Anda di halaman 1dari 13

Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya khas Bangsa Indonesia

Kemajemukan masyarakat Indonesia menunjukkan suatu aneka warna yang besar dalam
hal budaya dan bahasa. Hal tersebut menjadikan mayoritas masyarakat Indonesia bangga akan
Bhineka Tunggal Ika yang melambangkan bangsa Indonesia itu sendiri. Di sisi lain,
keanekaragaman budaya dan bahasa yang ada di Indonesia memunculkan masalah kebudayaan
nasional bangsa Indonesia yang menyangkut masalah kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.
Masalah kepribadian bangsa Indonesia itu tidak hanya mengenai identitas bangsa Indonesia saja,
tetapi juga menyangkut tujuan utama bangsa Indonesia untuk hidup sebagai bangsa.
Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah
laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat
dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan
manusia itu sendiri.
Setiap individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta
berpedoman kepada nilai–nilai atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu
sendiri. Artinya nilai–nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik
secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah,
patut atau tidak patut.
Suatu nilai apabila sudah membudaya di dalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Jadi, secara umum, nilai itu
merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu
dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu
yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan
dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan
tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena
nilai – nilai budaya itu merupakan konsep – konsep mngenai apa yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai ,
berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang
memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itu sendiri. Nilai – nilai
budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai – nilai budaya dalam suatu
kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang singkat.
Salah satu kebudayaan khas masyarakat Indonesia adalah gotong royong. Gotong
royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan rakyat Indonesia
sebagai masyrakat agraris, oleh karena itu gotong royong bernilai tinggi. Gotong royong
merupakan sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan untuk mengisi kekurangan
tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran produksi sebagai masyarakat agraris. Nilai gotong
royong merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar masyarakat.
Aktivitas tersebut tampak dalam antar tetangga, antar kerabat dan terjadi secara spontan tanpa
ada permintaan atau pamrih bila ada sesama yang sedang kesusahan.
Dalam sistem nilai budaya Indonesia, gotong royong mengandung 4 konsep : Pertama,
Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyrakatnya dan
alam semesta sekitarnya. Kedua, Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya
tergantung terhadap sesamanya. Ketiga, Memelihara hubungan baik dengan sesamanya,
terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa dan sama-sama. Keempat, Selalu berusaha untuk
sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya. Seluruh
konsep tersebut memberikan sifat ketergantungan kepada sesama, dimana hal tersebut
menciptakan suatu rasa keamanan nurani yang sangat dalam. Gotong royong merupakan kunci
budaya kontemporer Indonesia, yang menggambarkan masyarakat di dalamnya dan semua
kebijakan yang diambil dalam kehidupan bermasyarakat harus berdasarkan konsep gotong
royong (Bowen 1986, 545).
Namun, sekarang Masyarakat bangsa Indonesia selalu mengikuti pergerakan perubahan
sosial menurut perkembangan zaman. Hal tersebut menjadikan masyarakat itu lupa akan jati
dirinya sendiri, tetapi mereka tidak memutuskan ikatan dengan sejarah masa lalu. Masyarakat
bangsa Indonesia selalu mencari sesuatu yang baru, tetapi tidak melupakan konsep nilai budaya
dan identitas nasionalmya.
Budaya khas lain yang dimiliki masyrakat bangsa Indonesia adalah negara dan ideologi
agama yang mengakar di lapisan masyarakat saling tumpang tindih. Hal tersebut menjadi sangat
sulit dibedakan. Indonesia merupakan contoh yang hebat dari adanya kesesuaian Islam (ideologi
agama) dengan demokrasi (Wahid, 2001). Walaupun masyrakat Indonesia mayoritas beragama
Islam tetapi Indonesia bukan merupakan negara dengan pemerintahan yang bersifat teokrasi.
Masyarakat Indonesia menyetujui adanya nilai-nilai agama dan nilai-nilai patriotik, dan hal
tersebut dijadikan dasar pembentukan negara Indonesia. Pada era reformasi peluang berpolitik
semakin terbuka lebar, namun peran agama disini harus hilang sebagai adanya sikap toleransi.
Sekalipun agama memainkan peran penting dalam nilai-nilai bermasyarakat tetapi arena politik
harus sejalan dengan sebagai mana mestinya politik (Wahid, 2001).
Sebagai syarat mutlak kebudayaan bangsa Indonesia dapat didukung oleh seluruh
masyarakat nasional, maka harus mempunyai sifat yang khas dan harus dapat dibanggakan. Dan
unsur dari kebudayan tersebut harus dapat memberikan identittas kepada masyarakat Indonesia
itu sendiri. Sehingga dapat menimbulkan rasa bangga. Oleh karena itu, kebudayaan tersebut
harus bermutu tinggi. Berarti tiap hasil karya putera-puteri bangsa Indonesia dari suku atau
bangsa mana saja asalnya, yang bersifat khas bangsa Indonesia dan bermutu baik, dan apabila
masyrakat Indonesia bangga akan hasil karya tersebut, maka hal itu dapat dijadikan sebagai
Kebudayaan nasional Indonesia.

Contoh Kalimat Gramatikal dan Leksikal beserta Maknanya


Kata gramatikal dan leksikal, mungkin terdengar agak asing di telinga kita. Maka dari itu, dalam
artikel kali ini akan dijelaskan tentang makna, pengertian, dan contoh kalimat gramatikal dan
leksikal.

Kalimat Gramatikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata
bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan
konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa)
pemakainya.

Berdasarkan arti gramatikal di atas, maka kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya
berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan ataupun pemajemukan yang
disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.

Contoh Kalimat Gramatikal

1. Minuman, minum-minum, peminum (makna gramatikal). Contoh :


o Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu.
o Pagi, siang, malam, kerjanya hanya duduk dan minum-minum saja.
o Seluruh orang di kampung ini tahu, kalau ia seorang peminum.
2. Rumah dinas, rumah duka, merumahkan, perumahan (makna gramatikal). Contoh :
o Sejak terpilih menjadi bupati di kota lain, kini ia tinggal di rumah dinas.
o Setiap hari rumah duka itu tidak pernah sepi pengunjung.
o Beberapa bulan terakhir ini perusahaan telah merumahkan puluhan karyawannya.
o Pemerintah tengah gencar membangun perumahan untuk kalangan menengah ke bawah.
3. Ibu guru, keibuan, ibu-ibu (makna gramatikal). Contoh :
o Wanita yang berpapasan denganku di gerbang sekolah tadi pagi ternyata ibu guru baru
kami.
o Walaupun sudah melahirkan dua anak, sikap keibuannya sedikitpun tak tampak.
o Hari ini di puskesmas terlihat ramai dengan kehadiran ibu-ibu PKK.
4. Makan-makan, makanan, makan siang (makna gramatikal). Contoh :
o Gaji pertamanya habis untuk makan-makan bersama teman-teman sekantornya.
o Jangan membuang-buang makanan, banyak saudara kita yang kelaparan di luar sana.
o Setiap jam istirahat, warteg menjadi pilihan tempat makan siangnya.
5. Mobil-mobilan, mobil ambulance, permobilan (makna gramtikal). Contoh :
o Adik menabung uang jajannya untuk membelimobil-mobilan kesukaannya.
o Korban kecelakaan lalu lintas sore tadi sudah di bawa mobil ambulance ke rumah sakit
terdekat.
o Kakakku bercita-cita ingin membuka permobilan sendiri saat lulus kuliah nanti.
Kalimat Leksikal
Leksikal adalah makna yang bersifat tetap. Kata leksikal, Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 805) adalah berkaitan dengan kata, leksem, atau kosa kata. Leksikal (leksem),
juga berarti makna yang sesungguhnya atau sebenarnya.

Kalimat leksikal adalah kalimat yang makna kata yang sebenarnya bersifat tetap dan tidak terikat
dengan konteks kalimatnya (berdiri sendiri).

Contoh Kalimat Leksikal

1. Setiap bangun tidur, ibu menyuruhku minum segelas air putih hangat. (minum=makna
leksikal)
2. Akhir pekan kali ini kami sekeluarga menghabiskan waktu di rumah. (rumah=makna
leksikal)
3. sejak kecil, ia sudah kehilangan sosok seorang ibu. (ibu=makna leksikal)
4. Lihat! Baru jam 8.00 pagi, ia sudah makan tiga kali. (makan=makna leksikal)
5. Ayah terlambat tiba di kantor pagi tadi, karena mobilnya mogok. (mobil=makna leksikal)

Kalimat Denotasi dan Konotasi Lengkap beserta Contohnya

Dalam keseharian, kita sering kali menemui perubahan makna dari suatu kata, tergantung pada
penggunaan kata tersebut. Berbagai kalimat tersebut menggunaan kata sama, namun memiliki
arti yang berbeda. Terkadang kita sedikit dibingungkan dengan pengunaan kata yang berbeda
makna, dari arti kata yang sesungguhnya. Berangkat dari hal tersebut, kita mengenal adanya
makna denotasi dan makna konotasi di dalam suatu kata.

Sebenarnya, apakah makna denotasi dan makna konotasi yang sesungguhnya? Bagaimana
penggunaan kata dengan makna denotasi dan konotasi tersebut dalam kalimat? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, berikut ini adalah ulasan tentang kalimat denotasi dan konotasi lengkap
beserta contohnya.

Kalimat Denotasi

Sebelum membahas tentang kalimat denotasi, perlu kita pahami apa makna denotasi itu. Makna
denotasi merupakan makna sesungguhnya di mana tidak ada unsur makna lain atau makna
tersembunyi yang terkandung di dalamnya. Bila menyangkut suatu kata, maka kata denotasi
merupakan kata yang memilki arti atau menyampaikan pesan seperti yang tertulis dalam kamus –
kamus dan literatur lain.

Kalimat denotasi merupakan suatu kalimat yang mengandung pesan dengan makna yang
sesungguhnya atau denotatif. Dalam hal ini suatu kalimat tidak menyembunyikan makna khusus
atau makna lain di dalamnya. Sehingga apa yang tertulis pada kalimat tersebut merupakan apa
yang sesungguhnya ingin disampaikan dalam kalimat tersebut.

Untuk membedakan suatu kalimat merupakan kalimat denotasi atau bukan kita dapat melihatnya
dari konteks yang terdapat dalam kalimat tersebut, yakni adanya makna ganda pada kalimat
tersebut atau apakah kalimat tersebut menimbulkan makna ganda atau tidak. Bila suatu kalimat
tidak memiliki makna ganda maupun menggandung ambiguitas maka kalimat tersebut
merupakan kalimat denotasi.

Contoh (1) : Adik makan nasi dengan lauk ayam goreng.

Kalimat di atas merupakan contoh kalimat denotasi karena pada kalimat tersebut tidak ditemukan
makna lain yang terkandung di dalamnya. Kata kerja ‘makan’ pada kalimat tersebut memiliki arti
yang sebenarnya, yakni memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah lalu
menelannya seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Adapun
dalam konteks kalimat tersebut yang dimasukan ke dalam mulut, dikunyah, serta ditelan adalah
nasi dan ayam goreng. Sehingga kalimat tersebut secara jelas menyampaikan pesannya
yakni Adik makan nasi dan ayam goreng.

Contoh (2) : Ia berusaha bangkit dari keterpurukan yang menimpanya.

Kalimat tersebut memiliki kata ‘bangkit’, namun bukan ‘bangkit’ yang memiliki makna bangun
lalu berdiri seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bila melihat konteks
kalimat ‘bangun dari keterpurukan’ hal ini mengartikan upaya seseorang untuk melewati masa –
masa sulitnya dan mencoba kembali melanjutkan kehidupannya. Meski sedikit mirip dengan arti
‘bangkit’ dalam konteks kalimatnya, frasa ‘bangkit dari keterpurukan’ tidak memiliki arti
bangkit yang sesungguhnya. Sehingga kalimat di atas bukanlah kalimat denotasi.
Contoh Kalimat Denotasi

 Tidur : (dalam KBBI) – dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya
(biasanya dengan memejamkan mata). Contoh :
1. Ayah tidur di ruang kerjanya semalam.
2. Orang normal menggunakan waktunya di siang hari untuk bekerja dan malam untuk
tidur, namun hal itu sepertinya tidak berlaku untuk Anna yang berprofesi sebagai DJ
(disk jockey).
3. Bertania tidak sengaja tidur di kelas setelah semalaman begadang untuk mengerjakan
tugas sekolahnya.
 Makan : (dalam KBBI) – memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta menguyahnya
dan menelannya; arti lainnya – memakai, memerlukan, atau menghabiskan (waktu, biaya,
dan lain sebagainya). Contoh :
1. Adik makan nasi uduk lengkap dengan perkedel, telur dadar dan tempe oreknya.
2. Sekali makan, dia bisa menghabiskan tiga piring nasi.
3. Proyek membangunan tol dalam kota ini membutuhkan waktu yang lama.
 Lari : (dalam KBBI) – melangkah dengan kecepatan tinggi; arti lainnya – hilang atau senyap;
arti lainnya – pergi (keluar) tidak dengan cara baik (tidak sah), kabur. Contoh :
1. Usain Bolt masih memegang rekor lari sprint sejauh 100 meter dengan perolehan waktu
tercepat hingga saat ini.
2. Ia lari sekuat tenaga menghindari kejaran anjing yang entah muncul dari mana.
3. Semangatnya kini sudah hilang entah kemana.

 Meja : (dalam KBBI) – perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai
daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (bermacam – macam bentuk dan gunanya).
Contoh :
1. Andi membeli meja baru untuk ruang makan rumah barunya.
2. Meja – meja rapuh yang sebelumnya digunakan di kelas tersebut kini sudah digantikan
meja – meja baru yang jauh lebih kokoh dari sebelumnya.
3. Meja – meja stand itu sedikit menghalangi jalan peserta karnival.
 Sikat : (dalam KBBI) – pembersih yang dibuat dari bulu (ijuk, serabut, dan sebagainya)
diberi berdasar dan berpegangan (bermacam – macam rupa). Contoh :
1. Sikat gigi merek X diklaim oleh produsennya sebagai sikat gigi yang direkomendasikan
oleh empat dari lima dokter gigi di dunia.
2. Noda rendang di bajuku sulit hilang meski telah aku rendam semalaman dan aku sikat
berkali – kali.
3. Sikat gigiku tertinggal di rumah Anita ketika menginap tadi malam.

 Mandi : (dalam KBBI) – membersihkan tubuh dengan air dan sabun (dengan cara
menyiramkan, merendamkan diri dalam air dan sebagainya). Contoh :
1. Dalam suatu penelitian pernah disebutkan jika sebenarnya seseorang hanya
direkomendasikan untuk mandi satu kali sehari.
2. Dahulu tidak ada kekhawatiran ketika anak – anak mandi di sungai, namun sekarang
limbah industri sudah mencemari sungai menjadi sumber air bersih.
3. Anja memilih mandi dengan air hangat untuk merelaksasikan otot – otot setelah seharian
bekerja.

 Buah : (dalam KBBI) – bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putik (biasanya
berbiji). Contoh :
1. Bulan Desember merupakan musim buah Durian, tetapi jika sedang musimnya seperti
sekarang ini harga durian hanya sepuluh ribu hingga lima belas ribu rupiah per buahnya.
2. Tahun ini Festival Buah dan Bunga Nusantara berganti nama menjadi Fruit Indonesia.
3. Buah Naga sangat cocok dibudidayakan di daerah Yogjakarta.

 Anak : (dalam KBBI) – keturunan yang kedua; arti lainnya – manusia yang masih kecil;
binatang yang masih kecil; arti lainnya – orang yang berasal dari atau dilahirkan di (suatu
negeri, daerah dan sebagainya). Contoh :
1. Pasangan suami istri itu akhirnya dikaruniai anak kembar.
2. Di era tahun 90-an hingga 2000-an kita masih sering melihat anak – anak bermain di luar
rumah atau lapangan bersama dengan teman sebayanya, sungguh berbeda dengan anak –
anak zaman sekarang yang seperti hanya terfokus pada gadget dan mainan canggih
mereka saja.
3. Si Doel merupakan sinetron yang sempat tren pada tahun 90-an yang menceritakan
tentang Doel anak Betawi yang meraih gelar insinyur.

 Ajar : (dalam KBBI) – petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut).
Contoh :
1. Ibu Diana merupakan salah satu staf pengajar di Sekolah Tinggi Islam Insan Cendikia.
2. Abraham mengajar mata kuliah Pembiayaan Bisnis di Institut Pertanian Bogor.
3. Setiap hari selasa dan kamis, Ayu mengajar bimbingan privat untuk siswi SMA di
Sekolah Islam Terpadu Insantama.

 Rumah : (dalam KBBI) – bangunan untuk tempat tinggal; Arti lainnya – bangunan pada
umumnya (seperti gedung). Contoh :
1. Rumah di kawasan Cibubur rata – rata dipasarkan dengan harga di atas satu milyar
rupiah.
2. Rumah itu nampak tidak terawat dari luar dan banyak mitos berhembus jika rumah
tersebut berhantu.
3. Kami terpaksa menjual rumah warisan kakek karena ayah pindah tugas ke kota lain.

 Tenggelam : (dalam KBBI) – masuk terbenam ke dalam air; arti lainnya – karam (tentang
perahu atau kapal). Contoh :
1. Untuk sesaat panitia sempat mengira salah satu peserta lomba polo air tersebut
tenggelam.
2. Telur yang masih fresh akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
3. Ia menjadi trauma dengan air yang banyak karena semasa kecil ia pernah hampir
tenggelam di empang belakang rumah kakeknya.

 Sapu : (dalam KBBI) – alat rumah tangga dibuat dari ijuk (lidi, sabut, dan sebagainya) yang
diikat menjadi berkas, diberi tangkai pendek atau panjang untuk membersihkan debu,
sampah dan sebagainya. Contoh :
1. Setiap pagi dan sore hari, ia rutin menyapu halaman rumahnya.
2. Sapu yang dibeli Dita di pasar tadi ternyata berkualitas jelek, buktinya baru dipakai
beberapa jam ijuknya sudah lepas kemana – mana.
3. Sapu terbang hanya ada di dongeng – dongeng sihir seperti Harry Potter karangan J.K.
Rowling.

Kalimat Konotasi

Sama seperti dalam memahami kalimat denotasi, untuk memahami kalimat konotasi kita perlu
memahami terlebih dahulu apa itu makna konotasi. Makna konotasi merupakan makna yang
bukan makna sebenarnya dari suatu kata. Makna konotasi biasanya merupakan makna tambahan
dari makna dasarnya yang dikembangkan sesuai dengan situasi yang dihadapi sehingga makna
tambahan tersebut biasanya berupa nilai rasa yang subjektif dari penggunanya. Hal tersebut juga
yang menyebabkan makna konotasi suatu kata tidak didasarkan atas kondisi kebenaran (non
truth condition).

Kalimat konotasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni makna konotasi positif serta makna
konotasi negatif. Konotasi positif merupakan suatu kiasan yang mengandung makna baik.
Contoh : anak emas (berarti anak kesayangan), ringan tangan (suka menolong), dan lain
sebagainya.

Sedangkan konotasi negatif, merupakan kebalikan dari konotasi positif, yakni suatu kiasan yang
mengandung arti yang kurang baik/buruk/negatif. Contoh kepala batu (artinya sulit diberi
pengertian oleh orang lain atau egois), si jago merah (artinya api, atau biasanya digunakan untuk
mengungkapkan terjadinya kebakaran), gigit jari (artinya merasakan kekecewaan), dan lain
sebagainya.

Selain makna konotasi, ada istilah lain yang juga merupakan pengungkapan dari makna konotasi,
yaitu :

 Idiom.

Idiom atau ungkapan atau peribahasa, merupakan salah satu contoh ungkapan konotasi yang
sering digunakan dalam karya sastra, namun tanpa disadari penggunaan idiom sudah merambah
kehidupan sehari hari. Contoh banting tulang (artinya bekerja keras), asam garam kehidupan
(artinya pengalaman hidup), dan lain sebagainya.
 Majas metafora.

Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk
singkat tanpa disertai penggunaan kata – kata pembanding. Menurut Altenbend, majas metafora
membandingkan dua hal sebagai suatu yang sama, namun sesungguhnya tidaklah sama atau
berbeda, sebagai contoh tangan kanan (artinya orang kepercayaan), raja siang (matahari), putri
malam (bulan), bunga bangsa (pahlawan), dan lain sebagainya.

Contoh Kalimat Konotasi

1. Lagu ‘Gugur Bunga’ diciptakan untuk menghormati dan mengenang jasa para bunga
bangsa yang gugur di medan perang. (bunga bangsa artinya para pahlawan).
2. Dia merupakan tangan kanan pimpinan organisasi tersebut, sehingga kemampuannya tidak
perlu diragukan lagi. (tangan kanan artinya orang kepercayaan).
3. SMA 3 Jayakarsa menyapu bersih semua medali emas di ajang Olimpiade Sains Nasional
(OSN) tahun ini. (menyapu bersih artinya memenangkan).
4. Ari berkeringat dingin menunggu giliran wawancara kerjanya siang ini. (berkeringat dingin
artinya gugup).
5. Rubah itu tertangkap tangan ketika akan memangsa telur – telur ayam milik warga.
(tertangkap tangan artinya ketahuan).
6. Hatinya hancur ketika melihat ibunya tergolek lemas di rumah sakit. (hatinya hancur artinya
sangat sedih).
7. Shidq masih dianggap hijau dalam dunia perpolitikan. (hijau artinya belum berpengalaman).
8. Suasana ibukota masih panas pasca bentrokan antara pendemo dengan polisi. (panas artinya
tegang).
9. Kali ini febrina memantapkan hati berkuliah di Australia. (memantapkan hati artinya
meneguhkan/mengukuhkan, tidak goyah)
10. Dalam membicarakan masalah ini sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin. (kepala
dingin artinya tenang/sabar).
11. Sejak pertama kali kedatangannya di kampus ini, Tia sudah menjadi buah bibir karena
kecantikan dan kepintarannya. (buah bibir artinya pembicaraan/perbincangan orang).
12. Pasangan pebulutangkis asal Denmark dipaksa angkat kaki lebih awal dari turnamen
Indonesia Open setelah dikalahkan pasangan unggulan Indonesia, Ahsan dan Hendra
Setiawan di babak kualifikasi II. (angkat kaki artinya pergi/meninggalkan tempat).
13. Ternyata rumor pemberhentian Song Ji Hyo dan Kim Jong Kook dari variety show “Running
Man” setelah tujuh tahun bekerja sama bukan hanya sekedar kabar angin. (kabar angin
artinya desas desus/kabar yang belum jelas kebenarannya).
14. Marc Marquez berhasil menggungguli Valentino Rossi dalam perebutan gelar juara dunia
ajang pacu kuda besi, Moto GP tahun ini. (pacu kuda besi artinya balapan motor)
15. Dalam dongeng tersebut diceritakan jika Buaya dengan akal bulusnya menjebak Sapi, Si
Kancil yang mengetahui hal tersebut pun memutuskan membantu menolong Sapi. (akal
bulus artinya tipu muslihat yang licik)
16. Indonesia harus menelan pil pahit setelah di partai Final Piala AFF 2016 dikalahkan oleh
Thailand. (menelan pil pahit artinya merasakan kekecewaan)
17. Shintia terlihat gerah dengan berbagai omongan tentang dirinya selama ini. (gerah artinya
kesal)
18. Saat ini sedang tren artis yang banting setir menjadi politisi. (banting setir artinya beralih
profesi)
19. Artis – artis yang menjadi politisi tersebut, berebut kursi baik di DPR daerah maupun DPR
pusat. (kursi artinya berebut jabatan)
20. Seorang pria paruh baya gelap mata membunuh istri dan kedua anaknya dengan sebilah
golok. (gelap mata artinya sangat marah, sehingga menjadi lupa dan mengamuk)
21. Andriana meskipun cantik dan kaya, namun ia tidak memiliki banyak teman di sekolahnya
karena ia terkenal tinggi hati. (tinggi hati artinya sombong)
22. Kasihan sekali kedua orangtua renta itu, di usia senjanya masih harus bekerja keras
menghidupi anak semata wayangnya yang setiap harinya berpangku tangan. (berpangku
tangan artinya tidak berbuat apa-apa/malas)

Contoh Kalimat Pasif (Passive Voice) Dalam Bahasa Inggris

1. The house is cleaned by Rita once a week (Rumah dibersihkan oleh Rita seminggu
sekali).
2. Right now, the novel is being written by Deni (saat ini, novel sedang ditulis oleh Deni).
3. The car was repaired by Doni yesterday (Mobil diperbaiki oleh Doni kemarin).
4. That beach has been visited by many tourists. (Pantai tersebut sudah banyak
dikunjungi oleh banyak wisatawan).
5. Many cars had been repaired by Romi before he received his mechanic’s license.
(Banyak mobil telah diperbaiki oleh Romi sebelum ia menerima lisensi mekaniknya).
6. The food is going to be cooked by Melly tonight. (Makanan akan dimasak oleh Melly
malam ini).
7. At 8:00 PM tonight, the dishes will be being washed by Peter. (Jam 8 malam ini,
piring – piring akan dibersihkan oleh Peter).
8. The tasks will have been completed before the deadline. (Tugas-tugas akan telah
diselesaikan sebelum tenggat waktu).
9. The cake would always be made by my mother. (Kue akan selalu dibuat oleh Ibu saya).
10. The problem cannot be solved by me (Masalah tidak bisa diselesaikan oleh saya).

Anda mungkin juga menyukai