Anda di halaman 1dari 26

UJIAN AKHIR SEMESTER

DAYA SAING BISNIS BERKELANJUTAN


PT GREAT GIANT PINEAPPLE

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Paralel 1

No Nama NIM

1. Fransisca Adelia Cristianti K14180027

2. Mohammad Firman A.Y. K14180036

3. Fathwanurillah Dwi Alia K14180040

4. Dinda Putri Ramadhani K14180049

5. Riki Irawan K14180083

SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi membuat persaingan bisnis di dunia kini semakin kompleks dan
inovatif. Daya saing bisnis berkelanjutan dapat dikatakan sebagai sebuah tuntutan dari
adanya fenomena era globalisasi yang menciptakan persaingan global antar negara. Suatu
perusahaan harus mampu bersaing dengan pesaingnya jika ingin tetap bertahan. Perusahaan
harus memiliki keunggulan kompetitif dan memikirkan strategi agar memiliki daya saing
bisnis yang berkelanjutan. Dengan memiliki berbagai keunggulan yang kompetitif dan
strategi perusahaan yang inovatif, maka perusahaan akan mampu bersaing dengan
pesaingnya di pasar global.

Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah petani.


Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan lahan yang
subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal agribisnis. Dalam hal ini,
Indonesia memiliki komoditas pertanian yang diminati pasar ekspor, salah satunya adalah
nanas. Menurut Worldatlas.com, Indonesia menjadi produsen nanas terbesar ke-9 di dunia
dengan produksi 1,39 juta ton per tahun. Indonesia mengekspor nanas ke berbagai negara,
antara lain Korea Selatan, Spanyol, Arab Saudi, hingga Singapura dan Amerika.

Salah satu perusahaan pengolahan nanas di Indonesia yaitu PT Great Giant Pineapple
atau PT GGP. PT Great Giant Pineapple yang didirikan pada 1979 merupakan perusahaan
berbasis pertanian, memiliki kegiatan utama berupa perkebunan nanas dan pabrik
pengalengan nanas. ​Penanaman nanas oleh PT Great Giant Pineapple dimulai pada tahun
1979, dimana jenis nanas yang ditanam adalah ​Smooth cayenne yang merupakan jenis nanas
tanpa duri. PT GGP menjadi perusahaan pengekspor nanas terbesar ketiga di dunia. Pabrik
pengolahan nanas modern dengan kapasitas pengolahan hingga 750 ribu metrik ton per tahun
ini memiliki keunggulan, yaitu pabriknya terintegrasi langsung dengan perkebunan dan
produksi kalengnya. Lahan perkebunan GGP berlokasi di Lampung Tengah, tepatnya di
Kecamatan Terbanggi Besar.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana daya saing
bisnis berkelanjutan pada PT Great Giant Pineapple yang menjadi perusahan pengolahan
nanas ke-3 terbesar di dunia. Penulis ingin meneliti keunggulan kompetitif, strategi, serta
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan daya saing bisnis PT Great Giant Pineapple.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ​Competitive Strategy​ : ​The Core Concepts


Analisis competitive strategy pada PT Great Giant Pineapple ini menggunakan
pendekatan model ​Porter’s Five Force​ ​sebagai berikut :

1. ​Bargaining Power Of Suppliers​ / Daya Tawar Pemasok.


Daya Tawar Pemasok pada PT Great Giant Pineapple ​rendah​. Perusahaan tidak
tergantung pada supplier dalam mendapatkan bahan baku berupa nanas, akan tetapi
perusahaan menguasai komponen bisnis ini dari hulu ke hilir. Hal tersebut membuat biaya
produksi lebih murah.

2.​ Bargaining Power Of Customer​ / Daya Tawar Pelanggan.


Daya tawar pelanggan pada PT Great Giant Pineapple dapat dikatakan rendah​.
Hal ini terjadi karena PT Great Giant Pineapple memiliki keunggulan di pasar ekspor
yaitu ​high quality products from integrated facility,​ suplai yang stabil untuk konsumen,
serta ​lowest cost producers​. Selain itu, PT Great Giant Pineapple (GGP) menggenggam
pangsa pasar nanas dalam kaleng ​(canned pineapple) ​sebesar 25 persen di tingkat global.
Dengan keunggulannya itu, nanas kaleng buatan GGP ini mampu bersaing dengan
produk sejenis dari Thailand dan Filipina. Menurut Jane Fransisca, Direktur Pengelola
FA & Pengembangan Bisnis GGP, di dunia dari lima kaleng nanas yang ditemukan, satu
kaleng pasti dari Indonesia.

3. ​Threat of New Competitor / ​Ancaman dari Kompetitor Baru


Ancaman dari kompetitor baru dalam industri ini bagi PT Great Giant Pineapple
dapat dikatakan ​rendah​. Hal ini disebabkan keunggulan perusahaan yaitu menguasai
produk dari hulu ke hilir. Kemudian, PT Great Giant Pineapple (GGP) merupakan
perusahaan pengalengan nanas terbesar ketiga didunia yang menggenggam sekitar 25
persen pangsa pasar di industri sejenisnya. Soal kualitas produk, perusahaan ini juga
sudah banyak mendapatkan sertifikat, misalnya ISO 14000, SA 8000, dan sertifikat
lainnya. Jumlah perusahaan yang ada pada industri nanas unggulan ini tidak banyak dan
untuk memasukinya dibutuhkan biaya yang besar. Selain PT Great Giant Pineapple, juga
terdapat perusahaan lain dalam industri nanas ini yaitu PT Agrosari Sentra Prima dan PT
Buatama Indojaya.

4. ​Threat of Substitute
Jika dilihat dari segi kualitas produk substitusinya seperti ​cocktail maupun buah
kaleng, kualitas produk nanas segar maupun nanas dalam kaleng PT Great Giant
Pineapple ini dinilai sudah sangat bagus karena PT Great Giant Pineapple menjadi salah
satu industri percontohan dalam sektor makanan dan minuman. Produk nanas segar dan
nanas kaleng PT Great Giant Pineapple dapat dikatakan sebagai produk yang sudah
melekat di hati para konsumennya dan minat pasar internasional terhadap buah tropis
Indonesia sangat besar dan kuat terhadap PT Great Giant Pineapple. Kemudian, untuk
beralih dari produk nanas kalengan ke produk cocktail membutuhkan biaya yang
lumayan besar. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa ancaman produk
pengganti pada PT Great Giant Pineapple ​cukup rendah​.
Pada industri pertanian dalam sektor makanan dan minuman buah-buahan
terdapat banyak produk buah segar maupun buah olahan dalam kaleng yang ditawarkan
oleh perusahaan pesaing PT Great Giant Pineapple. Hal ini dapat dilihat melalui faktor
kondisi sebagai berikut :

- Kualitas produk
Jika dilihat dari segi kualitas produk substitusinya seperti cocktail maupun
buah kaleng, kualitas produk nanas segar maupun nanas dalam kaleng PT Great
Giant Pineapple ini dinilai sudah sangat bagus karena PT Great Giant Pineapple
menjadi salah satu industri percontohan dalam sektor makanan dan minuman.
Industri ini mampu meningkatkan nilai bahan baku lokal sehingga dapat
mendukung tersedianya bahan baku yang nantinya akan meningkatkan nilai
ekspor bidang pertanian. Jadi, dapat dikatakan kualitas produk substitusinya
masih dinilai kurang baik sehingga produk nanas segar dan nanas kalengan tidak
mudah digantikan dan tetap mendominasi.
- Product loyalty
Produk nanas segar dan nanas kaleng PT Great Giant Pineapple dapat
dikatakan sebagai produk yang sudah melekat di hati para konsumennya dan
minat pasar internasional terhadap buah tropis Indonesia sangat besar dan kuat
terhadap PT Great Giant Pineapple. Maka, akan sulit menggantikan produk
substitusinya karena produk nanas segar dan nanas kalengan dari PT Great Giant
Pineapple sudah memiliki produk loyalty yang tinggi.
- Switching Cost
Biaya customer untuk beralih ke produk substitusi yaitu buah nanas segar
maupun buah-buah lainnya rendah. Harga nanas kaleng dan produk substitusi
relatif sama. Selain itu, customer bisa saja sedang tidak ingin memakan buah
nanas dan menginginkan buah yang lain karena fungsi dari buah itu sendiri relatif
hampir sama sebagai makanan yang bergizi.
Setelah mengidentifikasi terhadap tekanan ancaman dari produk
pengganti, potensi ancaman ini disimpulkan termasuk lemah. Jika dilihat dari
kualitas, ​product loyalty, dan ​switching cost p​ ada produk substitusinya masih
kurang baik daripada produk nanas segar dan nanas kaleng dari PT Great Giant
Pineapple karena produk yang dibuat oleh PT Great Giant Pineapple sudah
melekat di hati konsumen dan mendominasi di Pasar Internasional yang termasuk
perusahaan pengalengan nanas terbesar ketiga di dunia.

5. ​Threat of Competitive Rivalry ​/ Persaingan Perusahaan Sejenis


Di Indonesia, perusahaan yang memproduksi buah nanas dalam kaleng selain PT
Great Giant Pineapple (GGP) yaitu PT Agrosari Sentra Prima yang berada di Sumatera
Utara dan PT Buatama Indojaya di Bogor di Indonesia. Feng Inter Foods dari Thailand
dan Ayam Brand dari Singapura. Namun dalam hal ini, PT GGP memiliki kekuatan
dalam persaingan sehingga menjadi peringkat ke-3 global dalam industri ini.
Jumlah pesaing dalam industri ini lebih sedikit dari pada industri produk kopi,
gula, dan sebagainya. Diferensiasi produk bagi pengalengan nanas saat ini sudah terdapat
beberapa inovasi seperti pengalengan nanas dan rambutan, pengalengan koktail, dan
sebagainya. Terdapat salah satu brand yang memulai melakukan inovasi tersebut. Selain
itu di dalam industri ini memiliki ​exit barrier tinggi karena dalam proses produksi nya
memerlukan wilayah perkebunan yang luas, kerjasama dengan petani nanas skala
menengah hingga kecil, dan pabrik produksi yang kompleks.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa persaingan perusahaan
sejenis dalam industri nanas ini ​tinggi​. Mereka harus bersaing ketat agar mendekati PT
GGP yang sudah terkenal sebagai perusahaan ternama di industri pengalengan nanas ini.
Perusahaan lain juga harus memiliki modal yang sangat besar untuk masuk ke dalam
industri ini.
Berdasarkan analisis model ​porter’s five forces diatas, dapat disimpulkan bahwa
PT Great Giant Pineapple menggunakan strategi ​differentiation d​ alam mempertahankan
kinerja perusahaannya karena PT GGP telah menjadi perusahaan pionir dengan inovasi
yang besar di dalam industri nanas ini. PT GGP telah berhasil menghasilkan nanas
kalengan dengan privat label mereka yaitu “duta” dan menggenggam sebesar 25 persen
pangsa pasar di tingkat global.
PT GGP juga menjadi eksportir nanas terbesar ketiga di dunia dan mengalahkan
para pesaingnya khususnya yang ada di Indonesia. Selain itu PT GGP juga memiliki
produk nanas kalengan yang sudah mendapatkan banyak sertifikat keamanan dan
produknya yang begitu melekat di hati para pelanggannya. Oleh karena itu, alasan -
alasan ini dapat menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri bagi PT Great Giant
Pineapple sehingga perusahaan ini dapat menjadi pemimpin di dalam industrinya serta
produk andalannya yaitu nanas kalengan yang juga tetap menguasai pasar dan
mengalahkan produk substitusinya.

2.2 ​Value Chain ​dan​ Value System

2.2.1 Porter value chain pada PT Great Giant Pineapple

- Primary activities

Aktivitas utama pada PT Great Giant Pineapple adalah menanam nanas


kemudian mengolahnya menjadi nanas kaleng siap ekspor. Aktivitas utama ini
terbagi menjadi lima kegiatan yaitu ​inbound logistics, operations, outbound
logistic, marketing and sales,​ dan ​service​.

a. Inbound Logistic
PT Great Giant Pineapple adalah PT hulu ke hilir sehingga mempunyai
kebun nanas sendiri sebagai supplier utama. Kebun nanas tersebut dipanen setiap
hari kemudian dikirim ke pabrik pengolahan menggunakan truk.
b. Operations
Nanas yang baru dipanen selanjutnya dicuci dua kali dan disortir
berdasarkan ukuran. setelah dikupas, daging nanas dikemas ke dalam kaleng dan
diisi dengan sirup. Selanjutnya kaleng nanas diberi label brand sesuai negara
tujuan masing-masing.
c. Outbound Logistic
Produk nanas kaleng segar dari PT Great Giant Pineapple selanjutnya
dikirim ke Negara-negara Eropa, Amerika dan Asia seperti Jerman, Inggris,
Perancis , Kanada, Meksiko, Jepang, Hongkong, Korea dll. Sepanjang tahun
2019, PT Great Giant Pineapple mampu mengekspor nanas kaleng sebanyak
17.000 kontainer.
d. Marketing & Sales
PT Great Giant Pineapple merupakan produsen nanas kaleng terbesar ke-3
di dunia dan produknya sangat diminati oleh Negara-negara di Asia, Eropa, dan
Amerika. Marketing dari PT Great Giant Pineapple adalah mempertahankan
kualitas produknya supaya Customer tetap percaya dengan produk kita karena
memang pasarnya sudah ada.

e. Service
PT Great Giant Pineapple selalu mempertahankan nilai mutu dan kualitas serta
pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. PT GGP hanya memproduksi
produk dengan bahan baku yang berkualitas agar kandungan gizi dan vitamin
tetap terjaga.

- Support Activities

Untuk mendukung aktivitas utama, perlu dilakukan ​support activities agar


keseluruhan aktivitas di dalam perusahaan dapat berjalan dengan lnacar. ​Support
activities ​ini terbagi menjadi empat kegiatan yaitu ​procurement, human resources
management, technological development, ​dan ​firm infrastructure.

a. Procurement (Purchasing)

Untuk mendukung aktivitas utama ini, perusahaan melakukan beberapa


kegiatan pembelian input. PT Great Giant Pineapple melakukan kegiatan
pembelian input, dimana kegiatan ini mendukung kegiatan utama perusahaan.
Dalam mendukung inbound logistic, PT GGP melakukan pembelian transportasi
dan alat-alat gudang. Sedangkan untuk mendukung kegiatan operasi dilakukan
pembelian mesin. Pada kegiatan outbound logistic, PT GGP melakukan
pembelian input berupa kotak penyimpanan/kontainer. Untuk kegiatan marketing
and sales ​dan service diperlukan ​quality control dan penjamin mutu yang ahli
untuk mempertahankan kualitas produk dan mempertahankan nilai mutunya.

b. Human Resources Management

PT Great Giant Pineapple menggunakan employee management system,


finance & accounting system, dan network & infrastructure. Selain itu, PT Great
Giant Pineapple menggunakan sistem SAP agar dinilai lebih terbukti dan berbasis
metode sistem Human Resources terbaik, khususnya dalam hal fleksibilitas dalam
mengadopsi regulasi baru dari pemerintah dan rencana pengembangan bisnis
jangka panjang.
c. Technological Development

PT Great Giant Pineapple sadar betul akan pentingnya teknologi informasi


untuk menunjang sistem manajemen operasional. Kemajuan teknologi digital di
industri pertanian perlu didukung oleh stakeholders lainnya, baik penyedia
jaringan, penyedia sarana produksi, penyedia modal, mitra pemasaran dan
lainnya. Konsep digitalisasi PT Great Giant Pineapple diwujudkan dalam
pertanian presisi, seperti penggunaan sensor untuk irigasi, ramalan cuaca, hingga
pemupukan yang dikelola secara terintegrasi. Selain itu, perusahaan memiliki
teknologi yang canggih untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
produksi hingga pengolahan limbahnya.

d. Firm Infrastructure

PT GGP mempunyai aset manajemen yang baik dalam bisnis dari hulu
hingga ke hilirnya. Kondisi keuangan pada perusahaan ini sangatlah baik
mengingat PT GGP merupakan perusahan ke-3 Global dalam industri pengolahan
nanas. Perusahaan sudah memiliki ​Standard Operational Procedure pengolahan
nanas yang sangat baik dan memiliki sertifikasi internasional. Selain itu,
perusahaan memiliki teknologi yang canggih untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses produksi hingga pengolahan limbahnya. PT GGP selalu
melakukan ​quality control u​ ntuk menjaga kualitas produknya dan kepercayaan
dari customer agar dapat menjaga dengan baik hubungan antar para petani,
karyawan, beserta mitranya.

2.2.2 Porter Value System Pada PT Great Giant Pineapple

Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya bahwa PT Great Giant Pineapple


(GGP) adalah perusahaan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. GGP mendapatkan
suplai barang dari produksinya sendiri baik itu buah nanas segar, hingga produk
olahan nanas seperti nanas kaleng, jus, dan konsentrat nanas. Kemudian, GGP juga
menjalin kerjasama dengan kelompok tani seperti di Tanggamus untuk budidaya
pisang mas, jambu, dan buah-buah lainnya. Selain itu, untuk jambu kristal GGP juga
memiliki kebun sendiri untuk produksi. Dikarenakan GGP memproduksi produknya
sendiri serta juga bermitra dengan kelompok tani, maka selain memiliki pasokan yang
kuat GPP juga memiliki keunggulan kompetitif dalam biaya produksinya yang
rendah.
PT Great Giant Pineapple bermitra dengan PT Sewu Segar Nusantara (SSN)
yang masih satu induk perusahaan dengan GGP, Gunung Sewu Kencana Group untuk
memasarkan buah-buah segar dengan merek Sunpride. Sementara itu, untuk produk
olahan nanas PT Great Giant Pineapple memasarkan produknya sendiri. Dengan
kerjasamanya dengan SSN yang memiliki jaringan distribusi yang luas di nusantara,
produk dari GGP ini mudah untuk dijumpai. Namun, untuk produk olahan nanas,
GGP berfokus untuk komoditas ekspor sehingga cukup sulit menjumpai produk
olahan nanas ini. Ekspor produk dari GPP ditujukan ke pasar ritel, perusahaan
makanan, dan industri. Produk yang dihasilkan oleh GGP telah diekspor lebih dari 60
negara tujuan di Eropa, Amerika, dan Asia.

​ an Strategi Bersaing
2.3 ​Competitive Advantage d

PT Great Giant Pineapple menjual nanas dan olahannya (nanas kaleng, jus, dan
concentrate​) dengan kualitas tinggi. Mulai dari pembibitan hingga proses panen yang
terintegrasi langsung dengan pabrik dan menggunakan teknologi terkini sehingga proses
produksi berjalan efektif dan efisien.
Berdasarkan nilai yang ditawarkan oleh PT GGP, perusahaan ini memiliki
keunggulan kompetitif diferensiasi. PT GGP menjadi pelopor produsen nanas kaleng di
Indonesia. Penjualannya mampu menguasai 25 persen pangsa pasar global untuk produk
nanas kaleng ke berbagai benua seperti Asia, Eropa, dan Amerika. PT GGP menerapkan
sistem ​private label tetapi mengeluarkan juga mereknya sendiri yaitu “DUTA”. Berdasarkan
capaian tersebut, PT GGP menjadi perusahaan pengekspor nanas terbesar pertama di
Indonesia dan ketiga di dunia. Pesaing yang ada seperti ​ PT Agrosari Sentra Prima dan PT
Buatama Indojaya belum mengekspor produknya sebesar PT GGP.
Selain itu, baru-baru ini PT Great Giant Pineapple juga melaporkan mengenai
sustainability p​ erusahaan sekaligus juga menerapkan ​sustainability i​ ni sebagai salah satu
strategi perusahaan untuk dukungan purna jual, dimana setiap proses produksinya dilakukan
dengan proses yang ramah lingkungan melalui pengelolaan limbah yang terintegrasi untuk
melahirkan ​zero waste management, penggunaan energi terbarukan, tata kelola produksi
yang efektif dan efisien, serta memperhatikan aspek-aspek lingkungan lainnya. Limbah
tersebut berupa limbah padat dan cair, dimana limbah cair dapat diolah sebagai bahan bakar
biogas dan isolate. Meskipun ​sustainability t​ elah menjadi salah satu strategi perusahaan, PT
GGP tetap menyadari bahwa mereka tidak bisa hidup dan tumbuh sendiri, sehingga
kolaborasi dan sinergi dengan semua stakeholder tetap menjadi kata kunci untuk tumbuh dan
berkembang dimasa yang akan datang.
2.4 Diferensiasi

1) Diferensiasi Produk
Buah-buahan yang dijual PT Giant Pineapple (GGP) merupakan buah yang
memiliki kualitas tinggi. Kemudian, dengan teknologi yang dimiliki oleh GGP
perusahaan mampu meningkatkan value dari buah yang ada seperti pembuatan nanas
kaleng, jus, dan ​cocktail.​
Adapun karakteristik dari keunggulan diferensiasi berdasarkan produk yaitu:
1. Pengembangan produk baru
2. Perbaikan / peningkatan rangkaian produk saat ini
3. Kualitas input yang dibeli lebih baik (bahan baku)
4. Meningkatkan penampilan produk
5. Teknologi yang diwujudkan dalam desain dan manufaktur
6. Kredit pelanggan
7. Pengaturan pengiriman yang nyaman bagi pelanggan
8. Peningkatan kualitas dan reliabilitas produk
9. Layanan dan dukungan purna jual

2) Diferensiasi Harga
PT Great Giant Pineapple (GGP) memiliki produk dengan kualitas yang baik
karena buah langsung di panen dari kebun sendiri. Dengan kualitas yang diberikan oleh
GGP maka produk nanas kaleng juga memiliki harga yang relatif lebih tinggi namun
tetap sebanding dengan nilai yang diberikan.

3) Keunggulan: Diferensiasi
Berdasarkan analisis kelompok kami, PT Great Giant Pineapple lebih condong
memiliki keunggulan diferensiasi terhadap produk. Hal ini dikarenakan memenuhi
karakteristik yang ada yaitu GGP mengembangkan produk baru selain menjadi nanas
kaleng, produk lain yang ditawarkan adalah jus nanas ​ready to drink, koktail nanas, dan
nanas kaleng dengan sirup. Kualitas bahan baku yang langsung terintegrasi serta
penampilan produk yang ditingkatkan. Kemudian, GGP merupakan perusahaan pelopor
yang memproduksi nanas kaleng di Indonesia.

4) Aktivitas Pendukung untuk mencapai diferensiasi


Proses aktivitas bisnis PT Great Giant Pineapple memiliki prosedur dan
standarisasi khusus di dalam kegiatan produksi mulai dari penanaman nanas yang
berkualitas hingga pengolahannya. Teknologi yang dimiliki perusahan juga sangat
mendukung proses bisnis. PT Great Giant Pineapple juga melakukan ​quality control ​yang
terpadu terhadap produk-produknya. GGP memberikan pelatihan-pelatihan kepada para
petani dan karyawannya sehingga dapat memiliki kemampuan yang diharapkan. Selain
itu dalam menjalankan bisnisnya GGP memiliki tingkat integrasi vertikal yang tinggi.
GGP mempunyai sumber daya dari hulu hingga hilir, mulai dari lahan pertanian dan
pabrik pengolahannya untuk menjalankan bisnis tersebut.

2.5 Segmentasi Industri


Strategi yang dimiliki oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing salah satunya
dengan menggunakan segmentasi produk. Perusahaan memproduksi barang atau jasa dengan
target pasar yang berbeda. PT Great Giant Pineapple dalam prakteknya juga melakukan
strategi ini. Sebagai produsen nanas kaleng terbesar di dunia, GGP memiliki fokus kepada
private label​. Sebagian besar hasil produksi nanas kaleng di ekspor dan sebagian dijual skala
lokal.
a. Variasi Produk
PT Great Giant Pineapple memiliki variasi produk utama yaitu nanas
kaleng dan ​cocktail​. Nanas kaleng, ​cocktail, d​ an buah-buahan segar tersebut
memiliki merek dagang yang bervariasi seperti Duta, wilmond, Vmix serta
Sunpride untuk merk dagang buah segar. Selain itu, perusahaan besar seperti
Libbies dan Tasco menjadi konsumen produk nanas kaleng ​private label dari
GGP.

Produk-produk tersebut dibedakan lagi dari segi bentuk potongan, jenis


media (​syrup)​ , ukuran kaleng dan kualitas produk. Dari segi bentuk potongannya,
produk nanas kaleng ini memiliki 4 style yaitu; ​slice, chunk, tidbit d​ an ​crush.​
Slice (​ S) merupakan jenis potongan berbentuk irisan tipis bulat dan sudah dibuang
hatinya (​core)​ . ​Chunk ​(CK) merupakan jenis potongan dice berukuran tebal .
Tidbit (​ TB) merupakan jenis potongan ​slice ​yang dipotongan kembali dengan
ukuran 1/4, 1/5, 1/10 dan 1/18. Sedangkan ​crush ​(CR) merupakan jenis potongan
yang hancur menyerupai bubur.

Jenis media (​syrup)​ yang digunakan dalam produk nanas kaleng ada 5
jenis yaitu; ​natural juice, light syrup, heavy syrup extra brix ​dan ​heavy syrup low
brix​. Perbedaan dari ke 5 jenis ​syrup tersebut adalah tingkat kemanisannya (​brix)​ .
Ukuran kaleng yang digunakan dalam mengemas nanas memiliki 5 jenis yaitu
ukuran A-1, A-1.5, A-2, A-2.5, dan A-10.

Berdasarkan kualitasnya, perusahaan ini menawarkan produk dengan 3


jenis yaitu produk ​Fancy, Choice ​dan Standar. Produk dengan jenis ​Fancy a​ dalah
jenis produk yang memiliki kualitas paling baik. Produk ​choice ​merupakan jenis
produk yang memiliki kualitas dibawah ​fancy ​atau biasa disebut dengan pilihan.
Produk standar merupakan jenis produk yang memiliki kualitas biasa saja.

PT Great Giant Pineapple juga memproduksi TFS ( ​Tropical Fruit Salad) /​


Cocktail​. TFS merupakan jenis produk buah-buahan dalam sirup (media). Jenis
buah-buahan yang terdapat dalam produk ini antara lain pepaya merah, pepaya
kuning, jambu biji, cherry,​ nata dan nanas. Selain produk buah kalengan, PT
Great Giant Pineapple juga memproduksi buah segar seperti nanas, pisang, jambu
kristal, pepaya, melon, apel dan kiwi. Produk terbaru dari PT GGP adalah jus
nanas dan jus markisa dalam kaleng.

b. Tipe Pembeli
Berdasarkan variasi produk tersebut, PT Great Giant Pineapple memiliki
tipe pembeli nya masing-masing. Produk yang dijual ke luar negeri dan di dalam
negeri memiliki target pembeli nya masing-masing yaitu B2B dan B2C. Penjualan
B2B kepada sistem ​private label sedangkan B2C kepada merek yang dikeluarkan
oleh PT GGP.
Penjualan B2B memiliki target kepada perusahan-perusahaan di luar
negeri seperti Libbies dan Tasco. Perusahaan yang berbasis di Eropa dan Asia
menjadi target dari PT GGP. Sebesar 95% produk nanas kaleng di jual dengan
private label​. Hal ini merupakan fokus utama penjualan produk PT GGP yang
membuat PT GGP menjadi salah satu produsen nanas terbesar di dunia.
Sedangkan, hanya 5% produk nanas kaleng dijual dengan merek seperti Duta dan
Wilmond dengan target B2C.
Berdasarkan ukuran produk, kebutuhan untuk industri dan komersial
menggunakan kaleng nanas ukuran besar dan sedang yaitu ukuran A-10, A-2, dan
A-2.5. Sedangkan untuk ukuran sedang dan kecil ditargetkan sebagian untuk
industri dan konsumsi langsung. Ukuran yang sedang bisa digunakan oleh
konsumen sebagai makanan untuk pesta besar ataupun kecil. Kebanyakan yang
terdapat dalam supermarket adalah ukuran sedang dan kecil.
Variasi produk nanas kaleng terdapat di seluruh ukuran kaleng. Sedangkan
untuk produk koktail kaleng terdapat di ukuran besar dan sedang saja. Bagi
produk terbaru yaitu nanas kaleng memiliki ukuran khusus yang berbeda.
Meskipun berbeda, tipe pembeli tetap memiliki dua fokus yaitu B2B dan B2C.
Berikut ​matriks segmentasi ​pembeli berdasarkan ​purchase occasion d​ an
physical size ​:

Perusahaan pesaing seperti PT Agrosari Sentraprima dan PT Buatama


Indojaya hanya memproduksi dalam ukuran sedang dengan target penjualan
kepada customer langsung. Melihat hal tersebut bisa menjadi suatu peluang bagi
PT GGP memiliki fokus terhadap pembelian langsung oleh konsumen untuk
ukuran besar dan ukuran kecil untuk penjualan kepada industri.
c. Lokasi Geografi Pembeli

PT Great Giant PT Agrosari PT Buatama


Pineapple Sentraprima Indojaya

Asia v v v

Amerika v

Eropa v v

Dilihat dari lokasi geografi pembeli, PT Great Giant Pineapple menguasai atau
mengekspor produknya ke berbagai negara di benua Asia, Amerika, dan Eropa dengan target
pembeli nya masing-masing yaitu B2B dan B2C. Penjualan B2B kepada sistem ​private label
sedangkan B2C kepada merek yang dikeluarkan oleh PT GGP. Sedangkan untuk PT Agrosari
Sentraprima, baru mencakup wilayah benua Asia dan Eropa saja. Untuk PT Buatama Indojaya,
sekarang ini baru diketahui memasarkan produknya di wilayah Asia saja.

2.6 Substitusi

a. Indikator RVP
Beberapa produk substitusi dari produk nanas kaleng PT GGP sebagai berikut:
a. Nanas segar
Memiliki fungsi yang sama persis dengan nanas kaleng. Namun, dalam hal
ini customer harus mengupas kulit nanas terlebih dahulu jika ingin
memakannya. Sehingga memiliki keunggulan terhadap fungsi sebagai
buah tropis yang kaya akan gizi. Memiliki banyak fungsi untuk diolah
sebagai jenis makanan atau minuman yang beragam. Buah segar mudah
didapat seperti di pasar dan di supermarket.
Indikator : ​Usage rate, direct costs of use

b. Buah-buahan lain
Nanas bukan satu-satunya buah yang menjadi favorit customer. Banyak
jenis buah di Indonesia ataupun di berbagai negara dengan keunikan rasa
masing-masing. Sehingga, tidak menutup kemungkinan customer beralih
untuk membeli buah-buah lainnya.
Indikator: ​Uncertainty
c. Jus nanas
Memiliki ​keunggulan pada harga dimana dengan harga yang lebih rendah
dari produk substitusi lainnya, jus nanas telah memiliki khasiat yang tidak
kalah dari nanas segar maupun nanas kaleng. Kemasan yang mudah
dibawa dan fungsinya yang praktis.
Indikator : ​Perception of value

d. Buah kaleng lain


Nanas bukanlah satu-satunya buah kaleng yang ada namun ada juga buah
kaleng lainnya seperti rambutan, manggis, dan buah-buahan lainnya. Bisa
saja customer sedang ingin membeli buah kaleng lain selain nanas kaleng.
Indikator : ​Uncertainty

b. Switching Cost
Disebut juga sebagai biaya peralihan ke produk pengganti. Semakin tinggi
biaya peralihan, semakin sulit bagi customer melakukan substitusi. Dilihat dari
produk nanas kaleng PT GGP, ​biaya customer untuk beralih ke produk substitusi
yaitu buah nanas segar maupun buah-buah lainnya rendah. ​Harga nanas kaleng
dan produk substitusi relatif sama. Selain itu, customer bisa saja sedang tidak
ingin memakan buah nanas dan menginginkan buah yang lain karena fungsi dari
buah itu sendiri relatif hampir sama sebagai makanan yang bergizi.

c. Buyer Propensity to Substitute


Kecenderungan pembeli membeli buah segar baik itu nanas atau buah
yang lain adalah bagi ​pembeli yang harus mengonsumsi buah secara segar seperti
untuk dikonsumsi secara langsung dan diolah menjadi jus, dsb. Kemudian bagi
pembeli milenial cenderung membeli jus nanas yang bisa langsung diminum
(praktis dan tidak ribet) dan mudah dalam menyimpan karena bentuk kemasan
yang lebih kecil.

2.7 ​Interrelationship Among Business Unit


a. Tangible Interrelationship
Dalam menanam dan mengolah buah nanas segar, jus nanas, dan buah-buah
lainnya memiliki hubungan timbal balik.
1. Market interrelationship
PT GGP diketahui memproduksi beberapa produk selain nanas kaleng
seperti buah nanas segar dan jus nanas dalam kaleng. Oleh karena itu, terdapat
hubungan timbal balik dari segi pasar seperti berbagi nama brand yaitu brand
DUTA digunakan oleh produk nanas kaleng dan jus nanas. ​Selain itu, karena
masih dalam satu perusahaan yg sama, sumberdaya yang digunakan dalam
proses distribusi, dan pemasaran dari produk tersebut juga sama. Namun,
untuk produk Nanas segar GGP melakukan kerjasama dengan PT SSN dalam
pendistribusian dan pemasarannya sedangkan untuk produk lainnya dilakukan
oleh GGP sendiri.

2. Production interrelationship
Dalam memproduksi nanas kaleng dan jus nanas ​membutuhkan bahan
baku yang sama yaitu buah nanas​. Sehingga, dari proses penanaman hingga
pemanenan memiliki proses yang sama yang berasal dari kebun GGP.

3. Technology interrelationship
Memiliki ​pemakaian teknologi yang sama untuk menanam nanas serta
teknologi dalam mengolah limbah yang dihasilkan oleh nanas seperti kulit,
bonggol, dsb.

4. Infrastructure interrelationship
Perusahaan dalam industri yang sama memiliki ​relasi-relasi dengan
pihak-pihak yang sama pula seperti menteri pertanian. Selain itu, memiliki
divisi tiap proses yang sama mula​i dari penanaman, hingga pengemasan dan
punya standar dalam melakukan training kepada calon pegawai.

b. ​Competitor Interrelationship

Nama Perusahaan Nanas Nanas Jus Buah Cocktail


Segar Kaleng Nanas lain

PT Great Giant v v v v v
Pineapple

PT Agrosari v v v
Sentraprima

PT Buatama v v
Indojaya
2.8 ​Horizontal Strategy
A. Interrelationship Matrix dan Linkage Diagram

Keterkaitan antara bisnis unit GGP dapat dilihat melalui gambar diatas. Pada gambar
Interrelationship matrix ​dapat dilihat keseluruhan bisnis unit dari GGP memiliki keterkaitan
pasar dan kesamaan pembeli jika dilihat dari tipe pembelinya yaitu secara B2B dan B2C.
Kemudian, pada proses produksinya GGP membagi inbound logistiknya yang berasal dari
produksinya sendiri untuk keseluruhan bisnis unitnya. Letak proses produksi dari bisnis unit
tersebut secara keseluruhan tidaklah jauh satu sama lainnya dan masih dalam satu kawasan.
Buah nanas segar yang dihasilkan dari kebun GGP ini menjadi bahan baku utama pula untuk
unit bisnis lain berupa nanas kaleng, dan juga jus nanas. Selain itu, nanas ini juga digunakan
sebagai campuran cocktail dengan dipadukan dengan buah-buahan lain yang diproduksi
GGP. Nanas kaleng, jus nanas, serta cocktail selain dijual secara private memiliki kesamaan
komponen merek dagang yaitu DUTA. Sedangkan untuk nanas segar dan buah-buahan segar
lain distribusinya dibantu oleh PT Sewu Segar Nusantara dengan nama dagang Sunpride.

Kemudian, pada gambar linkage diagram menggambarkan bahwa keseluruhan bisnis


unit dari GGP memiliki keterkaitan pasar, produksi, serta teknologi satu sama lainnya.
Keterkaitan pasar pada unit bisnis GGP terjadi karena kesamaan tipe pembeli serta letak
geografis pembeli yaitu di dalam negeri dan juga luar negeri sebagai komoditi ekspor. Selain
itu, dalam proses produksinya terjadi keterkaitan antar bisnis unit GGP berupa inbound
logistic yang sama yang bersumber dari hasil produksi GGP sendiri. Selain itu, secara
keseluruhan, letak proses produksinya masih berdekatan di dalam suatu kawasan. Kemudian,
teknologi yang digunakan antar bisnis unitnya adalah teknologi yang sama yang dimiliki
GGP.

B. Diversification Based on Tangible Interrelationships

Orientasi Pasar : GGP menggunakan strategi diversifikasi berorientasi pasar untuk


meningkatkan pangsa pasarnya di tingkat global terutama untuk produk utamanya yaitu
nanas kaleng. Mulai akhir tahun 2019, GGP senantiasa fokus meningkatkan pangsa pasar di
10 negara tujuan ekspor serta menggarap pasar baru di China, Selandia Baru, dan kawasan
Timur Tengah.

Orientasi Produk : GGP menggunakan strategi diversifikasi berorientasi produk untuk


memperluas pasar ekspor dan meningkatkan minat konsumen mancanegara. Selain
memproduksi nanas segar dan kaleng, GGP memproduksi minuman jus nanas dan juga
tropical fruit salad/cocktail,​ serta buah segar lain seperti jambu kristal, pisang, dan lain-lain.

C. Horizontal Structure

Struktur organisasi dari PT Great Giant Pineapple (GGP) yang memegang kekuasaan
tertinggi adalah Dewan Komisaris, sedangkan dalam menjalankan kekuasaan dilakukan oleh
Dewan Direksi yang terdiri dari Presiden Direktur yang kemudian membawahi Direktur
Produksi, Direksi Marketing, Direksi Keuangan dan Direksi ​Human & Research​. Kemudian,
dalam mengelola bisnis unitnya, PT Great Giant Pineapple memiliki lima divisi utama dalam
lini produknya, yakni Can Making, Drum Making, Cannery, Labeling, dan Juice. Direktur
Produksi GPP sendiri mengepalai beberapa divisi, diantaranya QA (​Quality Assurance)​ ,
R&D (​Research & Development​), ​Factory, Farming Serving d​ an ​Cogen Plant ​yang
masing-masingnya dipimpin oleh seorang manajer. Selanjutnya pada divisi ​Quality Control
GGP memiliki pembagian kerja sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, masing-masing divisi memiliki tugas yang berbeda.


Pembagian tugas secara horizontal dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Dalam tugas nya, setiap divisi bertanggung jawab dengan aktivitas
masing-masing misalnya bagian ​can making ​bertanggung jawab menghasilkan kaleng yang
sesuai dan mencapai jumlah target. Bagian ​labeling bertanggung jawab menghasilkan desain
label produk yang berkualitas dan lolos uji standar. Sehingga terdapat koordinasi strategi
horizontal dengan membagikan aktivitas yang sesuai, mengkoordinasikan strategi divisi
terkait, dan membedakan tujuan setiap divisi di dalamnya.

Unit bisnis PT GGP yang terdiri dari nanas segar, cocktail, nanas kaleng, dan jus
nanas juga memiliki strategi horizontal dimana PT GGP membagi setiap divisi yang berbeda
untuk memproduksi unit bisnis. Lalu mengkoordinasikan juga strategi unit bisnis terkait
seperti nanas kaleng dan cocktail untuk menggunakan standar kaleng serta menggunakan
syrup yang sama, membedakan tujuan setiap unit bisnis dimana produk nanas segar memiliki
tujuan konsumen yang ingin mengonsumsi nanas segar dan mengupasnya sendiri di rumah,
cocktail untuk konsumen yang ingin mengonsumsi berbagai buah sekaligus dalam satu
produk serta jus nanas untuk konsumen yang ingin mengonsumsi nanas yang lebih praktis
dan cepat.
D. Horizontal Systems
● Horizontal Strategic Plannin​g: dalam proses perencanaan strategis, GGP memastikan
bahwa seluruh anggota perusahaan baik karyawan maupun pemangku kepentingan lain
bekerja sesuai dengan visi dan tujuan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada karyawannya di setiap unit bisnisnya
agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
● Horizontal Procedures: perusahaan memiliki kebijakan serta memiliki standar
operasional kerja (SOP) yang berkaitan antar setiap unit bisnisnya. Dalam melakukan
pekerjaannya, karyawan juga selalu dibina agar mengikuti budaya yang ada di dalam
perusahaan.

2.9 ​Complementary Products


Great Giant Pineapple (GGP) memiliki produk komplementer berupa
buah-buahan lain selain nanas yang merupakan produk sampingannya seperti nanas,
pisang, jambu kristal, pepaya, melon, apel dan kiwi. Konsumen dapat memadukan
buah-buahan tersebut dengan nanas untuk diolah menjadi berbagai olahan makanan dan
minuman. Selain itu, ketika konsumen menikmati suatu hidangan tropical fruit salad
/cocktail yang diproduksi oleh GGP ini dapat melengkapi nanas kaleng maupun
buah-buahan segar lain. ​Tropical fruit salad/cocktail dapat tersebut berperan sebagai
minuman segar, kemudian buah-buahan tersebut dapat dimakan langsung dan menjadi
makanan pencuci mulut.
Dalam menjual produk komplementernya, GGP menerapkan Control over
Complementary Products tersebut dan menjualnya secara ​unbundled.​ Dengan melakukan
hal tersebut dapat meningkatkan performa customer untuk membeli produk di GGP.
Perusahaan juga mempunyai keunggulan kompetitif berupa berkurangnya biaya
pemasaran dan penjualan, serta berbagai aktivitas dalam value chain karena perusahaan
telah terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

2.10​ Defensive - Offensive Strategy

A. Defensive Strategy​/Strategi Pertahanan


PT Great Giant Pineapple menerapkan beberapa strategi pertahanan di dalam
industri pengalengan buah nanas Indonesia. Demi mengantisipasi masuknya pesaing
baru dalam industri, PT Great Giant Pineapple melakukan beberapa langkah sesuai
dengan tahapan pesaing baru memasuki suatu industri sebagai berikut :

● Pre-entry merupakan tahap perusahaan baru belum memasuki suatu


industri dan masih mencari industri potensial. PT GGP telah menjadi
eksportir nanas kaleng terbesar ke-3 di dunia dan terbesar di Indonesia dan
hingga saat ini terus meningkatkan kapasitas produksi baik nanas kaleng
maupun nanas segar. Pabrik yang terintegrasi langsung dengan ​supply
chain y​ ang baik menjadi salah satu penghalang masuk bagi perusahaan
baru.
● Entering & Sequencing merupakan tahap perusahaan baru mulai
memasuki industri dan menetapkan visi misi jangka panjang mereka
dalam industri. Dalam menghadapi kondisi ini, yang dilakukan oleh PT
GGP adalah fokus terhadap lini produksinya sehingga pesaing tidak
memproduksi produk yang sama atau pesaing tidak memiliki niat untuk
menyerang. Seperti yang diungkapkan pihaknya, Jane Fransisca, dalam
wawancara bahwa PT GGP akan meningkatkan kontribusi buah nanas
segar dan nanas kaleng pada tahun 2023 menjadi 50:50 untuk ekspor.
Selain itu, PT GGP menggunakan teknologi terbaru yang lebih cepat dan
efisien agar dapat memproduksi nanas segar dan nanas kaleng secara
optimal.
● Post-entry merupakan tahap ketika pesaing/perusahaan baru benar-benar
memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh PT
GGP adalah memperkuat citra di mata konsumen dan pasar. PT GGP telah
menerapkan ​‘blue economy’ yaitu menjaga keseimbangan lingkungan
disamping meningkatkan profit usaha. Sistem tersebut dinamakan
integrated farming system dengan memanfaatkan sampah produksi
sebagai hal yang berguna seperti menjadi tenaga uap untuk mengurangi
penggunaan batu bara sebagai bahan bakar utama dan menjadi makanan
sapi dengan proses fermentasi.

B. Offensive Strategy/​ Strategi Penyerangan


Sebagai perusahaan nanas terbesar di Indonesia serta menjadi market leader
dalam pengalengan nanas hingga ke pasar Internasional, tidak membuat PT Great
Giant Pineapple berpuas diri. Perusahaan ini tetap waspada terhadap pesaing baru
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri. Oleh karena itu, beberapa
hal yang dilakukan oleh PT GGP sebagai berikut :

● Melakukan kerjasama dengan petani dimana petani yang memiliki lahan


diberi bibit nanas, teknik, hingga pengetahuan terkait proses tanam nanas
agar menghasilkan nanas dengan kualitas yang sama. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan luas lahan serta sebagai sarana pendekatan antara
usaha dengan pihak lokal.
● Melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk mendapat kemudahan
terkait regulasi produksi dan ekspor. Pemerintah mendukung perusahaan
di Indonesia untuk mendapat dukungan insentif fiskal berupa Kawasan
Berikat seperti yang tertera melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK 131/PMK.04/2018. PT GGP mendapatkan fasilitas Kawasan Berikat
untuk mempermudah kegiatan operasional usaha ini. Fasilitas tersebut
berupa proses pengurusan perizinan yang dapat dilakukan secara online,
kemudahan pelaksanaan subkontrak, dan pendelegasian wewenang
pemberian perizinan dari kantor pusat ke unit vertikal.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

PT Great Giant Pineapple ​menguasai semua komponen bisnisnya dari hulu ke


hilir mulai dari bahan baku, pabrik pengolahan, hingga barang siap dipasarkan. Dilihat
dari hal tersebut, PT GGP memiliki keunggulan daya saing yang kompetitif dan strategi
perusahaan yang inovatif dalam bersaing di pasar global. PT GGP ​menggunakan
kombinasi dari strategi ​competitive differentiation ​untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan persaingan di industri tersebut. PT GGP memiliki variasi produk yang
menjadi unit bisnisnya pula berupa nanas segar, nanas kaleng, jus nanas, dan juga
cocktail. Selain itu, PT GGP juga memiliki produk sampingan berupa buah-buahan lain
seperti jambu kristal, pisang, dan buah lainnya.
Varian produk dari PT GGP tersebut, selain dapat menjadi produk substitusi bisa
juga menjadi produk komplementer bagi konsumen apabila dipadukan guna diolah
menjadi suatu olahan makanan atau minuman. Hal ini dapat meningkatkan performa
konsumen untuk membeli produk di PT GPP. Selain itu, unit bisnis tersebut telah
terkoordinasi dengan baik dan menjadi salah satu pendukung bagi strategi pertahanan PT
GGP dalam Industri. ​PT GGP memiliki lima divisi utama dalam lini produksinya, yakni
can making, drum making, cannery, labeling, d​ an juice​. Dari hulu ke hilir, PT GGP
menjadi produsen nanas terdepan dalam hal kontrol kualitas, penelusuran produk, dan
kesinambungan lingkungan dengan sistem pengelolaan limbah yang dikelola dengan
baik.
Berdasarkan analisis model Porter’s Five Force, PT Great Giant Pineapple
memiliki posisi yang sangat kuat di industrinya baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak mudah untuk pendatang baru yang ingin
memasuki industri pengalengan nanas dan menjadi pesaing PT Great Giant Pineapple.
Hal tersebut dikarenakan pendatang baru memerlukan ​cost yang tinggi untuk memiliki
pengolahan nanas dari hulu hingga ke hilir seperti lahan perkebunan yang luas, bibit
nanas unggul, mesin proses panen, hingga teknologi yang canggih untuk pengemasan
agar mutu tetap terjaga.

3.2 SARAN

1. PT Great Giant Pineapple diharapkan dapat meningkatkan keunggulan strategi


differentiation diantara pesaingnya meskipun sudah menguasai komponen
bisnisnya dari hulu ke hilir.
2. Meningkatkan penjualan dan pemasaran melalui ​marketplace yang ada di dalam
negeri maupun di luar negeri.
3. Melakukan pengiklanan di berbagai media sosial untuk memperluas jaringan
distribusi dan pemasaran.
4. Mempertahankan kualitas produk nanas kaleng dan produk berbahan baku nanas
yang dihasilkan dengan selalu melakukan ​quality control mulai dari proses
penanaman hingga proses pengemasan agar tetap terjaga dan tidak mengurangi
kualitas produk.
5. Menjadi perusahaan eksportir yang inovatif untuk menciptakan inovasi produk
pangan baru yang diimbangi juga dengan peningkatan penampilan pada kemasan
produk.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arnal Novistiara. 2014. Studi Waktu Pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant
Pineapple Lampung Tengah [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Cahyani, Kristina W. 2018. Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas Deionized Clarified
Pineapple Concentrate (DCPC) Berdasarkan Analisis Fisiko-Kimia PT. Great Giant
Pineapple Lampung Tengah. Laporan Kerja Praktek. Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Puspitasari D. 2019. Creating Shared Value (CSV) dalam Pelaksanaan Kerja Sama antara PT
Great Giant Pineapple dan Petani Jambu Bangkok di Kabupaten Tanggamus [skripsi].
Lampung: Universitas Lampung
Susanto A, Lubis D. 2018. Zero waste management PT Great Giant Pineapple (GGP) Lampung
Indonesia. ​Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTM).
ISBN: 978-602-19568-5-4.
Great Giant Pineapple. 2013. (​https://www.greatgiantpineapple.com​/​)
Great Giant Pineapple Ekspor Nanas Kaleng 17.000 Kontainer Sepanjang 2019. 2019 Des 18.
Lampung.antaranews.com.
(​https://www.google.com/amp/s/lampung.antaranews.com/amp/berita/379563/great-giant-pin
eapple-ekspor-nanas-kaleng-17000-kontainer-sepanjang-2019​)
Harianja, Grace N. 2018. Ekspor Petani Pisang Mas Binaan PT Great Giant Pineapple Naik 4
Kali Lipat.
(​https://palembang.tribunnews.com/2018/03/27/ekspor-petani-pisang-mas-binaan-pt-great-gi
ant-pineapple-naik-4-kali-lipat?page=4​)
Insan, Muhammad. 2015. Laporan Kuliah Kerja Nyata-Praktek PT Great Giant Pineapple.
(​https://www.academia.edu/34829391/Laporan_Kuliah_Kerja_Nyata_Praktik_PT_Great_Gia
nt_Pineapple​)
Kurnia, Husin. 2017. PT Great Giant Pineapple.
(​https://www.soltius.co.id/id/our-customers/read/pt-great-giant-pineapple​)
Lazuardi, Adi. 2019. PT GGP Ekspor Buah Segar ke Negara Dunia.
(​https://www.antaranews.com/berita/1091540/pt-ggp-ekspor-buah-segar-ke-60-negara-dunia​)
Menko Perekonomian Puas Setelah Kunjungi PT GGPC. 2019 Agt 01. Mediaindonesia.com.
(​https://mediaindonesia.com/ekonomi/250608/menko-perekonomian-puas-setelah-kunjungi-p
t-ggpc​)
PT Agro Sari Sentra Prima. 2017. Agrosari Sentra prima. (​http://agrosari.co.id/in.php​).
Satria. 2019. Ekosistem Digital di Era Revolusi Industri 4.0 Sektor Pertanian.
(​https://sahabat.ugm.ac.id/fo/berita/detail_berita/19lwipuAcJsA9bMk5rUO3T18Nd-LrNlyyS
ViCiwcbKnKXvGEbJ4_cs9VGBGHY-ArVbiOjMGEvA2Z3vV8MwCGLCqdv2_yxw3UWo
s2r_JYQHRqb6fJO2bgO_TS8F158GptWmxBn36r3PCqm58iNMu8dWS2Kl-WH48Dmsvr
M9nuRV4oBELgUB1osIATrI8Nt468To1wgI2Y6-wmSRl3jL1VlA==​)
Sormin, Amiruddin. 2020. Kemitraan GGP-Petani Berbasis Industri 4.0 Bawa Pisang Mas
Tanggamus Tembus Dunia.
(​https://lampungpro.co/post/29462/kemitraan-ggp-petani-berbasis-industri-40-bawa-pisang-
mas-tanggamus-tembus-dunia​)
Suryadi, Dede. 2019. Great Giant Pineapple, Mengekspor Produk ke Lebih dari 60 Negara.
(​https://swa.co.id/business-champions/great-giant-pineapple-mengekspor-produk-ke-lebih-da
ri-60-negara​)
Value Chain Analysis. 2017 Apr 20. Sisbinus.ac.id
(​https://sis.binus.ac.id/2017/04/20/value-chain-analysis/#:~:text=Porter's%20Value%20Chain
%20berfokus%20pada,dalam%20kegiatan%20primer%20dan%20dukungan​)
Wibasuri, Anggalia. 2010. Sistem Informasi Pengolahan Data Training Pada PT. Great Giant
Pineapple (GGP) Terbanggi Besar Lampung Tengah. ​Jurnal Informatika [​ diakses 2020]:
10(1): 77-88,
(​https://docplayer.info/47922062-Sistem-informasi-pengolahan-data-training-pada-pt-great-g
iant-pineapple-ggp-terbanggi-besar-lampung-tengah-anggalia-wibasuri.html​)

Anda mungkin juga menyukai