TUBERKULOMA
PENYUSUN:
K1A1 12 036
PEMBIMBING:
KENDARI
2016
0
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Tuberkuloma
Fakultas : Kedokteran
Pembimbing
1
TUBERKULOMA
I. PENDAHULUAN
penyakit ini.(1)
Bakteri ini ditularkan secara droplet dari satu orang ke orang lain.
sekitar 0,5-2% dari total pasien TB, umumnya terjadi lesi intrakranial,
II. EPIDEMIOLOGI
tahun 2014 dengan angka kematian 1,5 juta orang (1,1 juta HIV-negatif dan
diperkirakan telah jatuh sakit dengan TB pada tahun 2014 yaitu 5,4 juta laki-
2
Sebagian besar perkiraan jumlah kasus TB pada tahun 2014 terjadi di
Asia (58%), Daerah Afrika (28%), Timur Mediterania (8%), wilayah Eropa
(3%) dan Daerah Amerika (3%). Terdapat Enam negara yang menonjol
memiliki jumlah terbesar kasus TB pada tahun 2014 adalah India, Indonesia,
Indonesia dan China merupakan 43% dari total keseluruhan. India, Indonesia
dan China merupakan Negara dengan jumlah kasus TB terbanyak: 23%, 10%
dan 10% dari total global. Indonesia yang memiliki jumlah populasi 2.54.455
setelah itu dapat menyerang organ lain. Sekitar 5-10% dari kasus TB
III. ANATOMI
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Otak dan
medulla spinalis dibungkus oleh sistem membran yang disebut meningen, dan
3
1. Otak
cerebellum.
temporal. (5)
2. Medulla spinalis
31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau motorik dan radix
4
Gambar 1. Susunan Sistem Saraf Pusat(5)
IV. ETIOLOGI
anaerobic, nonmotile, nonspora, dan tahan asam. Bakteri ini berbentuk batang
lurus atau sedikit melengkung, tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3
terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel
yang terdapat pada diniding sel bakteri tersebut adalah polisakarida seperti
5
tersebut menyebebkan bakteri M.tuberkulosisbersifat tahan asam, yaitu
V. PATOGENESIS
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau jaringan
paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 mikrometer.
Kuman akan akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau
sarang (focus) Ghon.(7) Basil kemudian masuk ke kelenjar limfe di hilus paru
6
Sekalipun demikian, kompleks primer dapat mengalami komplikasi
Fase ketiga adalah fase tidur (dormant) atau fase laten. Basil yang
dormant bisa terdapat di otak, tulang panjang, vertebra, ginjal dan lainnya.
Kuman ini bisa tetap tidur selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup
keseimbangan daya tahan tubuh, misalnya pada infeksi HIV. Fase keempat
adalah TB post primer yang muncul sebagai infeksi endogen yaitu berasal dari
kuman yang dormant. Mayoritas reinfeksi 90%, dapat terjadi di paru maupun
di daerah tubuh yang kaya oksigen, termasuk otak yang dapat menyebabkan
VI. DIAGNOSIS
tuberkuloma paling sering hadir dengan beberpa gejala sebagai berikut: (8,9)
berupa:
7
a. Nyeri kepala
b. Mual-muntah
c. Papiledema
terdapat penekanan pada jaringan otak. Hal ini tergantung letak massa
a. Lobus frontalis:
8
2) Hemiparesis disebabkan oleh tekanan pada daerah dan lintasan
kelemahan pada wajah, lidah dan ibu jari, sedangkan pada lobules
bawah.
yang terkena.
9
e. Serebellum: Menyebabkan papil edema dini dan sering menimbulkan
yaitu:(2,9,10,11,12)
1. Radiografi
multiple dan disertai dengan efek massa dan udem. Gambaran khas
a. CT Scan
Hiperdense
b. MRI
1) T1WI: isointense/hypointense
10
2) T1WI + C: isointense/hypointense disertai enhance permukaan
3) T2WI: hyperintense
Gambar 3: MRI axial T1WI+C, cincin enhace di lobus frontal kiri dan lobus
parietal kiri (2)
11
Evaluasi pencitraan sesudah pemberian terapi OAT menunjukkan
produksi sputum dapat menunda diagnosis. Selain itu, dengan MRI akan
abses dari etiologi infeksi lainnya. Maka dari itu, H-MRS dapat
terdapat dalam lesi yang dianggap sebagai karakteristik untuk TB. H-MRS
yang lain. Selain itu, enzim proteolitik pada inflamasi TB kurang jika
geografis yang sangat endemik TB, karena area yang sangat endemik TB
12
dianggap sebagai teknologi canggih yang hanya tersedia di negara-negara
kaya.(13)
Gambar 4. MRI otak yang menampilkan multiple cincin yang enhace dan H-
MRS yang memperlihatkan peninggian kadar lipid.(11)
3. Serologi
antimikrobial tidak terdapat pada orang yang sehat. Tes ELISA positif
13
tuberculous granuloma. Pemeriksaan tes serologi umumnya terbatas
4. Biopsi
kaseosa.(9,14)
14
VII. Diagnosis Banding
1. Neurocysticercosis
oleh kista dari larva cacing pita taenia solium. Gangguan ini dapat
poin diagnostik telah disarankan dari waktu kewaktu tapi tidak terbukti
tegas bahwa kebanyakan lesi ini lebih banyak ditemukan pada cysticercus,
fokal, bersama dengan ciri CT tertentu dari lesi (ukuran >20 mm , batas
15
2. Lesi otak lainnya local
lesi solitar berbatas tegas di otak, tapi lesi ini bisa menjadi tidak lazim jika
buruk, sering multiloculated, abses cair di otak. Terdapat bukti dari 60%
nanah dalam kapsul yang mengisi kavitas berupa butiran belerang yang
khas. Bukti penyakit cervicofacial, dada atau perut adalah selalu ada. (9)
16
Penyakit jamur tertentu yang dapat menghasilkan granuloma
diabetes yang tidak terkontrol. kista hidatid otak muncul yang terlihat
17
koriokarsinoma dan karsinoma sel ginjal. Tidak adanya gambaran edema
substansial dan efek massa pada CT scan, adanya kalsifikasi pada lesi dan
evolusi lambat dari lesi dikeluarkan dari kemungkinan ini. limfoma sistem
saraf pusat primer adalah lesi otak yang jarang. Sebaliknya tidak dapat
dibedakan pada atas dasar klinis dan radiologi dari tuberkuloma. (9)
VIII. Pengobatan
Thoracic Society (ATS, 2003) dan panduan UK National Institute for Health
radiografi otak lesi enhace. Meskipun itu tidak jelas bahwa mewakili lesi aktif
18
Kortikosteroid sistemik sebagai terapi tambahan diindikasikan pada
19
DAFTAR PUSTAKA
2. Lee DY, Kim SP, Kim IS. Coexistence of spinal intramedullary tuberculoma
2015:p13-14.
8. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses –Proses Penyakit
1550–2
20
11. Pereira NMD, Shah I, Biyani N, Shah F. Frontal lobe tuberculoma. Oxford
13. Santy Ky, Nan P, Chantana Y, Laurent D, Nadal D, Richner B. The diagnosis
14. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, editor. Buku ajar patologi.Volume 2.
21