Laporan Kasus HNP
Laporan Kasus HNP
OLEH :
PEMBIMBING :
2016
PENDAHULUAN
D. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamesis didapatkan nyeri diskogenik yang akan bertambah berat
apabila duduk, membungkuk, batuk, bersin atau kegiatan yang dapat
meningkatkan tekanan dari intradiscal. Lalu diperhatikan kapan mulai
timbulnya keluhan, bagaimana mulai timbulnya keluhan, lokasi nyeri, sifat
nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan fisik, faktor
yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya dan
apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu juga ditanyakan
keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat
gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi(windsor, 2012).
b. Pemeriksaan Fisik
1. Posisi berdiri:
a. Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.
b. Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas, gibus,
skoliosis, lordosis lumbal (normal, mendatar, atau hiperlordosis), pelvis
yang miring tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.
c. Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.
d. Hipersensitif denervasi (piloereksi terhadap hawa dingin).
e. Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada
sendi sakroiliaka, dan lain-lain.
f. Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.
2. Posisi duduk:
Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.
Perhatikan bagian belakang tubuhnya.
3. Posisi berbaring :
a. Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.
b. Pengukuran panjang ekstremitas inferior.
c. Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.
4. Pemeriksaan neurologik,
a. Pemeriksaan sensorik
b. Pemeriksaan motorik à dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau
fasikulasi otot
c. Pemeriksaan tendon
d. Pemeriksaan yang sering dilakukan
1. Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque)
2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes
Valsava)
3. Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
4. Tes Distraksi dan Tes Kompresi (windsor, 2012).
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan lab untuk mengetahui adanya infeksi.
2. Skrining rheumatologi.
3. Tes neuroendokrin
4. Elektromiografi (EMG)
5. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)
6. Magnetic resonance imaging (MRI) (windsor, 2012).
d. Pemeriksaan Gold standard
`` Untuk pemeriksaan terbaik adalah dengan menggunakan Magnetic
resonance imaging karena dengan pemeriksaan tersebut dapat mendiagnosis
terjadinya kompresi pada tulang belakang (windsor, 2012).
Gambar 4.Gambaran MRI HNP
(Sumber: Medscape)
E. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
OAINS dapat membantu mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
pasien. OAINS yang dapat dipilih adalah bergantung pada dosis yang akan
digunakan dan harga yang akan diberikan. Apabila nyeri dirasakan sangat
menyiksa, dapat diberikan analgesic narkotik untuk mengurangi rasa nyeri
dengan cepat. Contoh obat anti inflamasi non steroid yang dapat diberikan
adalah:
1. Calecoxib
2. Ibuprofen
3. Naproxen
4. Ketoprofen
Selain diberikan terapi obat dapat juga dilakukan terapi bedah.
Terapi bedah yang dapat dilakukan apabila terjadi herniasi diskus
intravertebralis adalah microdiscectomy dan laminotomy
non-medikamentosa
Memberikan program rehabilitasi untuk 3 waktu yang berbeda yaitu:
1. Fase akut dapat dilakukan terapi konservatif berupa pemberian
penanganan awal seperti pemberian analgetik, anti inflamasi, dan
terapi fisik.
2. Fase recovery fokus dari terapi pada fase ini adalah fungsi dari
biokimia dan deficit jaringan ikat . Dapat pula dimulai latihan fisik
ringan untuk memperkuat otot.
3. Fase maintenance fakus dari terapi pada fase adalah untuk
mencegah agar rasa nyeri kembali menyerang
(Windsor, 2012)
F. Prognosis
KESIMPULAN
OLEH :
PEMBIMBING :
2016
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : selagalas, cakranegara
Suku : Sasak
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 12 01 46
Tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2016
2. Anamnesis
- Keluhan Utama : Nyeri pinggang
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSUP NTB mengeluhkan nyeri punggung.
Nyeri punggung bagian bawah yang dirasakan pasien sejak satu bulan yang
lalu hilang timbul dan semakin memberat belakangan terakhir. Pasien
mengeluhkan sakit punggunnya saat melaksanakan solat atau sedang
membantu suami disawah, kemudia nyeri dirasakan menjalar hingga perut
dan biasanya membuat pasien sulit tidur di malam hari. Riwayat terjatuh
disangkal, trauma tumpul disangkal pasien. Keluhan lain seperti sakit kepala
(-), demam (-) mual (-) muntah (-). BAK dan BAB masih dalam batas normal.
- Riwayat Pengobatan
Pasien pernah diirawat selama 5 hari di RS Kota saat di diagnosis stroke
ringan. Dan rutin mengkonsumsi obat hiertensi samapai saat ini.
3. Pemeriksaan Fisisk
Status Generalis
Vital Signs
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Status Lokalis
Kepala
Anemis : (-)
Ikterus : (-)
Sianosis : (-)
Rambut : normal
Thorax
Inspeksi :
- Bentuk & ukuran: normal, simetris antara sisi kiri dan kanan
- Gerakan dinding dada simetris, kelainan bentuk dada (-), ictus
cordis tidak tampak
- Permukaan dinding dada: jejas (-), papula (-), petechiae (-),
purpura (-), ekimosis (-), spider naevi (-), vena kolateral (-),
massa (-).
- Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif, tak tampak
hipertrofi SCM, otot bantu napas abdomen tidak aktif
- Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (-)
- Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: simetris kiri dan
kanan.
- Tipe pernapasan: abdominal
Palpasi:
- Pengembangan dinding dada simetris
- Trakea: deviasi (-)
- Nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-), krepitasi (-), getaran (-)
- Fremitus vocal: sde
Perkusi:
- Paru-paru
- Perkusi sonor di semua lapang paru
- Jantung
- Batas kanan → ICS 2 parasternal dekstra
- Batas kiri → ICS 5 midklavikula sinistra
Auskultasi:
- Vesikuler : +/+
- Rhonki : -/-
- wheezing : -/-
- Jantung: S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
Status Neurologis
- GCS : E4V5M6
- Kepala : Posisi normal
Penonjolan (-)
Jejas (-)
Nervus Cranialis
- N. I (olfaktorius) : normal
- N. II (optikus) :
OD OS
- N. III, IV dan VI
Celah kelopak mata
Ptosis : -/-
Exophthalmus : -/-
- Posisi bola mata : ortoforia
Pupil
Ukuran/bentuk : Ø 3 mm, bulat / Ø 3 mm, bulat
Isokor/anisokor : isokor
Refleks cahaya : RCL (+/+), RCTL (+/+)
- Gerakan bola mata
Paresis : tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
- N. V (Trigeminus)
- Sensibilitas : N. V1 → normal
N. V2 → normal
N. V3 → normal
- Motorik : Inspeksi/palpasi (istirahat/menggigit) normal
- Refleks dagu/masseter : normal
- Refleks kornea : normal
- N. VII (fasialis) :
Motorik m. frontalis m. orbicularis m. orbikularis
okuli oris
- N. VIII (Auditorius) :
Pendengaran : tde
Tes Rinne/Weber : Tde
Fungsi vestibularis : Tde
- N. IX, X (Glodsofaringeus, Vagus) :
Posisi arkus faring (istirahat/AAH) : normal
Refleks menelan/muntah : normal
Pengecap 1/3 lidah bagian posterior : Tde
- Suara : normal
- N. XI (Accecorius) :
- Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : normal
- Mengangkat bahu : normal
- N. XII (Hypoglosus) :
Deviasi lidah : normal
Fasikulasi : normal
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
- Leher
Meningeal Sign : Kaku kuduk (-)
Tanda Brudzinski I : (-)
Tanda Brudzinski II : (-)
Kernig’s sign : (-)
- Abdomen
Refleks kulit dinding perut : Tde
- Kolumna Vertebralis
- Inspeksi : Jejas (-), massa (-), scoliosis (-), kifosis (-)
- Pergerakan : normal
- Palpasi : Nyeri tekan (+), massa (-)
- Perkusi : Tde
- Ekstremitas
- Otot yang terganggu : (-)
- Refleks Fisiologis
- Biceps : +2/+2
- Triceps: +2/+2
- Patella : +2/+2
- Achilles : +2/+2
- Refleks patologis
- Hoffman : (-/-)
- Trommer : (-/-)
- Babinsky : (-/-)
- Chaddock : (-/-)
- Gordon : (-/-)
- Schaefer : (-/-)
- Oppenheim : (-/-)
- Patrick : (-/+)
- Kontra Patrick : (-/+)
- Lassague test : (-/-)
- Tropic :
- Klonus
- Lutut : (-)
- Kaki : (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
5. RESUME
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke oli saraf RSUP NTB dengan
keluhan nyeri punggung yang dirasakan sejak satu bulan yang lau kemudian
nyeri menjalar hingga ke perut. Nyeri terasa memberat saat pasien
membungkuk dan nyeri juga membuat pasien susah tiduer pada malam hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis dengan GCS
E4V5M6, pemeriksaan thorak dan abdomen masih dalam batas normal. Pada
pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan. Kemudian pada emeriksaan
refleks fisiologis tidak masih normal dan pada pemeriksaan refelek patologis
di dapatkan refleks postif pada test patrick dan kontra patrik. Kemudian pada
pemeriksaan rontgen terlihat adanya penyempitan didaeral lumbal 5 dan
sacral 1.
6. ASSESMENT
7. PLANNING
Diagnostik
Farmakologi
- Anti nyeri
- Anti Hipertensi
Non farmakologi
- Fisioterapi
- Berenang
8. PROGNOSIS
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke Poli saraf RSUP NTB dengan
keluhan nyeri punggung yang dirasakan sejak satu bulan yang lau kemudian
nyeri menjalar hingga ke perut. Nyeri terasa memberat saat pasien
membungkuk dan nyeri juga membuat pasien susah tidur pada malam hari.