Anda di halaman 1dari 4

Centang nembak kelereng lawan dengan keras

Diparet nembak kelereng dan kena nya lebih dari satu


Dur supaya di jauhkan ketika kelreng yg di centang kena sama anggota tubuh lawan
Blep = kebalikan dari istilah dur
Depot= kelereng gundu/kojo tidak keluar dari kalang atau masuk kalang
Epek = nembak tipis dengan tujuan biar dekat ke kelereng lawan
Golotok = nembak kelereng lain dengan power pelan
Kalang = arena pasang kelereng
Gundu / kojo kelereng pilihan yang buat nembak
Nyedet= gundu/kojo yang tidak diam
Oles= hanya kena tipis yang tidak keluar kalang
Stan = n nembak kelereng sambil berdiri tapi pas nembak harus jari kelingking menempel
di lutut
Stik = ukuran biar gak di tembak pun tapi gundu/kojo lawan sudah mati biasanya ukuran
stik ini dari ujung jempol sampai ujung kelingking dengan di rentangkan

https://brainly.co.id/tugas/1083579

Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau
agate. Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat.
Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Mainan ini dikenal di seluruh pelosok nusantara, bahkan juga di berbagai negara. Di
Indonesia mainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Kelereng
dikenal dengan nama nèker dalam bahasa Jawa, dan gundu dalam bahasa Betawi. Di
Sunda,disebut dengan kaleci. Di daerah Palembang biasa disebut ekar, dan orang-
orang Banjarmenyebutnya kleker.
Kelereng merupakan mainan yang umurnya sudah sangat tua. Mainan ini telah dikenal
sejak peradaban Mesir Kuno, tahun 3000 Sebelum Masehi. Pada zaman itu, kelereng dibuat dari
batu atau tanah liat. Sementara itu, kelereng tertua koleksi The British Museum di London
berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of
Petsofa. Saat ini umumnya kelereng dibuat dari kaca.
Sejak abad ke-12, di Perancis kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Berbeda
halnya dengan orang-orang Belanda yang menyebutnya dengan knikkers. Kemungkinan
pengaruh dari Belanda ini, khususnya di Jawa, knikkers diserap menjadi kata nekker.
Pada tahun 1694 di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri
digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.
Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya
dengan bowls atau knikkers. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke -16
hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan
diproduksi besar-besaran. Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman.
Kelereng yang awalnya hanya satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini
segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman
mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing -masing negara
mengembangkannya sendiri.
Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas . Bahkan,
menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan
Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai
kelereng tanda persahabatan. Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian, yang kelak
menjadi Kaisar Agustus. Layaknya permainan pada umumnya, permainan kelereng di Romawi
saat itu juga mempunyai aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan
sekarang.
Kelereng identik dengan mainan anak laki-laki. Pada jaman dahulu kelereng merupakan
salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dari anak laki-laki. Tidak banyak anak perempuan
yang mengoleksi atau bermain kelereng. Tetapi saat ini kelereng tidak sepopuler dulu, terutama
bagi anak-anak di daerah perkotaan. Walaupun sekarang sudah jarang ditemui anak-anak yang
bermain kelereng, tetapi setiap tahunnya di New Jersey diadakan Turnamen Nasional.
Jumlah peserta pada permainan ini minimal 2 orang sampai tak terhingga. Namun
semakin banyak anak yang bermain permainan pun akan semakin seru. Bermain kelereng dapat
dilakukan di atas tanah, ubin, permukaan beraspal maupun permukaan semen.

Beberapa manfaat yang didapatkan dari permainan kelereng antara lain:


· Melatih konsentrasi anak, karena anak membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk
menembakkan gacuk agar mengenai targetnya.
· Melatih kemampuan berpikir (kognitif) pada anak. Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang
dalam permainan ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus memecahkan
masalah dan menggunakan strategi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
· Melatih motorik kasar maupun motorik halus anak melalui kegiatan seperti melempar, menyentil,
dan mengambil posisi yang tepat untuk menyentil.
· Membentuk semangat berkompetisi yang sehat pada anak-anak. Keberhasilan anak menjalani
suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari para lawannya merupakan hadiah tersendiri
bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah sangat penting untuk membentuk perasaan
harga diri.
· Mengembangkan kecerdasan sosial dan kemampuan komunikasi anak karena permainan ini
dilakukan secara bersama-sama. Melalui permainan ini anak mampu menjalin pertemanan
dengan kawan mainnya. Hubungan pertemanan ini akan memberi kesempatan pada anak untuk
mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Sehingga anak dapat belajar bekerja sama, belajar
mengatasi konflik ketika terjadi pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar
mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.
· Melatih kejujuran anak untuk dapat saling mengawasi dan mengontrol agar permainan berjalan
sesuai aturan. Anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan karakter dan kepribadian yang
positif ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai
yang benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan
datang.
Cara Bermain:
Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu membuat gambar lingkaran lebar dengan
menggunakan kapur atau ranting kayu, lidi, tongkat jika permainan dilakukan di atas tanah.
Selanjutnya, semua pemain meletakkan kelereng taruhannya di dalam lingkaran, misalnya
masing-masing pemain harus meletakkan 5 buah kelereng taruhannya.
Kemudian semua pemain berdiri di garis start yang berjarak sekitar 5 langkah dari
lingkaran yang telah diisi kelereng. Kemudian pemain melemparkan sebuah kelereng yang
disebutgacuk ke dalam lingkaran untuk mengeluarkan kelereng yang ada di dalam
lingkaran. Gacuk ini yang selalu akan digunakan untuk membidik kelereng lainnya . Namun
bila gacuk berhenti di dalam lingkaran meskipun lemparan gacuk-nya berhasil mengeluarkan
kelereng yang lain dari dalam lingkaran, pemain tetap dianggap mati.
Apabila saat melempar gacuk para pemain tidak berhasil mengeluarkan kelereng dari
dalam lingkaran, pemilik gacuk yang posisinya paling dekat dengan lingkaran mendapat giliran
pertama untuk membidik kelereng di dalam lingkaran. Jika pemain berhasil mengeluarkan
kelereng dari dalam lingkaran dengan gacuk-nya, maka kelereng tersebut dapat menjadi
miliknya. Kemudian pemain ini melanjutkan permainan dengan membidik kelereng lain yang
juga berada di dalam lingkaran tetap dengan menggunakan gacuk. Jika gacuk-nya berhasil
mengeluarkan kelereng dari dalam lingkaran, maka kelereng itu menjadi miliknya te tapi jika
gagal maka pemain tersebut dianggap mati dan giliran pemain berikutnya untuk bermain.
Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang berhasil mendapatkan kelereng terbanyak.

Kelereng adalah mainan bola kecil biasanya terbuat dari kaca, tanah liat, marmer, atau batu akik.
Bola ini berbeda dalam ukuran. kebanyakan ukuran sekitar diameter sekitar 1,25 cm di diameter,
tetapi mungkin berkisar kurang dari 6,35 mm hingga lebih dari 77.5mm, sementara beberapa
seniman kelereng kaca berukuran 30cm untuk tujuan diperlihatkan. Kelereng dapat digunakan untuk
berbagai permainan. kelereng sering dikumpulkan atau dikoleksi, baik untuk mainan dan atau karena
warnanya yang menarik.

Tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British
Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada
situs Minoan of Petsofa.

Pada masa Rowami, permainan kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah
satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua
orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.

Sejak abad ke-12, di Perancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil, di Belanda di sebut
dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri
digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun,
jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Kelereng keramik mulai di produksi secara massal murah pada 1870-an. pada tahun 1846 Sebuah
pabrik glassblower di Jerman menemukan marbelschere (marbble scissors), sebuah perangkat untuk
membuat kelereng. Mainan kelereng yang pertama diproduksi secara massal (terbuat dari tanah liat)
yang dibuat di AS dibuat di Akron, Ohio oleh SC Dyke, di awal 1890-an. Beberapa AS diproduksi
kelereng kaca pertama juga dilakukan di Akron, oleh James Harvey Leighton. Pada tahun 1903,
Martin Frederick Christensen-juga dari Akron, Ohio-membuat mesin kelereng kaca pertama,lalu
mesin buatannya dipatenkan. Perusahaan M.F. Christensen & Son Co, memproduksi jutaan mainan
dan kelereng kaca industri sampai mereka menghentikan operasinya pada tahun 1917. Perusahaan
AS berikutnya yang memproduksi kelereng gelas adalah Akro Agate. Perusahaan ini dimulai oleh
Akronites pada tahun 1911, tetapi terletak di Clarksburg, Virginia Barat. Saat ini, hanya ada dua
orang Amerika yang berbasis produsen kelereng mainan: Jabo Vitro di Reno di Ohio dan Marble king,
di Paden City, Virginia Barat.

Kaulinan ieu paling henteu kudu dimaénkeun ku duaan. Dibutuhkeun kaléci (pincian) pikeun
maénkeunana. Hiji pincian pikeun pamatah nu séjéna pikeun mayar mun éléh.
Ngadu kaléci perlu lahan nu rada lega. Paling henteu saukuran lapangan poli atawa satengahna.
Makana mun maraén pincian téh di pakarangan imah nu lega. Dina aréa ngadu kaleci dijieun
dua garis nu sajajar. Jarak garis kahiji ka garis kadua sekitar...er..paling henteu 4 méter.
Cara maénkeunana kieu; 1. Pemain narangtung di garis nu kahiji siap-siap ngalungkeun kaleci.
Tujuan ngalungkeun ngarah kaleci lagragna deukuet ka garis nu kadua, syukur-syukur pas dina
garis (telep). Urutan ngalungkeun mun kakarek maen biasana diundi maké cara sut (gangsut?).
2. Pemaen nu kalecina lagragna pang deukeutna kana garis maen pangheulana. Di susul ku nu
séjéna dumasar kana jarak ka garis. Cara maenekuna maké ramo tangan kaleci diarahkeun ka
kaleci batur. Mun beunang budak nu kalecina beunang kudu mayar ku kaleci, ogé langsung
ngarah kaleci nu séjéna. Hiji. Mun teu beunang nya enggeus ingkeun nungguan bisi kaleci urang
rek diarah ku batur.
(aya sambunganana, seja diserat)

Anda mungkin juga menyukai