maka
dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.
2. Depresi Postpartum
Gejala yang ditimbulkan antara lain kehilangan harapan
(hopelessness), kesedihan, mudah menangis, tersinggung, mudah marah,
menyalahkan diri sendiri, kehilangan energi, nafsu makan menurun (appetite),
berat badan menurun, insomnia, selalu dalam keadaan cemas, sulit
berkonsentrasi, sakit kepala yang hebat, kehilangan minat untuk melakukan
hubungan seksual dan ada ide untuk bunuh diri (Lynn dan Pierre, 2007).
3. Postpartum Psikosis
Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita
depresi postpartum ditambah adanya gejala proses pikir (delusion,
hallucinations and incoherence of association) yang dapat mengancam dan
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya sehingga sangat
memerlukan pertolongan dari tenaga professional yaitu psikiater dan
pemberian obat (Lynn dan Pierre, 2007).
4) Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses
kelahiran itu sendiri dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam
upaya retrospeksi diri (Konrad, 1987). Selama hamil, ibu dan pasangannya
mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang kelahiran anak
mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan beberapa intervensi
medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari
yang diharapkan (misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar),
11
orang tua bisa merasa kecewa karena tidak bisa mencapai yang telah
direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan orang tua tentang pengalaman
melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk menjadi
orang tua.
9) Perubahan Mood.
Kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah
marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan
fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah
dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau
berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit
untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta
mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan
13
perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar
memusuhi bayinya.
2. Diagnosa KeperawatanDeprsesi PostPartum
15
ketidaknyamanan dengan orang lain
dalam situasi sosial
17
penanganan klien
dengan
perilakukekerasan
- Fasilitasi pertemuan
keluarga
dengan pemberi
perawatan
- Beri kesempatan
pada keluarga
untuk mendiskusikan
cara yang dipilih
- Anjurkan pada
keluarga untuk
menerapkancara
yang dipilih
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Depresi postpartum adalah suatu kondisi mood depresi yang berat yang
terjadinya sekitar 4 minggu setelah kelahiran bayi (Gjedingen, 2003)
Etiologi depresi postpartum:
1. Penurunan cepat tingkat reproduksi hormon yang terjadi setelah
melahirkan
2. Penurunan hormon progesteron signifikan berhubungan dengan
perubahan suasana hati
3. Kejadian stress dalam hidup, riwayat depresi sebelumnya, dan
riwayat keluarga yang mengalami gangguan mood (Zonana, 2005)
4. Kelelahan atau fatique (Bozoky, 2002)
Manifestasi depresi postpartum:
1. Ibu dapat mengalami mimpi buruk yang biasa terjadi pada
waktutidur REM (Rapid Eye Movement)
2. Munculnya rasa phobia
3. Munculnya rasa kecemasan, ketegangan, rasa tidak aman,
dankekhawatiran
4. Ibu cenderung lebih sensitif
5. Ibu mengalami perubahan mood, diantaranya munculnya
gejalakurang nafsu makan, sedih, murung, gangguan tidur, perasaan
tidakberharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia,
merasaterganggu dengan perubahan fisik (Marmi,2011)
Jenis-jenis depresi postpartum:
1. Depresi Ringan
2. Depresi sedang
3. Depresi berat (Yulianti, 2010)
19
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman tentang Depresi Postpartum. Dan apabila terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah kami harapkan kritik dan saran.
3.3 kesimpulan
21