Abses Apendiks
Abses Apendiks
Petogenesis
Abses apendiks adalah salah satu komplikasi dari apendisitis akut. Abses
apendiks merupakan kumpulan pus yang terletak di area peri-apendikular (fossa
illiaca kanan) yang merupakan akibat lanjutan dari apendisitis dan perforasinya.
Terbentuknya massa akibat inflamasi berupa phlegmon maupun abses terjadi pada
2%-6% penderita apendisitis.
Berbagai penyebab apendisitis seperti mucus dan feses yang mengeras akan
membentuk seperti batu (fecalith) yang akan menutup akses antara apendiks
dengan caecum. Obstruksi tersebut kemudian mnyebabkan gangguan resistensi
mukosa apendiks terhadap invasi mikroorganisme. Obstruksi ini akan meningkatkan
tekanan di dalam apendiks yang menghasilkan peningkatan tekananan perforasi
kapiler, gangguan pada drainase limfa dan vena yang dapat menyebabkan iskemia.
Iskemi dinding apendiks menyebabkan hilangnya keutuhan epitel yang
mempermudah invasi bakteri ke dinding apendiks. Bakteri intestinal yang ada di
dalam apendiks akan bermutiplikasi yang menyebabkan rekruitmen leukosit,
pembentukan pus dan tekanan intraluminal yang tinggi. Dalam 24-36 jam, kondisi ini
dapat makin parah karena thrombosis dari arteri maupun vena apendiks
mnyebabkan perforasi dan gangrene apendiks.
Saat inflamasi tersebut mengalami perforasi, akan terjadi reaksi fibroblastic yang
bertahap pada area di sekelilingnya untuk melokalisir infeksi. Hal ini terjadi saat daya
tahan host baik atau organisme penginfeksi memiliki daya virulensi yang rendah.
Lalu akan terbentuk massa akibat inflamasi tersebut yang terdiri dari apendiks, yang
dikelilingi oleh lapisan omentum, sebagian usus yang ada di sekitarnya bersama-
sama dengan eksudat serofibrineous. Massa ini bisa hilang pada beberapa keadaan
tertentu. Namun bila hal itu gagal, dalam 1 atau 2 hari pus akan terbentuk dan
terakumulasi di bagian tengah dan disekelilingnya akan terbentuk fibrin yang akan
membentuk suatu abses.
Etiologi
Etiologi dari terbentuknya abses apendiks tentunya berhubungan dengan
penyebab terjadinya radang apendiks atau apendisitis. Akan tetapi keterlambatan
dalam mengetahui awal peradangan apendiks adalah sebab mengapa radang
apendiks masih sering dilaporkan.
Diagnosis Banding
o Limfadenitis mesenterica terutama pada anak-anak.
o Penyakit pelvis pada wanita : inflamasi pelvis, ISK, kehamilan ektopik, ruptur
kista korpus luteum, endometriosis externa.
o Lebih jarang : penyakit Crohn, kolesistitis, perforasi ulkus duodenum,
pneumonia kanan bawah.
o Jarang : perforasi karsinoma caecum, diverkulitis sigmoid.
Insidensi
Satu dari 15 orang pernah mengalami apendisitis dalam hidupnya. Insidens
tertinggi terdapat pada laki-laki usia 10-14 tahun dan wanita usia 15-19 tahun. Laki-
laki lebih banyak menderita apendisitis daripada wanita pada usia pubertas dan 25
tahun. Pada penderita apendisitis 2-6% terbentuk massa berupa phlegmon atau
abses.