6 7
6 7
1 2 3
Yuanita Ani Susilowati Setyowati Yati Afiyanti
: yuanitaani@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan masalah kesehatan reproduksi
perempuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistim pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Residen
keperawatan maternitas dalam melaksanakan perannya dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dalam upaya memberikan
asuhan keperawatan, residen mengelola tujuh pasien dengan kista ovarium di dua rumah sakit yang berbeda
dengan menggunakan pendekatan teori Adaptasi Roy. Dari ketujuh kasus tersebut, lima kasus jenis kista coklat
dengan karakteristik munculnya keluhan dipengaruhi oleh siklus menstruasi dan dua kasus lain berjenis kista
denoma. Dengan adanya berbagai perubahan dalam diri penderita kista ovarium, maka teori keperawatan
Adaptasi Roy dianggap tepat diterapkan pada pasien dengan kista ovarium. Laporan akhir residensi juga
memaparkan capaian
100% untuk target kompetensi pada tiga lahan praktek dan berusaha memodifikasi setiap hambatan yang ada
selama pelaksanaan praktik residensi
ABSTRACT
Nursing service is an integral part of healthcare services and women's reproductive health problems become
an integral part of the overall healthcare system. Maternity nursing resident in performing its role is demanded
to provide nursing care in accordance with the needs of the community in a variety of healthcare structures. In
providing nursing care, resident managed seven patients with ovarian cysts at two different hospitals using
Roy Adaptation Theory approach. Of the seven cases, five cases were chocolate cyst type characterized by the
emergence of complaints influenced by menstrual cycle and two other cases were denoma cyst. Since ovarian
cysts patients experienced various changes, Roy Adaptation Nursing Theory was considered appropriate to be
applied on patients with ovarian cysts. The final report also described the achievement of 100% of the target
competencies in the three fields of practice and try to modify any existing obstacles during the
residency practice.
4040 | P a
ge
permasalahan perempuan adalah adanya kista pada sementara obat-obat penyubur telah diidentifikasi
ovarium. menjadi faktor risiko terjadinya neoplasma
Kista ovarium merupakan keadaan dimana terdapat ovarium (Denschlag, 2010). Neoplasma ovarium
benjolan yang berisi cairan, nanah atau jaringan termasuk dalam kelompok tumor epithelial,
padat pada ovarium atau indung telur, sedangkan kebanyakan bersifat jinak dan hanya sebagian
ovarium sendiri merupakan dua buah kelenjar kecil yang bersifat ganas, neoplasma ovarium
berukuran kecil berada pada kedua sisi kanan dan ganas lebih mematikan dibandingkan dengan jenis
kiri uterus, memproduksi hormon untuk fungsi kanker ginekologi lainnya (Sallinen et-al, 2014).
tubuh dan berisi sel telur yang akan Neoplasma ovarium selain mempengaruhi
dikeluarkan saat ovulasi (Ricci, 2009). kesuburan seorang perempuan, juga dapat
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia menyebabkan terjadinya gangguan
mencapai 37,2% kecenderungan terjadi pada menstruasi, tumbuh bulu-bulu halus pada wajah
perempuan usia 20-50 tahun (Winkjosastro, 2005). (hirsutism), kulit menipis, terdapat
Data dari rumah sakit swasta di Surabaya pada echymosis, central adiposity, buffalo hump,
semester pertama 2011 sebanyak 43 kasus penumpukan lemak pada supraclavicula dan
(Taufiqoh, 2012), sedangkan angka kejadian kista hipertensi berat. Untuk mengatasi
ovarium di salah satu rumah sakit umum daerah di permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan
jawa barat pada tahun 2014 ada 31 kasus dan di oophorectomy atau pengangkatan ovarium
rumah sakit umum pusat didapatkan data pada (Sallinen et-al, 2014, Yuan et-al, 2014).
tahun 2014 sebanyak 143 kasus, kedua tempat Pengangkatan ovarium yang dilakukan dapat
tersebut merupakan lahan praktik residen. berpengaruh terhadap pembentukan
Penyakit kista ovarium sebagian merupakan kista hormon estrogen dan progesteron dan bila
fungsional, bersifat jinak dan dapat menghilang pengangkatan dilakukan sebelum pubertas
dengan sendirinya, sebagian memerlukan tindakan maka organ-organ yang pematangannya
khusus antara lain pengangkatan dengan cara dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron
operasi (BCCOG, 2011). Penyakit kista ovarium akan mengalami gangguan. Estrogen juga
dapat menyebabkan komplikasi antara lain indung berfungsi menjaga kekuatan tulang, berkurangnya
telur membesar dan menjadi lebih berat dan estrogen akan menyebabkan penarikan
memicu terjadinya robekan (rupture), terpelintir kalsium dari tulang yang berakibat pada
(torsion) yang menyebabkan nyeri hebat, dysplasia osteoporosis (Ricci, 2009). Kista yang sudah
dan sepsis (Salehpour et-al, 2013). diangkat dapat tumbuh kembali ditempat yang
Kista ovarium dapat mengganggu pembentukan sel sama dan menyebar ketempat lainnya.
telur karena peningkatan hormon androgen Seseorang yang mengalami hirsutism, gangguan
sehingga mengganggu pematangan folikel, dengan menstruasi, hipertensi, peningkatan cortisol
demikian saat terjadi ovulasi tidak berisi sel telur dan androgen merupakan tanda awal
(Ricci, 2009). Karena ovulasi tidak mengandung terjadinya kekambuhan (recurrence) setelah
sel telur, maka perempuan cenderung menjadi dilakukan pengangkatan kista (Yuan et-al, 2014).
infertil (Ricci, 2009). Penanganan infertil pada Permasalahan yang terjadi pada fisik seseorang
perempuan salah satunya dengan menggunakan akan berpengaruh pada kondisi psikologi, demikian
obat penyubur (fertility drugs) keluhan yang dirasakan oleh penderita neoplasma
meliputi gejala fisik seperti nyeri dan pembesaran
4040 | P a
ge
massa tumor, psikologi seperti
kecemasan,
4141 | P a
ge
gangguan body . mempengaruhi satu dengan yang keperawatan teori adaptasi Roy pada asuhan
lainnya (Dodd et-al, 2011, Kim et-al, 2005). keperawatan pasien dengan operasi kista ovarium.
Mengingat permasalahan yang dialami penderita Pasien dengan kista ovarium yang akan
tumor meliputi fisik dan psikologi maka dalam menjalani operasi mengeluhkan gejala yang
penangananpun harus merupakan satu kesatuan. beragam baik sebelum operasi maupun sesudah
Hakekat asuhan keperawatan adalah memberikan operasi. Gejala yang dirasakan oleh pasien
asuhan kepada pasien secara holistik dan dipengaruhi oleh kondisi fisiologi, konsep diri,
komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan peran dan hubungan interdependensi, hal tersebut
spiritual (Perry & Potter, 2009). Perawat dalam akan menjadi stimulus bagi seseorang baik
memberikan asuhan keperawatan agar sesuai stimulus fokal, stimulus kontekstual maupun
dengan permasalahan yang ada, maka perlu dipilih stimulus residual. Dengan adanya stimulus
suatu teori pendekatan asuhan keperawatan. maka individu akan melakukan mekanisme
koping dengan mengaktifkan subsistem regulator
Teori adaptasi Roy menitikberatkan pendekatan dan subsistem kognator untuk menilai efektor
pada tiga hal meliputi stimulus fokal yaitu stimulus yang meliputi keadaan fisiologi, konsep diri,
atau rangsangan yang berasal dari dalam individu peran dan interdependensi yang pada akhirnya
maupun dari luar individu dan harus dihadapi menghasilkan output berupa koping adaptif atau
secara kangsung pada saat itu juga. Stimulus koping tidak efektif..
kontekstual adalah semua stimulus yang Adaptasi menurut Roy merupakan kondisi yang
berpengaruh terhadap stimulus fokal berasal dari tetap akan berubah-ubah dipengaruhi oleh stimulus
lingkungan sekitar, sedangkan stimulus residual fokal, kontekstual dan residual (ALLigood, 2014).
merupakan faktor yang berasal dari lingkungan Teori tersebut menekankan pada kemampuan
sekitar yang dapat berpengaruh secara tidak penderita kista ovarium untuk beradaptasi dengan
langsung pada individu (Tomey & Alligood, 2010). perubahan status kesehatan melalui pemberian
Tujuan penulisan Karya Ilmiah Akhir ini yaitu asuhan keperawatan yang terstruktur
menggambarkan pelaksanaan praktik residensi (Frederickson,
keperawatan maternitas yang difokuskan pada 2011).
penerapan teori keperawatan Adaptasi Roy dalam
Komponen asuhan keperawatan meliputi
pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas.
pengkajian tahap pertama dan pengkajian tahap
Adapun tujuan khusus dari karya ilmiah ini yaitu
kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan,
memberi gambaran pelaksanaan praktik
intervensi dan evaluasi. Pengkajian tahap pertama
residensi ners spesialis keperawatan maternitas.
bertujuan mengumpulkan data yang mencakup
Memberi gambaran tentang pencapaian kompetensi
kondisi fisiologi meliputi oksigenasi, status nutrisi,
spesialis keperawatan maternitas, dukungan dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kemampuan
hambatan dalam menerapkan teori selama praktik
eliminasi, kebutuhan aktifitas dan istirahat. Pada
residensi, memberi gambaran aplikasi teori
pasien dengan pre operasi kista ovarium, terdapat
keperawatan teori Adaptasi Roy pada asuhan
kista pada ovarium, sedangkan kondisi post operasi
keperawatan pasien dengan operasi kista ovarium,
terdapat perlukaan, pengangkatan ovarium, tirah
disamping itu juga memberi gambaran tentang
baring, risiko perdarahan dan risiko infeksi.
implementasi model
Aspek psikologi terdiri dari konsep diri, penderita
4141 | P a
ge
yang akan dilakukan operasi mengalami
kecemasan
4242 | P a
ge
karena organ reproduksi kewanitaannya akan Stimulus residual adalah stimulus yang berasal
diangkat, sebagian pasien merasa malu dengan dari lingkungan, mempengaruhi individu secara
kondisi infertilnya. Setelah dioperasi merasa tidak langsung (Alligood, 2014). Pengkajian
tubuhnya tidak sempurna lagi karena salah satu stimulus residual diperlukan untuk menggali
organ kewanitaannya diangkat, yang berisiko keyakinan, nilai-nilai yang dianut pasien,
gangguan body image tidak dapat melaksanakan pengalaman masa lalu, stigma
peran sebagai ibu, dan setelah dioperasi merasa dimasyarakat. Stimulus residual pada pasien
sangat tergantung dengan suami juga anggota preoperasi kista ovarium adalah stigma
keluarga yang lain. dimasyarakat bahwa perempuan yang tidak bisa
hamil dianggap tidak sempurna. Stimulus
Setelah dilakukan pengkajian tahap pertama maka
residual post operasi yaitu, pengangkatan organ
dilanjutkan dengan pengkajian tahap kedua yaitu,
kewanitaan, menopause dini. Diagnosa
pada pasien dengan kista ovarium dilakukan
keperawatan menurut teori Adaptasi Roy, pasien
pengkajian terhadap stimulus fokal, stimulus
pre operasi kista ovarium adalah kecemasan
kontekstual dan stimulus residual. Stimulus fokal
berhubungan dengan akan dilakukan pengangkatan
merupakan stimulus internal dan eksternal dan
indung telur, kecemasan berhubungan dengan
harus segera dihadapi oleh seseorang yang
kurang informasi tentang prosedur operasi,
melibatkan seluruh sistem tubuh (Alligood, 2014).
kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang
Pengkajian stimulus fokal pada pasien dengan kista
mobilisasi bertahap setelah operasi,
ovarium yang akan menjalani operasi
sedangkan diagnosa post operasi akan
pengangkatan ovarium yaitu, kecemasan, terdapat
muncul nyeri berhubungan dengan adanya
kista pada ovarium, sedangkan pada saat post
perlukaan, gangguan mobilisasi fisik, risiko
operasai, yang menjadi stimulus fokal adalah
perdarahan berhubungan dengan luka yang
adanya rasa nyeri, ada luka operasi, pengangkatan
luas, gangguan konsep diri berhubungan
ovarium, tirah baring.
dengan pengangkatan organ kewanitaan,
Stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang risiko terjadi ketidak seimbangan hormonal
muncul dan mempengaruhi stimulus fokal, dapat berhubungan dengan diangkatnya ovarium,
diobservasi dan diukur secara objektif (Alligood, menopause dini berhubungan dengan
Tahapan terakhir dari asuhan keperawatan adalah sebesar 97 cm dan 104 cm (Prakash, 2004,
tindakan yang telah dilakukan pada pasien 2009, Ricci, 2009, Yuan, 2014).
KESIMPULAN
Kasus kelolaan residen ambil dari dua rumah sakit,
ada tujuh kasus kista ovarium, lima kasus residen
ambil post operasinya saja sedangkan dua kasus
residen ambil pre operasi dan post operasinya.
Tujuh kasus kista ovarium terdiri atas lima kasus
jenis kista coklat, dimana kondisinya dipengaruhi
oleh siklus menstruasi berupa rasa nyeri yang
4646 | P a
ge
muncul sejalan dengan siklus menstruasi. estrogen. Dengan demikian penerapaan teori
Dua kasus yang lain merupakan jenis kista keperawatan Adaptasi Roy pada kasus kista
4848 | P a
ge
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M, F., Andrijono., Saifuddin, A, B. (2010). Onkologi Ginekologi. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. ISBN: 979-8150-23-6
Denschlag D., Wolff V. M., Amant F., Kesic V., Reed N., Schneider A. (2010) Clinical recommendation
on fertility preservation in borderline ovarian neoplasm: ovarian stimulation and oocyte retrieval after
conservative surgery. Gynecol Obstet Invest 70: 160-165. DOI:10.1159/000316264
Djuwantono, T., Permadi, W., Ritonga, M, A. (2011). Bandung Controversies and Consensus in Obstetries
& Gynecology. Sagung Seto. ISBN: 978-602-8674-42-3
Dodd, M.J., Miaskowski, C., & Paul, S.M. (2001). Symptom clusters and their effect on the fuctuinal status of
patients with cancer. Oncology NursingForum. 24: 465 – 470
Frederickson, K. (2011). Callista Roy’s adaptation model.Nurs.Sci.Q2011 24:301. DOI:
10.1177/0894318411419215
Grag, P., Misra, S., Thakur DJ., Song. (2011). Single insicion laparoscopicsurgery ovarian cystectomy in large
benign ovarian cysts using conventional instruments. Journal of Minimal Access Surgery. Volume 71
issue
4. DOI: 10.4103/0972-9941.85646
Hu, W., Mc.Crea., Deavers, M.,Kavanagh, J.J., Kudelka ,P.A., Verschraegen, C.F (2000) Increased
expression of fascin, motility associated protein, in cellcultures derived from ovarian cancer ang in
borderline and carcinomatous ovarian tumors.
Jacoeb, T, Z., Hadisaputra, W. (2009). Penanganan Endometriosis. PanduanKlinis dan Algoritme. Sagung Seto.
ISBN: 978-979-3288-80-2
Kobayashi, H. (2009). Ovarian cancer in endometriosis: epidemiology, naturalhistory, and clinical diagnosis.
Int. J Clin Oncol. 14: 378-382. DOI 10.1007/s10147-009-0931-2
Kusumaastuti, E, H., Rahniayu, A. (2013). Diagnostic role of intra operatiiveovarian cyst fluid cytology
in determining malignancy. Folia Madica Indonesia. Vol. 49. No. 2.
Ljuca, D., Marosevic, G. (2009). Quality of life in patients with cervical cancerFIGO Iib stage after
concomitant chemoradiotherapy. Radiol Oncol. 43(4): 293-298. DOI:10.2478/a10019-009-0025-9
Mc.Kinney.E.S & Murray. S.S (2007). Fondations of maternal newborn nursing. Elsevier Science Health.
Science Divition.
Nasir, N., Nair, M., faulkner, R., Ismail, S, M. (2009). Primary retroperitoneal cystic mucinous borderline
tumour mimicking an ovarian neoplasm: a case report and literature review. Gynecol Surg. 6: 71-
76.DOI:
10.1007/s10397-000396-8
Nath, S., Bhattacharyya, S., maji, R., Das, H, N., Das, S.et al. (2013). A study ofserum CA-125 and
salivary amylase in ovarian neoplasm in tertiary carehospital of kolkata. IJCRR. Vol. 05. (05). 114-
120
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Salemba
Medika. Jakarta
Petrson, J, S & Bredow, S, T. (2004). Middle Range Theories: Application to Nusing Reseach. Lippincott
Williams & WilkinPotter. P.A & Perry.A.G (2009). Fundamental Of Nursing 7th Ed. Elseiver. Singapore
Prakash, A., Li,C,T., Ledger, L, W. (2004) .The management of ovarian cysts in premenopausal women.
Obstetrician & Gynaecologist.
Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Sagung Seto. ISBN: 978-979-3288-95-6
Ricci.S.S (2009).Esentials of Maternity, Newborn and Woman Health Nursing 2 Ed. Wolters Kluwer.
Lippincott. Williams & Wilkins
Roy, Sr. C. (2009). The Roy Adaptation Model. Upper Saddle River. NJ: Pearson
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. (2012). Ovarian cysts in postmenopausal women.
Guideline. No. 34
Salehpour S., Sene A. A.,(2013). Super infection of an ovarian dermoid cyst with actinomyces in an
infertile woman. International journalof Fertility and sterility. Vo..7 No 2 : 134 – 137
Sallinen H., Heikura T., Koponen J., Kosma V.M., Heinonen S. et all. (2014). Serum angiopoietin-2 and
soluble VEGFR-2 levels predict malignancy of ovarian neoplasm and poor prognosis in epithelial
4949 | P a
ge
ovarian cancer. BNC cancer 14696. DOI: 10.1186/1471-2407-14-696
5050 | P a
ge
Sharma.B.et all (2013). Midwifery Scope of Practice Among Staff Nurses : A Grounded theory study in
Gujarat.India. Midwifery 29. (abstract)
Stoll, L, M., Parvataneni, R., Johnson, M, W., Gui, D., Dorigo, O. Et al. (20012).Solid pseudopapillary
neoplasm, pancreas type, presenting as a primaryovarian neoplasm. Human Pathology. 43. 1339-
1343. Elsevier
Suganuma, N., Wakahara, Y., Ishida, D., Asano, M., Kitagawa, T. Et al. (2002).Pretreatment for ovarian
endometrial cyst before in vitro fertilization. Gynecol obstet invest. 54: 36-42. DOI:10.1159/000066293
Taufiqoh. (2012).Hubungan antara umur ibu dengan tingkat keganasan kista ovarium di rumah
sakit muhammadiyah surabaya. Jurnal ilmu kesehatan. ISSN.1979-3812
Timoti, S & Bredow P. (2004). Middle Range Thepries. Aplication to Nursing Pracice. Lippincot William and
Wilkin. Philadelpia
Tomey, M, A & Alligood, R, M. (2010). Nursing Theorists and Their Work. 7Ed. Mosby. Elsevier
Tyler, R & Pugh, L.C. (2009). Applicationt of the Theory of Unpleasant Symptoms in Bariatric Surgery.
Bariatric Nursing vol.4;4; 271 – 276
Ulker, K., Huseyinoglu, U., Kilic, N. (2013). Management of benign ovarian cysts by a novel, gasless, single
incision laparoscopic technique: keyless abdominal rope-lifting surgery (KARS). Surg Endosc. 27: 189
–
198.DOI: 10.1007/s00464-012-2419-9.
Winkjosastro, H. (2005). Ilmu Kandungan. Sarwono Prawirohardjo. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Yuan M., Qiu M., Zhu M. 2014. Symptomatic cushing syndrome and hyperandrogenemia revealing steroid
cell ovarian neoplasm with late intra-abdominal metastasis. BMC Endocrine Disorders
14:12.DOI:101186/1472-6823-1
5151 | P a
ge