Anda di halaman 1dari 116

TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR

DI DESA PERMATA KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN


BOALEMO PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2017

SKRIPSI
Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti sarjana
keperawatan

OLEH :
MUHAMMAD FAUZAN AMINULLAH
( 841413049 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR
DI DESA PERMATA KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN
BOALEMO PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2017

HASIL
Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti sarjana
keperawatan

OLEH :
MUHAMMAD FAUZAN AMINULLAH
( 841413049 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
HALAMAN PERNYATAAN

Bersama ini saya nyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah

disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk ujian akhir di Universitas

Negeri Gorontalo, merupakan hasil karya sendiri.

Adapun Bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil

karya orang lain, telah dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan normal,

kaidah, etika penulisan ilmiah dan buku pedoman penulisan karya ilmiah

Universitas Negeri Gorontalo.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini

bukan hasil karya saya sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu

maka saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Gorontalo, Juni 2017

Yang membuat Pernyataan

Moh.Fauzan Aminullah
NIM : 841 413 049
Abstrak

Moh Fauzan Aminullah. 2017. Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca


Bencana Banjir Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo, Program Studi Ilmu Kepereawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Dengan Pembimbing I
Dra.Hj.Rani A. Hioala, M.Kes dan Pembimbing II Ns.Rein
R.Djunaid,S.Kep.,M.Kes.
Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan
kerugian baik secara material maupun non-material. Bencana alam dapat
meningkatkan level kecemasan,depresi dan post traumatic syndrome disaster.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan
kehidupan seseorang. Tujuan Penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan
masyarakat pasca bencana banjir di Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Desain Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel dalam
penelitian 140 KK,dengan metode pengambilan data sampel total sampling. Hasil
penelitian menunjukan Tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca
bencana banjir didapatkan 42 responden (30%) tidak cemas, 98 responden (70%)
cemas ringan, tidak ada responden yang mengalami cemas sedang dan berat.
Kesimpulan tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca bencana
banjir sebagian besar mengalami kecemasan ringan dengan presentase (70%).
Saran pada pembaca sudah dapat membuat intervensi kepada masyarakat yang
mengalami bencana banjir.

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan .bencana banjir


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji hanya kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya yang mengizinkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca Banjir Desa Permata Kecamatan

Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 2017”

Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan,

Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. Dalam

penyusunan skripsi ini, banyak mendapat dukungan, bantuan serta doa dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis berterimah kasih kepada kedua orang tua

BAPAK RAMLI WAHID Dan IBU HATMI LANOHONG yang selalu

memberikan dukungan moril serta do’a yang tidak pernah putus untuk kesuksesan

anaknya. Kemudian kepada Pembimbing I Dra.Hj.RANI A. HIOLA, M.Kes dan

Pembimbing II Ns. RHEIN R. DJUNAID S.Kep, M.Kes yang dengan penuh rasa

sabar dan sabar dalam membimbing sejak proposal hingga skripsi ini selesai.

Selain itu dengan segalah kerendahan hati penulis juga mengucapkan terimah

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Hi. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Gorontalo.

2. Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, M.Pd selaku Wakil Rektor I

Universitas Negeri Gorontalo.


3. Supardi Nani, SE, M.Si selaku Wakil Rektor II Universitas Negeri

Gorontalo.

4. Dr. Fence M. Wantu, SH., MH. selaku Wakil Rektor III Universitas

Negeri Gorontalo.

5. Prof. Dr. Hasanuddin Fatsah, M.Hum., M.si. selaku Wakil Rektor IV

Universitas Negeri Gorontalo.

6. Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes selaku Dekan Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

7. Risna Podungge, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas Olahraga

dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

8. dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes. selaku Wakil Dekan II Fakultas Olahraga

dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo sekaligus selaku Dosen

Penguji I. terima kasih atas bimbingannya kepada peneliti demi

kesempurnaan skripsi ini.

9. Ruslan S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan III Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

10. dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes. selaku Ketua Proggram Studi

Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorotalo.

11. dr. Vivien Novariana A. Kasim, M.Kes. selaku Sekretaris Program Studi

Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo.

12. Dra. Hj. Rani A. Hiola, M.Kes sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

terima kasih atas saran dan bimbingannya kepada peneliti demi

kesempurnaan skripsi ini.


13. Ns. Rhein R.Djunaid, S.Kep.,M.Kes. Selaku Dosen pembimbing II.

terima kasih atas masukan dan sarannya kepada peneliti demi

kesempurnaan skripsi ini.

14. Ns.H.ABD.Wahab Pakaya ,S.Kep. MM ekaligus selaku Dosen Penguji II.

terima kasih atas bimbingannya kepada peneliti demi kesempurnaan

skripsi ini.

15. Seluruh Staff Dosen Proggram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga

dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Terimah kasih atas ilmu

yang diberikan selama ini.

16. Terima kasih buat Nuriyani Safitri yang selama ini membantu dalam

segala urusan kuliah.

17. Teman sekaligus partner Andri Gunawan Hasan dan Vitariany Pakaya

makasih kawan.

18. Terima kasih buat teman - teman kos sekaligus teman seperjuangan yang

sama – sama jadi anak rantau Ahmad Amin, Riansayah Botudoka, Dan

Vickriawan Kobandaha terima kasih kawan atas motivasinya.

19. Terima kasih buat bapak Ismet Mardjun dan ibu Yones Eni Luawo terima

kasih atas motivasinya.

20. Terapis HIKUMEPI CARE INDONESIA ,Ka Agung ,Ka Idi,Ka Agus,Ka

Prili,Ka Sahrul,Ka Egoy Ka Iyen ,Ka Mutar dan Teman teman poltekes

yang sama – sama mencari ilmu diklinik tercinta .Terima kasih atas

motivasinya dan bantuan selama ini.

21. Terima kasih buat masyarakat Desa Permata Yang bantu penelitian ini.
22. Teman-teman seangkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Terimah kasih atas bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan

23. Seluruh keluarga besarku yang tidak dapat disebut satu persatu. Terimah

kasih atas segala bantuannya.

Semoga segala bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan serta do’a yang telah

diberikan mendapat imbalan pahala dari Allah Azza Wa jalla. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan. Amin ya Rabbal’alamin..

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatu..

Penulis

Moh Fauzan Aminullah


DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Logo UNG ....................................................................................................... i
Halaman Judul ............................................................................................... ii
Halaman Pernyataan ..................................................................................... iii
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................... iv
Lembar Pengesahan ....................................................................................... v
Abstrak ............................................................................................................ vi
Moto Dan Persembahan ................................................................................ viii
Kata Pengantar ............................................................................................. ix
Daftar Isi ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel.................................................................................................... xv
Daftar Gambar ............................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ................................... 6
Konsep Bencana ............................................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Bencana .................................................................. 6
2.1.2 Jenis – jenis Bencana ................................................................ 7
2.1.3 Dampak Bencana Umum .......................................................... 10
2.2 Konsep Banjir .................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Banjir ...................................................................... 12
2.2.2 Jenis – jenis Banjir.................................................................... 13
2.2.3 Faktor – faktor Penyebab Banjir.............................................. 14
2.2.4 Akibat / Dampak Banjir........................................................... 18
2.3 Konsep Kecemasan ........................................................................... 19
2.3.1 Pengertian Kecemasan ............................................................. 19
2.3.2 Gejala – gejala kecemasan ...................................................... 20
2.3.3 Faktor – Faktor Penyebab Kecemasan ..................................... 23
2.3.4 Jenis – jenis Kecemasan ......................................................... 25
2.3.5 Gangguan Kecemasan ............................................................. 28
2.3.7 Dampak Kecemasan ............................................................... 29
2.3.8 Tingkat Kecemasan .................................................................. 30
2.4 Kerangka Berfikir .............................................................................. 33
2.4.1 Kerangka Teori ......................................................................... 33
2.4.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................... 35
3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 35
3.3Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
3.3.1 Populasi .................................................................................... 35
3.3.2 Sampel ...................................................................................... 35
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................. 36
3.5 Definisi OperasionaL ......................................................................... 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 37
3.8 Analisa Data .................................................................................... 38
3.9 Etika Penelitian .................................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ...................................... 40
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 40
4.1 Pembahasan ....................................................................................... 44
4.3 Keterbatasan Hasil Penelitian ............................................................ 49
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 50
5.2 Saran .................................................................................................. 50

Daftar Pustaka ................................................................................................. 51


Lampiran
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi operasional ........................................................................ 36


Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Umur Desa Permata ............. 42
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Desa Permata .................................................................................... 42
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Desa Permata .................................................................................... 43
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan
Desa Permata .................................................................................... 43
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 33


Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 34
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ..................................... 53
Lampiran 2 Kuisioner ..................................................................................... 54
Lampiran 3 Surat Penelitian ............................................................................. 57
Lampiran 4 Master Tabel ................................................................................ 61
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data ................................................................ 65
Lampiran 6 Jurnal Penelitian .......................................................................... 78
Lampiran 7 Dokumentasi ................................................................................ 86
Lampiran 8 Curiculum Vitae .......................................................................... 88
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan

kerugian baik secara material maupun non-material.Bencana alam merupakan

setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,gangguan ekologis,hilangnya

nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan

kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat

atau wilayah yang terkena (WHO,2002).Bencana dapat terjadi kapan saja dan

dimana saja.Selain itu, akibat dari bencana tidak hanya mempengaruhi

individu,tetapi juga lingkungan dan masyarakat

Pada tahun 2013,jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam

sekitar 21,6 juta orang dan mempengaruhi sekitar 96.5 juta orang lainnya di

seluruh dunia.Indonesia berada pada peringkat ke- 5 dari negara–negara yang

sering dilanda bencana alam,terutama untuk bencana jenis geofisikal dan

meteorologi (CRED,2013).

Menurut Depkes (2001) bencana alam merupakan peristiwa atau

kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,kerugian

kehidupan manusia,serta memburuknya kesehatan yang bermakna sehingga

memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.Menurut UU Nomor 24 tahun

2007,bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan

lingkungankerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Upaya penanggulangan bencana telah dilakukan oleh Pemerintah

Republik Indonesia. Laporan IFRCRCS (2005) dalam Indiyanto (2012:23)

menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah memberikan alokasi perhatian

pada kebencanaan sejak 1966 dengan pembentukan tim penanggulangan

kondisi darurat yang kemudian dikukuhkan dalam Peraturan Presiden Nomor

28 tahun 1979 Tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penanggulangan

Bencana.

Bencana alam dapat meningkatkan level kecemasan,depresi dan post

traumatic syndrome disaster. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar

yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai

bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang

sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan

kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo

Wiramihardja, 2005:66).

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang

timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi

sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes

RI, 1990).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada

waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal

terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa


muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai

gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).

Sementara itu, menurut Bustaman (2001) mendefenisikan kecemasan

sebagai ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas

muncul apabila seseorang berada dalam keadaan diduga akan merugikan dan

mengancam dirinya, serta merasa tidak mampu menghadapinya. Dengan

demikian, rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan yang diciptakan oleh diri

sendiri, yang dapat ditandai dengan selalu merasa khawatir dan takut

terhadap sesuatu yang belum terjadi.

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan

perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,

tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap

utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal(Hawari,

2013).

Menurut Nugroho (2008) kecemasan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat.Hal ini terjadi

sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 18 januari 2017

dengan salah satu masyarakat yang ada di desa permata selaku Bapak Kepala

Desa,Bapak Rahman Rauf bahwa memang pada dasarnya masyarakat

sempat mengalami masalah psikososial seperti tingkat kecemasan jika terjadi

kembali banjir akibat gagal panen semua itu terjadi karena sebagian besar

pekerjaan masyrakat setempat adalah petani sehingga peneliti sangat tertarik


untuk mengetahui tingkat kecemasan masyarakat pasca bencana banjir di

Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi

Gorontalo

1.2. Identifikasi Masalah

1.2.1 Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi

Gorontalo mengalami banjir bandang 1 kali dalam kurung waktu 20 tahun

terkahir

1.2.2 Tingkat kecemasan masyarakat pasca bencana banjir di Desa Permata

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 2017

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas serta penjelasan yang telah dikemukakan

pada latar belakang ,maka rumusan masalah dalam penelitiaan bagaimana

Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca Bencana Banjir Didesa Permata

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 2017

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui mengetahui tingkat kecemasan masyarakat pasca

bencana banjir di Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo

Provinsi Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

tingkat kecemasan mayarakat pasca bencana banjir didesa permata

kecamatan paguyaman kabupaten boalemo provinsi gorontalo.


1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan edukasi tentang masalah

tingkat kecemasan pada masyarakat didesa permata kecamatan paguyaman

kabupaten boalemo provinsi gorontalo 2017

2. Institusi Keperawatan

Penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan rujukan bagi institusi

keperawatan khususnya mata kuliah kepearawatan kegawatan darurat

dalam merencanakan program masalah kesehatan mental agar bisa

memberikan pandangan kepada masyarakat ketika akan menghadapi

masalah banjir agar lebih siap

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini semoga dapat menjadi dokumen akademik yang berguna

untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bencana

2.1.1 Pengertian bencana

Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan

kerugian baik secara material maupun non-material. Bencana alam

merupakan setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,gangguan

ekologis,hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan

atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari

luar masyarakat atau wilayah yang terkena (WHO,2002). Bencana dapat

terjadi kapan saja dan dimana saja selain itu akibat dari bencana tidak hanya

mempengaruhi individu,tetapi juga lingkungan dan masyarakat.

Menurut Depkes (2001) bencana alam merupakan peristiwa atau

kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan

ekologi,kerugian kehidupan manusia,serta memburuknya kesehatan yang

bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.

Pada tahun 2013 jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam

sekitar 21,6 juta orang dan mempengaruhi sekitar 96.5 juta orang lainnya di

seluruh dunia. Indonesia berada pada peringkat ke- 5 dari negara–negara

yang sering dilanda bencana alam,terutama untuk bencana jenis geofisikal

dan meteorologi (CRED,2013).

Menurut UU Nomor 24 tahun 2007,bencana diartikan sebagai

peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu


kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam

atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungankerugian harta

benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan,

kerugian materi, maupun korban manusia (Kamadhis UGM, 2007).

Bencana alam menimbulkan masalah yang berat dan serius yang harus

ditanggung tidak hanya oleh individu namun juga masyarakat dan negara.

2.1.2 Jenis-jenis bencana

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:

a. Bencana Alam

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain (berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,

dan tanah longsor)

1) TanahLongsor

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau

batuan,ataupun pencampuran keduanya,menuruni atau keluar lereng

akibat dari tergangguanya kestabilan tanah atau batuan penyusunan

lereng tersebut.
2) Banjir

Biasanya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi diatas

normal,sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan

anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal

penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung

akumulasi air hujan tersebut meluap.

3) Kekeringan

Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan yang jauh

dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup,pertanian kegiatan

ekonomi dan lingkungan.

4) Gempa Bumi

Peristiwa berguncangnya bumi yang dapat disebabkan oleh

tumbukan anatar lempeng tektonik, akibat gunung berapi atau

runtuhan batuan.

5) Tsunami

Tsunami yakni gelombang laut dengan periode panjang yang

ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut

(gempatektonik,erupsi vulkanik atau longsoran).

6) Letusan Gunung Api

Gunung api merupakan lubang kepundan/rekahan pada kerak

bumi tempat keluarnya magma,gas atau cairan lainnya ke permukaan.


b. Bencana Non Alam

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain (berupa gagal

teknologi,gagal modernisasi,epidemi dan wabah penyakit)

1) Gagal Tekonologi

Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang

diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan

kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi atau industri.

2) Epidemi,Wabah dan Kejadian Luar Biasa

Merupakan ancaman yang diakibatkan oleh menyebarnya

penyakit menular yang berjangkit di suatu daerah tertentu.Pada skala

besar,epidemi atau wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat

mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita penyakit dan korban

jiwa..Wabah penyakit pada umumnya sangat sulit dibatasi

penyebarannya,sehingga kejadian yang pada awalnya merupakan

kejadian lokal dalam waktu singkat bisa menjadi bencana nasional

yang banyak menimbulkan korban.

c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia.

Setiap bencana pasti memiliki dampak yang berbeda – beda ,bisa

menyebabkan kematian ,kondisi sosial ekonomi ,gangguan citra

tubuh,kerusakan infrastruktur.
2.1.3 Dampak bencana umum

Walaupun semua bencana memiliki ciri khasnya sendiri dan

memberikan pengaruh dalam tingkat kerentanan yang berbeda pada daerah

dengan kondisi social,kesehatan dan ekonomi tertentu. Menurut Pan

American Health Organization/PAHO (2006), ada beberapa masalah

kesehatan umum akibat bencana antara lain :

a. Reaksi social

Setelah suatu bencana alam yang besar terjadi,sikap penduduk

jarang mencapai tingkatan panic atau berdiri diam.Tindakan individual

yang spontan tetapi sangat terkelola bermunculan saat mereka yang

selamat pulih dengan cepat dari syok dan mulai bersiap diri untuk

mencapai tujuan personal yang jelas.

b. Penyakit Menular

Bencana alam tidak biasa menimbulkan KLB penyakit menular

secara besar – besaran walaupun keadaan tertentu bencana alam dapat

meningkatkan potensi penularan penyakit. Resiko KLB penyakit menular

sebanding dengan kepadatan penduduk dan perpindahan

penduduk.Kondisi ini meningkatkan desakan terhadap suplai air dan

makanan serta resiko terkontaminasi ( seperti dalam Kamp pengungsian

).

c. Perpindahan Penduduk

Jika terjadi perpindahan penduduk secara besar – besaran,spontan

atau terkelola,suatu kebutuhan mendesak akan pemberian bantuan


kemanusiaan terbentuk.Penduduk mungkin akan pindah kedaerah kota

jika layanan umum tidak dapat menangani dan akibatnya adalah

peningkatan angka kesakitan dan kematian.

d. Pengaruh Cuaca

Bahaya kesehatan dari pajanan terhadap unsur – unsur cuaca tidak

besar,bahkan setelah terjadi bencana didaerah beriklim sedang .asalkan

populasi tetap dalam kondisi kering,berpakaian layak pakai,dan dapat

menemukan perlindungan.

e. Makanan dan Gizi

Kekurangan bahan pangan segera setelah bencana dapat muncul

dalam dua cara ,yang pertama kekurangan pada cadangan makanan

diwilayah bencana dapat menyebabkan penurunan tajam jumlah

makanan yang tersedia atau yang kedua adalah terputusnya system

distribusi dapat mengahalangi akses ke makanan walaupun kelangkaan

yang sangat parah tidak terjadi.

f. Penyediaan air dan sanitasi

Sistem penyediaan air minum dan pembuangan air kotor sangat

rentan pada bahaya bencana alam,gangguan yang terjadi biasanya

menimbulkkan resiko kesehatan yang serius.Kekurangan dalam kuantitas

dan Kualitas air minum,kesulitan dalam pembuangan ekskreta serta

limbah lainnya dapat mengakibatkan buruyknya sanitasi sehingga ikut

memberikan sumbangan terhapdap kondisi yang memudahkan

penyebaran penyakit gastroenteritis dan penyakit lainnya.


g. Kesehatan Jiwa

Kecemasan,neurosis dan depresi akan menjadi masalah akut dan

utama dalam kesehatan masyarakat yang terjadi setelah bencana. Pada

daerah metropolitan atau industry di Negara maju,masalah kesehatan

jiwa dilaporkan cukup bermakna selama masa rekontruksi dan masalah

itu harus dihadapi selama fase tersebut

h. Kerusakan Infrastrukur

Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas

kesehatan dan system penyediaan air bersih serta system pembuangan air

kotor,disamping dapat berdampak langsung pada kesehatan masyarakat

yang mengandalkan layanan tersebut.jika banguan rumah sakit dan pusat

kesehatan strukturnya tidak aman bencana alam dapat membahayakan

kehidupan penghuni gedung dan membatasi kapasitas pemberian layanan

kesehatan bagi korban bencana

Semua dampak ini pasti akan mengalami masalah psikososial jika

tidak segera di tangani .

2.2 Konsep Banjir

2.2.1 Pengertian Banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi di berbagai negara

termasuk di Indonesia. Banjir dapat disebabkan oleh air sungai yang meluap

ke lingkungan sekitarnya dan aliran permukaan yang berlebihan dengan

intensitas curah hujan yang tinggi serta dengan durasi yang lama

(Wahyu:2010). Banjir menyebabkan kerusakan yang besar tiap tahunnya di


beberapa negara. Di Indonesia,banjir sudah menjadi peristiwa yang rutin

terjadi di setiap musim penghujan. Tahun 2007 yang lalu,ada 338 titik

wilayah yang tergenang banjir dimana 102 orang meninggal dan sekitar satu

juta warga tidak dapat tinggal untuk sementara (BNPB, 2009).

Banjir dalam pengertian umum adalah debit aliran air sungai dalam

jumlah yang tinggi,atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar

dari kondisi normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat

tertentu terjadi secara terus menerus, sehingga air tersebut tidak dapat

ditampung oleh alur sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan

menggenangi daerah sekitarnya (Peraturan Dirjen RLPS No.04 thn 2009).

2.2.2 Jenis –jenis banjir

Tingginya aliran permukaan sebagai akibat hujan berlebih tersebut

dapat ditampung oleh badan sungai. Akibat air berlebih (banjir) sebagai

akibat luapan air sungai ataupun hujan lokal maka akan menyebabkan

terbentuknya bentukan banjir dan dalam skala yang lebih luas lagi masuk

dalam kelas bentukan fluvial (Somantri, 2008).Ligal (2008), menyebutkan

bahwa banjir terdiri dari tiga jenis, yaitu :

2) Banjir kilat

Banjir kilat/dadakan biasanya didefinisikan sebagai banjir yang

terjadi hanya dalam waktu kurang dari 5 jam sesudah hujan lebat mulai

turun.Kerawanan terhadap banjir dadakan akan meningkat bila wilayah

itu merupakan lereng curam,sungai dangkal dan pertambahan volume air

jauh lebih besar dari pada yang tertampung.Umumnya banjir dadakan


akibat meluapnya air hujan yang sangat deras,khususnya bila tanah

bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak air.

3) Banjir luapan sungai

Luapan sungai berbeda dari banjir dadakan karena banjir ini terjadi

setelah proses yang cukup lama Luapan sungai berbeda dari

banjir,meskipun proses itu bisa jadi lolos dari pengamatan sehingga

datangnya banjir terasa mendadak dan mengejutkan.Selain itu banjir

luapan sungai kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa

berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa

berhenti.Penyebabnya adalah hutan gundul,kelongsoran daerah-daerah

yang biasanya mampu menahan kelebihan air ataupun perubahan

suhu/musim,atau terkadang akibat kedua hal itu sekaligus.

4) Banjir pantai

Banjir yang membawa bencana dari luapan air hujan sering makin

parah akibat badai yang dipicu oleh angin kencang sepanjang pantai. Air

payau membanjiri daratan akibat satu atau perpaduan dampak

gelombang pasang, badai, atau tsunami/gelombang pasang (Ligal, 2008).

Sama seperti banjir luapan sungai, hujan lebat yang jatuh di kawasan

geografis luas akan menghasilkan banjir besar di lembahlembah pesisir

yang mendekati muara sungai

2.2.3 Faktor – faktor penyebab banjir

Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002),faktor penyebab terjadinya

banjir dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir alami dan
banjir oleh tindakan manusia.Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah

hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi,kapasitas sungai, kapasitas drainase

dan pengaruh air pasang.Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia

disebabkan karena ulah bmanusia yang menyebabkan perubahan-perubahan

lingkungan seperti:perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai

(DAS),kawasan pemukiman di sekitar bantaran,rusaknya drainase

lahan,kerusakan bangunan pengendali banjir,rusaknya hutan (vegetasi

alami),dan perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat.

a. Penyebab banjir secara alami

Yang termasuk sebab-sebab alami diantaranya adalah :

1) Curah hujan

Oleh karena beriklim tropis,Indonesia mempunyai dua musim

sepanjang tahun,yakni musim penghujan dan musim kemarau.

reszPada musim hujan,curah hujan yang tinggi berakibat banjir di

sungai dan bila melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau

genangan.

2) Pengaruh fisiografi

Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk,fungsi dan

kemiringan daerah pengaliran sungai (DPS),kemiringan

sungai,geometrik hidrolik (bentuk penampang seperti lebar,

kedalaman,potongan memanjang, material dasar sungai),lokasi sungai

dan lain-lain merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya

banjir.
3) Erosi dan Sedimentasi

Erosi di DPS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas

penampang sungai. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas

saluran sehingga timbul genangan dan banjir di sungai.

4) Kapasitas sungai

Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan

oleh pengendapan berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai

yang berlebihan.Sedimentasi sungai terjadi karena tidak adanya

vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak

tepat.Sedimentasi menyebabkan terjadinya agradasi dan

pendangkalan pada sungai,hal ini dapat menyebabkan berkurangnya

kapasitas tampungan sungai.Efek langsung dari fenomena ini

menyebabkan meluapnya air dari alur sungai keluar dan

menyebabkan banjir.

5) Kapasitas drainasi yang tidak memadai

Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainasi daerah

genanga yang tidak memadai,sehingga kota-kota tersebut sering

menjadi langganan banjir di musim hujan.

6) Pengaruh air pasang

Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut.Pada waktu

banjir bersamaan denganair pasang yang tinggi maka tinggi genangan

atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik (backwater).


b. Penyebab banjir akibat aktifias manusia

Yang termasuk sebab-sebab banjir karena tindakan manusia adalah :

a. Perubahan kondisi DAS

Perubahan kondisi DAS seperti penggundulan hutan,usaha

pertanian yang kurang tepat,perluasan kota,dan perubahan tataguna

lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena meningkatnya

aliran banjir.

b. Kawasan kumuh dan sampah

Perumahan kumuh di sepanjang bantaran sungai dapat menjadi

penghambat aliran.Masyarakat membuang sampah langsung ke alur

sungai,sehingga dapat meninggikan muka air banjir disebabkan

karena aliran air terhalang.

c. Drainasi lahan

Drainasi perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah

bantaran banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam

menampung debit air yang tinggi.

d. Kerusakan bangunan pengendali air

Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali

banjir sehingga menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi

dapat meningkatkan kuantitas banjir.

e. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat

Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi

kerusakan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat


menambah kerusakan selama banjir-banjir yang

besar.Semisal,bangunan tanggul sungai yang tinggi.Limpasan pada

tanggul ketika terjadi banjir yang melebihi banjir rencana dapat

menyebabkan keruntuhan tanggul.Hal ini mengakibatkan kecepatan

aliran yang sangat besar melalui tanggul yang bobol sehingga

menibulkan banjir yang besar.

f. Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami)

Penebangan pohon dan tanaman oleh masyarakat secara liar

(illegal logging),tani berpindah-pindah dan permainan rebiosasi hutan

untuk bisnis dan sebagainya menjadi salah satu sumber penyebab

terganggunya siklus hidrologi dan terjadinya banjir

2.2.4 Akibat / dampak banjir

Banjir akan terjadi gangguan-gangguan pada beberapa aspek berikut :

a. Aspek penduduk

Antara lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut,tenggelam, luka-

luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya penyakit seperti

penyakit kulit,demam berdarah, malaria, influenza,gangguan pencernaan

dan penduduk terisolasi.

b. Aspek pemerintahan,

Antara lain berupa kerusakan atau hilangnya dokumen, arsip,

peralatan, perlengkapan kantor dan terganggunya jalannya pemerintahan.


c. Aspek ekonomi,

Antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya

pasar tradisional,kerusakan atau hilangnya harta benda, ternak dan

terganggunya perekonomian masyarakat.

d. Aspek sarana/prasarana

Antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan, jalan,

bangunan gedung perkantoran,fasilitas sosial dan fasilitas umum,

instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi.

e. Aspek lingkungan

Antara lain berupa kerusakan ekosistem,objek

wisata,persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan

tanggul/jaringan irigasi (Mistra, 2007; Rahayu dkk, 2009)

2.3 Konsep Kecemasan

2.3.1 Pengertian Kecemasan

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami

oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari

kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya

umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri

yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada

waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal

terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bias


muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai

gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,

2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang

mengancam,dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai

perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah

dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas

yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat

fungsi seseorang dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan

subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi

umum dari ketidakmampuan

Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa

kecemasanadalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal.

Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa

mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak

menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62)

memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena

adanya ancaman terhadap kesehatan.

2.3.2 Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya

ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal

kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat


disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental.

Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental.

Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak

jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan

berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah

: ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian,

tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2004:62). Kecemasan

juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-

hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak menyenangkan. Gejala-

gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang.

Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74)

menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi

sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat

ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak

menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika

bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi

individu.

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam

kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau

keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103)

mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :


a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan

bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

b. menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan

bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas. Adanya emosi-

emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan

sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,

akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of

persecution (delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan

jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164)

mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala,

diantaranya yaitu :

a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,

banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa

lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,

terguncang, melekat dan dependen


c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan

terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,

keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan

akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur

aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian

besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang.

Peristiwaperistiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya

serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa

faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :

a. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir

individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan

karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu

dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga

individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

b. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan

keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini,

terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka

waktu yang sangat lama.


c. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi

seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari

suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-

perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan

beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang

mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,

karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal

yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini

sering pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-

kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak

berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan

takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain

itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya,

baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya.


Musfir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan faktor yang

memepengaruhi adanya kecemasan yaitu

a. Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran

atau penuh dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian

orangtua terhadap anak anaknya, dapat menyebabkan

ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam

rumah

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kecemasan individu. Jika individu tersebut berada

pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut

menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan

adanya berbagai penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga

dapat menyebabkan munculnya kecemasan. Kecemasan timbul

karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-

waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari

masyarakat menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang

baru dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol, 2004: 24).

2.3.4 Jenis-jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan

didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan
dari luar. Mustamir Pedak (2009:30) membagi kecemasan menjadi tiga jenis

kecemasan yaitu :

a. Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini

dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan

dasariah kita.

b. Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah

keadaankeadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

c. Kecemasan Fundamental

Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa

dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya

berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang

mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi

dua jenis kecemasan, yaitu :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar

dan ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan

kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu

tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya.Kecemasan ringan

yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada
individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut

tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini

akan bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-hati dalam

menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan

ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena

individu tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya

kecemasan, maka kecemasan tersebutakan mengendap lama dalam diri

individu.

b. Kecemasan Berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar

secara mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami

kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya.

Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikan

perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi

dua yaitu kecemasanberat yang sebentar dan lama.Kecemasan yang

berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis pada

individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab

munculnya kecemasan.Sedangakan kecemasan yang berat tetapi

munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Halini akan

berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat meruak proses

kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan

berbagai macam penyakitseperti darah tinggi, tachycardia (percepatan

darah),excited(heboh,gempar).
2.3.5 Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri

kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak

dapat secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah

& Julianty Widuri (2007:77) membagi gangguan kecemasan dalam

beberapa jenis, yaitu :

a. Fobia Spesifik

Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau

antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.

b. Fobia Sosial

Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya

berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi

dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa

terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan

atau menampilkan perilaku lain yang memalukan.

c. Gangguan Panik

Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang

spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada

gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang,

mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang

penting dalam diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa


setiap serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau

kecacatan.

d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang

berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom

somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan

sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang

nyata.

2.3.6 Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi

yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh

berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini

menjadi tidak adaptif. Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan

biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :

a. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara

normal atau menyesuaikan diri pada situasi.

b. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan

pencegahan yang mencukupi. Dari beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada

situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa

mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang

muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi


dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan

merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu

melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi

karena individu merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal

yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk

dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan

suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam. Adanya

berbagai macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan

adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan

spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran

atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat

menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa simtom

kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan

keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan

yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-

masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar

secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

2.3.7 Tingkat Kecemasan

Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya.Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik.Kondisi

dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan


interpersonal.Cemas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.Cemas adalah respon

emosional terhadap penilaian tersebut.Kapasitas untuk menjadi cemas

diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi cemas yang parah tidak sejalan

dengan kehidupan.Menurut Stuart & Sundeen, (1998) ada empat tingkat

kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

a. Kecemasan Ringan

Berhubung dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih

waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat

memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah

secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Kecemasan Sedang

Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi

penyempitan lapangan presepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan

arahan orang lain.

c. Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail

yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh

perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak

perintah/ arahan untuk terfokus pada area lain.

d. Panik

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena

hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun


dengan perintah.Terjadi peningkatan motorik, berkurangnya kemampuan

berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya

pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.Biasanya disertai

dengan disorganisasi kepribadian


2.4 Kerangka Berfikir

2.4.1 Kerangka Teori

Jenis Bencana alam Faktor Faktor Penyebab


Kecemasan

1. gempa bumi 1. Lingkungan


2. tsunami,
2. Emosi yang ditekan
3. gunung meletus
4. tanah longsor 3. Sebab-sebab fisik
5. banjir 4. Lingkungan Sosial
6. kekeringan
5. Lingkungan keluarga
7. angin topan
8. kegagalan teknologi
9. Epidemi,
10. Wabah dan Kejadian
Luar Biasa Tingkat Kecemasan
11. konflik sosial
antarkelompok a. Kecemasan Ringan

b. Kecemasan Sedang

c. Kecemasan Berat

d. Panik

Gambar 2.1
Sumber
(WHO:2005.Depkes:2011.Nanda:2012.Somantri;2008.Wahyu:2010. BNP
B:2009.Sutardjo Wiramirahardja;2005.Sundari S;2004.Ramairah
S;2003.Kartini K;2006.Fauziah F,Widuri J;2007)
2.4.2 Kerangka Konsep

Tingkat kecemasan Masyarakat

Pasca Bencana Banjir

Kecemasan Kecemasan Kecemasan Panik


Ringan Sedang Berat

Gambar 2.2
Sumber : Stuart & Sundeen, (1998)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Permata Kecamatan Paguyaman

Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dari bulan Maret – Juni tahun 2017.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan dan

menggambarkan tentang suatu keadaan yang subyektif (Hidayat, 2009, hlm.

47). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

suatu metode penelitian dengan cara mengambil sampel dari populasi tertentu

(Nasir et al., 2011, hlm. 131).

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah

Kepala Keluarga Desa Permata yang mengalami banjir Kecamatan

Paguyaman Kabupaten Boalemo yang berjumlah 140 KK.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk biasa memenuhi/mewakili populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah Kepala Keluarga Desa Permata yang menglami banjir

Kecamatan paguyaman Kabupaten Boalemo yang berjumlah 140 KK,


yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan data sampel

Total sampling.

3.4 Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,sifat,atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

konsep pengertian (Notoatmondjo ,2012 ).

Variabel dalam Penelitian ini adalah Tingkat kecemasan Masyarakat

Pasca Bencana Banjir Didesa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Boalemo Provinsi Gorontalo.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk memahami

arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis (sujarweni, V,W

2014)

No. Variable Definisi Operasional Alat ukur Skor Skala

1. Kecemasan Perasaan terancam Wawancara dengan Tidak cemas Ordinal


dan stressfull, yang menggunakan (20-40)
disebabkan kuisioner sebagai Cemas ringan
ketakutan alat ukur respon (41-60)
berlebihan jika kecemasan : Cemas
terjadi kembali Kuesioner Zung Self sedang (61-
bencana yang sudah Anxiety Scale 80)
pernah terjadi (ZSAS) Cemas berat
(81-100)
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2015)

3.6.1 Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer berupa kuesioner. Kuesioner adalah

cara pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengedarkan suatu

daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2013). Dalam penelitian

ini yang di gunakan adalah kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan

masyarakat pasca bencana banjir didesa permata kecamatan paguyaman

kabupaten boalemo provinsi gorontalo

2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh dari Desa Permata Kecamatan Paguyaman

Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.

3.7 Intrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar

observasi untuk meneliti tingkat kecemasan masyarakat pasca bencana banjir

yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang ada untuk variabel

independen dan standar operasional untuk variabel dependen.Instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Masyarakat

Pasca Bencana Banjir diDesa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Boalemo Provinsi Gorontalo


Alat pengukuran yang digunakan ini menggunakan pengukuran observasi

tertruktur yaitu mendefinisikan apa yang akan diobservasi melalui suatu

perencanaan yang matang.

3.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut di analisa dengan

menggunakan sistem komputer yakni dengan menggunakan program SPSS.

Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat

3.9 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti telah mendapat izin dari Bapak

Kepala Desa Permata kecamatan paguyaman.Prinsip etika yang di laksanakan

peneliti dalam penelitian ini adalah :

3.9.1 Lembar Persetujuan (Informed Consend)

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya

adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak

yang diteliti selama pengumpulan data. Subjek yang bersedia diteliti

menandatangani lembar persetujuan dan peneliti tidak memaksa serta tetap

menghormati haknya.

3.9.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang di isi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian dijamin oleh peneliti dan hanya informasi tertentu saja yang

ditampilkan
BAB IV

HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Desa Permata dibentuk dan resmi memisahkan diri dari Desa Mutiara pada

tahun 2006. Desa Permata berada dalam wilayah Kecamatan Paguyaman

Kabupaten Boalemo . Desa Permata merupakan wilayah pemekaran dari

Desa Mutiara. Kata Permata diambil dari Persatuan Mata Putih Tanjung

Harapan. Dusun Mata Putih dan Dusun Tanjung Harapan dulunya adalah

Dusun yang berada di Desa Mutiara. Kemudian Dusun Mata Putih dan

Dusun Tanjung Harapan terjadi pemekaran sehingga terbentuk Desa

Permata. Pusat Pemerintahan Desa Permata berkedudukan di Dusun

Tanjung

1. Batas Wilayah

Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo memiliki

batas – batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Sungai Paguyaman

b) Sebelah Selatan : Desa Mutiara

c) Sebelah Timur : Desa Mutiara

d) Sebelah Barat : Desa Bongo Tua


2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan

Luas Wilayah Desa Permata yaitu seluas 3968974 ha/m2 dapat dirincikan

sebagai berikut :

a) Luas Persawahan Desa Permata yaitu 1682326 ha/m2

b) Luas Perkebunan 1257303 ha/m2

c) Luas Kuburan 5000 ha/m2

d) Luas Pekarangan 195831 ha/m2

e) Luas Perkantoran ha/m2

f) Luas Prasarana umum lainnya 826014 ha/m2

3. Letak

Adapun Luas wilayah yang rawan banjir di Desa Permata seluas 31,3,

ha/m2 , sedangkan wilayah yang bebas banjir seluas 3548974 ha/m2 .

Desa permata pernah mengalami bencana banjir sebelumnya sejak 20

tahun terakhir baru 2 kali mengalami banjir.

4.1.2 Hasil analisa univariat

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 mei sampai 10 juni 2017,

bertempat di Desa Permata Kecamatan Paguyaman Provinsi Gorontalo.

Pengumpulan data dilakukan dengan mendata secara langsung dilokasi

penelitian,dengan responden berjumlah 140 KK dengan pekerjaan utama

yaitu petani. Adapun hasil penelitian ini didata sesuai masing – masing

dusun sesuai dengan pola analisis yang telah direncanakkan yaitu tingkat

kecemasan masyarakat pasca bencana banjir.


1. Distribusi Responden Menurut Umur Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Umur Desa Permata
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
No. Umur Jumlah Persen(%)
1. 28-37 17 12.14
2 38-47 86 61.43
3 48-57 37 26.43
Total 140 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan menurut

umur, ditemukan 17 responden (12.14%) kisaran umur antara 28 – 37 dinyatakan

masih beurumur lebih muda ,86 responden (61.43%) kisaran umur antara 48-37

dinyatakan sudah mulai berumur dan 37 responden (26.43%) kisaran umur antara

48-57 dimyakan sudah mulai menginjak umur tua.

2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Desa Permata Kecamatan


Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Desa Permata

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen(%)


1. Laki –Laki 111 79.28
2. Perempuan 29 20.72
Total 140 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan sesuai

jenis kelamin dan ditemukan 111 responden laki – laki (79.28% ) sertasisanya

yaitu 28 responden perempuan (20.72%).

3. Distirbusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Desa Permata Kecamatan


Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Tabel 4.3 Disrtibusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Desa Permata

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

No. Pekerjaan Jumlah Persen (%)


1. SMA 21 15
2. SMP 23 16.43
3. SD 44 31.43
4. Tidak Sekolah 52 37.14
Total 140 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan sesuai

tingkat pendidikan ditemukan 21 responden pendidikanya yaitu pendidikan SMA

(15% ) ,23 responden pendidikannya SMP ( 16.43% ) , 44 responden

pendidikannya yaitu SD ( 31.43% ). Dan 52 responden yang tidak Tidak sekolah (

37.14%).

4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan Desa Permata Kecamatan


Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat

Kecemasan Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Boalemo Provinsi Gorontalo

No. Tingkat Kecemasan Jumlah Persen ( % )


1 Tidak Cemas 42 30
2 Cemas Ringan 98 70
3 Cemas Sedang 0 0
4 Cemas Berat 0 0
Total 140 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan tingkat

kecemasan masyrakat desa permata pasca bencana banjir, ditemukan 42

responden (30%) dinyatakan tidak mengalami kecemasan, 98 responden (70%)


mengalami cemas ringan dan tidak ada responden yang mengalami cemas ringan

dan cemas berat.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan

tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca bencana banjir,

ditemukan 42 responden (30%) dinyatakan tidak mengalami kecemasan, 98

responden (70%) mengalami cemas ringan dan tidak ada responden yang

mengalami cemas sedang dan cemas berat. Gejala psikologis tersusun

berdasarkan indikator merasa khawatir, ketakutan, gelisah, sulit

berkonsentrasi, tidak berdaya/ hilang kepercayaan diri, tidak dapat

mengambil keputusan, mudah marah/ sensitif, merasa tidak nyaman.

Tingkat kecemasan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala kecemasan, semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka

menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki oleh subjek.

Sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka akan

menunjukkan semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dimiliki oleh

subjek.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan

pasca bencana banjir di Desa Permata Kecamatan Paguyaman Provinsi

Gorontalo terbanyak pada kategori ringan yaitu 98 responden (70%),

kategori kecemasan sedang dan berat tidak ada.Kecemasan ringan ini

didapatkan dari lembar kuisioner dimana berdasarkan pertanyaan yang di

ajukan jawaban yang di dapatkan bahwa masyarakat masih mampu


berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.

Dengan kondisi fisik Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat, gejala ringan berkeringat, muka berkerut dan bibir berkeringat,

kondisi kognitif Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsang

kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah aktual. Serta

perilaku dan emosi tidak dapat duduk dengan tenang, tremor halus pada

tangan, suara kadang-kadang meninggi. Kecemasan sedang dan berat saat

penelitian tidak didapatkan karena semua hasil penelitian hanya sesuai

kriteria kecemasan ringan.

Kecemasan ringan terbagi 2 kateori ada berdasarkan kondisi fisik dan

kondisi kognitif. Kondisi fisik yaitu sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah meningkat, gejala ringan berkeringat, muka berkerut dan bibir

berkeringat dan kondisi kognitif Lapang persepsi meluas, mampu menerima

rangsang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah

aktual. Serta perilaku dan emosi tidak dapat duduk dengan tenang, tremor

halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. Berdasarkan penelitian

kondisi kognitif (60%) yang lebih dominan dibandingkan dengan kondisi

fisik ( 40% ).

Desa Permata terbagi menjadi tiga dusun yaitu Mata Putih ,Harapan

dan Tanjung. Kecemasan ringan paling banyak ditemukan di dusun matah

putih yaitu sebanyak 57 responden , dusun Harapan 35 responden

sedangkan dusun tanjung 6 responden. Hal ini dikarenakan dusun mata

putih paling banyak penduduknya . Kecemasan merupakan perasaan tidak


nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang

merupakan faktor dari psikologi (Mansjoer, 2005). Sebanyak 70-80% orang

mengalami peristiwa traumatik akibat bencana alam akan memunculkan

gejala-gejala distress mental. Ada banyak gangguan jiwa yang terjadi akibat

trauma atau bencana, salah satunya adalah kecemasan (Ramadhani, 2011).

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diartikan bahwa subjek

penelitian yaitu masyarakat desa permata sudah cukup mampu untuk

mengelola emosi atau perasaan tidak menyenangkan ketika mereka

menghadapi masalah. Kecemasan ringan ini biasanya berhubungan dengan

ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta

persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk

belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Hasil penelitian sedikit berbeda dengan

penelitian yang dilakukan Yulmia Anggunsari (2015) yang meneliti tentang

hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi sebelum dan

sesudah bencana alam.

Sehingga peneliti berasumsi kecemasan ringan yang terjadi pada

masyarakat desa permata karena meraka sudah cukup mampu untuk

mengelola emosi atau perasaan tidak menyenangkan ketika mereka

menghadapi masalah.

Adapun Hasil penelitian tingkat kecemasan masyarakat desa permata

pasca bencana banjir ada 3 kriteria yang mendukung penelitian yaitu

berdasarkan usia ,jenis kelamin dan tingkat pendidikan.


Data tambahan Usia terbagi 3 kategori, didapatkan bahwa sebanyak

17 responden (22,14%) berusia antara 28-37 tahun , 86 responden (61.43%)

berusia antara 38-47 tahun, 37 responden (26.43%) berusia 48-57 tahun.

Berdasarkan Penelitian didapatkan sebagian besar responden berumur 38 –

47 tahun sebanyak 86 responden (61.43%). Hasil penelitian ini sependapat

dengan hasil peneltian terdahulu menyatakan berdasarkan usia responden

tingkat kecemasan paling banyak di usia 35 tahun keatas ( Junaidi.dkk 2015

). Sehingga peneliti berasumsi bahwa semakin dewasa umur seseorang

makin terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan yang

berlebihan sehingga akan menyebabkan kecemasan.

Data tambahan menurut jenis kelamin didapatkan bahwa sebanyak 29

responden (20.71%) perempuan, 111 responden (79.29%) laki-laki. Dari data

tersebut menunjukan bahwa sebagian besar yang mengalami kecemasan pada

pasca bencana banjir adalah laki – laki. Pada penelitian ini laki – laki lebih

memiliki tingkat kecemasan yang lebih dibandingkan perempuan hal ini

disebabkan karena karena jumlah sampel laki – laki sebanyak 111 responden

(79.29%) lebih banyak dari jumlah sampel perempuan sebanyak 29

responden (20.71%).

Penelitian ini berbeda dengan peneltian terdahulu diamana menyatakan

tingkat kecemasan paling banyak terjadi diperempuan dari pada laki – laki

(junaidi.dkk 2015). Dikarenakan setelah dilakukan penelitian jumlah

responden laki – laki lebih dominan dari pada perempuan.


Peneliti berasumsi bahwa kecemasan pada responden laki – laki ini salah

satunya disebabkan karena pada penelitian ini jumlah responden laki – laki

lebih banyak dari pada perempuan .

Data tambahan selanjutnya menurut tingkat pendidikan ditemukan 21

responden pendidikanya yaitu pendidikan SMA (15% ) ,23 responden

pendidikannya SMP ( 16.43% ) , 44 responden pendidikannya yaitu SD (

31.43% ). Dan 52 responden yang tidak Tidak sekolah ( 37.14.%).

Hasil penelitian terlihat banyak responden yang Tidak Sekolah dan ada

yang tingkat pendidikannya tergolong pendidikan dasar SD dan SMP lebih

banyak dibandingkan pendidkan menengah SMA. Tingkat pendidikan

seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap kemapuan berfikir,

semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan

menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru

(Stuart & Sunden,2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

menyatakan berdasarkan pendidikan ditemukan memiliki presentase

kecemasan paling dominan yaitu pendidikan SD dan Tidak Sekolah (

Junaidi.dkk 2015). Sehingga peneliti berasumsi bahwa semakin rendah

pendidikan, semakin kurang informasi baru termasuk dalam menguraikan

masalah yang baru sehingga akan mudah terjadi kecemasan

4.3 Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yang

memiliki kelemahan rawan terhadap bias dimana Selama proses penelitian


dilakukan,peneliti menemukan hambatan, penelitian ini masih mempunyai

keterbatasan yang peneliti temukan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu

penelitian dilakukan dengan lokasi penelitian yaang agak jauh dari lokasi

tempat tinggal karena ada KKS jadi peneliti sebelum meneliti harus mengatur

waktu dan melakukan penelitian secara cepat agar tidak mengganggu KKS

karena pada rancangan ini peneliti mengobservasi variabel tingkat kecemasan

menggunakan responden yang dihadapi masyarakat juga berbeda, sehingga

akan memunculkan hasil gambaran yang berbeda tentang tingkat kecemasan.

Adapun kendala yang dihadapi peneliti yaitu penolakan untuk diminta

menjadi responden sehingga penenliti harus melakukan kinerja ekstra untuk

untuk meyakinkan kalau ini dapat bermanfaat setiap menjadi responden

karena bisa menambah wawasan.


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil penelitian tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca

bencana banjir sebagian besar mengalamikecemasan ringan dengan

presentase (70%), tidak ada responden yang mengalami cemas sedang dan

berat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang

perlu direkomendasikan untuk penelitian yang terkait dengan topic penelitian

ini:

1. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, bagaimana

memberikan terapi atau masyarakat yang sudah mengalami bencana

banjir maupun bencana – bencana lain.

2. Penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai faktor

predisposisi dan faktor presipitasi mengenai kecamasan menghadapi

masyarakat pasca bencana banjir.

3. Bagi peneliti

Hasil ini diharapkan dapat menambah wawasan ,pengetahuan dan

pengalaman dalam bidang kegawat daruratan.


Daftar Pustaka

Amalia, M. V. (2012). Dampak Psikososial Korban Banjir.

Asnayanti, & Kumaat, F. (2013). Hubungan Mekanisme Koping dengan kejadian


stres Pasca Bencana Alam pada masyarakat Kelurahan Tubo Kota
Ternate. 1-8.
Dundu, H. M. (2015). Gambaran Tingkat Depresi Pada Warga Korban Banjir
Bandang Dikelurahan Tikala Ares Kota Manado. 1-5.
Euis Sunarti, J. S. (2011). Pengelolaan Stres Pada Keluarga Korban Bencana
Longsor Dikabupaten Bogor , 111-120.
Fitri Nurcahyani, E. I. (2016). Pengaruh Terapi Suportif Kelompok Terhadap
Kecemasan Pada Klien Pasca Bencana Banjir Bandang Di Perumahan
Relokasi Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember. 293-299.
Iskandar, & Mukhripah. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Martam, I. S. (2009). Mengenali Trauma Pasca Bencana , 1-4.
Nursalam. (2015). Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014 definisi dan klasisikasi.
Jogjakarta: MediAction.
Nurhasanah. (2008). Hubungan Tingkat depresi Dengan Kualitas Hidup Pada
Daerah bencana Pasca Bencana Gempa Bumi Kabupaten Sleman Tahun
2008. Nurhasanah .
Purborini, N., Wicaksana, M. F., Ma’arif, S., Julfiyanti, D., Ardyana, I., & Eko,
N. (2016). Gambaran Kondisi Psikososial Masyarakat Lereng Merapi
Pasca 6 Tahun Erupsi Gunung Merapi. 46-49.
Puspitasari, D. L. (2014). Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Remaja
Di Wilayah Banjir Rob. 13.
Rosyidie, A. (2013). Banjir : Fakta dan Dampaknya,Serta Perubahan Dari Guna
Lahan. 241-249.
Tentama, F. (2013). Dukungan Sosial Dan Post-Traumatic Stress Disorder Pada
Remaja Penyintas Gunung Merapi. 133 - 138.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Formulir Persetujuan Menjadi Responden Tingkat Kecemasan Masyarakat
Pasca Bencana Banjir Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 2017

Saya adalah Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu


Olahraga Dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo melakukan penelitian
dengan tujuan untuk mengidentifikasi “Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca
Bencana Banjir Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo 2017”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Keperawatan Universitas Negeri
Gorontalo.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk
mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani
lembar persettujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga
Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun, semua
informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan
dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam
penelitian ini.

Gorontalo ,......................

Responden Peneliti

( .........................................) Moh Fauzan Aminullah

Lampiran 2

KUISIONER ZUNG SELF ANXIETY SELF-RATING SCALE


“Tingkat kecemasan Masyarakat Pasca Bencana Banjir Didesa Permata

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo

Provinsi Gorontalo”

Data Demografi :
No. Responden :
Nama :
Usia:
Pekerjaan :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
1. Tidak Sekolah 1. SLTA
2. SD 2. Perguruan Tinggi / Akademik
3. SLTP
Petunjuk Umum Pengisian Kuisioner :
1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti
2. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain
3. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban
4. Pada kuisioner, berilah satu tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai
dengan sikap dan berhubungan dengan kecemasan.
5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama
dengan tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban terakhir
6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung
pada peneliti Apakah anda mengalami pernyataan dibawah ini, keteika
pasca bencana banjir

No. Pertanyaan Sering Kadang – Jarang Tidak


kadang pernah
1 Saya lebih sering merasa gelisah
atau gugup dan cemas dari
biasanya.
2 Saya merasa takut tanpa alasan
yang jelas.
3 Saya merasa badan hancur
berkeping-keping.
4 Saya merasa mudah
marah/tersinggung, atau panik.
5 Saya merasa semua baik-baik saja
dan tidak ada hal buruk yang akan
terjadi.
6 Kedua tangan dan kaki saya terasa
gemetar.
7 Saya merasa terganggu dengan
sakit kepala/nyerileher, nyeri otot.
8 Badan saya terasa lemah dan cepat
lelah.
9 Saya merasa tenang dan dapat
duduk diam dengan mudah.
10 Saya merasa jantung saya berdebar
sangat cepat.
11 Saya merasa terganggu oleh rasa
pusing/ sakit kepala.
12 Saya merasa akan pingsan atau
perasaan seperti itu.
13 Saya dapat menarik dan
mengeluarkan nafas dengan mudah.
14 Saya merasa mati rasa dan
kesemutan pada jari-jari tangan dan
kaki.
15 Saya terganggu oleh sakit perut
atau gangguan pencernaan.
16 Saya buang air kecil lebih dari
biasanya
17 Tangan saya selalu keringdan
hangat.
18 Wajah saya menjadi panas dan
memerah.
19 saya tertidurdengan
mudahdanmendapatkan
istirahatmalam yang baik.
20 Saya mendapatkan mimpi buruk.
Lampiran 3
Lampiran 4 Master Tabel
Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca Bencana Banjir Desa Permata Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Identitas Responden Tingkat Kecemasan
N Item Pernyataan
a U
m m
a u
No R r Pe
Res Pe
e ( nd
pon J Sta ker
s T idi Jumlah Kode Kategori
den K tus jaa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
p a ka
n
o h n
n u
d n
e )
n 19 20
A Su S
3 L Pet
. am M 4 4 2 2 4 4 3 2 1 1 4 1 4 3 2 3 1 1
7 K ani
1 T i P 4 2 52 2 Cemas Ringan
S S
5 P Istr IR
. M 4 4 4 1 4 1 4 2 2 2 4 2 4 1 2 4 1 1
3 R i T
2 M A 4 1 52 2 Cemas Ringan
L Su T
4 L Pet
. am D 4 2 1 1 2 1 4 4 4 1 3 1 3 2 2 3 1 2
6 K ani
3 P i S 3 3 47 2 Cemas Ringan
4 V 2 P Istr T IR 3 2 1 1 3 1 4 4 3 1 2 2 4 3 2 4 1 2 4 1 48 2 Cemas Ringan
. 8 R i D T
D S
.
D
M Su
4 L S Pet
. am 4 2 1 1 3 1 4 3 2 1 2 2 4 4 2 1 2 2
2 K D ani
5 K i 4 1 46 2 Cemas Ringan
M
4 P Istr S IR
. 2 2 1 2 3 2 4 2 4 1 3 1 4 1 1 2 2 2
4 R i D T
6 B 4 2 45 2 Cemas Ringan
K Su S
3 L Pet
. am M 2 2 1 4 3 2 4 3 2 2 1 2 4 1 1 3 2 1
5 K ani
7 S i P 3 1 44 2 Cemas Ringan
R T
3 P Istr IR
. D 4 2 1 4 3 2 4 4 4 2 2 3 4 1 2 3 1 2
3 R i T
8 K S 4 1 53 2 Cemas Ringan
M Su
3 L S Pet
. am 4 2 1 4 3 2 4 4 3 2 2 2 4 2 2 3 2 1
3 K D ani
9 A i 4 1 52 2 Cemas Ringan
V
.
4 P Istr S IR
R 4 2 1 3 3 2 4 3 2 1 3 1 3 2 1 3 1 2
8 R i D T
.
10 H 4 3 48 2 Cemas Ringan
H T
4 L sua Pet
. D 4 2 1 1 3 1 4 3 3 1 1 2 4 1 1 2 1 1
5 K mi ani
11 L S 4 1 41 2 Cemas Ringan
B Su S
3 L Pet
. am M 4 3 1 3 3 2 4 2 3 2 2 2 4 1 1 2 1 1
5 K ani
12 P i P 4 1 46 2 Cemas Ringan
S
4 L sua S Pet
. 4 3 1 1 3 1 4 2 3 2 1 1 4 4 1 2 2 1
0 K mi D ani
13 I 4 2 46 2 Cemas Ringan
R T
4 P Istr IR
. D 4 3 1 2 3 1 4 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
5 R i T
14 B S 4 1 37 1 Tidak Cemas
N
3 P Istr S IR
. 4 2 1 4 3 2 4 1 3 1 1 2 4 3 1 4 1 2
7 R i D T
15 B 3 1 47 2 Cemas Ringan
A T
4 L sua Pet
. D 3 2 1 1 3 2 4 1 1 1 2 3 3 1 2 4 2 1
7 K mi ani
16 A S 4 4 45 2 Cemas Ringan
A T
4 L sua Pet
. D 3 2 1 3 3 2 4 1 3 2 1 1 4 3 2 4 1 1
0 K mi ani
17 I S 4 1 46 2 Cemas Ringan
S
4 P Istr S IR
. 3 2 1 1 3 1 4 2 1 2 2 1 4 2 1 1 2 2
9 R i D T
18 B 4 1 40 1 Tidak Cemas
S
3 P Istr S IR
. 2 2 1 4 1 2 4 2 3 1 4 1 3 4 3 1 2 1
2 R i D T
19 B 4 2 47 2 Cemas Ringan
F S
5 P Istr IR
. M 2 2 1 3 4 1 4 1 4 1 2 3 4 1 3 1 2
3 R i T
20 L P 1 4 1 45 2 Cemas Ringan
L T
3 L sua Pet
. D 1 2 2 1 2 1 4 3 4 1 4 4 2 2 4 3 1
1 K mi ani
21 H S 1 4 2 48 2 Cemas Ringan
W
3 P Istr S IR
. 1 2 2 1 3 1 4 3 4 2 4 4 2 2 4 3 1
3 R i D T
22 I 2 4 1 50 2 Cemas Ringan
A T
4 P Istr IR
. D 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 4 4 2 3 4 3 2
5 R i T
23 K S 1 4 1 54 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 2 2 3 1 4 1 3 4 4 1 3 4 1 3 3 4 1
9 K ani
24 L i P 1 4 1 50 2 Cemas Ringan
T
3 P Istr IR
D 4 4 1 1 4 2 2 4 3 1 4 3 1 2 3 4 1
4 R i T
25 S S 2 4 1 51 2 Cemas Ringan
S Su
3 L S Pet
. am 4 4 1 2 2 2 1 4 3 1 4 3 1 2 3 2 1
5 K D ani
26 L i 4 3 1 48 2 Cemas Ringan
A Su S
5 L Pet
. am M 1 2 2 2 4 1 1 2 3 1 3 3 2 2 3 2 1
0 K ani
27 S i P 1 4 1 41 2 Cemas Ringan
D T
4 P Istr IR
. D 3 1 2 2 4 1 1 2 4 3 4 4 2 1 4 2 1
2 R i T
28 P S 3 4 1 49 2 Cemas Ringan
N T
5 P Istr IR
. D 3 3 2 1 3 1 3 1 4 3 4 4 2 1 4 1 1
6 R i T
29 E S 2 4 1 48 2 Cemas Ringan
D Su
4 L S Pet
. am 1 4 1 2 1 2 3 1 4 2 3 4 1 1 1 1 1
6 K D ani
30 G i 3 4 2 42 2 Cemas Ringan
A Su
4 L S Pet
. am 2 4 1 1 1 4 3 1 3 2 4 4 1 2 1 1 1
5 K D ani
31 T i 2 4 1 43 2 Cemas Ringan
A Su T
4 L Pet
. am D 2 1 1 3 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 1
7 K ani
32 M i S 4 3 1 47 2 Cemas Ringan
A T
4 P Istr IR
. D 3 2 2 3 3 1 2 3 3 1 4 3 2 4 3 3 1
0 R i T
33 I S 3 4 1 51 2 Cemas Ringan
S Su T
4 L Pet
. am D 3 1 2 3 1 3 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 1
7 K ani
34 H i S 2 4 1 49 2 Cemas Ringan
J S
4 P Istr IR
. M 4 3 2 1 4 1 2 4 4 1 3 2 1 1 2 2 2
0 R i T
35 I P 3 4 2 48 2 Cemas Ringan
S Su T
3 L Pet
. am D 4 4 1 2 1 3 4 4 4 2 3 4 1 1 2 2 1
8 K ani
36 S i S 3 3 1 50 2 Cemas Ringan
N T
4 P Istr IR
. D 3 2 1 1 1 1 4 2 4 1 4 4 1 1 1 2 1
7 R i T
37 H S 1 4 2 41 2 Cemas Ringan
R Su S
5 L Pet
. am M 4 2 3 4 4 3 4 2 2 2 4 4 2 4 1 2 1
2 K ani
38 T i A 3 4 1 56 2 Cemas Ringan
R Su
4 L S Pet
. am 4 1 3 1 4 1 3 2 2 1 4 3 2 3 4 1 1
8 K D ani
39 M i 3 4 1 48 2 Cemas Ringan
Y Su T
5 L Pet
. am D 1 1 3 2 1 2 3 2 4 2 3 3 2 3 4 1 1
0 K ani
40 B i S 1 4 2 45 2 Cemas Ringan
I Su
5 L S Pet
. am 3 3 1 1 2 1 3 1 4 2 3 4 1 2 3 1 2
3 K D ani
41 S i 3 4 1 45 2 Cemas Ringan
I T
3 P Istr IR
. D 4 4 1 3 1 2 3 1 4 1 2 4 3 2 3 3 1
9 R i T
42 D S 3 4 1 50 2 Cemas Ringan
A Su
4 L S Pet
. am 2 4 2 2 2 2 2 3 1 1 2 4 3 1 1 3 1
0 K D ani
43 D i 3 3 2 44 2 Cemas Ringan
T Su T
4 L Pet
. am D 3 1 1 1 2 2 2 3 1 1 3 3 1 1 1 3 2
7 K ani
44 I i S 1 4 1 37 1 Tidak Cemas
W Su S
4 L Pet
. am M 3 2 1 1 4 1 2 3 3 2 3 3 1 1 1 4 1
5 K ani
45 B i A 3 4 1 44 2 Cemas Ringan
A Su T
3 L Pet
. am D 2 2 1 4 4 2 2 4 3 3 4 3 2 4 3 4 2
8 K ani
46 I i S 3 4 1 57 2 Cemas Ringan
W T
4 P Istr IR
. D 4 3 3 1 3 1 1 2 1 1 4 4 2 4 3 4 1
6 R i T
47 B S 2 3 1 48 2 Cemas Ringan
A Su
4 L S Pet
. am 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 3 1 2 3 4 1
2 K D ani
48 I i 3 4 1 37 1 Tidak Cemas
U Su T
4 L Pet
. am D 1 1 1 1 1 2 1 4 4 4 4 4 2 2 1 4 1
8 K ani
49 I i S 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
A S
4 P Istr IR
. M 1 1 1 1 1 1 2 1 3 4 3 4 3 1 1 1 1
3 R i T
50 M A 2 3 1 36 1 Tidak Cemas
A Su T
4 L Pet
. am D 2 2 1 2 3 3 2 4 3 1 4 1 4 2 2 1 1
7 K ani
51 D i S 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
M Su S
4 L Pet
. am M 2 2 1 2 3 3 4 4 3 3 4 1 4 2 2 1 1
3 K ani
52 H i P 3 4 1 50 2 Cemas Ringan
H Su S
4 L Pet
. am M 3 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 1 4 2 2 1 1
2 K ani
53 H i A 2 2 1 44 2 Cemas Ringan
Y T
4 P Istr IR
. D 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 1 1 1
9 R i T
54 P S 3 4 1 53 2 Cemas Ringan
S Su S
5 L Pet
. am M 1 3 2 3 4 1 4 3 4 2 3 2 4 3 1 2 1
0 K ani
55 O i A 3 4 1 51 2 Cemas Ringan
M Su T
5 L Pet
. am D 1 2 2 3 4 1 3 2 4 2 3 1 1 1 1 2 1
2 K ani
56 T i S 1 4 1 40 1 Tidak Cemas
A S
4 P Istr IR
. M 4 2 1 2 4 1 3 2 2 2 4 1 3 1 1 2 1
7 R i T
57 T P 3 3 1 43 2 Cemas Ringan
Y T
3 P Istr IR
. D 4 2 1 2 4 1 3 2 2 3 4 1 3 1 1 2 1
8 R i T
58 I S 2 4 2 45 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 4 4 1 2 2 2 3 2 1 1 3 1 3 2 3 3 2
2 K ani
59 R i P 3 3 1 46 2 Cemas Ringan
S Su
5 L S Pet
. am 4 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 3 1 2 3 3 1
1 K D ani
60 T i 1 4 1 44 2 Cemas Ringan
M Su T
5 L Pet
. am D 4 2 1 1 2 2 2 3 3 1 1 1 3 2 3 3 1
5 K ani
61 K i S 3 4 1 43 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 1 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 4 1 1
7 K ani
62 M i A 1 4 2 44 2 Cemas Ringan
I Su S
4 L Pet
. am M 1 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 1 1 1
4 K ani
63 M i P 3 3 1 47 2 Cemas Ringan
Z T
4 P Istr IR
. D 2 3 2 4 3 1 3 2 1 2 4 4 4 1 1 1 1
5 R i T
64 M S 3 4 1 47 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 2 3 1 4 3 1 4 2 3 1 3 1 4 1 2 1 2
8 K ani
65 N i A 1 4 1 44 2 Cemas Ringan
I
4 P Istr S IR
. 2 4 1 2 2 1 4 1 4 2 2 1 4 4 2 1 1
0 R i D T
66 H 3 4 2 47 2 Cemas Ringan
D Su T
4 L Pet
. am D 3 4 1 2 2 1 4 1 2 1 1 1 3 4 1 2 1
9 K ani
67 B i S 3 4 1 42 2 Cemas Ringan
R Su S
4 L Pet
. am M 2 2 3 2 2 2 4 2 2 4 2 2 3 4 1 2 1
2 K ani
68 H i P 3 4 1 48 2 Cemas Ringan
S Su S
4 L Pet
. am M 2 2 3 3 2 2 1 3 1 4 2 2 3 2 1 2 1
3 K ani
69 Y i A 1 3 1 41 2 Cemas Ringan
L Su T
4 L Pet
. am D 3 2 3 3 3 2 1 4 1 3 2 2 4 2 1 2 2
5 K ani
70 H i S 3 4 1 48 2 Cemas Ringan
R Su
4 L S Pet
. am 3 4 1 3 3 2 1 2 2 2 3 1 4 2 2 2 1
6 K D ani
71 M i 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 3 4 1 4 3 1 2 1 3 2 4 1 4 2 2 3 2
9 K ani
72 M i A 1 4 1 48 2 Cemas Ringan
R Su T
4 L Pet
. am D 1 2 1 4 4 1 2 3 1 3 1 1 4 1 3 3 3
6 K ani
73 M i S 3 3 1 45 2 Cemas Ringan
K Su S
4 L Pet
. am M 1 2 3 4 4 1 2 4 4 3 4 2 1 1 3 3 1
2 K ani
74 M i P 1 4 3 51 2 Cemas Ringan
H Su S
4 L Pet
. am M 1 2 3 1 4 1 3 4 2 3 4 1 2 1 3 3 1
1 K ani
75 Y i P 3 4 1 47 2 Cemas Ringan
Z Su T
4 L Pet
. am D 1 1 3 1 4 2 3 2 1 1 2 1 2 3 1 4 1
7 K ani
76 A i S 1 3 1 38 1 Tidak Cemas
D Su
5 L S Pet
. am 4 1 4 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 1 4 1
1 K D ani
77 A i 3 4 1 43 2 Cemas Ringan
H Su S
5 L Pet
. am M 4 1 4 3 2 1 4 1 1 1 2 1 3 3 1 4 2
0 K ani
78 K i P 1 2 1 42 2 Cemas Ringan
R Su T
4 L Pet
. am D 4 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 1 3 1 2 4 1
4 K ani
79 S i S 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
S Su
3 L S Pet
. am 1 3 1 3 2 1 4 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1
9 K D ani
80 A i 1 4 1 40 1 Tidak Cemas
M Su S
3 L Pet
. am M 1 3 1 2 3 1 2 4 1 3 1 2 3 1 2 2 1
9 K ani
81 G i A 3 4 1 41 2 Cemas Ringan
I Su T
4 L Pet
. am D 1 3 1 2 3 1 2 4 3 3 3 3 1 3 3 2 1
7 K ani
82 D i S 3 2 1 45 2 Cemas Ringan
M Su S
4 L Pet
. am M 2 4 1 2 3 1 2 2 1 1 3 3 1 3 3 2 3
9 K ani
83 M i A 3 4 1 45 2 Cemas Ringan
F Su S
5 L Pet
. am M 2 4 1 4 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 3 2 1
1 K ani
84 H i A 3 2 1 43 2 Cemas Ringan
A Su T
5 L Pet
. am D 2 4 4 4 2 2 3 2 2 3 4 1 2 4 2 2 1
0 K ani
85 T i S 3 4 1 52 2 Cemas Ringan
R Su
5 L S Pet
. am 1 4 4 4 2 2 3 3 2 1 2 1 2 4 2 3 1
3 K D ani
86 H i 2 4 2 49 2 Cemas Ringan
S Su T
5 L Pet
. am D 1 2 1 2 3 1 4 3 1 2 1 2 3 4 2 3 3
2 K ani
87 H i S 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
A Su T
4 L Pet
. am D 4 2 4 2 3 1 4 4 1 2 1 2 3 3 1 3 1
9 K ani
88 N i S 3 2 1 47 2 Cemas Ringan
J Su
4 L S Pet
. am 4 2 4 3 3 1 3 2 3 1 2 1 1 2 1 3 1
2 K D ani
89 M i 4 4 1 46 2 Cemas Ringan
I Su T
4 L Pet
. am D 1 3 2 3 4 1 3 1 4 1 3 1 4 2 1 3 1
1 K ani
90 A i S 2 4 2 46 2 Cemas Ringan
S Su
4 L S Pet
. am 1 3 2 3 4 3 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 2
4 K D ani
91 A i 3 4 1 42 2 Cemas Ringan
S Su
4 L S Pet
. am 1 3 2 4 2 3 1 2 3 2 4 2 3 1 2 1 2
8 K D ani
92 T i 3 4 1 46 2 Cemas Ringan
Su T
4 L Pet
am D 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 4 1 3 2 2 1 1
9 K ani
93 M i S 4 2 1 48 2 Cemas Ringan
H Su S
4 L Pet
. am M 2 2 3 2 3 3 3 3 1 1 2 1 4 2 2 1 1
2 K ani
94 H i P 3 4 1 44 2 Cemas Ringan
U Su S
4 L Pet
. am M 2 2 3 2 3 1 3 1 2 1 2 2 4 1 3 3 2
4 K ani
95 B i P 3 4 3 47 2 Cemas Ringan
I Su T
5 L Pet
. am D 1 2 3 1 1 1 1 2 4 1 2 1 4 2 3 3 1
3 K ani
96 B i S 2 4 1 40 1 Tidak Cemas
H Su S
5 L Pet
. am M 1 2 1 3 3 3 1 2 4 2 3 3 4 1 3 3 1
4 K ani
97 B i A 3 4 1 48 2 Cemas Ringan
H Su T
5 L Pet
. am D 3 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 1
2 K ani
98 A i S 3 4 1 45 2 Cemas Ringan
R Su
5 L S Pet
. am 3 1 1 2 3 3 1 2 2 1 2 3 4 2 2 3 1
3 K D ani
99 H i 2 4 1 43 2 Cemas Ringan
S Su
4 L S Pet
. am 4 1 2 2 1 1 3 1 3 1 1 2 4 2 1 4 2
4 K D ani
100 R i 3 4 1 43 2 Cemas Ringan
A Su T
4 L Pet
. am D 4 1 2 2 1 1 1 1 2 4 2 1 3 2 1 4 1
1 K ani
101 B i S 3 2 1 39 1 Tidak Cemas
S Su S
3 L Pet
. am M 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 4 1 2 4 1
9 K ani
102 S i P 2 4 1 39 1 Tidak Cemas
S Su S
3 L Pet
. am M 2 3 1 1 4 4 1 2 1 1 4 1 4 3 1 2 1
7 K ani
103 S i P 3 4 1 44 2 Cemas Ringan
S Su T
3 L Pet
. am D 2 3 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1
6 K ani
104 K i S 3 4 1 35 1 Tidak Cemas
A Su S
3 L Pet
. am M 2 2 1 1 1 3 1 1 2 4 4 1 3 3 1 2 1
5 K ani
105 I i A 2 4 1 40 2 Tidak Cemas
A Su
4 L S Pet
. am 1 2 1 1 4 1 1 4 1 1 1 1 3 2 2 1 1
6 K D ani
106 Y i 3 4 1 36 1 Tidak Cemas
Z Su T
4 L Pet
. am D 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1
5 K ani
107 R i S 3 2 1 27 1 Tidak Cemas
M Su
3 L S Pet
. am 4 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
8 K D ani
108 S i 3 2 1 32 1 Tidak Cemas
T Su
4 L S Pet
. am 4 3 1 1 1 4 3 3 1 4 2 1 2 1 1 1 2
4 K D ani
109 U i 2 4 1 42 2 Cemas Ringan
M Su T
3 L Pet
. am D 4 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
9 K ani
110 S i S 3 4 1 33 1 Tidak Cemas
T Su
3 L S Pet
. am 3 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 1 1 1 1
9 K D ani
111 U i 3 4 1 35 1 Tidak Cemas
A Su
3 L S Pet
. am 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 3 1
8 K D ani
112 L i 2 4 1 32 1 Tidak Cemas
M Su T
4 L Pet
. am D 4 1 1 2 1 3 4 1 1 4 3 1 3 1 1 3 1
1 K ani
113 M i S 3 4 1 43 2 Cemas Ringan
A Su S
4 L Pet
. am M 4 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 3 1
7 K ani
114 A i A 1 4 1 33 1 Tidak Cemas
R Su
3 L S Pet
. am 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 4 2 4 3 2
5 K D ani
115 M i 3 3 1 41 2 Cemas Ringan
A Su T
4 L Pet
. am D 3 2 3 1 1 1 1 2 1 4 3 1 2 2 1 3 1
5 K ani
116 M i S 1 4 1 38 1 Tidak Cemas
C Su S
4 L Pet
. am M 2 2 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1
7 K ani
117 P i P 2 4 1 34 1 Tidak Cemas
D Su
4 L S Pet
. am 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
1 K D ani
118 L i 1 3 3 29 1 Tidak Cemas
Y Su T
4 L Pet
. am D 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 4 1 3 1 1 1 1
0 K ani
119 L i S 2 4 1 33 1 Tidak Cemas
A Su S
4 L Pet
. am M 1 3 1 3 1 4 1 2 1 1 1 1 3 2 4 2 3
0 K ani
120 W i A 3 4 1 42 2 Cemas Ringan
D Su
5 L S Pet
. am 3 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 4 2 1 2 1
1 K D ani
121 D i 2 4 1 35 1 Tidak Cemas
R Su T
4 L Pet
. am D 3 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 2 1
6 K ani
122 K i S 3 4 1 39 1 Tidak Cemas
R Su
4 L S Pet
. am 4 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 4 2 1 3 1
5 K D ani
123 T i 2 2 3 38 1 Tidak Cemas
D Su T
4 L Pet
. am D 1 2 1 1 1 3 1 2 1 4 1 1 4 3 1 3 1
4 K ani
124 I i S 3 4 1 39 1 Tidak Cemas
A Su
4 L S Pet
. am 2 2 1 4 4 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 3 1
0 K D ani
125 S i 4 4 1 39 1 Tidak Cemas
W S
3 P Istr IR
. M 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1
9 R i T
126 S A 3 4 1 30 1 Tidak Cemas
H Su T
4 L Pet
. am D 2 3 4 1 1 1 1 1 2 4 1 3 3 4 1 1 1
7 K ani
127 T i S 4 4 3 45 2 Cemas Ringan
A
3 P Istr S Pet
. 1 3 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 4 4 3 1 2
5 R i D ani
128 P 3 2 1 38 1 Tidak Cemas
R Su S
4 L Pet
. am M 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 4 1
7 K ani
129 B i A 4 4 1 35 1 Tidak Cemas
W Su
4 L S Pet
. am 1 1 1 1 3 1 1 1 2 4 1 3 3 2 1 4 1
8 K D ani
130 N i 3 4 1 39 1 Tidak Cemas
H Su S
4 L Pet
. am M 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3 2 4 1
5 K ani
131 B i P 2 4 3 38 1 Tidak Cemas
S Su S
5 L Pet
. am M 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2
0 K ani
132 D i A 2 3 1 30 1 Tidak Cemas
A Su
4 L S Pet
. am 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 3 3 2 2 1
0 K D ani
133 M i 2 4 3 38 1 Tidak Cemas
I Su
4 L S Pet
. am 3 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1
0 K D ani
134 M i 1 4 1 37 1 Tidak Cemas
A Su
3 L S Pet
. am 3 3 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 2 2 4 1
9 K D ani
135 A i 1 4 1 40 1 Tidak Cemas
Y S
4 P Istr IR
. M 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 4 2 2 3 2
2 R i T
136 M P 3 2 1 38 1 Tidak Cemas

Su S
4 L Pet
am M 2 2 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 4 2 1 3 1
5 K ani
i A
H
.
137 K 1 4 3 37 1 Tidak Cemas
K Su
4 L S Pet
. am 2 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 2 3 1
0 K D ani
138 D i 4 3 1 39 1 Tidak Cemas
K Su S
4 L Pet
. am M 1 1 3 1 1 3 1 1 1 4 4 1 3 1 1 3 2
9 K ani
139 R i P 3 4 1 40 1 Tidak Cemas
M Su
4 L S Pet
. am 1 2 3 4 1 1 1 2 2 4 1 1 4 1 1 1 1
7 K D ani
140 F i 1 1 2 35 1 Tidak Cemas
Lampiran 5
Hasil pengolahan data statitistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 140 28 56 44.00 5.629

P1 140 1 4 2.52 1.160

P2 140 1 4 2.32 .947

P3 140 1 4 1.69 .974

P4 140 1 4 2.01 1.096

P5 140 1 4 2.36 1.119

P6 140 1 4 1.68 .884

P7 140 1 4 2.45 1.207

P8 140 1 4 2.14 1.061

P9 140 1 4 2.24 1.123

P10 140 1 4 1.89 1.073

P11 140 1 4 2.45 1.146

P12 140 1 4 1.94 1.088

P13 140 1 4 2.88 1.042

P14 140 1 4 2.04 1.017

P15 140 1 4 1.86 .961

P16 140 1 4 2.37 1.055

P17 140 1 4 2.32 .916

P18 140 1 3 1.26 .503

P19 140 1 4 3.67 .662

P20 140 1 4 1.28 .624

Jumlah 140 27 57 43.36 5.782

Valid N (listwise) 140

Tingkat kecemasan masyarakat


Frequencies

Statistics
Umur
N Valid 140

Missing 0

Std. Deviation 5.629

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 28 1 .7 .7 .7

31 1 .7 .7 1.4

32 1 .7 .7 2.1

33 3 2.1 2.1 4.3

34 1 .7 .7 5.0

35 6 4.3 4.3 9.3

36 1 .7 .7 10.0

37 3 2.1 2.1 12.1

38 5 3.6 3.6 15.7

39 8 5.7 5.7 21.4

40 12 8.6 8.6 30.0

41 5 3.6 3.6 33.6

42 10 7.1 7.1 40.7

43 3 2.1 2.1 42.9

44 8 5.7 5.7 48.6

45 12 8.6 8.6 57.1

46 7 5.0 5.0 62.1

47 15 10.7 10.7 72.9

48 6 4.3 4.3 77.1

49 9 6.4 6.4 83.6

50 6 4.3 4.3 87.9


51 4 2.9 2.9 90.7

52 4 2.9 2.9 93.6

53 6 4.3 4.3 97.9

54 1 .7 .7 98.6

55 1 .7 .7 99.3

56 1 .7 .7 100.0

Total 140 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15


P16 P17 P18 P19 P20 Jumlah

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Statistics
JK
N Valid 140

Missing 0

JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LK 111 79.3 79.3 79.3

PR 29 20.7 20.7 100.0

Total 140 100.0 100.0

Statistics
Status
N Valid 140

Missing 0
Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Istri 29 20.7 20.7 20.7

suami 5 3.6 3.6 24.3

Suami 106 75.7 75.7 100.0

Total 140 100.0 100.0

Statistics
Pendidikan
N Valid 140

Missing 0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 44 31.4 31.4 31.4

SMA 21 15.0 15.0 46.4

SMP 23 16.4 16.4 62.9

TDS 52 37.1 37.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

Statistics
Pekerjaan
N Valid 140

Missing 0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 28 20.0 20.0 20.0

Petani 112 80.0 80.0 100.0

Total 140 100.0 100.0

Frequencies
Statistics
Pertanyaan
N Valid 140

Missing 0

P1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 36 25.7 25.7 25.7

2 35 25.0 25.0 50.7

3 29 20.7 20.7 71.4

4 40 28.6 28.6 100.0

Total 140 100.0 100.0

P2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 27 19.3 19.3 19.3

2 61 43.6 43.6 62.9

3 32 22.9 22.9 85.7

4 20 14.3 14.3 100.0

Total 140 100.0 100.0


P3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 84 60.0 60.0 60.0

2 25 17.9 17.9 77.9

3 21 15.0 15.0 92.9

4 10 7.1 7.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

P4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 63 45.0 45.0 45.0

2 33 23.6 23.6 68.6

3 24 17.1 17.1 85.7

4 20 14.3 14.3 100.0

Total 140 100.0 100.0

P5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 45 32.1 32.1 32.1

2 26 18.6 18.6 50.7

3 43 30.7 30.7 81.4

4 26 18.6 18.6 100.0

Total 140 100.0 100.0


P6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 77 55.0 55.0 55.0

2 38 27.1 27.1 82.1

3 18 12.9 12.9 95.0

4 7 5.0 5.0 100.0

Total 140 100.0 100.0

P7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 45 32.1 32.1 32.1

2 26 18.6 18.6 50.7

3 30 21.4 21.4 72.1

4 39 27.9 27.9 100.0

Total 140 100.0 100.0

P8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 50 35.7 35.7 35.7

2 41 29.3 29.3 65.0

3 29 20.7 20.7 85.7

4 20 14.3 14.3 100.0

Total 140 100.0 100.0


P9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 49 35.0 35.0 35.0

2 35 25.0 25.0 60.0

3 30 21.4 21.4 81.4

4 26 18.6 18.6 100.0

Total 140 100.0 100.0

P10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 71 50.7 50.7 50.7

2 32 22.9 22.9 73.6

3 19 13.6 13.6 87.1

4 18 12.9 12.9 100.0

Total 140 100.0 100.0

P11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 40 28.6 28.6 28.6

2 31 22.1 22.1 50.7

3 35 25.0 25.0 75.7

4 34 24.3 24.3 100.0

Total 140 100.0 100.0


P12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 69 49.3 49.3 49.3

2 29 20.7 20.7 70.0

3 24 17.1 17.1 87.1

4 18 12.9 12.9 100.0

Total 140 100.0 100.0

P13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 18 12.9 12.9 12.9

2 31 22.1 22.1 35.0

3 41 29.3 29.3 64.3

4 50 35.7 35.7 100.0

Total 140 100.0 100.0

P14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 52 37.1 37.1 37.1

2 47 33.6 33.6 70.7

3 24 17.1 17.1 87.9

4 17 12.1 12.1 100.0

Total 140 100.0 100.0


P15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 65 46.4 46.4 46.4

2 39 27.9 27.9 74.3

3 26 18.6 18.6 92.9

4 10 7.1 7.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

P16

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 38 27.1 27.1 27.1

2 35 25.0 25.0 52.1

3 44 31.4 31.4 83.6

4 23 16.4 16.4 100.0

Total 140 100.0 100.0

P17

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 35 25.0 25.0 25.0

2 33 23.6 23.6 48.6

3 64 45.7 45.7 94.3

4 8 5.7 5.7 100.0

Total 140 100.0 100.0


P18

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 107 76.4 76.4 76.4

2 29 20.7 20.7 97.1

3 4 2.9 2.9 100.0

Total 140 100.0 100.0

P19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

2 12 8.6 8.6 9.3

3 19 13.6 13.6 22.9

4 108 77.1 77.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

P20

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 113 80.7 80.7 80.7

2 16 11.4 11.4 92.1

3 10 7.1 7.1 99.3

4 1 .7 .7 100.0

Total 140 100.0 100.0


Jumlah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 27 1 .7 .7 .7

29 1 .7 .7 1.4

30 2 1.4 1.4 2.9

32 2 1.4 1.4 4.3

33 3 2.1 2.1 6.4

34 1 .7 .7 7.1

35 5 3.6 3.6 10.7

36 2 1.4 1.4 12.1

37 5 3.6 3.6 15.7

38 7 5.0 5.0 20.7

39 7 5.0 5.0 25.7

40 7 5.0 5.0 30.7

41 6 4.3 4.3 35.0

42 6 4.3 4.3 39.3

43 8 5.7 5.7 45.0

44 9 6.4 6.4 51.4

45 11 7.9 7.9 59.3

46 13 9.3 9.3 68.6

47 10 7.1 7.1 75.7

48 13 9.3 9.3 85.0

49 3 2.1 2.1 87.1

50 5 3.6 3.6 90.7

51 4 2.9 2.9 93.6

52 4 2.9 2.9 96.4

53 2 1.4 1.4 97.9

54 1 .7 .7 98.6

56 1 .7 .7 99.3
57 1 .7 .7 100.0

Total 140 100.0 100.0

Statistics

Kategori

N Valid 140

Missing 0

Kategori

Frequenc Cumulative
y Percent Valid Percent Percent

Valid Cemas Ringan 97 69.3 69.3 69.3

Tidak Cemas 43 30.7 30.7 100.0

Total 140 100.0 100.0


Lampiran 6
Abstrak

Moh Fauzan Aminullah. 2017. Tingkat Kecemasan Masyarakat Pasca


Bencana Banjir Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo, Program Studi Ilmu Kepereawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Dengan Pembimbing I
Dra.Hj.Rani A. Hioala, M.Kes dan Pembimbing II Ns.Rein
R.Djunaid,S.Kep.,M.Kes.
Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan
kerugian baik secara material maupun non-material. Bencana alam dapat
meningkatkan level kecemasan,depresi dan post traumatic syndrome disaster.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan
kehidupan seseorang. Tujuan Penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan
masyarakat pasca bencana banjir di Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Desain Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dan sampel
dalam penelitian 140 KK yang mengalami banjir. Dengan teknik sampling total
sampling. Analisis yang digunakkan adalah analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukan Tingkat kecemasan masyarakat desa permata
pasca bencana banjir didapatkan 42 responden (30%) tidak cemas, 98 responden
(70%) cemas ringan, tidak ada responden yang mengalami cemas sedang dan
berat.
Kesimpulan tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca bencana
banjir sebagian besar mengalami kecemasan ringan dengan presentase (70%).
Saran pada pembaca sudah dapat membuat intervensi kepada masyarakat yang
mengalami bencana banjir.

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan .bencana banjir


1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan
kerugian baik secara material maupun non-material. Bencana alam merupakan
setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,gangguan ekologis,hilangnya
nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan
pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena(WHO,2002).Bencana dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja.Selain itu, akibat dari bencana tidak hanya mempengaruhi
individu,tetapi juga lingkungan dan masyarakat.
Pada tahun 2013,jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam
sekitar 21,6 juta orang dan mempengaruhi sekitar 96.5 juta orang lainnya di
seluruh dunia.Indonesia berada pada peringkat ke- 5 dari negara–negara yang
sering dilanda bencana alam,terutama untuk bencana jenis geofisikal dan
meteorologi (CRED,2013).
Menurut Depkes (2001) bencana alam merupakan peristiwa atau kejadian
pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,kerugian kehidupan
manusia,serta memburuknya kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan
bantuan luar biasa dari pihak luar.Menurut UU Nomor 24 tahun 2007,bencana
diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungankerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Upaya penanggulangan bencana telah dilakukan oleh Pemerintah Republik
Indonesia. Laporan IFRCRCS (2005) dalam Indiyanto (2012:23) menyatakan
bahwa pemerintah Indonesia telah memberikan alokasi perhatian pada
kebencanaan sejak 1966 dengan pembentukan tim penanggulangan kondisi
darurat yang kemudian dikukuhkan dalam Peraturan Presiden Nomor 28 tahun
1979 Tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana.
Bencana alam dapat meningkatkan level kecemasan,depresi dan post
traumatic syndrome disaster. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar
yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang
sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo
Wiramihardja, 2005:66).
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi
sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI,
1990).Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal
terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa
muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai
gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).
Sementara itu, menurut Bustaman (2001) mendefenisikan kecemasan
sebagai ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas
muncul apabila seseorang berada dalam keadaan diduga akan merugikan dan
mengancam dirinya, serta merasa tidak mampu menghadapinya. Dengan
demikian, rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan yang diciptakan oleh diri
sendiri, yang dapat ditandai dengan selalu merasa khawatir dan takut terhadap
sesuatu yang belum terjadi.Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian
masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas
normal(Hawari, 2013).Menurut Nugroho (2008) kecemasan adalah perasaan
yang tidak
menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat.Hal ini terjadi sebagai
reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 18 januari 2017
dengan salah satu masyarakat yang ada di desa permata selaku Bapak Kepala
Desa,Bapak Rahman Rauf bahwa memang pada dasarnya masyarakat sempat
mengalami masalah psikososial seperti tingkat kecemasan jika terjadi kembali
banjir akibat gagal panen semua itu terjadi karena sebagian besar pekerjaan
masyrakat setempat adalah petani sehingga peneliti sangat tertarik untuk
mengetahui tingkat kecemasan masyarakat pasca bencana banjir di Desa
Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas serta penjelasan yang telah dikemukakan pada
latar belakang ,maka rumusan masalah dalam penelitian yaitu Tingkat
Kecemasan Masyarakat Pasca Bencana Banjir Didesa Permata Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 2017.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui mengetahui tingkat kecemasan masyarakat pasca
bencana banjir di Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan dan
menggambarkan tentang suatu keadaan yang subyektif (Hidayat, 2009, hlm.
47). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu
suatu metode penelitian dengan cara mengambil sampel dari populasi tertentu
(Nasir et al., 2011, hlm. 131).
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017 pada pada bulan Mei -
Juni. Warga yang terkena banjir didesa permata 140 KK.
B. Populasi Dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah
yang diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah Kepala
Keluarga Desa Permata yang mengalami banjir Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo yang berjumlah 140 KK.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu
untuk biasa memenuhi/mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
Kepala Keluarga Desa Permata yang mengalami banjir Kecamatan paguyaman
Kabupaten Boalemo yang berjumlah 140 KK, yang diperoleh dengan
menggunakan teknik pengambilan data sampel Total sampling.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer berupa kuesioner. Kuesioner adalah cara
pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar
pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini yang di
gunakan adalah kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan masyarakat
pasca bencana banjir didesa permata kecamatan paguyaman kabupaten
boalemo provinsi gorontalo.
2. Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dari Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar
observasi untuk meneliti tingkat kecemasan masyarakat pasca bencana banjir
yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang ada untuk variabel
independen dan standar operasional untuk variabel dependen.Instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Masyarakat
Pasca Bencana Banjir diDesa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo. Alat pengukuran yang digunakan ini
menggunakan pengukuran observasi tertruktur yaitu mendefinisikan apa yang
akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang.
E. Teknik Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut di analisa dengan
menggunakan sistem komputer yakni dengan menggunakan program SPSS.
Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat
F. Etika Penelitian
1. Lembar Persetujuan (Informed Consend)
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya adalah
subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti
selama pengumpulan data. Subjek yang bersedia diteliti menandatangani
lembar persetujuan dan peneliti tidak memaksa serta tetap menghormati
haknya.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak mencantumkan
nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh
subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden yang dijadikan sampel dalam penelitian
dijamin oleh peneliti dan hanya informasi tertentu saja yang ditampilkan.

3. Hasil Penelitian
A. Karakteristik Responden
1. Distribusi Responden Menurut Umur Desa Permata Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Umur Desa Permata
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
No. Umur Jumlah Persen(%)
1. 28-37 17 12.14
2 38-47 86 61.43
3 48-57 37 26.43
Total 140 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan menurut


umur, ditemukan 17 responden (12.14%) kisaran umur antara 28 – 37 dinyatakan
masih beurumur lebih muda ,86 responden (61.43%) kisaran umur antara 48-37
dinyatakan sudah mulai berumur dan 37 responden (26.43%) kisaran umur antara
48-57 dimyakan sudah mulai menginjak umur tua.
2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Desa Permata Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Desa Permata
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen(%)


5. Laki –Laki 111 79.28
6. Perempuan 29 20.72
7. Total 140 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan sesuai


jenis kelamin dan ditemukan 111 responden laki – laki (79.28% ) sertasisanya
yaitu 28 responden perempuan (20.72%).
8. Distirbusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Desa Permata Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Tabel 4.3 Disrtibusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Desa Permata
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
No. Pekerjaan Jumlah Persen (%)
1. SMA 21 15
2. SMP 23 16.43
3. SD 44 31.43
4. Tidak 52 37.14
Sekolah 140 100
Total

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan sesuai


tingkat pendidikan ditemukan 21 responden pendidikanya yaitu pendidikan SMA
(15% ) ,23 responden pendidikannya SMP ( 16.43% ) , 44 responden
pendidikannya yaitu SD ( 31.43% ). Dan 52 responden yang tidak Tidak sekolah (
37.14%).
4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan Desa Permata Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontal0
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kecemasan
Desa Permata Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

No. Tingkat Jumlah Persen


Kecemasan (%)
1 Tidak Cemas 42 30
2 Cemas Ringan 98 70
3 Cemas Sedang 0 0
4 Cemas Berat 0 0
Total 140 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan tingkat


kecemasan masyrakat desa permata pasca bencana banjir, ditemukan 42
responden (30%) dinyatakan tidak mengalami kecemasan, 98 responden (70%)
mengalami cemas ringan dan tidak ada responden yang mengalami cemas ringan
dan cemas berat.
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dikelompokkan tingkat
kecemasan masyarakat desa permata pasca bencana banjir, ditemukan 42
responden (30%) dinyatakan tidak mengalami kecemasan, 98 responden (70%)
mengalami cemas ringan dan tidak ada responden yang mengalami cemas
sedang dan cemas berat. Gejala psikologis tersusun berdasarkan indikator
merasa khawatir, ketakutan, gelisah, sulit berkonsentrasi, tidak berdaya/ hilang
kepercayaan diri, tidak dapat mengambil keputusan, mudah marah/ sensitif,
merasa tidak nyaman.
Tingkat kecemasan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
kecemasan, semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka
menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki oleh subjek.
Sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka akan
menunjukkan semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dimiliki oleh
subjek.
Kecemasan ringan terbagi 2 kateori ada berdasarkan kondisi fisik dan
kondisi kognitif. Kondisi fisik yaitu sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan
darah meningkat, gejala ringan berkeringat, muka berkerut dan bibir
berkeringat dan kondisi kognitif Lapang persepsi meluas, mampu menerima
rangsang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah aktual.
Serta perilaku dan emosi tidak dapat duduk dengan tenang, tremor halus pada
tangan, suara kadang-kadang meninggi. Berdasarkan penelitian kondisi
kognitif (60%) yang lebih dominan dibandingkan dengan kondisi fisik ( 40%
).
Desa Permata terbagi menjadi tiga dusun yaitu Mata Putih ,Harapan dan
Tanjung. Kecemasan ringan paling banyak ditemukan di dusun Mata Putih
yaitu sebanyak 57 responden , dusun Harapan 35 responden sedangkan dusun
tanjung 6 responden. Hal ini dikarenakan dusun mata putih paling banyak
penduduknya . Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman yang biasanya
berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan faktor dari psikologi
(Mansjoer, 2005).
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diartikan bahwa subjek penelitian
yaitu masyarakat desa permata sudah cukup mampu untuk mengelola emosi
atau perasaan tidak menyenangkan ketika mereka menghadapi masalah.
Kecemasan ringan ini biasanya berhubungan dengan ketegangan yang dialami
sehari-hari. Individu masih waspada serta persepsinya meluas, menajamkan
indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan
masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Hasil
penelitian sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan Yulmia
Anggunsari (2015) yang meneliti tentang hubungan antara religiusitas dengan
kecemasan menghadapi sebelum dan sesudah bencana alam.
Sehingga peneliti berasumsi kecemasan ringan yang terjadi pada
masyarakat desa permata karena meraka sudah cukup mampu untuk mengelola
emosi atau perasaan tidak menyenangkan ketika mereka menghadapi masalah.
Adapun Hasil penelitian tingkat kecemasan masyarakat desa permata pasca
bencana banjir ada 3 kriteria yang mendukung penelitian yaitu berdasarkan
usia ,jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
Data tambahan Usia terbagi 3 kategori, didapatkan bahwa sebanyak 17
responden (22,14%) berusia antara 28-37 tahun , 86 responden (61.43%)
berusia antara 38-47 tahun, 37 responden (26.43%) berusia 48-57 tahun.
Berdasarkan Penelitian didapatkan sebagian besar responden berumur 38 – 47
tahun sebanyak 86 responden (61.43%). Hasil penelitian ini sependapat dengan
hasil peneltian terdahulu menyatakan berdasarkan usia responden tingkat
kecemasan paling banyak di usia 35 tahun keatas ( Junaidi.dkk 2015 ).
Sehingga peneliti berasumsi bahwa semakin dewasa umur seseorang makin
terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan yang
berlebihan sehingga akan menyebabkan kecemasan.
Data tambahan menurut jenis kelamin didapatkan bahwa sebanyak 29
responden (20.71%) perempuan, 111 responden (79.29%) laki-laki. Dari data
tersebut menunjukan bahwa sebagian besar yang mengalami kecemasan pada
pasca bencana banjir adalah laki – laki. Pada penelitian ini laki – laki lebih
memiliki tingkat kecemasan yang lebih dibandingkan perempuan hal ini
disebabkan karena karena jumlah sampel laki – laki sebanyak 111 responden
(79.29%) lebih banyak dari jumlah sampel perempuan sebanyak 29 responden
(20.71%).
Penelitian ini berbeda dengan peneltian terdahulu diamana menyatakan
tingkat kecemasan paling banyak terjadi diperempuan dari pada laki – laki
(junaidi.dkk 2015). Dikarenakan setelah dilakukan penelitian jumlah responden
laki – laki lebih dominan dari pada perempuan.
Peneliti berasumsi bahwa kecemasan pada responden laki – laki ini salah
satunya disebabkan karena pada penelitian ini jumlah responden laki – laki
lebih banyak dari pada perempuan .
Data tambahan selanjutnya menurut tingkat pendidikan ditemukan 21
responden pendidikanya yaitu pendidikan SMA (15% ) ,23 responden
pendidikannya SMP ( 16.43% ) , 44 responden pendidikannya yaitu SD (
31.43% ). Dan 52 responden yang tidak Tidak sekolah ( 37.14.%).
Hasil penelitian terlihat banyak responden yang Tidak Sekolah dan ada
yang tingkat pendidikannya tergolong pendidikan dasar SD dan SMP lebih
banyak dibandingkan pendidkan menengah SMA. Tingkat pendidikan
seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap kemapuan berfikir,
semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan
menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru
(Stuart & Sunden,2007).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan
berdasarkan pendidikan ditemukan memiliki presentase kecemasan paling
dominan yaitu pendidikan SD dan Tidak Sekolah ( Junaidi.dkk 2015).
Sehingga peneliti berasumsi bahwa semakin rendah pendidikan, semakin
kurang informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru
sehingga akan mudah terjadi kecemasan.
4. Simpulan dan Saran
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Hasil penelitian tingkat
kecemasan masyarakat desa permata pasca bencana banjir didapatkan 42
responden (30%) tidak cemas, responden 98 (70%) cemas ringan, tidak ada
responden yang mengalami cemas sedang dan berat. Didesa permata terdapat
yang paling banyak mengalami cemas ringan yaitu didusun harapan dengan 47
responden,dusun tanjung 18 responden dan dusun harapan 33 responden.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang
perlu direkomendasikan untuk penelitian yang terkait dengan topic penelitian
ini:
4. Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, bagaimana
memberikan terapi atau masyarakat yang sudah mengalami bencana banjir
maupun bencana – bencana lain.
5. Penelitian selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai faktor
predisposisi dan faktor presipitasi mengenai kecamasan menghadapi
masyarakat pasca bencana banjir.
6. Bagi peneliti
Hasil ini diharapkan dapat menambah wawasan ,pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang kegawat daruratan.
Daftar Pustaka
Amalia, M. V. (2012). Dampak Psikososial Korban Banjir.
Asnayanti, & Kumaat, F. (2013). Hubungan Mekanisme Koping dengan kejadian
stres Pasca Bencana Alam pada masyarakat Kelurahan Tubo Kota
Ternate. 1-8.
Dundu, H. M. (2015). Gambaran Tingkat Depresi Pada Warga Korban Banjir
Bandang Dikelurahan Tikala Ares Kota Manado. 1-5.
Euis Sunarti, J. S. (2011). Pengelolaan Stres Pada Keluarga Korban Bencana
Longsor Dikabupaten Bogor , 111-120.
Fitri Nurcahyani, E. I. (2016). Pengaruh Terapi Suportif Kelompok Terhadap
Kecemasan Pada Klien Pasca Bencana Banjir Bandang Di Perumahan
Relokasi Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember. 293-299.
Iskandar, & Mukhripah. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Martam, I. S. (2009). Mengenali Trauma Pasca Bencana , 1-4.
Nursalam. (2015). Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014 definisi dan klasisikasi.
Jogjakarta: MediAction.
Nurhasanah. (2008). Hubungan Tingkat depresi Dengan Kualitas Hidup Pada
Daerah bencana Pasca Bencana Gempa Bumi Kabupaten Sleman
Tahun 2008. Nurhasanah .
Purborini, N., Wicaksana, M. F., Ma’arif, S., Julfiyanti, D., Ardyana, I., & Eko,
N. (2016). Gambaran Kondisi Psikososial Masyarakat Lereng Merapi
Pasca 6 Tahun Erupsi Gunung Merapi. 46-49.
Puspitasari, D. L. (2014). Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Remaja
Di Wilayah Banjir Rob. 13.
Rosyidie, A. (2013). Banjir : Fakta dan Dampaknya,Serta Perubahan Dari Guna
Lahan. 241-249.
Tentama, F. (2013). Dukungan Sosial Dan Post-Traumatic Stress Disorder Pada
Remaja Penyintas Gunung Merapi. 133 - 138.
Lampiran 7
Dokumentasi
TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT PASCA BENCANA BANJIR
DI DESA PERMATA KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN
BOALEMO PROVINSI GORONTALO

Saat memberikan pertanyaan kuisioner kepada responden.


Lampiran 8
URICULUM VITAE

A. IDENTITAS
Nama : Mohamad Fauzan Aminullah

NIM : 841413049

Tempat / Tanggal lahir : Lambangan, 10 Maret 1995

Angkatan : 2013

Jurusan / Prodi : Keperawatan / S-1 Keperawatan

Fakultas : Olahraga dan Kesehatan

Status : Mahasiswa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Desa Lambangan, Dusun 3, Kecamatan Pagimana

Anak Ke : Anak Pertama Dari Empat Bersaudara

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
a. Lulusan SDN 2 Pagimana tahun lulus 2007
b. Lulusan SMPN 1 Pagimana tahun lulus 2010
c. Lulusan SMAN 1 Pagimana tahun lulus 2013
d. Dan melanjutkan studi di Jurusan Keperawatan Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo tahun 2013
2. Pendidikan Non Formal
a. Peserta Pramuka tingkat SMP pada tahun 2007
b. Peserta penyuluhan NAPZA Dan HIV / AIDS tahun 2008
c. Peserta Pramuka tingkat SMA pada tahun 2011
d. Peserta Pelatihan Palang Merah Remaja tahun 2011
e. Peserta Olimpiade Matematika dan Sains Tingkat Nasional tahun 2011
f. Peserta Seminar Gawat Darurat tahun 2013
g. Peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru tahun 2013
h. Peserta Seminar Mewujudkan Generasi Muda yang Paham Akan
Dampak Love, Sex dan Dating dalam perspektif Kesehatan dan
Agama Islam tahun 2014
i. Peserta Seminar IT Dalam Meningkatkan Prestasi Mahasiswa
Keperawatan tahun 2014
j. Peserta Seminar Model Asuhan Keperawatan Peka Budaya Pada
Pasien Gorontalo tahun 2014
k. Peserta Kuliah Kerja SIBERMAS (KKS) UNG di desa Ipilo pada
tahun 2017
3. Organisasi
a. Anggota Himpunan Pelajar mahasiswa indonesia kecamatan pagimana
tahun 2013
b. Sebagai ketua bidang keorganisasian HIMIKA tahun 2014 - 2015
c. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa UNG TAHUN 2015-2016
d. Anggota HIKUMEPI Care tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai