Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori
keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak
pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila di dukung oleh teori
dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional
dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan
pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian keperawatan
dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan
keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu: pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implementasi tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli
keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat,
sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.
Salah satu teori keperawatan yang ada adalah teori keperawatan
yang dikembangkan oleh Phil Barker yang lebih dikenal dengan teori
“Tidal Model of Mental Health Recovery” akan di bahas lebih jauh dalam
makalah ini.

1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep toeri
midel range yang dikembangkan oleh Phil Barker dan aplikasinya dalam
keperawatan.
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDADHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang Penggagas Teori
B. Konsep Mayor dan Definisi
C. Pedoman prinsip
D. Proses Keterlibatan (Engagement Process)
E. Tiga Domain atau Dimensi
F. Sepuluh Komitmen Tidal Model
G. Dua Puluh Kompetensi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang penggagas Teori


Tidal Model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi
kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy
Buchanan – Barker dan rekan – rekan mereka. Tidal model berfokus pada
proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan
pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan
metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk
memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para
profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terisnpirasi oleh
penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk
perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker dan
Stevenson di Universitas Newcastle, Sejak tahun 2000, model ini telah
diterapkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai
teoris kontempores, yang menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.
"Model Pasang Surut adalah pendekatan filosofis pada penemuan
kesehatan mental Ini menekankan membantu orang merebut kembali
kisah pribadi dari tekanan mental, dengan cara memperbaiki suara
mereka. Dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Metafora dan
pribadi cerita orang mulai mengungkapkan sesuatu makna kehidupan
mereka ini. langkah pertama menuju kontrol helpingrecover atas hidup
mereka ". Barker

3
Model Pasang Surut menyediakan kerangka kerja praktek untuk
eksplorasi kebutuhan pasien untuk keperawatan dan penyediaan
perawatan dirancang secara individual. (Barker P, 2001).
B. Konsep Mayor dan Definisi
Tidal Model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1. Fokus utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah
satu dari sekian banyak hal yang dapat “menenggelamkan” mereka.
Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk
mengembalikan mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga
mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan
Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak
menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan
ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil
apapun perubahan itu akan membawa dampak besar dalam
hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat
lebih berperan dalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta
pengalaman yan didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari
dalam sebuah tarian
C. Pedoman Prinsip
Model pasang surut diterapkan melalui enam asumsi filosofis :
1. Sebuah keyakinan dalam kebajikan rasa ingin tahu: orang adalah
otoritas dunia pada kehidupan mereka dan masalah-masalahnya.
Dengan mengekspresikan rasa ingin tahu yang tulus, profesional
dapat belajar sesuatu dari 'misteri' dari cerita orang.

4
2. Pengakuan dari kekuatan akal, daripada berfokus pada masalah,
defisit atau kelemahan
3. Menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik.
4. Penerimaan paradoks krisis sebagai peluang
5. Mengakui bahwa semua orang memiliki tujuan.
6. Keutamaan mengejar keanggunan-cara paling sederhana harus dicari
D. Proses Keterlibatan (Engagement Process)
Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan mengunakan Tidal
Model, hal – hal yang perlu diperhatikan:
1. Bahwa pemulihan mungkin terjadi.
2. Bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tepat.
3. Bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka.
4. Bahwa orang memiliki semua sumber daya yang butuhkan untuk
memulai perjalanan pemulihan.
5. Bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi
adalah muridnya.
6. Bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai rasa
ingin tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan untuk
membantu seseorang.
E. Tiga Domain atau Dimensi
Proses keterlibatan orang lain dalam mengatasi masalah dan kesusahan
terjadi dalam tiga domain atau dimensi. Dengan Tidal Model, praktisi
mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di saat
ini dan menentukan apa yang harus terjadi sekarang. Dimensi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Domain diri (self domain) adalah dimana orang merasakan
pengalaman mereka. Ada penekanan untuk membuat orang merasa
lebih aman dan praktisi membantu mengembangkan “rencana

5
keamanan” atau security plan untuk mengurangi ancaman
terhadapnya atau orang lain disekitarnya.
2. Domain dunia (world domain) dimana orang berpegang pada kisah
mereka. Praktisi Tidal Model menggunakan cara khusus untuk
mengeksplorasi cerita ini dengan bersama-sama, mengungkapkan
makna yang tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan untuk
mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk membantu
pemulihan.
3. Domain lainnya (others domain) menggambarakan berbagai
hubungan yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang dan
masa depan, tidak hanya praktisi Tidal Model tetapi juga anggota lain
dari tim perawatan kesehatan dan sosial, teman, keluarga dan
pendukung lainnya.
F. Sepuluh Komitmen Tidal Model
Nilai Tidal Model terdiri dari sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara)
Mendengarkan cerita seseorang adalah hal yang paling penting.
2. Respect the language (hormati bahasa)
Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan
mendekskripsikan pengalaman hidup mereka meggunakan cara dan
bahasa mereka sendiri.
3. Develov genuine curiosity (menggambarkan rasa ingin tahu)
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice)
Menempatkan diri dalam cerita dan belajar serta mengambil hikmah
dari cerita orang yang anda bantu (klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)

6
Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam
menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga
penolong mempunyai tugas untuk membantu mengungkapkan
kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)
Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berasa
dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri,
dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbukan dan
membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang
sebenarnya sedang dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)
Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui
sumberdaya mana yang tidak dapat digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah)
Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien
membangun sebuah apresiasi dan menetukan langkah apa yang harus
dilakukan “sekarang” karena langkah awal merupakan langkah yang
penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu)
Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan
praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan
bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
“Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?”.
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah
konstan).
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.

7
G. Dua Puluh Kompetensi
Kompetensi 1: Praktisi menunjukkan kapasitas untuk mendengarkan
secara aktif cerita orang.
Kompetensi 2: Praktisi menunjukkan komitmen untuk membantu
mencatat cerita orang tersebut sebagai bagian yang
berkelanjutan dari proses perawatan.
Kompetensi 3: Praktisi membantu orang mengekspresikan diri setiap
saat dalam bahasa sendiri.
Kompetensi 4: Praktisi membantu pemahaman orang mengungkapkan
pengalamannya melalui penggunaan cerita pribadi,
perumpamaan atau metafora.
Kompetensi 5: Praktisi menunjukkan minat dalam cerita seseorang
dengan meminta klarifikasi titik tertentu, dan meminta
contoh-contoh lebih lanjut atau rincian.
Kompetensi 6: Praktisi menunjukkan kesediaan untuk membantu orang
dalam cerita berlangsung pada tingkat orang itu sendiri.
Kompetensi 7: Praktisi mengembangkan rencana perawatan sebisa
mungkin berdasarkan, pada kebutuhan yang diungkapkan
atau keinginan dari orang tersebut.
Kompetensi 8: Praktisi membantu orang mengidentifikasi masalah hidup
tertentu, dan apa yang mungkin perlu dilakukan untuk
mengatasinya.
Kompetensi 9: Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran
tentang apa yang mereka kerjakan atau untuk siapa ia
bekerja, dalam kaitannya dengan masalah-masalah
khusus dari hidup.
Kompetensi 10: Praktisi menunjukkan minat dalam mengidentifikasi apa
yang orang berpikir orang-orang tertentu bisa atau
mungkin bisa lakukan untuk membantu mereka lebih

8
lanjut dalam menangani masalah-masalah khusus dari
hidup.
Kompetensi 11: Praktisi membantu orang mengidentifikasi perubahan
seperti apa dan melangkah dalam arah penyelesaian atau
bergerak dari suatu permasalahan dalam hidup.
Kompetensi 12: Praktisi membantu orang mengidentifikasi apa yang harus
terjadi dalam waktu dekat, untuk membantu orang untuk
mulai mengalami ini 'langkah positif' ke arah tujuan yang
diinginkan.
Kompetensi 13: Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran
mereka dengan waktu yang diberikan untuk menangani
kebutuhan tertentu mereka.
Kompetensi 14: Praktisi mengakui nilai dari waktu orang memberikan
kepada proses pengiriman penilaian dan perawatan.
Kompetensi 15: Praktisi membantu orang mengidentifikasi dan
mengembangkan kesadaran kekuatan dan kelemahan
pribadi.
Kompetensi 16: Praktisi membantu orang mengembangkan keyakinan
diri, sehingga mempromosikan kemampuan mereka
untuk membantu diri mereka sendiri.
Kompetensi 17: Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran
paling halus dari perubahan - dalam pikiran, perasaan
atau tindakan.
Kompetensi 18: Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran
tentang bagaimana mereka, orang lain atau peristiwa
telah mempengaruhi perubahan ini.
Kompetensi 19: Praktisi bertujuan untuk memastikan bahwa orang
tersebut sadar, setiap saat, dari tujuan dari semua proses
perawatan.

9
Kompetensi 20: Praktisi memastikan bahwa orang tersebut disediakan
dengan salinan dari semua penilaian dan dokumen
perencanaan perawatan untuk referensi mereka sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Model Pasang Surut mengasumsikan bahwa perawat hanya harus
melakukan apa yang mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
orang tersebut. Penekanan pada 'melakukan apa yang perlu
dilakukan' mungkin membantu menghindari ketergantungan
pembinaan atau orang lain melembagakan. (Barker, 2000)
2. Model Tidal pemulihan kesehatan mental telah diakui dan
dipraktekkan di beberapa negara yang berbeda.
B. Saran
Pada penyusunan tugas ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan keterbatasan yang penulis alami di dalam
mengeksplorasi materi Tidal Model yang di kembangkan oleh Phil Barker.
Sulit menemukan contoh – contoh penerapan teori Tidal Model di
dalam keperawatan. Oleh karena itu, diharapkan kepada penyusunan
makalah selanjutnya mencari literatur – literatur yang berhubungan
dengan penerpan materi tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buchanan-P Barker. Klarifikasi Basis Nilai Pemulihan: The 10 Komitmen Tidal.


Journal of Perawatan Kesehatan Mental Psikiatri dan 2008:, 15 93-100.
Barker P. Model pasang surut: mengembangkan pendekatan orang-berpusat
untuk keperawatan kesehatan jiwa dan mental. Perspect Psychiatr
Perawatan. 2.001 Juli-Sep, 37 (3) :79-87
Barker P. Model Tidal: Teori dan Praktek. University of Newcastle, 2000.
Barker P., Barker, PJ (2008). "The Tidal Komitmen: memperluas basis nilai
pemulihan kesehatan mental". Journal of Perawatan Kesehatan
Mental Psikiatri dan 15 (2): 93-100
Internet resmi situs untuk Model Tidal tersedia di http://www.tidal-model.com/
Publikasi Model Pasang Surut - kunjungi di http://www.tidal-
model.com/Publications.htm

12

Anda mungkin juga menyukai