Laporan Kuliah Kerja Lapangan 2017
Laporan Kuliah Kerja Lapangan 2017
KUNJUNGAN KE SURABAYA-BALI-LOMBOK
disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Lapangan (TKL 503)
Disusun oleh :
KELOMPOK 15
1. Natasya Ghinna Humaira (21080114140108)
2. Erika Lucitawati (21080114130109)
3. Riski Adyan Prasasti (21080114130110)
4. Tika Ayu Kusuma W. (21080114140111)
5. Ghina Aulia Ashar (21080114140113)
6. Yudha Bayu Laksono (21080114140114)
7. Alfian Rizky Rizaldianto (21080114130115)
8. Cagayana (21080114140116)
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun
dan diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan pada
Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Destinasi Kuliah Kerja Lapangan 2017 meliputi beberapa lokasi di Kota
Surabaya, Bali, dan Lombok. Beberapa lokasi tersebut adalah Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) Benowo, PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, dan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) Suwung. Laporan ini berisi mengenai data hasil pengamatan
lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan berlangsung. Selain
itu, data sekunder juga dicantumkan untuk menyempurnakan laporan mengingat tidak
semua bagian di lokasi kunjungan dapat dimasuki ataupun didokumentasikan. Akhir
kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik penyusun maupun
pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang tak banyak dipelajari saat perkuliahan adalah implementasi
Power Plant di TPA Benowo. Produksi gas metan (CH4) yang melimpah dikonversi
menjadi listrik. Objek studi lain yang perlu dipelajari lebih jauh adalah pengolahan air
limbah di IPAL Suwung, Bali. Hal ini mengingat banyaknya hotel di Bali dan
karakteristik limbah yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan limbah domestik di
Pulau Jawa. Dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat
lebih memahami implementasi pengolahan limbah yang ada di Indonesia dan
menambah wawasan baru mengenai hal-hal yang tidak dipelajari saat perkuliahan.
3
pengelolaan limbah di PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, serta operasional IPAL
Suwung.
4
BAB II
PEMBAHASAN
TPA yang menempati lahan seluas ± 34,7 Ha ini dibangun pada tahun 2001
dengan pengelola Pemerintah Kota Surabaya. Namun, sejak tahun 2012 Pemerintah
Kota Surabaya – dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan, bekerjasama dengan
PT. Sumber Organik. Menurut Harianto (2015) terdapat pembagian sistem pengelolaan
5
sampah di Kota Surabaya dimana untuk pengambilan dan pengumpulan sampah dari
sumber hingga TPS dikelola oleh masyarakat. Pengangkutan dari TPS ke TPA Benowo
dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sedangkan sampah yang sudah masuk
ke TPA Benowo menjadi tanggungjawab PT. Sumber Organik. Dalam hal operasional
TPA, PT. Sumber Organik dibantu oleh pihak independen yakni Surveyor Indonesia
yang memiliki tugas untuk menimbang sampah dan mengarahkan sampah masuk ke
titik pembuangan yang telah ditentukan.
Berdasarkan data tahun 2015, timbunan sampah di TPA Benowo dibagi menjadi
lima sel dimana sel IA dan IB dalam tahap stabilisasi dan tiga sel lainnya masih
dilakukan penambahan timbunan sampah (Harianto, 2015). Dengan volume sampah per
hari sebanyak 1500-1600 ton ( 60% merupakan sampah organik) dan sistem yang
digunakan masih controlled landfill tentu akan timbul masalah bau akibat produksi gas
metan (CH4) dan masalah lindi (leachate). Untuk menangani masalah bau, PT. Sumber
Organik menerapkan tiga cara yaitu :
1. Menyemprotkan EM6 setelah operasional
Selain EM6, cairan EM4 dan obat anti lalat disemprotkan pada saat sore hari dengan
takaran 2500 liter per hari. Cairan EM4 dan EM6 diketahui dapat mempercepat
degradasi sampah sehingga bau akibat produksi CH4 dapat dikendalikan.
Sedangkan obat anti lalat dimaksudkan untuk mengendalikan penyebaran vektor
penyakit.
2. Menutup sampah dengan tanah liat dan/atau geomembran
3. Menerapkan prinsip waste to energy
Salah satu hal spesial dari TPA Benowo – yang belum ada di TPA lain, adalah
adanya Power Plant (Pembangkit Listrik) dengan memanfaatkan gas metana
(Liquid Fuel Gas) dengan kapasitas 1,6 – 2 megawatt. PT. Sumber Organik juga
6
sudah bekerjasama dengan PLN sejak tahun 2015 dalam hal pemanfaatan listrik ini.
PT. Sumber Organik sendiri memiliki target untuk memanfaatkan Gasifikasi
(thermal process) sehingga dapat menghasilkan listrik sebanyak 7 megawatt pada
tahun 2019. Terdapat dua gas engine yang beroperasi di TPA Benowo. Gas engine
dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Proses pemanfaatan gas metan pada Power Plant TPA Benowo adalah sebagai
berikut :
1. Gas dari landfill dialirkan melalui collection pipe ke purifier karena gas yang
dihasilkan tidak murni CH4, melainkan masih bercampur dengan gas lain seperti
CO2 dan H2S. Kondensat dari purifier akan dikeluarkan melalui pipa dan mengalir
ke sumur dan saluran drainase di sekeliling TPA.
2. Gas metan masuk ke cooling system agar temperatur gas tidak terlalu tinggi.
3. Gas metan yang telah didinginkan dialirkan menuju gas engine dengan melalui
pengatur tekanan.
4. Gas metan bertekanan masuk ke gas engine dan menggerakkan generator.
7
Gambar alat-alat pada landfill gas power plant TPA Benowo dapat dilihat pada
Gambar 2.3 berikut ini.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 2.3 (a) Collecting Pipe ; (b) Purifier ; (c) Cooling System ; (d) Pengatur
Tekanan ; (e) Gas Engine
8
Untuk menangani masalah lindi, TPA Benowo dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan
Air Lindi. Teknologi yang digunakan di IPAL ini adalah carbon oxidation, sebelum
menuju outlet terdapat nano filter. Skema proses pengolahan air lindi di TPA Benowo
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Garasi Alat Berat ; (b) Kamar Mandi
9
Selama kunjungan berlangsung, satu hal yang menjadi poin minus di TPA Benowo
yaitu operasional dan perawatan saluran drainase yang kurang baik sehingga air tidak
dapat mengalir. Meskipun pada saat kunjungan tidak terjadi hujan, genangan di saluran
drainase cukup tinggi. Air ini kemungkinan berasal dari pengolahan lindi dan purifier
gas metan karena air yang berada di saluran ini berwarna gelap. Genangan pada saluran
drainase TPA Benowo dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.
10
Tagline Otsuka adalah “Otsuka-people creating new products for better health
worldwide”. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, PT. Amerta Indah Otsuka
membuka pabrik pertama di Sukabumi pada tahun 2004. Kemudian pada tanggal 26
Mei 2010, pabrik kedua didirikan di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur (Otsuka, 2017).
Pabrik Otsuka yang kami kunjungi terletak di Jalan Raya Pasuruan-Malang KM 11,
Desa Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lokasi PT.
Amerta Indah Otsuka unit Kejayan dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Lokasi PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, Pasuruan
Sumber : Google Earth, 2017
PT. Amerta Indah Otsuka menempati lahan seluas 11,248 Ha dengan luas
bangunan 1,9326 Ha (Kusumo dkk, 2013). Fasilitas yang ada di tempat ini antara lain
gedung utama, pabrik, bangunan pengolahan limbah (WWTP), aula untuk kunjungan,
dan fasilitas yang dibuka untuk warga sekitar pabrik yaitu :
a. Masjid
b. Training Center Rumah Belajar
c. Lapangan Bola
d. Klinik
e. Perpustakaan
f. Kantin
11
Produk yang dikeluarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka adalah sebagai berikut :
1. Pocari Sweat
Pocari sweat merupakan minuman pengganti ion tubuh. Minuman rehidrasi ini
dapat mengganti kandungan air dan ion yang hilang saat berkeringat selama
menjalankan aktivitas sehari-hari. Produk Pocari Sweat berbagai kemasan dapat
dilihat pada Gambar 2.8.
12
3. Ionessence
Ionessence merupakan minuman elektrolit rendah kalori untuk menjaga
kelembaban kulit. Produk ini baru diluncurkan pada tahun 2015. Ionessence
memiliki kandungan elektrolit yang mirip dengan pelembab alami atau Natural
Moisturising Factor (NMF) pada kulit yang mempengaruhi kinerja kulit dalam
mengaktifkan enzim dan zat-zat seperti kolagen dan serat elastin (Otsuka, 2017).
Kemasan Ionessence dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Pada kunjungan kali ini, kami lebih banyak dijelaskan mengenai proses produksi
Pocari Sweat dan Ionessence dibanding pengolahan limbah yang ada di PT. Amerta
Indah Otsuka karena kunjungan dipusatkan di Aula dan jalur khusus factory visit. Untuk
proses produksi Soyjoy tidak dilakukan di PT. Amerta Indah Otsuka Kejayan karena
masih diimpor dari Jepang.
Proses produksi yang ada di sini menggunakan teknologi aseptik, yakni dengan
cold filling. Menurut Setiawan (2013), Corporate Affair Director PT. Amerta Indah
Otsuka, Pratiwi Juniarsih, mengatakan bahwa penerapan teknologi aseptik lebih efisien
dan lebih ramah lingkungan. Dengen teknologi ini, bobot kemasan (botol) berkurang
sekitar 20 persen yang artinya bias mengurangi penggunaan biji plastik sebanyak 276
13
ton dan 882 ton produksi CO2 dalam setahun. Kecepatan produksi botol PET mencapai
600 botol/menit. Pabrik ini beroperasi dari senin hingga jumat. Dalam sehari 23 jam
produksi, 1 jam istirahat. Khusus untuk hari sabtu digunakan untuk perawatan dan hari
minggu untuk sanitasi (sterilisasi alat-alat).
Raw material berupa air baku yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan
Pocari Sweat dan Ionessence diambil dari sumber air di Pegunungan Tengger yang
kemudian dialirkan melalui dasar tanah menggunakan pipa penyedot berukuran kecil
dan ditampung sesuai kebutuhan. Dengan demikian air tanah tidak cepat habis karena
dieksploitasi. Air baku ini kemudian melewati serangkaian uji laboratorium untuk
mengetahui kualitas air baku yang digunakan. Setelah itu air baku melewati proses
demineralisasi. Tahap selanjutnya air dicampur dengan bahan-bahan lain yang telah
ditentukan komposisinya. Tahap terakhir, larutan dipasteurisasi pada suhu dan waktu
tertentu sebelum dimasukkan ke dalam kemasan.
Berikut ini adalah tahapan proses produksi Pocari Sweat dan Ionessence di PT.
Amerta Indah Otsuka unit Kejayan :
1. Resin dryer
Resin merupakan biji plastik khusus yang digunakan untuk bahan pembuat botol.
Resin ini diimpor dari Jepang karena di Indonesia masih belum ada pihak yang
menyediakan resin dalam kapasitas besar ( Offering-H, 2016).
2. Injection moulding
Injection moulding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana
material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras (id.wikipedia.org).
3. Preform transfer conveyor
Preform merupakan bakal botol yang terbentuk dari injection moulding. Contoh
preform botol PET dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut.
14
Gambar 2.11 Preform PET
Sumber : google.com
4. Blow moulding
Blow moulding adalah meniup preform dengan udara bertekanan sehingga
menjadi botol kemasan Pocari Sweat yang ada di pasaran saat ini.
5. Cap sterilization
Tutup botol Pocari Sweat dan Ionessence menggunakan material spesial
sehingga tidak diproduksi di Indonesia melainkan diimpor dari Jepang.
6. Filling capping
Setelah botol siap dan tutup sudah disterilkan. Larutan siap dimasukkan ke
dalam botol dan ditambah gas nitrogen, kemudian ditutup dengan sistem unik yaitu
sistem 3 putaran. Cara ini dilakukan agar isi produk higienis dan bebas bakteri. Uji
fisik, kimia, dan biologi larutan diperiksa setiap 2 jam sekali untuk memastikan
larutan dan kemasan tidak terkontaminasi.
7. Cap sorter
Pada tahap ini tutup disortir. Kemasan dengan tutup yang tidak memenuhi
standar akan disisihkan. Misal label pada tutup rusak.
8. Cap checker
Langkah selanjutnya yaitu memastikan kemasan sudah tertutup dengan tepat dan
aman. Kemasan yang tidak lolos pengecekan akan disisihkan.
15
9. Bottle pressure detector
Sesuai dengan namanya, pada proses ini tekanan botol akan dicek. Botol yang
kurang tekanan atau kelebihan tekanan akan disisihkan. Tekanan dalam botol harus
pas untuk memastikan keamanan saat proses distribusi.
10. Labeller
Labeller merupakan proses pemasangan label pada botol. Label ini diperoleh
dari produsen plastik di Indonesia.
11. Ink jet printer bottler
Ink jet printer bottler berfungsi untuk memberi kode batch dan best before pada
kemasan.
12. Camera inspector
Camera inspector berfungsi memastikan produk yang dihasilkan sudah layak
untuk didistribusikan ke konsumen. Bila ada produk yang cacat akan dipisahkan.
13. Auto caser
Tahap terakhir yaitu auto caser atau pengepakan produk ke dalam kardus. Pada
tahap ini juga dilengkapi dengan weight checker untuk memastikan jumlah
kemasan dalam satu kardus sudah memenuhi standar. Dari auto caser, kardus-
kardus akan menuju gudang untuk melewati Quality Control dan Quality
Assurance. Produk baru akan didistribusikan H+7 setelah tanggal produksi.
Produk reject yang tidak lolos QC dan QA sudah dianggap limbah. Sebelum limbah
diolah, dipisahkan terlebih dahulu antara larutan di dalam botol, tutup, label, dan botol
itu sendiri. Limbah cair akan masuk ke Waste Water Treatment. Konsep yang
digunakan di WWT PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan adalah konsep sedimentasi.
Sementara limbah cair diolah di WWT, limbah padat berupa botol, label, dan tutup
dicacah secara terpisah kemudian diambil oleh pihak ketiga untuk keperluan non
konsumsi.
16
Suwung terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Suwung, Desa Pemogan, Denpasar.
Lokasi IPAL Suwung dapat dilihat pada Gambar 2.12 berikut.
IPAL Suwung menempati area seluas 10 Ha dengan area terbangun seluas 5,5
Ha (sudah termasuk bangunan IPLT). Pembangunan fisik dimulai tahun 2004 dan mulai
beroperasi pada tahun 2008. IPAL Suwung melayani .±15.000 SR yang berada di
wilayah Denpasar, Kuta, dan Sanur dengan kapasitas 51.000 m3/hari. Data tahun 2017,
rata-rata volume air limbah yang masuk ke IPAL Suwung per hari sebanyak 30.000 m 3
sehingga ada rencana untuk meng-upgrade kapasitas IPAL menjadi 75.000 m3/hari.
IPAL Suwung hanya menerima air limbah domestik dan tidak menerima air limbah dari
industri dan rumah sakit.
Tanggungjawab terhadap saluran dari sumber ke house inlet berada di tangan
pemilik rumah. Sedangkan dari house inlet hingga IPAL menjadi tanggungjawab
DSDP. Skema sambungan rumah ke jaringan pipa air limbah kota disajikan pada
Gambar 2.13 berikut.
17
Gambar 2.13 Skema Sambungan Rumah ke Jaringan Pipa Air Limbah Kota
Sumber : DSDP, 2017
18
Proses awal yaitu air limbah melewati Bar Screen untuk menyaring sampah-
sampah besar agar tidak ikut masuk ke unit selanjutnya. Bar Screen ini dibersihkan
secara manual oleh petugas, biasanya 2 hingga 3 kali sehari. Bangunan Bar Screen yang
menyaring air limbah dari Denpasar dan Sanur dapat dilihat pada Gambar 2.15 berikut.
Air limbah dari daerah layanan baik yang langsung mengalir secara gravitasi
maupun yang berada di tangki dialirkan ke Receiving Tank. Dari Receiving Tank masuk
ke unit Grit Chamber untuk menyaring sampah yang masih ikut ke dalam aliran air
limbah agar tidak mengganggu kolam aerasi. Unit ini baru dibangun pada tahun 2016
lalu. Dari Grit Chamber air limbah masuk ke Aerated Lagoon 1 (kapasitas 52.889 m3)
atau Aerated Lagoon 2 (kapasitas 42.169 m3). Keduanya bekerja secara parallel agar
dapat dilakukan maintenance apabila terjadi kerusakan. Ada 21 surface aerator yang
tersedia di IPAL Suwung (9 aerator di Timur dan 12 aerator di Barat), namun hanya 11
aerator yang dioperasikan karena terjadi masalah pada panel dan motor. Aerated Lagoon
berfungsi untuk mendegradasi bahan organik (BOD COD), N dan P terlarut. Waktu
tinggal limbah di kolam ini adalah 3 sampai 5 hari. Selanjutnya limbah masuk ke
Sedimentation Pond 1 (kapasitas 24.371 m3) atau Sedimentation Pond 2 (kapasitas
24.473 m3). Sedimentation Pond berfungsi untuk memisahkan TSS. Rencananya akan
dilakukan desluge pada kola mini tahun 2018. Alga yang tumbuh di permukaan kolam
19
akan dibersihkan setiap hari agar tidak mengganggu proses biologis. Lumpur dari unit
ini akan dipindahkan ke Sludge Drying Bed.
Selain IPAL, di tempat ini juga terdapat Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Skema pengolahan limbah di IPLT Suwung dapat dilihat pada Gambar 2.16 berikut ini.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada
tanggal 21 Agustus sampai dengan 27 Agustus 2017 adalah:
1. Di TPA Benowo, pengambilan dan pengumpulan sampah dari sumber hingga
TPS dikelola oleh masyarakat, pengangkutan dari TPS ke TPA Benowo
dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sedangkan sampah yang sudah
masuk ke TPA Benowo menjadi tanggungjawab PT. Sumber Organik. TPA
Benowo masih menggunakan sistem controlled landfill. TPA Benowo telah
menerapkan prinsip waste to energy dengan adanya Power Plant (Pembangkit
Listrik) yang memanfaatkan gas metana (Liquid Fuel Gas), dan telah
bekerjasama dengan PLN untuk memanfaatan listrik yang dihasilkan. Untuk
menangani masalah lindi, TPA Benowo dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan
Air Lindi. Bangunan pelengkap di TPA Benowo sudah tergolong lengkap dan
dalam kondisi baik. Mulai dari kantor, warehouse, powerhouse, garasi alat
berat, fasilitas cuci kendaraan, hingga kamar mandi.
2. Produk yang dikeluarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka adalah Pocari Sweat,
Soyjoy, dan Ionessence. Proses produksi yang ada di sini menggunakan
teknologi aseptik, yakni dengan cold filling. tahapan proses produksi Pocari
Sweat dan Ionessence di PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan adalah Resin
Dryer, Injection Moulding, Preform Transfer Conveyor, Blow Moulding, Cap
Sterilization, Filling Capping, Cap Sorter, Cap Checker, Bottle Pressure
Detector, Labeller, Ink Jet Printer Bottler, Camera Inspector, Auto Casser.
3. IPAL Suwung melayani .±15.000 SR yang berada di wilayah Denpasar, Kuta,
dan Sanur dengan kapasitas 51.000 m3/hari. Tanggungjawab terhadap saluran
dari sumber ke house inlet berada di tangan pemilik rumah. Sedangkan dari
house inlet hingga IPAL menjadi tanggungjawab DSDP. Konsep pengolahan
yang digunakan di IPAL Suwung adalah konsep biologis. Selain IPAL, di
tempat ini juga terdapat Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Hal yang
masih menjadi permasalahan di IPLT Suwung ini adalah masih adanya lemak
limbah restoran yang masuk ke dalam IPLT sehingga proses penyisihan lemak
21
menjadi lebih berat karena karakteristik lemak tinja dan lemak dari restoran
berbeda. Effluen dari IPAL dan IPLT Suwung akan dialirkan menuju hutan
mangrove yang ada di bagian selatan. Sedangkan lumpur yang dihasilkan
digunakan sebagai pupuk untuk keperluan internal IPAL.
3.2 Saran
1. Perlu adanya evaluasi sistem drainase TPA Benowo agar drainase di TPA
Benowo dapat beroperasi dengan baik.
2. Perlu adanya buffer zone di sekitar TPA Benowo agar gas yang terbentuk tidak
menyebar ke pemukiman warga sekitar.
3. Perlu adanya evaluasi kapasitas IPAL Suwung sehingga IPAL Suwung dapat
melayani target SR yang telah ditentukan.
4. Perlu adanya manajemen waktu yang lebih baik agar ilmu yang didapat lebih
optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
iii