Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

Judul Pengalaman Malaysia dengan Pengurangan


Kemiskinan: Pelajaran untuk Bangladesh
Jurnal International Journal of Ethics in Social Sciences
Volume & Vol. 2, No. 2
Halaman
Tahun Desember 2014
Penulis Md. Shariful Haque, Md. Aminul Islam, Rosni Bakar
Reviewer ISHAR
Tanggal 14 Februari 2017

Topik Topik tentang pengalaman keberhasilan Malaysia


Pembahasan dalam mengurangi kemiskinan sebagai pelajaran bagi
Bangladesh sangat menarik untuk dibaca dan dikaji,
karena pertama isu kemiskinan merupakan masalah
seluruh negara di dunia saat ini, dimana semua negara
di dunia menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai
agenda bersama sebagaimana yang tertuang dalam
MDGs dan sekarang dilanjutkan dalan SDGs. Kedua,
Bangladesh juga merupakan “Simbol Kemiskinan Asia”
selain Srilangka dan Bangladesh memiliki tokoh
penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2006 dan
pendiri Grameen Bank, sebuah lembaga yang sangat
populer di dunia karena menyediakan kredit mikro
untuk rakyat miskin yang tidak memiliki jaminan.
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
membuat penyelidikan menyeluruh dari rencana dan
kebijakan Malaysia sehingga dapat mengidentifikasi
inisiatif dan langkah-langkah yang diambil oleh
Malaysia. Untuk mendukung tujuan utama beberapa
tujuan lainnya juga menjadi panduan penelitian ini
adalah:
a) Meninjau status pertumbuhan ekonomi,
b) Mengidentifikasi paritas pendapatan dan disparitas
rumah tangga di tingkat yang berbeda,
c) Menyelidiki kebijakan investasi di berbagai sektor
seperti - pembangunan infrastruktur, pendidikan dan
industri yang berkembang - Pariwisata, dll. Penelitian
ini juga bertujuan untuk memberikan penilaian yang
sarat dengan rekomendasi, berkenaan dengan
pengalaman Malaysia untuk Bangladesh sehingga
mampu mengurangi kemiskinannya.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder. Seperti:
Rencana Malaysia yang diterbitkan oleh Departemen
yang menangani hal tersebut dari Pemerintah Malaysia
Pendahuluan Pada pendahuluan Penulis berusaha untuk :
Pertama, membandingkan fakta kemiskinan antara
Malaysia dengan Bangladesh sebagai berikut :
Kemiskinan di Malaysia semakin membaik dengan
cepat. Prevalensi kemiskinan dan hardcore miskin di
Malaysia telah secara radikal menurun dari 52,4
persen pada tahun 1970 menjadi 4% di 2007. Dalam
37 tahun, angka kemiskinan telah menurun sekitar
48,4%. Tidak hanya itu, bahkan telah turun sebesar
1,7% pada tahun 2012, di Semenanjung Malaysia saat
itu 49,3% pada tahun 1970. Jumlah rumah tangga
miskin berkurang dari 1,6 juta pada tahun 1970
menjadi sekitar 574.000 pada tahun 1990 dan 228.400
pada tahun 2009.
Kasus Bangladesh berbeda. Tingkat kemiskinan di
Bangladesh adalah salah satu yang tertinggi di dunia.
Saat ini, sepertiga (31,5 persen) dari penduduknya
hidup di bawah garis kemiskinan. Laporan MDG pada
tahun 2008 mengklaim bahwa kemiskinannya lebih
dari 37% dari total penduduk (UNICEF, 2009).
Terutama, ketimpangan pendapatan menyebabkan
kemiskinan. Tingkat rata-rata tahunan pengurangan
kemiskinan di Bangladesh selama 2000-2005 adalah
yang tertinggi kedua di antara negara-negara Asia
selatan.
Membandingkan 2 fakta ini akan menjelaskan kepada
pembaca progres dari pengentasan kemiskinan kedua
negara.
Kedua, Menjelaskan peran Pemerintah Malaysia
berupa Rencana Malaysia dalam hal pengentasan/
pengurangan kemiskinan.
Malaysia telah melakukan berbagai inisiatif untuk
mengurangi kemiskinan secara umum. Inisiatif dimulai
dengan mengembangkan garis kemiskinan itu sendiri
pada 1970-an ketika kebijakan nasional pemerintah
memberikan prioritas tinggi untuk pengurangan
kemiskinan. Pemerintah menjadikan garis kemiskinan
ini pada penilaian kebutuhan konsumsi minimum
rumah tangga secara rata-rata terhadap makanan,
tempat tinggal, pakaian dan kebutuhan non-pangan
lainnya. Kebijakan ekonomi atau pembangunan
Malaysia menempatkan penekanan secara signifikan
terhadap pengurangan kemiskinan. Dalam Kesembilan
Rencana Malaysia 2006-2010, RM 4,515 juta telah
dialokasikan langsung di bawah kepala program
Kemiskinan dan penanggulangan kemiskinan
perkotaan.
Pembahasan Penulis menjelaskan tentang rencana dan kebijakan
yang dilakukan Pemerintah dalam mengurangi
kemiskinan, yaitu:
Malaysia telah merancang jangka waktu rencana dan
kebijakan untuk mengarahkan pengelolaan
pembangunan nasional sepanjang 40 tahun (1970-
2010). Inti kebijakan nasional; jangka panjang, jangka
menengah, rencana pembangunan tahunan dan
khusus; dan rencana induk sektoral dan industri-
spesifik adalah beberapa diantaranya. Melengkapi
kebijakan-kebijakan ini adalah Visi 2020, yang
dirumuskan pada tahun 1991 dan diproyeksikan visi
Malaysia tiga dekade kemudian. Kedua kebijakan
nasional inti didasarkan pada filosofi pertumbuhan
dengan pemerataan. Kebijakan-kebijakan tersebut
membentuk Persatuan nasional sebagai tujuan
pembangunan dan strategi dua arah untuk
mencapainya yaitu (1) pengurangan kemiskinan dan (2)
restrukturisasi masyarakat. Hal ini harus dilakukan
dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
terus menerus.
Malaysia menetapkan anggaran yang cukup besar
untuk mengurangi kemiskinan, yaitu:
Alokasi
Program (RM Juta)
Penanggulangan Kemiskinan 4,465.3
Program Pemberantasan 50,0
Kemiskinan Perkotaan
Pembangunan Orang Asli 361.8
(pribumi)

Membuat strategi bekerja di Malaysia untuk yang


dibawah garis kemiskinan berperan di berbagai
bidang/sektor penting, sektor-sektor tersebut yaitu :
 Memajukan sektor pertanian
 Penguatan UKM
 Meningkatkan kesejahteraan mahasiswa
 Memperkuat pendidikan pra-sekolah
 Meningkatkan membaca dan menghitung
 Menciptakan sekolah berkualitas
 Meningkatkan kepemilikan rumah
 Memperluas fasilitas kesehatan masyarakat
 Meningkatkan jaring pengaman sosial
 Meningkatkan skema pensiun
 Keuangan Mikro, dan
 Keterlibatan masyarakat
Pembangunan infrastruktur yang sangat baik
berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan.
Infrastruktur dirancang untuk memfasilitasi
kesepakatan komunitas bisnis. Jaringan
telekomunikasi dilayani dengan teknologi FO dan
digital, 5 bandara internasional (semuanya dengan
fasilitas kargo udara), jalan yang baik, 7 pelabuhan laut
internasional untuk pelayaran ideal ke pasar asia
pasifik. Uniknya semua dibangun melalui investasi dari
PPP. Pembangunan investasi sektor pariwisata.
Membangun infrastruktur dasar pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan kapasitas akan
wawasan, inovasi dan mendidik mentalitas.
Selama periode kesepuluh rencana Tenaga kerja
terserap dengan baik lebih dari 0.9 juta tercipta
lapangan kerja sehingga pengangguran turun menjadi
3,1% tahun 2015.
Hal-hal yang dapat dipelajari dari pengalaman
pembangunan di malaysia :
1. Suatu negara harus mampu untuk memasukan
inti philosopi pembangunan, kebijakan dan
rencana sesuai dengan kebutuhan dan keadaaan
yang sebenarnya.
2. Suatu kebutuhan akan situasi damai antar suku
atau kelompok lain dan saling kerjasama antar
Parpol untuk stabilitas politik dan pembangunan
sosial ekonomi.
3. Jika suatu negara hendak mencapai
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
cepat, tidak boleh terjadi perselisihan rasial atau
antar kelompok dan kekerasan, secara
berkepanjangan. Ada solusi politik untuk konflik
antar-kelompok yaitu melalui beberapa rumusan
berbagi kekuasaan dan kekayaan secara layak
dan permanen.
4. Harus ada pertumbuhan ekonomi yang cepat
dan berkelanjutan untuk menciptakan lapangan
kerja baru, peluang bisnis, pendapatan yang
lebih tinggi, infrastruktur yang super, dan
peningkatan kekayaan. Ini membutuhkan
manajemen yang mampu dan efektif pada
ekonomi makro oleh sektor publik dan industri
oleh sektor swasta, serta hubungan yang dekat
antara keduanya. Pertumbuhan yang
berkelanjutan juga difasilitasi oleh ekonomi yang
tangguh dan berorientasi ekspor.
5. Oleh karenanya upaya Pengentasan kemiskinan
membutuhkan dua jenis strategi: ekspansi
ekonomi dan program tindakan afirmatif yang
dikelola pemerintah yang ditargetkan kepada
orang miskin.
Kesimpulan Pada bagian ini dijelaskan tentang kondisi yang sama
antara kedua negara dengan kalimat “Ini adalah kisah
dari empat dekade sebelumnya ketika ekonomi
Malaysia dan Bangladesh hampir sama”, bahwa
penulis hendak menjelaskan dulunya kedua negara
dengan kondisi yang sama namun pada akhirnya
karena rencana dan kebijakan pemerintahlah yang
membedakannya, walaupun Bangladesh juga memiliki
sumber daya yang kompetitif untuk pertumbuhan dan
perkembangan, namun hanya sikap Kepemimpinan
dan pola pikir positif dan patriotik dapat mengubah
Bangladesh identik dengan Malaysia.
Kekuatan Kekuatan penelitian ini adalah fakta atau data
Penelitian kemiskinan dan rencana Malaysia dalam pengentasan
kemiskinan yang disajikan dengan sangat baik.
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah
Penelitian 1. Rencana dan kebijakan pemerintah Bangladesh
yang tidak digambarkan dengan baik
2. Fakta bahwa Bangladesh memiliki progress
dalam pengurangan kemiskinan belum
digambarkan dengan sempurna
3. Grand theory yang mensupport tidak
digambarkan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai