Oleh :
ANNA HEIRINA
08121005003
Mengesahkan,
Penulis
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik identifikasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp
pada ikan tuna (Thunnus sp) untuk kelayakan ekspor.
2. Membandingkan tingkat persentase yang paling dominan diantara bakteri
Escherichia coli dan Salmonella sp pada ikan tuna (Thunnus sp)
1.3 Manfaat
1. Dapat mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp pada
ikan tuna (Thunnus sp) untuk kelayakan ekspor.
2. Dapat mengetahui perbandingan tingkat persentase yang paling dominan
diantara bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp pada ikan tuna
(Thunnus sp
II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Bakteri
Dwidjoseputro (1989) mengemukakan bakteri berasal dari kata
“bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama ini
dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu,
berkembang biak dengan pembelahan sel, serta berukuran sangat kecil yang hanya
terlihat menggunakan mikroskop. Suriawiria (1985) mengemukakan secara umum
sifat hidup bakteri ialah saprofitik pada sisa atau buangan hewan ataupun tanaman
yang sudah mati, tetapi banyak juga yang parasitik pada hewan, manusia dan
tanaman yang menyebabkan banyak jenis penyakit. Bakteri termasuk kedalam
divisi Schizophyta yang terbagi dalam beberapa kelas antara lain
Pseoudomonadales, Chlamydobacteriales, Eubacteriales, Actinimycetales dan
Rickettsiales.
Umumnya bakteri yang terkait dengan keracunan makanan diantaranya
adalah Salmonella, Shigella, Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia
enterocolityca, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium
botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus, E.coli
enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki. Selain itu terdapat makanan yang
berfungsi sebagai media pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri dapat berkembang
biak, diantaranya bakteri Salmonella, Clostridium perfringens, Bacillus cereus,
dan Escherichia coli. Jenis mikroba yang terdapat dalam makanan meliputi
bakteri, kapang / jamur dan ragi serta virus yang dapat menyebabkan perubahan-
perubahan yang tidak diinginkan seperti penampilan, tekstur, rasa dan bau dari
makanan. Pengelompokan mikroba dapat berdasarkan atas aktifitas mikroba
(proteolitik, lipofilik, dsb) ataupun atas pertumbuhannya (psikrofilik, mesofilik,
halofilik, dsb) (BADAN POM RI, 2008).
Menurut Sorrels et al. (1970) dalam Isyana (2012) sakit yang diakibatkan
oleh bakteri Salmonella dinamakan salmonellosis. Salmonella adalah penyebab
utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan. Pada umumnya, serotipe
Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Orang yang
mengalami salmonellosis dapat menunjukkan beberapa gejala seperti diare, keram
perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang
terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual
dan muntah - muntah.
2.9 Sertifikat Kesehatan (Health Certification)
Menurut Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil
Perikanan, Pusat Sertifikasi Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (2011)
Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) yang sering di singkat dengan HC
merupakan sertifikat yang menya-takan bahwa ikan dan hasil per- ikanan telah
memenuhi persyaratan ja-minan mutu dan keamanan untuk di kon-sumsi manusia.
HC merupakan salah satu kelengkapan dokumen ekspor. Penerbitan HC dilakukan
oleh laboratorium pengujian yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) selaku Otoritas
Kompeten, berdasarkan surat Keputusan Pendelegasian Kewenangan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Persyaratan sertifikat kesehatan hasil perikanan :
a. Setiap produk perikanan yang dipasarkan untuk konsumsi manusia wajib
disertai dengan sertifikat kesehatan yang diterbitkan berdasarkan hasil
inspeksi dan hasil pengujian selama proses produksi atau In-Process
Inspection (IPI)
b. Sertifikat Kesehatan sebagaimana dimaksud huruf (a) hanya dapat diterbitkan
terhadap hasil perikanan yang berasal dari UPI yang telah mendapatkan
Sertifikat Penerapan HACCP dan atau Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang
baik di Kapal
c. Sertifikat Kesehatan dimaksud huruf (b) harus sesuai dengan format yang
ditetapkan oleh Otoritas Kompeten
d. Sertifikat Kesehatan ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan dengan
dibubuhi stempel BKIPM
e. Sertifikat Kesehatan harus memuat data dan informasi yang sesuai dengan
produk yang disertifikasi
f. Sertifikat Kesehatan harus diterbitkan sebelum hasil perikanan didistribusikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 52a/Kepmen-Kp/2013, persyaratan jaminan mutu dan kemanan
hasil perikanan pada proses produksi, pengolahan, dan distribusi merupakan salah
satu upaya untuk melindungi masyarakat dari hal yang merugikan dan
membahayakan kesehatan, membina produsen serta untuk meningkatkan daya
saing produk dalam mencapai tingkat pemanfaatan sumber daya perikana secara
berdayaguna dan berhasil guna serta dalam rangka pengawasan dan pengendalian
mutu yang dipersyaratkan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor
Kep.61/Men/2009 Tentang Pemberlakuan Wajib Standar Nasional Indonesia
Bidang Kelautan Dan Perikanan. Memberlakukan secara wajib Standar Nasional
Indonesia bidang kelautan dan perikanan yang telah ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini, untuk keperluan pembinaan dan/atau pengawasan kepada pelaku usaha di
bidang perikanan.
III METODOLOGI
Affiano Ibnu. 2011. Analisis Perkembangan Histamin Tuna (Thunnus Sp.) Dan
Bakteri Pembentuknya Pada Beberapa Setting Standar Suhu Penyimpanan
[skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor. hlm 3-5
BKIPM. 2011. Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Serifikat Kesehatan Hasil
Perikanan. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Hardiana PK. 2009. Evaluasi Risiko Semi-Quantitative Kadar Histamin Ikan Tuna
Pada Proses Pembongkaran Di Transit Dan Pengolahan Produk Tuna Loin
Beku [skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor. hlm 9-11
Isyana Fitrah. 2012. Studi Tingkat Higiene Dan Cemaran Bakteri Salmonella Sp
Pada Pembuatan Dangke Susu Sapi Di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang [skripsi]. Makassar : Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. hlm 15-20
Poernomo Sri. 2004. Variasi Tipe Antigen Salmonella Pullorum yang Ditemukan
Di Indonesia Dan Penyebaran Serotipe Salmonella Pada Ternak.
Wartazoa. Vol. 14 (No. 4) : 1 hal
Yudiarosa Indriana. 2009. Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia. Wacana. Vol 12
(No.1) : 8