Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
613 Kesehatan Masyarakat
Ind Petunjuk teknis pemberian makanan tambahan
p
(balita-ibu hamil-anak sekolah).- Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2017
ISBN 978-602-416-260-3
1. Judul I. NUTRITIONAL REQUIREMENT
II. FOOD SUPPLY III. PREGNANCY
IV. NUTRITION V. CHILD HEALTH SERVICES
PETUNJUK TEKNIS
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(BALITA - ANAK SEKOLAH - IBU HAMIL)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
2017
KATA PENGANTAR
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya
perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi
tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi
gizi kurang pada balita dan anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Agar pemberian makanan tambahan pada Balita, Anak Sekolah dan Ibu
Hamil dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu
Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan bagi tenaga kesehatan dan semua
pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini mencakup hal hal yang berkaitan
dengan jenis dan karakteristik produk MT, pengiriman, penyimpanan dan distribusi
MT serta monitoring dan evaluasi.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii ii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. iiiiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ iviii
II
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak
terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak
usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu
mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila
menderita kekurangan gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus
dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %,
sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar
24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang
gizi pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena
berbagai hal diantaranya tidak sarapan pagi dan lebih suka makanan yang
tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016
menujukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 27,5 %, balita kurus
8,0 %, balita sangat kurus 3,1 % dan balita risiko kurus 22,8 %.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.
Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus
dan stunting pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di
sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya
Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat berdampak
pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya.
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan
merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka
Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di
pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan
energi dan protein.
1
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus
baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat
diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita
pendek (stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia
sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Pemberian makanan tambahan ditujukan untuk sasaran kelompok rawan
gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI
dengan kategori kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil
pengukuran berat badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari
minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih
kecil dari 23,5 cm.
Penelitian Elisabeth Kristiansson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis
data dari 31 negara memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya
kenaikan berat badan pada keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak
usia 6 – 23 bulan yang diberikan makanan tambahan selama 6 bulan
menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama
edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan
menjadi lebih besar.
a. Tujuan
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait tentang :
1. Jenis dan karaktristik produk makanan tambahan Balita, Anak Sekolah
dan Ibu Hamil
2. Pengiriman, penyimpanan dan pendistribusian MT
3. Pemberian MT kepada sasaran
4. Pemantauan dan Evaluasi MT
b. Pengertian
a. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)
kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi
kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, ibu
hamil, dan ibu nifas
2
b. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang
diberikan kepada sasaran untuk mempertahankan status gizi normal
dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan.
c. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang
diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.
d. MT Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam
bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin
dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan
dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.
e. MT Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan
dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak usia Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
f. MT Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat
dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
untuk mencukupi kebutuhan gizi.
c. Sasaran
1. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan
indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan
(TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap
dan tidak rawat jalan.
2. Sasaran utama MT anak usia SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan
(BB) menurut Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 Standar Deviasi (<- 2
Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.
3. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm.
d. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif
3
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015-2019
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia
Sekolah Dasar dan Ibu Hamil
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang (PGS)
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi.
j. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017
tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita
dan PMT Anak Sekolah
4
BAB II
JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN
b. Karakteristik Produk
Bentuk :
biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
Tekstur/Konsistensi :
renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping.
Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
Rasa : Manis.
Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
5
c. Kemasan
Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 40 gram).
Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder (berat 840 gram).
Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.
b. Karakteristik Produk
Bentuk :
biskuit krekers yang pada permukaan belakang biskuit tercantum tulisan
“MT Anak Sekolah”
Tekstur/Konsistensi : renyah.
Berat :
berat rata-rata 6 gram/keping dengan kisaran 5-7 gram/keping.
Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
Rasa : manis.
Mutu dan keamanan :
6
produk makanan tambahan anak sekolah memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk anak usia sekolah dasar.
Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
c. Kemasan
Setiap 6 (enam) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 36 gram).
Setiap 6 (enam) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 216 gram).
Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.
b. Karakteristik Produk
Bentuk :
biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit tercantum
tulisan “MT Ibu Hamil” .
7
Tekstur/Konsistensi :
- biskuit : renyah
- isi : krim/selai padat dan lembut
Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak
gosong).
Rasa :
- Biskuit : manis
- Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk ibu hamil.
Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
c. Kemasan
Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 60 gram).
Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 420 gram).
Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier.
8
BAB III
9
5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi
pengiriman, maka dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah
pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia
barang dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
10
m. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang
menggunakan ganco atau dibanting.
2. Di Puskesmas
a. Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang baik;
c. Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan langsung di lantai;
d. Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik.
e. Makanan tambahan yang masuk ke tempat penyimpanan yang lebih awal
dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO);
f. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan
lain dan bahan bukan pangan;
g. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan
dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
h. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat;
i. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah.
4. Di Rumah Tangga/Keluarga
Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering,
bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang
pengganggu.
11
2. Dinas Kesehatan Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menginformasikan secara tertulis ke Puskesmas tentang jumlah dan
waktu penerimaan MT yang akan didistribusikan ke masing-masing
Puskesmas, agar Puskesmas mengetahui jumlah MT yang akan diterima
dan mempersiapkan tempat penyimpanan yang memenuhi syarat.
3. Pada kondisi dimana tidak memungkinkan MT dikirim langsung dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Puskesmas karena alasan tertentu misal
keterbatasan tempat penyimpanan atau kondisi geografis yang sulit
dijangkau, maka sebagai alternatif MT dari Dinkes Provinsi dapat dikirim
ke puskesmas melalui Dinkes Kabupaten/Kota.
4. Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda
terima yang memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang
asli diserahkan ke pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan
pelaporan administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang
Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan
Barang (KPB)
6. Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit
pelayanan kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas
yang ditunjuk/kader.
7. BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran
dan mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.
Dinkes Propinsi
Provinsi
Dinkes Puskesmas
Kabupaten/Kota
SASARAN
Keterangan :
: Distribusi
: Koordinasi
: Alternatif Distribusi
12
Penjelasan Bagan Distribusi MT
Di dalam pendistribusian MT produsen/penyedia barang berkoordinasi
dengan Direktorat Gizi Masyarakat.
MT didistribusikan oleh produsen/penyedia barang ke gudang provinsi yang
telah disiapkan Dinas Kesehatan Provinsi.
Pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mengirimkan MT ke
Puskesmas,
Alternatif pendistribusian MT dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota
karena alasan tertentu.
Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT
ke Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke
sasaran.
Direktorat Gizi Masyarakat mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi. Demikian juga Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan evaluasi
pendistribusian MT.
Pencatatan MT dilakukan oleh penanggungjawab gudang dan diketahui
pengelola program gizi. Frekuensi pencatatan disesuaikan dengan jadwal
penerimaan dan pengeluaran atau distribusi MT.
13
b. Makanan Tambahan Buffer Stock
14
BAB IV
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN
b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki
status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
3. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
4. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
5. Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
6. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada
Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
7. Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
8. Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
9. Setiap pemberian MT harus dihabiskan
15
b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu
anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan
2. Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
3. Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
4. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang
5. Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
5. Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan diawasi
oleh guru kelas
6. Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang
b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC)
3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat
badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
16
BAB VI
A. Pemantauan
17
b. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat
Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan melakukan pengamatan terhadap:
Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.
Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas
binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan
non-pangan lainnya.
Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar,
sisa dan jumlah MT yang rusak.
Rencana pendistribusian MT dari Kabupaten ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2
(Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat
Kabupaten/Kota)
18
Keluhan sasaran terhadap MT
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4 dan 5
(Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)
2. Pencatatan Distribusi MT
19
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
a. Puskesmas
- Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK
kemudian dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti
pada lampiran 12 dan 13. Contoh pengisian formulir bantu pemantauan
konsumsi sebagai berikut:
c. Pusat
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM juga dapat diamati dan dianalisis
oleh pusat secara otomatis melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang
20
B. Evaluasi
21
BAB VII
PENUTUP
Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan
maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian
makanan tambahan agar mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan
efisien.
22
Lampiran 1
Propinsi : ……………………..
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat Rencana
penerimaan dari penyedia Pengiriman dari
barang ke gudang provinsi penyedia barang ke
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
atau cek apakah ada
informasi lisan melalui
telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
MT, amati penyimpanan MT penyimpanan MT
di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah
dari bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan dokumen
SPB dengan BAPB
23
7. Ada rencana distribusi MT Lihat catatan rencana
ke Puskesmas/Kab/Kota distribusi MT ke
- Jumlah Puskesmas/Kab/Kota
- Jenis
- Waktu distribusi
8. Pelaksanaan distribusi MT Lihat dokumen SBBK
- Sesuai jumlah
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke
berapa
- Kalau tidak sesuai
sebutkan alasannya
9. Pendistribusian MT : Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas pengiriman MT
Provinsi/Perusahaan
Jasa Pengiriman Barang
………………………….20..
Petugas Pemantau
Provinsi Pusat
……………………………. …………………………….
24
Lampiran 2
Kabupaten : …………………………..
Propinsi : …………………………..
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Provinsi ke Dinkes Pengiriman dari
Kabupaten/Kota Dinkes Provinsi
ke Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
atau cek apakah
ada informasi
lisan melalui
telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
MT, amati penyimpanan MT penyimpanan
di gudang MT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB
25
6. Apakah ada MT dari sumber APBDII/lain-lain
lain ?
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran
………………………….20..
Petugas Pemantau
Kabupaten/Kota Provinsi
……………………………. …………………………….
26
Lampiran 3
Puskesmas : …………………….
Kabupaten : …………………….
Propinsi : …………………….
JAWABAN
No. INFORMASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Mengetahui jadwal Lihat Surat
penerimaan dari Dinkes Rencana
Kabupaten/Kota Pengiriman dari
Dinkes
kabupaten/Kota
ke Kepala
Puskesmas atau
cek apakah ada
informasi lisan
melalui telepon
2. Ada gudang penyimpanan Amati gudang
PMT, amati penyimpanan penyimpanan
PMT di gudang PMT
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari
bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3. Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan
dokumen SPB
dengan BAPB
27
6. Apakah ada data sasaran ? Cek data
- Balita 6-59 bulan sasaran MT di
- Bumil KEK seluruh desa
wilayah kerja
Puskesmas
………………………….20..
Petugas Pemantau
Puskesmas Kabupaten/Kota
……………………………. …………………………….
28
Lampiran 4
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah anak ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang anak ibu terima ? Jelas
Petugas Pemantau:
BDD/Kader Puskesmas
………………………………. ………………………………..
29
Lampiran 5
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah ibu mendapat MT ? Jelas
2. Jenis MT apa yang ibu terima ? Jelas
Petugas Pemantau:
BDD/Kader Puskesmas
………………………………. ……………………………….
30
Lampiran 6
Provinsi : ……………………………
2. Jumlah PMT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg
MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg
4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
31
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
10. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
11. Saran
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
………………………….20..
Pelapor
Provinsi Pusat
……………………………. …………………………….
Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan
Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur
32
Lampiran 7
Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ……………………………
2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg
MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg
4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik *)
33
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
10. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
11. Saran
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
………………………….20..
Pelapor
Kabupaten/Kota Provinsi
……………………………. …………………………….
Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan
Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur
34
Lampiran 8
Puskesmas : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : ……………………………
2. Jumlah MT
Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat
penyimpanan
MT Balita
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:…….…...kg
MT Ibu Hamil
- Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg
- Jumlah MT yang rusak: ………...kg
- Jumlah MT yang hilang:………....kg
4. Prosedur Penerimaan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik
5. Prosedur Penyimpanan MT :
Baik/cukup baik/kurang baik
6. Prosedur Pendistribusian MT :
Baik/cukup baik/kurang baik
35
8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
10. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
11. Saran
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
………………………….20..
Pelapor
Puskesmas Kabupaten/Kota
……………………………. …………………………….
Keterangan :
Sarana dan prasarana *)
- Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan
- Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan
- Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan
Prosedur *)
- Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur
- Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur
- Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur
36
Lampiran 9
Puskesmas :
Kab/Kota :
Provinsi :
Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
37
Lampiran 10
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Distribusi dan
BULAN TAHUN Distribusi dan StockMT-BALITA
stock MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
JUMLAH
ALOKASI (Kg)
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
38
Lampiran 11
Provinsi :
Distribusi dan
BULAN TAHUN MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN
Stock
JUMLAH
ALOKASI (Kg)
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
Distribusi
Stock Tersisa
39
40
Lampiran 12
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA DI PUSKESMAS
Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Anak Identitas Orang Pemeriksaan 2017 2018
Tua
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR
NIK NIK Tanggal
Nama Anak Nama BB
Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)
Umur RW Tahun produksi
BB Lahir
NIK NIK Tanggal
Nama Anak Nama BB
Anak ke No HP TB
Jenis
Kelamin Alamat caraukur
Jmlh PMT
Tanggal lahir RT (bungkus)
Umur RW Tahun produksi
BB Lahir
43
41
Lampiran 13
CATATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
Puskesmas:
Kab/Kota :
Provinsi :
No Identitas Ibu Hamil Alamat Pemeriksaan 2017 2018
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR
NIK Alamat tanggal-bln-thn
Nama Ibu BB
Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi
No HP
NIK Alamat tanggal-bln-thn
Nama Ibu BB
Nama RT TB
Suami
Kehamilan RW LiLA
ke
Tanggal Jumlah PMT
lahir (bungkus)
Umur Tahun produksi
No HP
44
Lampiran 14
42
43
Lampiran 15
PERHITUNGAN LUAS GUDANG PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA DAN IBU HAMIL
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
BERAT PER
BISKUIT KARTON KARTON TUMPUKAN
UKURAN KARTON (mm) KARTON
PER M2 /PALLET PER PER /PALLET PER
(KG)
NO MT (KG) M2 TUMPUKAN M2
Panjang Lebar Tinggi
1 MT BALITA 450 250 185 3.36 322.56 96 8 12
MT IBU
2 HAMIL 300 165 155 1.68 403.2 240 20 12
Note Kubikasi per Karton
MT BALITA 0,0210 M3
MT BUMIL 0,0077 M3
Jumlahmaksimumtumpukan per m2 sebanyak 12 karton
CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN GUDANG DENGAN ASUMSI 12 TUMPUKAN
DinkesProvinsiJawa Tengah mendapat :
PMT Balita : 594,000 kg
PMT Bumil : 405,000 kg
Kebutuhan Gudang
PMT Balita : = 594000/322.56 kg
= 1,841.52 m2
PMT Bumil : = 405000/403.2 kg
= 1,004.46 m2
47
Lampiran 16
44
44
45
46
Lampiran 17
47