PENDAHULUAN
Era baru dalam tata cara pembukuan bendahara, baik bendahara pengeluaran maupun
penerimaan, telah dimulai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan nomor
73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satker. Dalam rangka melaksanakan
ketentuan Pasal 23 Peraturan Menteri Keuangan tersebut, telah terbit peraturan
pelaksanaannya yaitu Peraturan Dirjen Perbendaharaan (perdirjen) nomor 47/PB/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satker.
Aplikasi ini dirancang satu file untuk satu bulan, namun file antara bulan yang satu dengan
bulan lainnya dalam satu tahun anggaran dapat diintegrasikan. Dalam satu file, aplikasi ini
terdiri atas 18 menu, yaitu:
(3) Referensi
Klik menu Referensi pada menu utama, maka di dalamnya terdapat empat tabel referensi
sebagai berikut:
1. Kode Transaksi
2. Kelompok Akun
MENU SETUP
Klik menu Setup User pada menu utama, maka di dalamnya terdapat tabel setup yang
nantinya diisi sesuai dengan data satker pengguna.
MENU INPUT DATA DIPA
Klik menu Input Data DIPA pada menu utama, maka di dalamnya terdapat dua tabel, yaitu
tabel saldo awal dan saldo akhir buku, serta tabel DIPA.
Bendahara Pengeluaran Kantor Balai Diklat Contoh Bandung telah menerima DIPA tahun
anggaran 2011, dengan data sebagai berikut:
Dana yang tersedia dalam DIPA adalah Rp 6.019.896.000,- dengan rincian sebagai berikut:
1. Setup User
2. Saldo Awal Buku dan Akhir Buku
Untuk bulan Januari, saldo awal buku masih 0 (nol) karena belum ada transaksi. Sedangkan
pada bulan-bulan selanjutnya, masing-masing buku telah memiliki saldo sesuai dengan
transaksi yang terjadi. Pada awal bulan Januari, saldo akhir juga masih 0 (nol), saldo ini akan
berubah ketika telah terjadi transaksi.
3. Pagu DIPA dan Saldo Awal Bulan Berjalan
Untuk bulan Januari, pagu DIPA setiap akun jumlahnya sama dengan saldo awal akun
tersebut, dikarenakan belum ada realisasi belanja. Sedangkan pada bulan-bulan selanjutnya,
jumlahnya dapat berubah karena ada transaksi belanja.
Klik menu Input Transaksi pada menu utama, maka di dalamnya terdapat tabel input data
transaksi yang terdiri dari 9 kolom dengan format sebagai berikut:
Contoh transaksi:
1. Bendahara membukukan pagu DIPA yang diterimanya pada tanggal 2 Januari 2011.
2. PPSPM mengajukan SPM-UP nomor 001 sebesar Rp 5.000.000,-, pada tanggal 5 Januari
2011 diterima SP2D-UP nomor 126X sebesar yang diajukan.
3. Pada tanggal 7 Januari 2011, bendahara melakukan penarikan kas dengan cek nomor CA01
sebesar Rp 4.500.000,-.
4. Atas UP yang diterimanya, pada tanggal 15 Januari 2011 bendahara membayar biaya cetak
perlengkapan kantor kepada CV Burangrang (amplop dinas, map dinas, dan buku agenda)
sebesar Rp 3.850.000,- (akun 521111), bendahara telah memungut PPN Rp 350.000,- dan
PPh Pasal 22 Rp 52.500,-. Pada hari itu juga, pajak-pajak yang telah dipungut langsung
disetor ke kas negara.
5. Bendahara mempertanggungjawabkan penggunaan UP dengan mengajukan SPM-GU
nomor 002 sebesar Rp 3.850.000,-, pada tanggal 26 Januari 2011 diterima SP2D-GU nomor
131X.
6. Pada tanggal 27 Januari 2011, bendahara memberikan uang persekot kepada Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) sebesar Rp 600.000,-.
8. Pada tanggal 31 Januari 2011, bendahara menerima copy SP2D LS nomor 150X atas nama
CV Karya Sakti untuk pembelian meubeler sebesar Rp 75.000.000,-. SPK nomor
001/SPK/2011 tanggal 15 Januari 2011 dengan nilai Rp 75.000.000,.
Dari transaksi-transaksi tersebut di atas, berikut ini adalah hasil input data transaksi:
Klik menu Buku Kas Umum pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil pembukuan
pada BKU sebagai berikut:
Untuk keperluan cetak, tampilan BKU tersebut difilter untuk menghilangkan baris-baris
kosong yang tidak perlu tercetak. Caranya dengan klik pada kolom tanggal, lalu klik
untuk menghilangkan baris-baris yang kosong.
Klik menu Buku Pembantu Kas Tunai pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil
pembukuan pada Buku Pembantu Kas Tunai sebagai berikut:
Klik menu Buku Pembantu BPP pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil pembukuan
pada Buku Pembantu BPP sebagai berikut:
Klik menu Buku Pembantu Uang Persediaan pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil
pembukuan pada Buku Pembantu Uang Persediaan sebagai berikut:
Klik untuk kembali ke menu utama.
Klik menu Buku Pembantu LS Bendahara, maka akan ditampilkan hasil pembukuan pada
Buku Pembantu LS Bendahara sebagai berikut:
Karena tidak ada transaksi yang tercatat pada Buku Pembantu LS Bendahara, maka tampilan
Buku Pembantu LS Bendahara adalah kosong, oleh karenanya tidak perlu dicetak.
Karena tidak ada transaksi yang tercatat pada Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas,
maka tampilan Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas adalah kosong, oleh karenanya
tidak perlu dicetak.
Klik menu Buku Pembantu Pajak pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil pembukuan
pada Buku Pembantu Pungutan/Potongan Pajak sebagai berikut:
Klik untuk kembali ke menu utama.
Klik Buku Pembantu Lain-lain pada Menu Utama, maka akan ditampilkan hasil pembukuan
pada Buku Pembantu Lain-lain sebagai berikut:
Karena tidak ada transaksi yang tercatat pada Buku Pembantu Lain-lain, maka tampilan Buku
Pembantu Lain-lain adalah kosong, oleh karenanya tidak perlu dicetak.
Klik menu Buku Pengawasan Anggaran Belanja pada menu utama, maka akan ditampilkan
hasil pembukuan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
Format Buku Pengawasan Anggaran Belanja tersebut di atas sedikit berbeda dengan format
Buku Pengawasan Anggaran Belanja manual sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen
Perbendaharaan nomor 47/PB/2010. Kalau pada format manual, Buku Pengawasan Anggaran
Belanja dibuat per BKPK (kelompok akun), tetapi pada aplikasi ini Buku Pengawasan
Anggaran Belanja dibuat per akun. Kelemahannya adalah pada banyaknya Buku Pengawasan
Anggaran Belanja yang harus dicetak, tetapi di sisi lain format aplikasi ini juga memiliki
kelebihan yaitu pengendalian pagu anggaran dilakukan per akun, bukan per kelompok akun,
hal ini berarti pengendalian anggarannya lebih detail.
Pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja, kita perlu memilih akun mana yang akan kita
tampilkan atau cetak. Caranya klik combo box ( ) pada .
Misalnya kita ingin menampilkan realisasi belanja kegiatan/output/akun 1731.994.521111,
maka hasil tampilannya adalah sebagai berikut:
Klik menu Berita Acara Rekonsiliasi pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil Berita
Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi sebagai berikut:
MENU LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)
Klik menu Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pada menu utama, maka akan ditampilkan
hasil LPJ sebagai berikut:
MENU PENCAIRAN ANGGARAN BELANJA
Mekanisme pencairan anggaran belanja pada aplikasi ini, dimulai dari pembuatan Daftar
Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP), dan dilanjutkan dengan pembuatan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP). DRPP merupakan daftar yang berisi ringkasan atau ikhtisar
dari bukti-bukti pengeluaran (kuitansi, daftar honor, nota, dan sebagainya). Sedangkan SPP
merupakan dokumen yang digunakan Bendahara Pengeluaran dan/atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk mengajukan pembayaran atas tagihan yang ditujukan kepada satuan
kerja.
Klik menu DRPP pada menu utama, maka akan ditampilkan hasil DRPP sebagai berikut:
Pada menu DRPP, kita perlu memilih akun mana yang akan kita tampilkan atau cetak.
Caranya klik combo box ( )pada:
Klik menu Surat Permintaan Pembayaran (SPP) pada menu utama, maka akan ditampilkan
format SPP sebagai berikut:
Apabila diperhatikan pada format di atas, ada beberapa data yang harus di-input lagi, yaitu:
[7] Kode Kegiatan/output/akun (pilihan combo pada sel B41 sampai B50)
[8] SPP/SPM sampai dengan yang lalu (sel F41 sampai F50, F54, dan F57)
Pada menu SPP, kita input data SPP yang akan kita tampilkan, dengan cara klik combo box (
) pada sifat pengeluaran, jenis pengeluaran, untuk keperluan, atas nama, dan
kegiatan/output/akun. Sedangkan pada SPP/SPM sampai dengan yang lalu (sel F41 sampai
sel F50, F54, dan F57), kode kegiatan (sel B54), dan jumlah Uang Persediaan (sel E57) kita
input langsung angkanya. Misalnya kita akan membuat SPP untuk akun 1731.994.521111,
maka caranya adalah klik sel B41, lalu klik combo box ( ) pada sel tersebut, pilih akun yang
akan ditampilkan sebagai berikut:
PENUTUP
2. Data dapat dengan mudah diubah bahkan dihapus oleh orang lain, walaupun hal ini dapat
diatasi dengan memproteksi file, namun keamanan data masih kurang terjamin.