Anda di halaman 1dari 55

Katalog Dalam Terbitan.

Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
613 Kesehatan Masyarakat
Ind Petunjuk teknis pemberian makanan tambahan
p
(balita-ibu hamil-anak sekolah).- Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2017
ISBN 978-602-416-260-3
1. Judul I. NUTRITIONAL REQUIREMENT
II. FOOD SUPPLY III. PREGNANCY
IV. NUTRITION V. CHILD HEALTH SERVICES
PETUNJUK TEKNIS
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(BALITA - ANAK SEKOLAH - IBU HAMIL)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017

2017
KATA PENGANTAR
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya
perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi
tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi
gizi kurang pada balita dan anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang akan dicapai dalam rangka


pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019, telah menetapkan 6 sasaran dan indikator
kinerja yaitu : 1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan, 2)
Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan, 3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif, 4) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5)
Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan, 6) Persentase remaja
puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD).

Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan


dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian
yang berakibat pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan
gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah
yaitu Pemberian Makanan Tambahan pada balita, anak SD/MI dan ibu hamil.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk


Suplementasi Gizi merupakan penyempurnaan sekaligus pengganti dari Kepmenkes
Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Kepmenkes Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 Tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah
Dasar dan Ibu Hamil, disesuaikan dengan perkembangan hukum, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selanjutnya dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan zat gizi
pada tiap sasaran berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 serta
perbaikan tampilan produk Makanan Tambahan (MT) telah pula dilakukan
perubahan terhadap bentuk kemasan menyesuaikan dengan aturan pemberian.

Agar pemberian makanan tambahan pada Balita, Anak Sekolah dan Ibu
Hamil dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan bagi tenaga kesehatan dan semua
pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini mencakup hal hal yang berkaitan
dengan jenis dan karakteristik produk MT, pengiriman, penyimpanan dan distribusi
MT serta monitoring dan evaluasi.

Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini masih memiliki kekurangan,


sehingga sekiranya ada masukan untuk perbaikan akan kami terima untuk
penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2017


Direktur Gizi Masyarakat

Ir. Doddy Izwardy, MA

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii ii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. iiiiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ iviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 11


A. Latar Belakang ............................................................................................. 21
B. Tujuan .......................................................................................................... 22
C. Pengertian .................................................................................................... 32
D. Sasaran ....................................................................................................... 33
E. Dasar Hukum ............................................................................................... 43

BAB II JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN 5


A. MT Balita ..................................................................................................... 5
B. MT Anak Sekolah ......................................................................................... 6
C. MT Ibu Hamil ................................................................................................ 7

BAB III PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN


TAMBAHAN ................................................................................................ 9
A. Pengiriman .................................................................................................. 9
B. Penyimpanan................................................................................................ 10
C. Pendistribusian ............................................................................................ 11

BAB IV PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN 15


A. MT Balita ...................................................................................................... 15
B. MT Anak Sekolah ......................................................................................... 15
C. MT Ibu Hamil ................................................................................................ 16

BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ................................................................ 17


A. Pemantauan ................................................................................................. 17
B. Evaluasi ........................................................................................................ 21

BAB VI PENUTUP ............................................................................................................. 22

II
DAFTAR SINGKATAN

AKE : Angka Kecukupan Energi


AKG : Angka Kecukupan Gizi
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BB : Berat Badan
BDD : Bidan di Desa
BASTB : Berita Acara Serah Terima Barang
BAPB : Berita Acara Penerimaan Barang
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KEK : Kurang Energi Kronis
KPB : Kartu Persediaan Barang
LiLA : Lingkar Lengan Atas
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MT : Makanan Tambahan
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
PMT-AS : Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
PB : Panjang Badan
SD : Sekolah Dasar
Sd : Standar deviasi
SDT : Survei Diet Total
SBBM : Surat Bukti Barang Masuk
SBBK : Surat Bukti Barang Keluar
TB : Tinggi Badan
TTD : Tablet Tambah Darah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi


Lampiran 2 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 3 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas
Lampiran 4 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita
Lampiran 5 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Ibu Hamil
Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi
Lampiran 7 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 8 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Puskesmas
Lampiran 9 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Puskesmas
Lampiran 10 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Kabupaten/Kota
Lampiran 11 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Provinsi
Lampiran 12 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Lampiran 13 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil
Lampiran 14 : Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang
Lampiran 15 : Perhitungan Luas Gudang Penyimpanan Makanan Tambahan Balita
dan Ibu Hamil
Lampiran 16 : Surat Edaran Dirjen Kesmas Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT balita, dan PMT Anak Sekolah
Lampiran 17 : Rencana Distribusi PMT Tahun 2017

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak
terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak
usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu
mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila
menderita kekurangan gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus
dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %,
sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar
24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang
gizi pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena
berbagai hal diantaranya tidak sarapan pagi dan lebih suka makanan yang
tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016
menujukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 27,5 %, balita kurus
8,0 %, balita sangat kurus 3,1 % dan balita risiko kurus 22,8 %.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.
Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus
dan stunting pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di
sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya
Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat berdampak
pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya.
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan
merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka
Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan
energi dan protein.

1
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus
baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat
diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita
pendek (stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia
sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Pemberian makanan tambahan ditujukan untuk sasaran kelompok rawan
gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI
dengan kategori kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil
pengukuran berat badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari
minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih
kecil dari 23,5 cm.
Penelitian Elisabeth Kristiansson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis
data dari 31 negara memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya
kenaikan berat badan pada keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak
usia 6 – 23 bulan yang diberikan makanan tambahan selama 6 bulan
menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama
edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan
menjadi lebih besar.

a. Tujuan
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait tentang :
1. Jenis dan karaktristik produk makanan tambahan Balita, Anak Sekolah
dan Ibu Hamil
2. Pengiriman, penyimpanan dan pendistribusian MT
3. Pemberian MT kepada sasaran
4. Pemantauan dan Evaluasi MT

b. Pengertian
a. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)
kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi
kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, ibu
hamil, dan ibu nifas

2
b. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang
diberikan kepada sasaran untuk mempertahankan status gizi normal
dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan.
c. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang
diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.
d. MT Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam
bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin
dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan
dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.
e. MT Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan
dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak usia Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
f. MT Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat
dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
untuk mencukupi kebutuhan gizi.

c. Sasaran
1. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan
indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan
(TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap
dan tidak rawat jalan.
2. Sasaran utama MT anak usia SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan
(BB) menurut Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 Standar Deviasi (<- 2
Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.
3. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm.

d. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif

3
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia
Sekolah Dasar dan Ibu Hamil
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang (PGS)
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi.
j. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017
tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita
dan PMT Anak Sekolah

4
BAB II
JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN

A. MAKANAN TAMBAHAN BALITA 6-59 BULAN DENGAN KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi


 Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan
tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita
usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24
bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI).
 Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita
mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.
 Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E,
K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng,
Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
 Tekstur/Konsistensi :
renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
 Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping.
 Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
 Rasa : Manis.
 Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

5
c. Kemasan
 Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 40 gram).
 Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder (berat 840 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.

B. MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN


KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi


 Makanan Tambahan Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa
makanan tambahan dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus
dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak
usia Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus
untuk mencukupi kebutuhan gizi.
 Tiap kemasan primer (6 keping/36 gram) Makanan Tambahan Anak
Sekolah mengandung 144-216 Kalori, 3,96-5,76 gram protein, 5,04-7,56
gram lemak.
 Makanan Tambahan Anak Sekolah diperkaya 11 macam vitamin (A, D E,
B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium,
Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit krekers yang pada permukaan belakang biskuit tercantum tulisan
“MT Anak Sekolah”
 Tekstur/Konsistensi : renyah.
 Berat :
berat rata-rata 6 gram/keping dengan kisaran 5-7 gram/keping.
 Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
 Rasa : manis.
 Mutu dan keamanan :

6
produk makanan tambahan anak sekolah memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk anak usia sekolah dasar.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan
 Setiap 6 (enam) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 36 gram).
 Setiap 6 (enam) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 216 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.

C. MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)

a. Kandungan Zat Gizi


 Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit
lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori
Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.
 Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan Tambahan Ibu
Hamil mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram protein,
minimum 12 gram lemak.
 Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin(A, D E,
B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi,
Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk
 Bentuk :
biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit tercantum
tulisan “MT Ibu Hamil” .

7
 Tekstur/Konsistensi :
- biskuit : renyah
- isi : krim/selai padat dan lembut
 Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
 Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak
gosong).
 Rasa :
- Biskuit : manis
- Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
 Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk ibu hamil.
 Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan
 Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 60 gram).
 Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 420 gram).
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier.

8
BAB III

PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN


MAKANAN TAMBAHAN

A. PENGIRIMAN MAKANAN TAMBAHAN

Pengadaan MT oleh Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2017 dilakukan


untuk dikirim ke daerah (MT Balita dan MT Ibu Hamil) dan stock pusat (MT
Balita, MT Ibu Hamil dan MT Anak Sekolah). Pengiriman MT ke daerah melalui
pranko provinsi, dan disediakan dana sewa gudang dan distribusi sampai
puskesmas melalui dana dekonsentrasi pembinaan gizi masyarakat tahun 2017.

Pengadaan MT stock pusat untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari


daerah dalam rangka penanggulangan kekurangan gizi, mengantisipasi
kedaruratan gizi di daerah rawan bencana seperti bencana asap, gunung
meletus, banjir dan bencana lainnya serta sebagai bahan kontak bantuan
Kementerian Kesehatan untuk kunjungan Pejabat Negara.

Dalam rangka penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi


pada lingkup pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
pemberian MT merupakan upaya yang dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan
germas lainnya.

Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke Provinsi


(pranko provinsi) sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan MT di gudang produsen/penyedia barang dan dibuatkan Berita
Acara Penerimaan Barang (BAPT) oleh Panitia Penerima Barang di tingkat
pusat.

2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan


kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan tentang rencana pengiriman MT
sesuai alokasi yang sudah ditetapkan.

3. Produsen/penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu


pengiriman MT kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT
Dinas Kesehatan Provinsi.

4. Produsen/penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan


oleh Dinas Kesehatan Provinsi dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang
telah ditetapkan.

9
5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi
pengiriman, maka dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah
pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia
barang dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.

6. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Petugas yang


ditunjuk membuat dan menandatangani berita acara penerimaan barang
sesuai jumlah, jenis, dan kualitas yang diterima. Berita Acara Penerimaan
Barang yang asli diserahkan ke produsen/penyedia barang dan tembusan
dikirim ke Direktorat Gizi Masyarakat.

B. PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian


penting dalam prosedur pengelolaan MT sehingga perlu dipersiapkan dengan
baik agar kualitas MT dapat tetap terjaga sampai kepada sasaran. Adapun
persyaratan gudang/tempat penyimpanan MT adalah sebagai berikut :
1. Di Gudang Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik;
c. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas
kotoran dan sampah;
d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar
masuk makanan tambahan;
e. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm
dari dinding;
f. Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumpukan
adalah 12 karton untuk MT Balita maupun MT Ibu Hamil. Contoh
perhitungan luas gudang penyimpanan (lihat lampiran 15).
g. Penyusunan karton makanan tambahan dalam gudang harus
menggunakan alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton;
h. Makanan tambahan yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan
terlebih dahulu (First In First Out = FIFO);
i. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan
lain dan bahan bukan pangan;
j. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan di gudang, diambil
dan dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
k. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Tim yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang/Kepala Dinas Kesehatan setempat;
l. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah;

10
m. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang
menggunakan ganco atau dibanting.
2. Di Puskesmas
a. Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang baik;
c. Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan langsung di lantai;
d. Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik.
e. Makanan tambahan yang masuk ke tempat penyimpanan yang lebih awal
dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO);
f. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan
lain dan bahan bukan pangan;
g. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan
dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
h. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat;
i. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah.

3. Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat


penyimpanan lainnya)
a. Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis.
b. MT diletakkan di atas alas dan usahakan tidak menempel dinding.
c. Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik serta
tidak lembab.
d. Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan binatang
pengerat lainnya.
e. Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya.
f. MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah,
atau biskuit tidak renyah.

4. Di Rumah Tangga/Keluarga
Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering,
bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang
pengganggu.

C. PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN

a. Makanan Tambahan Kirim ke Daerah


1. Dinas Kesehatan Provinsi bersama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota membuat rencana distribusi MT ke masing-masing
Puskesmas berdasarkan data sasaran di tiap Puskesmas.

11
2. Dinas Kesehatan Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menginformasikan secara tertulis ke Puskesmas tentang jumlah dan
waktu penerimaan MT yang akan didistribusikan ke masing-masing
Puskesmas, agar Puskesmas mengetahui jumlah MT yang akan diterima
dan mempersiapkan tempat penyimpanan yang memenuhi syarat.
3. Pada kondisi dimana tidak memungkinkan MT dikirim langsung dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Puskesmas karena alasan tertentu misal
keterbatasan tempat penyimpanan atau kondisi geografis yang sulit
dijangkau, maka sebagai alternatif MT dari Dinkes Provinsi dapat dikirim
ke puskesmas melalui Dinkes Kabupaten/Kota.
4. Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda
terima yang memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang
asli diserahkan ke pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan
pelaporan administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang
Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan
Barang (KPB)
6. Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit
pelayanan kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas
yang ditunjuk/kader.
7. BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran
dan mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.

BAGAN MEKANISME DISTRIBUSI MT

Produsen/Penyedia Dirktorat Gizi


MT Masyarakat

Dinkes Propinsi
Provinsi

Dinkes Puskesmas
Kabupaten/Kota

SASARAN
Keterangan :

: Distribusi

: Koordinasi

: Alternatif Distribusi
12
Penjelasan Bagan Distribusi MT
 Di dalam pendistribusian MT produsen/penyedia barang berkoordinasi
dengan Direktorat Gizi Masyarakat.
 MT didistribusikan oleh produsen/penyedia barang ke gudang provinsi yang
telah disiapkan Dinas Kesehatan Provinsi.
 Pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mengirimkan MT ke
Puskesmas,
 Alternatif pendistribusian MT dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota
karena alasan tertentu.
 Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT
ke Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke
sasaran.
 Direktorat Gizi Masyarakat mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi. Demikian juga Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan evaluasi
pendistribusian MT.
 Pencatatan MT dilakukan oleh penanggungjawab gudang dan diketahui
pengelola program gizi. Frekuensi pencatatan disesuaikan dengan jadwal
penerimaan dan pengeluaran atau distribusi MT.

Ketentuan Pendistribusian (MT Balita dan MT Ibu Hamil) :

1. Pengadaan MT oleh Pusat tahun 2017 dikirim melalui pranko provinsi


dengan alokasi distribusi sebagimana tertera pada lampiran 17

2. MT yang diterima oleh provinsi seluruhnya harus didistribusikan ke


puskesmas sesuai alokasi distribusi yang telah direnacanakan oleh setiap
daerah.

3. MT yang didistribusikan ke puskesmas dihitung berdasarkan jumlah balita


kurus dan ibu hamil KEK untuk pemberian selama 90 hari sesuai aturan
konsumsi untuk setiap sasaran.

4. MT yang diterima oleh puskesmas dapat didistribusikan kepada sasaran


sebagai MT Pemulihan untuk balita kurus dan ibu hamil KEK sesuai aturan
pemberian dan juga sebagai MT Penyuluhan untuk balita dan ibu hamil
dengan status gizi normal dengan waktu pemberian maksimal selama satu
bulan sesuai Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor :
HK.02.02/V/407/2017 Tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu
Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah (lampiran 16)

13
b. Makanan Tambahan Buffer Stock

Mekanisme permintaan dan pendistribusian MT Buffer Stock adalah sebagai


berikut :
1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kementerian/Lembaga,
Legislatif, Lintas program/Lintas sektor, Organisasi Profesi, Organisasi
Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan, LSM serta
stakeholder dan lain-lain yang membutuhkan MT buffer stock membuat
rencana permintaan sesuai kebutuhan untuk balita usia 6-59 bulan/anak
sekolah SD/MI/Ibu hamil KEK di daerah rawan gizi/keadaan
darurat/bencana.
2. Pihak yang membutuhkan MT buffer stock menyusun RAB (Rencana
Anggaran Biaya) untuk biaya operasional, pergudangan dan
pendistribusian MT buffer stock.
3. Selanjutnya pihak yang membutuhkan MT buffer stock mengirimkan surat
permintaan ke Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat.
4. Surat permintaan MT yang masuk akan ditelaah oleh Direktorat Gizi
Masyarakat. Telaahan tersebut meliputi jumlah ketersediaan MT di pusat
dan daerah, ketersediaan biaya pengiriman, lokasi yang akan dikirim serta
jumlah dan kelompok sasaran yang akan diberikan.
5. MT buffer stock dapat diberikan setelah ditelaah secara teknis dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Surat permintaan MT buffer stock tersebut ditujukan kepada Direktur
Gizi Masyarakat Kemenkes RI yang dilampiri dengan jumlah sasaran
balita kurus (BB/PB/PB<-2 SD)/ anak SD/MI kurus (<-2SD)/ Ibu Hamil
KEK.
 Biaya pengiriman MT buffer stock dari pusat ke daerah dengan pranko
gudang Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh pusat, sedangkan
biaya pengiriman ke sasaran dari Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung
oleh masing-masing pihak pemohon.
 Pihak pemohon menyiapkan tempat penerimaan atau penyimpanan
sementara (gudang) dan menyusun rencana distribusi (rensi)
pendistribusiannya sampai ke sasaran.
6. Pengiriman MT buffer stock ke lokasi akan dilaksanakan setelah
dinyatakan layak untuk diberikan dan akan dikirimkan ke lokasi dengan
jumlah bantuan yang telah disetujui.

14
BAB IV
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN

Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu dilakukan secara


benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan
yang tidak tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif
dalam upaya pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan permasalahan
gizi.
Makanan tambahan diberikan kepada sasaran sebagai Makanan
Tambahan Penyuluhan untuk mempertahankan status gizi normal maupun sebagai
Makanan Tambahan Pemulihan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.
Aturan pemberian MT Penyuluhan kepada sasaran telah diatur melalui Surat Edaran
Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah
(lampiran 16)

Berikut standar pemberian makanan tambahan pemulihan untuk setiap kelompok


sasaran

A. Makanan Tambahan Balita

a. Prinsip Dasar Pemberian :


Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur.

b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki
status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
3. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
4. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
5. Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
6. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada
Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
7. Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
8. Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
9. Setiap pemberian MT harus dihabiskan

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah

a. Prinsip Dasar Pemberian


Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi
anak usia sekolah dasar

15
b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu
anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan
2. Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
3. Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
4. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang
5. Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
5. Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan diawasi
oleh guru kelas
6. Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang

C. Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK

a. Prinsip Dasar Pemberian


Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi
ibu hamil.

b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC)
3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat
badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.

16
BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Pemantauan

Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang


mencakup pemantauan dalam pelaksanaan penyimpanan di gudang dan
pendistribusian MT sampai kepada sasaran.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan tambahan dapat


dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan formulir pemantauan dan
melalui penggunaan aplikasi ePPGBM (elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat).

1. Pemantauan dan Pelaporan Distribusi MT

Dalam kegiatan pemantauan distribusi meliputi pemantauan sebagai berikut :

 Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi


 Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat
Kabupaten/Kota
 Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Puskesmas
 Pemantauan pemanfaatan MT Balita
 Pemantauan pemanfaatan MT Ibu Hamil

a. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi


Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Pusat dan Provinsi dengan
melakukan pengamatan terhadap:
 Kondisi fisik gudang meliputi : kapasitas gudang, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
 Cara penyimpanan meliputi : penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-
pangan lainnya
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar,
sisa dan jumlah MT yang rusak
 Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas/Dinkes
Kabupaten/Kota (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan
ke Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota)
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 1 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi)

17
b. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat
Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan melakukan pengamatan terhadap:
 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan
non-pangan lainnya.
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar,
sisa dan jumlah MT yang rusak.
 Rencana pendistribusian MT dari Kabupaten ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2
(Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat
Kabupaten/Kota)

c. Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di tingkat


Puskesmas
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Kabupaten/Kota dan Puskesmas,
dengan melakukan pengamatan terhadap:
 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan
non-pangan lainnya
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk,
keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak
 Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke BDD/petugas yang
ditunjuk/kader)
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 3
(Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di
Tingkat Puskesmas)

d. Pemantauan Pemanfaatan MT di tingkat Sasaran


Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang ditunjuk/kader, dengan
melakukan pengamatan terhadap:
 Cara penyimpanan (wadah, letak)
 Cara penyajian (besar porsi, daya terima)
 Persediaan MT

18
 Keluhan sasaran terhadap MT
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4 dan 5
(Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)

e. Laporan Pelakaksanaan Distribusi MT


Laporan pelaksanaan distribusi MT untuk setiap jenjang dibuat oleh
pelaksana pemantauan dengan mengunakan format laporan pada lampiran
6,7 dan 8

2. Pencatatan Distribusi MT

 Pencatatan distribusi MT (stock opname) secara manual dilakukan pada setiap


jenjang (provinsi, kabupaten/kota, puskesmas) menggunakan formulir bantu
manual stock opname seperti pada lampiran 9, 10 dan 11. Contoh pengisian
formulir bantu pemantauan MT di puskesmas sebagai berikut:

 Distribusi MT (stok opname) juga dapat direkam dalam aplikasi http:


//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. pada menu Distribusi MT. Pada aplikasi
ini dapat menghasilkan format BASTB untuk keperluan administrasi. Contoh
formulir BASTB seperti pada lampiran 14.

3. Pencatatan dan Pelaporan Konsumsi MT

Pencatatan dan pelaporan konsumsi MT juga dilakukan dalam bentuk elektronik


melalui aplikasi e-PPGBM yang merupakan bagian dari sistem informasi gizi
terpadu untuk mencatat data sasaran individu baik data penimbangan,
pengukuran maupun pelayanan lainnya yang dapat diakses melalui http:
//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. Aplikasi ini dapat memberikan umpan balik
secara langsung berdasarkan status gizi sasaran. Menu entri Konsumsi MT,
berguna untuk merekam jumlah dan jenis MT yang diterima sasaran serta
menyajikan informasi berupa grafik perubahan berat badan.

19
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
a. Puskesmas
- Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK
kemudian dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti
pada lampiran 12 dan 13. Contoh pengisian formulir bantu pemantauan
konsumsi sebagai berikut:

- Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri kedalam aplikasi


ePPGBM agar dapat diamati perubahan pertumbuhan berat badan dan
status gizinya setiap saat.
b. Kabupaten/Kota dan Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat diamati dan dianalisis oleh
kabupaten/kota dan provinsi secara otomatis melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

c. Pusat
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM juga dapat diamati dan dianalisis
oleh pusat secara otomatis melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

20
B. Evaluasi

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah


dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah
yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan
mencakup aspek kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat menjawab apakah
kegiatan pemberian MT telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
status gizi sasaran sesuai yang diharapkan.

Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan


ketersediaan sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil
dari kegiatan evaluasi ini sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan
pemberian makanan tambahan pada tahun berikutnya.

21
BAB VII

PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada dasarnya


bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat
meningkatkan status gizi sasaran. Peran serta semua pihak sangat diharapkan
dalam mendukung keberhasilan kegiatan pemberian MT kepada sasaran.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai dengan kegiatan


konseling dan pendidikan gizi masyarakat untuk memberikan pemahaman
tentang pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah gizi yang terjadi di
masyarakat sebagai bagian dari pembangunan sumberdaya manusia.

Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan
maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian
makanan tambahan agar mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan
efisien.

22
Lampiran 1

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMABAHAN


DI TINGKAT PROVINSI

Propinsi : ……………………..

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat Rencana
penerimaan dari penyedia Pengiriman dari
barang ke gudang provinsi penyedia barang ke
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
atau cek apakah ada
informasi lisan melalui
telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
MT, amati penyimpanan MT penyimpanan MT
di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah
dari bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan dokumen
SPB dengan BAPB

4. Jumlah dan jenis yang Cocokkan dokumen


diterima sesuai dengan SPB dengan BAPB
Surat Pengiriman Barang
(SPB)
5. Ada catatan administrasi Cek catatan
MT administrasi gudang
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak
6. Apakah ada MT dari sumber APBD I/dan lain-lain
lain ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

23
7. Ada rencana distribusi MT Lihat catatan rencana
ke Puskesmas/Kab/Kota distribusi MT ke
- Jumlah Puskesmas/Kab/Kota
- Jenis
- Waktu distribusi
8. Pelaksanaan distribusi MT Lihat dokumen SBBK
- Sesuai jumlah
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke
berapa
- Kalau tidak sesuai
sebutkan alasannya
9. Pendistribusian MT : Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas pengiriman MT
Provinsi/Perusahaan
Jasa Pengiriman Barang

………………………….20..
Petugas Pemantau

Provinsi Pusat

……………………………. …………………………….

24
Lampiran 2

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kabupaten : …………………………..
Propinsi : …………………………..

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Provinsi ke Dinkes Pengiriman dari
Kabupaten/Kota Dinkes Provinsi
ke Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
atau cek apakah
ada informasi
lisan melalui
telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
MT, amati penyimpanan MT penyimpanan
di gudang MT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB

4. Jumllah dan jenis yang Cocokkan


diterima sesuai dengan Surat dokumen SPB
Pengiriman Barang (SPB) dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi Cek catatan


MT administrasi
- Masuk gudang
- Keluar
- Sisa
- Rusak

25
6. Apakah ada MT dari sumber APBDII/lain-lain
lain ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

7. Ada rencana distribusi MT ke Lihat catatan


Puskesmas rencana
- Jumlah distribusi MT ke
- Jenis
Puskesmas
- Waktu distribusi
8. Pelaksanaan distribusi MT Lihat dokumen
- Sesuai jumlah SBBK
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke
berapa
- Kalau tidak sesuai
sebutkan alasannya
9. Pendistribusian MT : Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas pengiriman MT
Kabupaten/Kota
/Perusahaan Jasa
Pengiriman Barang

………………………….20..
Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

26
Lampiran 3

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PUSKESMAS

Puskesmas : …………………….
Kabupaten : …………………….
Propinsi : …………………….

JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Kabupaten/Kota Pengiriman dari
Dinkes
kabupaten/Kota
ke Kepala
Puskesmas atau
cek apakah ada
informasi lisan
melalui telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
PMT, amati penyimpanan penyimpanan
PMT di gudang PMT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB

4. Jumlah dan jenis yang Cocokkan


diterima sesuai dengan Surat dokumen SPB
Pengiriman Barang (SPB) dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi Cek catatan


MT administrasi
- Masuk gudang
- Keluar
- Sisa
- Rusak

27
6. Apakah ada data sasaran ? Cek data
- Balita 6-59 bulan sasaran MT di
- Bumil KEK seluruh desa
wilayah kerja
Puskesmas

7. Apakah ada rencana kegiatan Cek dokumen


distribusi MT ? rencana
distribusi MT

8. Apakah sebelum Cek arsip surat


pendistribusian MT, ada pemberitahuan
pemberitahuan dari distribusi MT dari
Puskesmas ? Puskesmas ke
BDD/petugas yg
ditunjuk/kader

9. Apakah pendistribusian MT Cek kesesuaian


sesuai rencana ? jumlah MT yang
- Jumlah dikirim dengan
- Jenis jumlah sasaran
- Waktu distribusi

10. Bagaimana cara Jelas


pendistribusian MT ?
11. Apakah ada MT dari sumber APBDII/lain-lain
lain yang didistribusikan ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

………………………….20..
Petugas Pemantau

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. …………………………….

28
Lampiran 4

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA

Provinsi : ………………………… Nama Ibu : …………………


Kabupaten/Kota : ………………………… Nama Anak : …………………
Kecamatan : ………………………… Umur Anak : ……..bln
Puskesmas : …………………………
Desa : …………………………
Posyandu : …………………………

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah anak ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang anak ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan anak ibu menerima MT? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi MT Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan MT mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan MT Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan MT, bagaimana
besar porsinya
9. Berapa kali MT diberikan dalam satu hari Sebutkan
10. Apakah anak ibu suka MT yang diberikan ? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan anak ibu setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
12. Apakah BB anak ibu bertambah setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan anak pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi MT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ………………………………..

29
Lampiran 5

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL

Provinsi : ..……………………. Nama Ibu : ………………


Kabupaten/Kota : ……………………… Nama Suami : ………………
Kecamatan : ……………………… Umur Ibu : ……… thn
Puskesmas : ………………………
Desa : ………………………
Posyandu : ...…………………….

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan ibu menerima MT ? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang ibu diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi MT ? Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan MT ? mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan MT ? Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan MT, bagaimana
besar porsi
9. Berapa kali ibu mengonsumsi MT satu hari ? Sebutkan
10. Apakah ibu menyukai MT yang diterima? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan ibu setelah mengonsumsi Menurut pendapat atau
MT? catatan lainnya
12. Apakah BB Ibu bertambah setelah mengonsumsi Menurut pendapat Ibu dan
MT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan ibu pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi MT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ……………………………….

30
Lampiran 6

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PROVINSI
TAHUN …….

Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak
d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah PMT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT

- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..


memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat *)

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :


Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT :


Baik/cukup baik/kurang baik *)

31
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

………………………….20..
Pelapor

Provinsi Pusat

……………………………. …………………………….

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

32
Lampiran 7

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TAHUN …….

Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak
d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..
memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat *)

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :................


Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT :


Baik/cukup baik/kurang baik *)

33
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

………………………….20..

Pelapor

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

34
Lampiran 8

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PUSKESMAS
TAHUN …….

Puskesmas : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : ……………………………

1. Data Sasaran PMT


a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak
b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%)
c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak
d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%)
e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang
f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT


- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..
memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :


Baik/cukup baik/kurang baik

4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT :


Baik/cukup baik/kurang baik

35
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

11. Saran

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

………………………….20..
Pelapor

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. …………………………….

Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

36
Lampiran 9

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Puskesmas :

Kab/Kota :

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

37
Lampiran 10

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN Distribusi dan StockMT-BALITA
stock MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN

JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

38
Lampiran 11

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

Provinsi :

Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

JUMLAH Stock Tersisa


DISTRIBUSI (Kg)
Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

39
40
Lampiran 12
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA DI PUSKESMAS
Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Anak Identitas Orang Pemeriksaan 2017 2018
Tua
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR
NIK NIK Tanggal
Nama Anak Nama BB
Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)
Umur RW Tahun produksi
BB Lahir
NIK NIK Tanggal
Nama Anak Nama BB
Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)
Umur RW Tahun produksi
BB Lahir
43
41
Lampiran 13
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Ibu Hamil Alamat Pemeriksaan 2017 2018
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR
NIK Alamat tanggal-bln-thn
Nama Ibu BB
Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi
No HP
NIK Alamat tanggal-bln-thn
Nama Ibu BB
Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi
No HP
44
Lampiran 14

42
43
Lampiran 15
PERHITUNGAN LUAS GUDANG PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA DAN IBU HAMIL
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
BERAT PER
BISKUIT KARTON KARTON TUMPUKAN
UKURAN KARTON (mm) KARTON
PER M2 /PALLET PER PER /PALLET PER
(KG)
NO MT (KG) M2 TUMPUKAN M2
Panjang Lebar Tinggi
1 MT BALITA 450 250 185 3.36 322.56 96 8 12
MT IBU
2 HAMIL 300 165 155 1.68 403.2 240 20 12
Note Kubikasi per Karton
MT BALITA 0,0210 M3
MT BUMIL 0,0077 M3
Jumlahmaksimumtumpukan per m2 sebanyak 12 karton
CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN GUDANG DENGAN ASUMSI 12 TUMPUKAN
DinkesProvinsiJawa Tengah mendapat :
PMT Balita : 594,000 kg
PMT Bumil : 405,000 kg
Kebutuhan Gudang
PMT Balita : = 594000/322.56 kg
= 1,841.52 m2
PMT Bumil : = 405000/403.2 kg
= 1,004.46 m2
47
Lampiran 16

44
44
45
46
Lampiran 17

RENCANA DISTRIBUSI PMT TAHUN 2017


PMT Ibu Hamil PMT Balita
No Provinsi Jumlah PMT
Jumlah Sasaran Jumlah PMT (kg) Jumlah Sasaran
(kg)
1 Aceh 11.200 100.800 12.100 130.680
2 Sumatera Utara 28.000 252.000 32.600 352.080
3 Sumatera Barat 10.800 97.200 11.600 125.280
4 Riau 14.400 129.600 15.600 168.480
5 Jambi 7.700 69.300 6.900 74.520
6 Sumatera Selatan 16.200 145.800 17.200 185.760
7 Bengkulu 3.400 30.600 3.700 39.960
8 Lampung 15.200 136.800 16.600 179.280
9 Kep. Bangka Belitung 2.400 21.600 2.800 30.240
10 Kep. Riau 3.700 33.300 4.700 50.760
11 DKI Jakarta 16.200 145.800 19.700 212.760
12 Jawa Barat 69.000 621.000 92.000 993.600
13 Jawa Tengah 45.000 405.000 55.000 594.000
14 DI Yogyakarta 6.600 59.400 7.600 82.080
15 Jawa Timur 51.000 459.000 59.000 637.200
16 Banten 21.200 190.800 26.000 280.800
17 Bali 5.600 50.400 6.900 74.520
18 Nusa Tenggara Barat 8.900 80.100 10.700 115.560
19 Nusa Tenggara Timur 11.600 104.400 13.500 145.800
20 Kalimantan Barat 12.700 114.300 13.200 142.560
21 Kalimantan Tengah 5.200 46.800 5.700 61.560
22 Kalimantan Selatan 8.300 74.700 8.600 92.880
23 Kalimantan Timur 6.400 57.600 7.500 81.000
24 Kalimantan Utara 1.300 11.700 1.800 19.440
25 Sulawesi Utara 5.600 50.400 4.400 47.520
26 Sulawesi Tengah 7.300 65.700 6.400 69.120
27 Sulawesi Selatan 18.300 164.700 22.200 239.760
28 Sulawesi Tenggara 5.200 46.800 6.300 68.040
29 Gorontalo 2.100 18.900 2.500 27.000
30 Sulawesi Barat 2.900 26.100 3.200 34.560
31 Maluku 4.700 42.300 5.400 58.320
32 Maluku Utara 2.600 23.400 3.100 33.480
33 Papua Barat 2.000 18.000 2.100 22.680
34 Papua - - - -
Total kirim daerah 432.700 3.894.300 506.600 5.471.280

47

Anda mungkin juga menyukai