DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
A. Latar Belakang
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan
kuantitas perawat yang bertugas selama 24 jam terus menerus di unit
pelayanan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, diperlukan dukungan
sumber daya manusia yang mampu mengemban tugas dan mengadakan
perubahan. Agar dapat melaksanakannya, perlu adanya perencanaan baik
jumlah maupun klasifikasi tenaga kerja, serta pendayagunaan tenaga kerja
sesuai dengan sistem pengelolaan yang ada (Nursalam, 2002).
Selain memilih, menyusun dan mensosialisasikan staf, seorang
pemimpin atau manager harus memastikan bahwa tersedia jumlah staf yang
memadai dan perpaduan petugas yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
harian unit dan tujuan organisasi. Manager harus bertanggung jawab untuk
menyediakan kepersonaliaan yang memadai dan terkomunikasi dengan baik
dan kebijakan penjadwalan yang diutamakan, karena pola kepersonaliaan dan
kebijakan penjadwalan secara langsung berhubungan dengan fase manajemen
perencanaan dan pengorganisasian (Marquis & Huston, 2016).
Staffing dan scheduling merupakan sumber daya keperawatan yang
memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
tujuan staffing dalam manajemen keperawatan adalah untuk menyediakan
tenaga keperawatan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan
memastikan perawatan aman yang memadai untuk semua pasien dengan
jumlah 24 jam sehari sedangkan tujuan scheduling dalam manajemen
keperawatan adalah mengembangkan struktur penjabaran kerja secara rinci,
memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiap tugas, menentukan urutan
tugas dalam urutan yang tepat, mengembangkan waktu mulai dan berhenti
untuk tiap tugas, mengembangkan anggaran rinci untuk setiap tugas.
Pentingnya staffing dan scheduling dalam manajemen keperawatan sangat
penting untuk dibahas sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, oleh karena itu dalam makalah ini ingin membahas tentang ruang
lingkup staffing dan scheduling dalam manajemen keperawatan (Simamora,
2012) & (Samson, 2009)
B. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Tinjauan teoritis tentang staffing
2. Tinjauan teoritis tentang scheduling
3. Menjelaskan peran staffing dan scheduling dalam pengembangan
manajemen sumber daya keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Staffing
1. Pengertian
Staffing didefinisikan sebagai rencana sumber daya manusia untuk
mengisi posisi dalam sebuah organisasi dengan pegawai yang berkualitas.
Sebuah strategi kepegawaian adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia, merekrut dan
memilih pelamar yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan
organisasi (Fried & Johnson, 2002) dalam Huber, (2010).
Staffing merupakan proses yang sistematis berdasarkan kebijakan
yang diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan
yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan, standar yang
telah ditetapkan untuk kelompok pasien dalam pengaturan tertentu.
Prediksi dari jenis dan jumlah staf untuk memberikan perawatan kepada
pasien. Staf adalah menentukan berapa banyak orang dari apa yang
dibutuhkan atau keterampilan khusus ketika mereka dibutuhkan, dan
memastikan ketersediaan tenaga (Samson, 2009).
2. Tujuan Staffing
tujuan dari staffing yaitu (Samson, 2009):
a. Untuk Menyediakan tenaga keperawatan yang berkualitas dalam
jumlah yang cukup.
b. Untuk Memastikan, perawatan yang aman yang memadai untuk
semua pasien dengan jumlah 24 jam sehari.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Staffing
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Staffing yaitu (Samson, 2009):
a. Filsafat dan Tujuan
Filsafat dan tujuan dari suatu organisasi harus memandu pola
kepegawaian. Jelas tujuan yang telah ditetapkan akan membantu
dalam perencanaan staf yang diperlukan untuk memberikan perawatan
pasien secara memadai dan menjamin kualitas perawatan.
b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan klien
Jenis pasien atau kategori pasien yang dirawat di lembaga rumah sakit
atau pelayanan kesehatan. Tingkat ketajaman yang mengacu pada
kemampuan fungsional dari kemampuan fungsional pasien
berdasarkan pada :, fluktuasi penerimaan, lama tinggal di rumah sakit,
jenis perawatan yang diperlukan untuk setiap kategori pasien, dan
standar asuhan keperawatan yang harus dipenuhi.
c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan personil
Kepegawaian meliputi : Kategori karyawan, tingkat pendidikan dan
pengalaman staf, deskripsi pekerjaan, tingkat dan gelar, absensi, dan
kebijakan personil seperti kapan liburan berakhir, cuti sakit,dari
waktu kewaktu.
d. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Struktur organisasi, meliputi jenis pelayanan, dukungan dan personil,
jumlah tempat tidur, perlengkapan umum dan peralatan, rasio
perawat-pasien diperlukan (1: 1 dalam perawatan kritis) dan anggaran.
Setiap faktor memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri dan
mempengaruhi staf yang mencerminkan pada kualitas
4. Proses Staffing
Proses staffing terdiri atas (Samson, 2009) :
a. Identifikasi jenis dan jumlah perawatan yang diperlukan oleh pasien.
b. Penentuan kategori personil yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan langkah-langkah perawatan yang
dibutuhkan
c. Memprediksi jumlah personil di setiap kategori untuk memenuhi
tuntutan perawatan.
d. Mendapatkan posisi yang dianggarkan untuk jumlah di masing-
masing kategori pekerjaan dan jumlah pasien.
e. Merekrut pelamar yang tersedia.
f. Memilih dan penunjukan personil dari aplikasi yang tersedia.
g. Menggabungkan personil yang diinginkan.
h. Personil berorientasi untuk memenuhi tanggung jawab yang
ditugaskan.
i. Tanggung jawab Ditugaskan untuk perawatan pasien ke tenaga yang
tersedia sesuai kebutuhan perawatan pasien.
Perawat Manajer harus menyadari jumlah total pasien di bangsal
yang akan dirawat dan proporsi di setiap kategori seperti perawatan diri,
perawatan minimal, perawatan penuh, dan perawatan intensif karena
kebutuhan asuhan keperawatan bervariasi dari satu kategori ke lainnya .
dalam rangka untuk mengukur kebutuhan perawatan pasien beban kerja
keperawatan harus diukur (Samson, 2009).
5. Rekrutmen staf
Rekrutmen adalah tahap pertama dari proses untuk mendapatkan
staf baru dan mendorong mereka/ pelamar untuk mengajukan lamaran
kerja dalam mengisi kekosongan tenaga Gillies (2007) dalam Kurniadi
(2016). Disamping itu setelah proses rekrutmen adalah proses yang
merupakan rangkaiannya seleksi. Seleksi adalah pemilihan calon staf
baru yang tepat sesuai dengan posisi yang kosong, Burgess, (1988)
dalam Kurniadi, (2016).
Contoh perhitunganya:
sebagai berikut :
adalah :
2) Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap
sebagai berikut.
a) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3−4 jam/24 jam.
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5−6 jam/24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Kategori I: perawatan mandiri.
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan
ganti pakaian
b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sif.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f ) Persiapan prosedur pengobatan.
2) Kategori II: perawatan intermediate.
a) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b) Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c) Pengobatan lebih dari satu kali.
d) Pakai kateter Foley.
e) Pasang infus intake-output dicatat.
f ) Pengobatan perlu prosedur.
3) Kategori III: perawatan total.
a) Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.
b) Observasi tanda vital tiap 2 jam.
c) Pemakaian slang NG.
d) Terapi intravena.
e) Pemakaian suction.
f ) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Catatan:
1) dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama
dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22
hari;
2) setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi
pasien;
3) bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan
pada klasifikasi di atasnya.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per sif,
Nilai Standar Jumlah Perawat per Sif Berdasarkan Klasifikasi Pasien
c. Metode Demand.
Perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut (Nursalam, 2014) :
a. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit.
b. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit.
c. Untuk kasus tidak mendesak :33,09 menit.
Hasil penelitian di RS Provinsi di Filipina, menghasilkan data
sebagaimana tercantum dalam
Rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan selama 24 jam
d. Metode Gilles.
1) Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah
(Nursalam, 2014):
A ×B×C = F =H
(C –D) × E G
Keterangan:
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
2) Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari (Nursalam, 2014):
Rata-rata jam perawatan/hari × rata-rata jumlah jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari
3) Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil (Nursalam, 2014)=
5% × jumlah hari cuti hamil × jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga:
5% × jumlah tenaga × jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/tahun
Catatan:
a) Jumlah hari takkerja/tahun.
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12
hari) + cuti sakit/izin (10 hari) = 86 hari.
b) Jumlah hari kerja efektif/tahun.
Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja = 365 – 86 =
279 hari.
c) Jumlah hari efektif/minggu = 279 : 7 = 40 minggu
Jumlah jam kerja perawat perminggu = 40 jam.
d) Cuti hamil = 12 × 6 = 72 hari.
e) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).
f) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
dengan ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan malam
17%.
g) Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah
55% tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional.
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk
pelayanan,
yaitu sebagai berikut (Nursalam, 2014):
a) Perawatan langsung, adalah perawatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada perawat
dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial
care, total caredan intensive care. Rata-rata kebutuhan perawatan
langsung setiap pasien adalah empat jam perhari. Adapun waktu
perawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah:
1) Self care dibutuhkan ½ × 4 jam : 2 jam
2) Partial caredibutuhkan ¾ × 4 jam : 3 jam
3) Total caredibutuhkan 1−1½ × 4 jam : 4−6 jam
4) Intensive care dibutuhkan 2 × 4 jam : 8 jam.
b) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat
rencana perawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan
anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan
kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit = 38
menit/pasien/hari, sedangkan menurut Wolfe dan Young = 60
menit/pasien/hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hop kins
dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1996).
c) Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi:
aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer
dalam Gillies (1996), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan
kesehatan ialah 15 menit/ pasien/ hari.
Keterangan:
A. Kesimpulan
1. Penyusunan staf merupakan salah satu dari fungsi adaministrasi yang
cukup penting, yang pada dasarnya merupakan tanggung jawab
manajer. Penyusunan staf sangat penting karena dalam mengelola
suatu upaya untuk mencapai sebuah tujuan, seorang manajer selalu
berhadapan dengan dinamika organisasi.
2. Staffing dan scheduling adalah fase ketiga dalam proses managemen.
Pola staffing dan kebijakan scheduling terkait langsung dengan fase
manajemen yaitu: planning dan organizing
3. Staffing dilakukan melalui seorang manager keperawatan dengan
merekrut, menyeleksi, mengorientasikan, dan mempromosikan
pengembangan personel. Sedangkan scheduling adalah penjadwalan
kerja staff perawat berdasarkan shift kerja.
B. Saran
Sebelum melakukan penyusunan staf dan schedule seorang perawat
manajer perlu mempertimbangkan hal-hal berikut yaitu:
1. Bentuk penyusunan staf dan schedule yang akan dibentuk sesuai
dengan kaidah yang berlaku, sesuai dengan visi misi dan tujuan sebuah
organisasi.
2. Selalu memperhatikan situasi pada saat hal tersebut akan dilaksanakan
senantiasa memperhatikan kondisi seperti ketersediaan sumber daya,
fasilitas, kesesuaian dengan situasi yang ada.
3. Mampu melihat dengan jeli masalah yang muncul jika hal tersebut tidak
dilaksanakan.
4. Menguasai materi dan model pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Huber, D. (2010). Leadership and Nursing Care Management (4th ed.). Missouri:
Saunders Elsevier.
Jones, R. A. P. (2007). Nursing leadership and management: Theories, processes
and practices. USA: F.A. Davis Company
Julia, P., Rambe, A. M., & Wahyuni, D. (2014). Analisis kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metode Workload
indicator staff need (WISN) dan work sampling. e-Jurnal Teknik Industri
FT USU, vol 5, No.2. 22-26.