Anda di halaman 1dari 46

TINEA CRURIS

Perceptor: dr. Yulisna, Sp.KK


Oleh: Amri Yusuf, Dea Gratia Putri, Riska Wulandari
LATAR BELAKANG

Efloresensi terdiri atas macam-


Penyakit infeksi jamur masih macam bentuk yang primer dan
Tinea kruris adalah
memiliki prevalensi yang cukup sekunder (polimorfi). Bila
dermatofitosis pada lipat paha,
tinggi di Indonesia, mengingat penyakit ini menjadi menahun
daerah perineum, dan sekitar
negara kita beriklim tropis yang berupa bercak hitam disertai
anus.
mempunyai kelembapan tinggi. sedikit sisik. Erosi dan keluarnya
cairan biasanya akibat garukan.

Kebanyakan Tinea cruris Penyebab terseringnya


penyebarannya pada musim Epidermophyton Floccosum,
panas dan banyak berkeringat. namun dapat pula oleh T.
Paling banyak di daerah tropis. Rubrum dan T. Mentagrophytes

2
Status Pasien
• Nama : Nn. WR
• Usia : 23 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Gg. Sungdi 4 no. 36
• Pekerjaan : Pegawai
• Suku bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Status : Belum Menikah
• Pendidikan : Sarjana
• Pemeriksaan : Autoanamnesis
3
Bruntus merah kehitaman
yang terasa gatal di daerah
pantat sejak 5 bulan yang lalu
Keluhan Utama

4
Riwayat Penyakit Sekarang
5 Bulan SMRS
• pasien mengeluh timbul bruntus merah sebesar koin pada
daerah pantat. Pasien mengeluh timbul gatal terutama saat di
rumah ketika berkeringat sehingga
• Semakin parah saat siklus menstruasi. Bruntus semakin melebar
sehingga pasien berobat ke dokter umum. Pasien mendapatkan
obat salep Ketoconazol dan obat minum sebanyak satu jenis
yang pasien lupa nama obatnya
• Pasien mendapatkan obat salep Ketoconazol dan obat minum
sebanyak satu jenis yang pasien lupa nama obatnya
• Keluhan tidak berkurang kemudian bruntus merah berubah
menjadi kehitaman, menebal dan semakin melebar
5
2 bulan SMRS
• bruntus merah berubah menjadi hitam dan tebal
keluhan disertai rasa gatal yang sangat hebat sampai
terasa seperti terbakar dan nyeri. Keluhan semakin
parah saat berkeringat dan siklus menstruasi, serta
mereda saat berada di ruang ber-AC
• pasien berobat kembali ke dokter umum dan
mendapatkan obat salep dan minum yang berbeda,
namun lupa nama obatnya.
6
1 MINGGU SMRS
• bercak hitam tidak berkurang dari daerah pantat dan
pasien mengatakan timbul bercak kemerahan baru
pada daerah selangkangan kanan sebesar biji jagung
keluhan disertai rasa gatal semakin parah saat
berkeringat dan siklus menstruasi, serta mereda saat
berada di ruang ber-AC.
• Keluhan bruntus kemerahan di daerah lipatan tubuh
lain disangkal, keluhan bruntus merah disertai sisik
yang tebal disangkal, keluhan bruntus kemerahan
disertai panas badan disangkal.

7
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Penyakit Keluarga:
• Keluhan seperti ini baru pertama kali • Tidak ada anggota keluarga pasien
dialami oleh pasien. Penyakit seperti yang menderita keluhan yang sama.
ini sebelumnya disangkal.

Riwayat Higiene Riwayat Pengobatan


• Pasien tinggal di rumah sederhana • Pasien sudah pernah mendapatkan dua
dengan jarak antar rumah cukup jauh. salep berbeda, salep Ketoconazol dan
ventilasi rumah baik. Pasien mandi pasien lupa namanya. Serta dua obat
memakai sabun, 2 kali sehari. Badan minum yang pasien tidak ingat
pasien selalu dikeringkan setelah namanya.
mandi dan selalu menggunakan
handuk dan pakaian miliknya sendiri.
Status Generalis
• Keadaan umum: Tampak • Kepala: dalam batas normal
sakit ringan • Leher: dalam batas normal
• Kesadaran : Compos • Thorax: dalam bahasa batak
mentis
• Jantung: sirkulasi
• Tanda-tanda vital
• Abdomen: sendiri
• Nadi : 80 x/menit
• Genitalia Eksterna
• Respirasi: 20 x/menit
• Ekstremitas
• Suhu: 36,8 °C
• Berat badan: 55 kg
• Tinggi badan : 157 cm
9
Status
Dermatologis
Regio gluteal
Makula hiperpigmentasi,
berskuama, sirkumskripta,
ukuran plakat (diameter 10
cm), tepi lebih aktif dan
adanya central healing
papul eritem multipel,
numular, diskret,

Regio Inguinalis:
Terdapat macula
hiperpigmentasi, ukuran
lentikular, sirkumskrip

10
Resume
Pasien Nn. WR 23 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Abodel Moeloek dengan
keluhan bruntus merah kehitaman yang terasa gatal di daerah pantat sejak 5 bulan yang
lalu. Pasien mengeluh timbul gatal terutama saat di rumah ketika berkeringat sehingga os
sering menggaruknya. Keluhan mereda saat pasien berada di kantor dengan ruangan ber-
AC. Pasien mengaku rasa gatal semakin parah saat siklus menstruasi. Pasien sudah 2 kali ke
dokter umum, namun keluhan tidak membaik dan mendapatkan 2 salep yang berbeda,
ketoconazol dan obat dari dokter ke 2 pasien lupa nama obatnya. Serta 2 jenis obat minum
yang berbeda, yang keduanya lupa nama obatnya. Keluhan sedikit berkurang ketika
berobat ke dokter yang ke 2. Namun bruntus kehitaman tidak hilang dan membesar. Pasien
mengatakan gatal semakin hebat sampai terasa seperti terbakar dan nyeri dan muncul
bruntus kemerahan dengan ukuran seperti biji jagung pada lipat paha kanan kemudian
pasien berobat ke Poliklinik Kulit Kelamin RS. Abdoel Moeloek.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada status
dermatologis pada regio gluteal terdapat makula hiperpigmentasi, berskuama,
sirkumskripta, ukuran plakat (diameter 10 cm), tepi lebih aktif berupa papul eritem
multipel, linear, ukuran numular, diskret, dan adanya central healing, serta pada regio
inguinal terdapat makula hiperpigmentasi, ukuran lentikular, sirkumskripta. 11
Diagnosis Banding

Tinea Cruris
Eritrasma
Kandiosis Kutis
12
Diagnosis Kerja
Tinea Cruris

13
Penatalaksanaan
Umum
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya disebabkan
oleh jamur yang tumbuh pada daerah lembab
• Jaga personal higiene yang baik, mengganti pakaian dalam saat
berkeringat
• Menggunakan pakaian dalam dan baju yang menyerap
keringat, hindari pakaian dalam yang berbahan nilon karena
akan menyebabkan menjadi lebih lembab
• Mengganti handuk 3 hari sekali
• Luka jangan digaruk
• Kontrol poliklinik apabila belm membaik setelah obat habis
Penatalaksanaan Khusus

Sistemik :
• Ketoconazole tablet 2 x200 mg
• Cetirizine 1 x 10 mg
Topikal :
• ketoconazole 2% cream dipakai 3x sehari setelah mandi
• Fusidic Acid cream 5 gram dipakai 3 kali sehari setelah mandi

Your Date Here Your Footer Here 15


Pemeriksaan Anjuran

• Pemeriksaan langsung dengan KOH

16
PROGNOSIS
Quo ad Quo ad
sans: Dubia vitam: Dubia
ad bonam ad bonam

Quo ada
functionam: Dubia
ad bonam

17
TINEA CRURIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

18
TINEA KRURIS

Dermatofitosis adalah sekelompok penyakit jamur kulit superfisial yang menyerang


jaringan dengan zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan
kuku, yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita

Tinea kruris adalah salah satu dermatofitosis yang ditemukan pada pangkal paha, genital,
pubis, serta perineum dan kulit perianal. Dikenal sebagai jock itch, crotch itch, dhobie itch,
eczema marginatum, dan ringworm of the groin.
pangkal paha,
genital, pubis,
Predileksi :
perineum dan
kulit perianal.
Epidemiologi
• Jenis kedua dari dermatofitosis paling umum di
seluruh dunia
• Zona tropis, seperti Indonesia.
• Di Indonesia, peringkat kedua tersering dari
seluruh penyakit jamur mencapai 150.000
kasus/tahun.

• Laki – laki dewasa >> wanita


• Kondisi paling sering terjadi pada orang
memakai pakaian ketat dalam keadaan
kelembaban.
Etiologi
Dermatofitosis termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu
Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton mempunyai sifat mencerna keratin.
Penyebab tersering adalah Epidermophyton floccosum, diikuti Tricophyton rubrum dan
Tricophyton mentagrophytes.
Manifestasi klinis

Efloresensi : bentuk (polimorfik), lesi berbatas tegas


di genitokrural, sirkumskrip, skuama selapis dengan
tepi yang meninggi (central healing), tepi lesi dapat
disertai vesikel, pustul, dan papul, terkadang terlihat
erosi disertai keluarnya serum akibat garukan.

Keluhan : gatal dan nyeri pada daerah yang terjadi


maserasi dan infeksi sekunder. Pada lesi kronis
dapat ditemukan likenifikasi disertai skuama dan
hiperpigmentasi
Pemeriksaan penunjang

Uji Kerokan kulit (KOH 10-


20%) hifa panjang dan Lampu wood
artrospora.

Punch Biopsi
Peridoc AcidSchiff : merah
Kultur Jamur
muda atau methenamin
silver : coklat atau hitam
Morfologi Koloni Gambaran Keterangan

Mikroskopis

T. rubrum Beberapa mikrokonidia berbentuk air mata, makrokonidia

jarang berbentuk pensil.

Tidak ada mikrokonidia, beberapa dinding tipis dan tebal.

E. floccosum Makrokonidia berbentuk gada.

Mikrokonidia yang bergerombol, bentuk cerutu yang jarang,

T. interdigitale terkadang hifa spiral.


Diagnosis Banding
• Candida • Eritrasma • Dermatitis • Pemfigus
Albicans Seboroik Vegetans

• Psoriasis
Intertriginosa
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum

• Edukasi untuk mencegah infeksi berulang.


• Daerah yang terinfeksi dijaga agar tetap kering dan terhindar dari sumber infeksi serta
mencegah pemakaian peralatan mandi bersama.
• Pengurangan keringat dan penguapan dari daerah lipat paha, seperti penggunaan
pakaian yang menyerap keringat dan longgar juga penting dalam pencegahan agar
daerah lipat paha tetap kering.
• Daerah lipat paha harus benar-benar dikeringkan setelah mandi dan diberikan bedak.
• Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang terkontaminasi dan penurunan berat
badan pada seorang dengan obesitas juga dapat dilakukan.
• Infeksi berulang pada tinea kruris dapat terjadi melalui proses autoinokulasi reservoir
lain yang mungkin ada di tangan dan kaki (tinea pedis, tinea unguium) sehingga
penting untuk dilakukan eradikasi.
Tatalaksana Khusus (topikal)
Golongan Imidazol Golongan Alilamin Golongan Naftionat Golongan lain

mikonazol 2% naftitin 1% tolnaftat 1% siklopiroksolamin 1%


klotrimazol 1% terbinafin 1% tolsiklat salep Whitfield
ekonazol 1% butenafin 1% salep 2-4/3-10
isokonazol vioform 3%
sertakonazol
tiokonazol 6,5%
ketokonazol 2%
bifonazol
oksikonazol 1%
Tatalaksana Khusus (sistemik)
Golongan Sediaan dan dosis
Alilamin
- terbinafin - Bersifat fungisidal, paling efektif untuk infeksi jamur dematofita
- Sediaan: Tablet 250 mg
- Dosis: 250 mg/hari selama 2 pekan (Dewasa)
- Dosis: 3-6 mg/kgBB/hari selama 2 pekan (Anak)
Butenafine
salah satu antijamur topikal terbaru diperkenalkan dalam pengobatan tinea kruris dalam dua
minggu pengobatan dimana angka kesembuhan sekitar 70%.

- Bersifat fungistatik
Imidazol
- Interaksi dengan obat lain cukup banyak
- itrakonazol
- Sediaan: Kapsul 100 mg, solusio oral 10mg/ml
- Dosis: 100 mg/hari selama 2 pekan (Dewasa)
- Dosis: 5 mg/kgBB/hari selama 1 pekan (Anak)
Golongan Sediaan dan dosis

- flukonazol Bersifat fungistatik


- Sediaan: Tabel 100, 150, 200 mg, suspensi oral 10 dan 40 mg/ml, injeksi 400 mg
- Dosis: 150 mg/pecan selama 4-6 pekan

- ketokonazol - Bersifat fungistatik


- Dikonsumsi dengan makanan atau minuman bersoda
- Bersifat hepatotoksik
- Sediaan: Tablet 200 mg
- Dosis: 200 mg/hari selama 10-14 hari

Griseofulvin - Bersifat fungistatik, aktif untuk golongan dermatofita


- Efek samping: sefalgia, gejala gastrointestinal, fotosensitivitas
- Dikonsumsi dengan makanan berlemak
- Sediaan:
- Micronized: Tabel 250 dan 500 mg, oral suspensi 125mg/ sendok teh
- Ultramicronized: Tablet 165 dan 330 mg
- Dosis: 500 mg/hari selama 2-6 pekan (Dewasa)
- Dosis: 10-20 mg (ultramicronized)/kgBB/hari selama 6 pekan (Anak)
BAB III ANALISIS KASUS
31
Apakah diagnosis kerja
pada kasus ini sudah
tepat ?
Analisis
Kasus
Apakah
penatalaksanaan pada
kasus ini sudah tepat ?
Apakah diagnosis kerja pada kasus ini sudah tepat ?

Anamnesis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
Anamnesis
Berdasarkan hasil automnesis yaitu timbul bruntus merah kehitaman yang terasa
gatal di daerah bokong sejak 5 bulan yang lalu dan mulai menyebar ke bagian
selangkangan. Keluhan gatal semakin parah ketika pasien berkeringat, berada di
tempat panas dan ketika pasien sedang menstruasi. Keluhan serupa di regio
tubuh lain disangkal.

Definisi :
Tinea kruris adalah salah satu dermatofitosis yang ditemukan pada pangkal paha, genital, pubis,
serta perineum dan kulit perianal. penyakit jamur kulit superfisial yang menyerang jaringan
dengan zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.
Gamabaran Klinis :
Apapun penyebab tinea kruris, keluhan
pada Tinea Cruris mempunyai lesi yang khas berupa plak
eritematosa berbatas tegas meluas dari lipat paha
gatal merupakan salah satu gejala
hingga ke paha bagian dalam dan seringkali bilateral. umum yang menonjol
Pemeriksaan Fisik :

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fisik dermatologis didapatkan


pada pasien ini, pada regio gluteal terdapat makula hiperpigmentasi,
berskuama, sirkumskripta, ukuran plakat (diameter 10 cm), batas
tegas dengan tepi lebih aktif berupa papul eritem multipel numular,
diskret, dan adanya central healing, dan pada regio ingunal
didapatkan macula hiperpigmentasi, ukuran lentikular dengan batas
tegas, sirkumskrip.

Hasil dari pemeriksaan fisik pada pasien ini sesuai dengan teori
mengenai Tinea cruris, pada teori dikatakan berdasarkan efuloresensi
gambaran klinis pada Tinea Cruris terdiri atas macam-macam bentuk
(polimorfik), baik primer maupun sekunder. Tinea kruris mempunyai
lesi yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas meluas dari
lipat paha hingga ke paha bagian dalam dan seringkali bilateral.
Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat dengan bagian tengah
tampak seperti menyembuh (central clearing). Pada tepi lesi dapat
disertai vesikel, pustul, dan papul, terkadang terlihat erosi disertai
keluarnya serum akibat garukan. Pada lesi kronis dapat ditemukan adanya
likenifikasi disertai skuama dan hiperpigmentasi.
APAKAH PENATALAKSANAAN PADA KASUS INI SUDAH TEPAT ?

Berdasarkan
• Umum Teori
• Khusus
• Umum
• Khusus

Pada Kasus
Tatalakasana umum Tatalaksana umum pada Teori :
Pada kasus :

• Konfirmasi : • Konfirmasi :
• menjelaskan pada pasien bahwa • menjelaskan pada pasien bahwa penyakit
penyakit ini disebabkan karena infeksi ini disebabkan karena infeksi jamur
jamur • Informasi
• Informasi • Prinsip pengobatan penyakit ini bertujuan
• Prinsip pengobatan penyakit ini untuk menghilangkan gejala dan
bertujuan untuk menghilangkan menghilangkan peneyebab infeksi serta
gejala dan menghilangkan peneyebab memperbaiki keadaan umum
infeksi serta memperbaiki keadaan • Edukasi
umum • Menjelaskan untuk menghindari faktor
• Edukasi memperberat, seperti menjaga personal
• Menjelaskan untuk menghindari hygine dan jangan menggaruk
faktor memperberat, seperti menjaga
personal hygine dan jangan
menggaruk
Tatalaksana Tatalakasana
pada kasus Pada teori
Sistemik : Terapi sistemik diberikan
untuk lesi yang lebih luas
-Ketoconazole tablet 2 x200mg dan meradang, sering
-Cetirizine 1 x 10 mg kambuh dan tidak sembuh
dengan obat topikal yang
sudah adekuat.

Topikal :
-ketoconazole 2% cream
dipakai 3x sehari setelah mandi
-Fusidic Acid cream 5 gram
dipakai 3 kali sehari setelah
mandi
Pada pasien ini penatalaksanaan sudah tepat karena
sesuai dengan teori yang ada, pada pasien ini sebelumnya pasien
sudah pernah berobat ke dokter dan mendapatkan
obat topikal ketoconazole 2% cream, pasien mengatakan pemakaian
cream sebanyak 3 kali sehari setelah mandi dan selama 3 bulan
lamanya namun pasien mengatakan belum ada perubahan pada lesi
maupun keluhan yang berupa gatal.
Beberapa pilihan obat antijamur topikal dapat dilihat pada

Golongan Imidazol Golongan Alilamin Golongan Naftionat Golongan lain

mikonazol 2% naftitin 1% tolnaftat 1% siklopiroksolamin 1%


klotrimazol 1% terbinafin 1% tolsiklat salep Whitfield
ekonazol 1% butenafin 1% salep 2-4/3-10
isokonazol vioform 3%
sertakonazol
tiokonazol 6,5%
ketokonazol 2%
bifonazol
oksikonazol 1%
Untuk terapi sistemik, beberapa pilihan obat antijamur yang dapat digunakan
dapat dilihat

Golongan Sediaan dan dosis


Alilamin - Bersifat fungisidal, paling efektif untuk infeksi jamur dematofita
- terbinafin - Sediaan: Tablet 250 mg
Butenafine - Dosis: 250 mg/hari selama 2 pekan (Dewasa)
- Dosis: 3-6 mg/kgBB/hari selama 2 pekan (Anak)
salah satu antijamur topikal terbaru diperkenalkan dalam pengobatan
tinea kruris dalam dua minggu pengobatan dimana angka kesembuhan
sekitar 70%.
Imidazol - Bersifat fungistatik
- itrakonazol - Interaksi dengan obat lain cukup banyak
- flukonazol - Sediaan: Kapsul 100 mg, solusio oral 10mg/ml
- ketokonazol - Dosis: 100 mg/hari selama 2 pekan (Dewasa)
- Dosis: 5 mg/kgBB/hari selama 1 pekan (Anak)
- Bersifat fungistatik
- Sediaan: Tabel 100, 150, 200 mg, suspensi oral
10 dan 40 mg/ml, injeksi 400 mg
- Dosis: 150 mg/pecan selama 4-6 pekan
Griseofulvin - Bersifat fungistatik
- Dikonsumsi dengan makanan atau minuman bersoda
- Bersifat hepatotoksik
- Sediaan: Tablet 200 mg
- Dosis: 200 mg/hari selama 10-14 hari
- Bersifat fungistatik, aktif untuk golongan dermatofita
- Efek samping: sefalgia, gejala gastrointestinal, fotosensitivitas
- Dikonsumsi dengan makanan berlemak
- Sediaan:
- Micronized: Tabel 250 dan 500 mg, oral suspensi 125mg/
sendok teh
- Ultramicronized: Tablet 165 dan 330 mg
- Dosis: 500 mg/hari selama 2-6 pekan (Dewasa)
Dosis: 10-20 mg (ultramicronized)/kgBB/hari selama 6 pekan
(Anak)
Pemberian naftifin 1% dan terbinafine 1% keduanya terbukti efektif.
Namun, kualitas perawatan bukti untuk perbandingan iniversus
plasebo dinilai rendah.
Clotrimazole 1% adalah terbukti efektif dalam mencapai pengobatan
mikologis dibandingkan dengan placebo. Naftifine 2% dan
terbinafine 1% nampaknya efektif dalam aplikasi sekali sehari dan
dengan durasi pengobatan yang lebih singkat
dibandingkan dengan azoles
THANK YOU !
Any Question?

Made with by

Anda mungkin juga menyukai