Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik segala Ilmu

Pengetahuan atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis diberi kekuatan, kemampuan,

kesabaran dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah kasus berkesinambungan yang

berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.R dengan ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUD

Indramayu”.

Adapun maskud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah dalam rangka

memenuhi salah satu tugas PKK III Akbid Muhammadiyah Cirebon.

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak yang

berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penulis.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penyusun makalah kasus berkesinambungan ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha untuk membuat yang terbaik, akan

tetapi dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

...................................., Juni 2009

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen kesehatan menargetkan pengurangan angka kematian ibu dari 26,9

persen menjadi 26 persen per 100.000 kelahiran hidup dan angka kelahiran yang

dicapai pada tahun 2009. supari menyebutkan pada tahun 2007 angka kematian ibu

berkisar 24,8 persen per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi mencapai

26,9 persen per 1000 kelahiran.

Di Indonesia ada tiga penyebab utama kematian ibu, yaitu perdarahan berkisar

antara 40 persen hingga 60 persen dari total angka kematian ibu (AKI), Pre-ekslampsi /

eklampsia (20 persen – 30 persen) dan infeksi jalan lahir (20 persen – 30 persen).

Infeksi merupakan salah satu yang disebabkan oleh ketuban pecah dini. Jika

ketuban sudah pecah maka jalan telah terbuka untuk masuknya kuman, bakteri atau

virus. Dengan sering dilakukan pemeriksaan dalam, maka dapat terjadi infeksi bagi ibu

dan janinnya.

B. Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ketuban Pecah Dini ?

2. Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny.R dengan KPD di RSUD Indramayu ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman yang nyata dan jelas dalam memberikan asuhan

kebidanan secara langsung dan komprehensif.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian kepada klien dengan asuhan kebidanan dengan ketuban

pecah dini.

b. Dapat membuat rencana asuhan kebidanan guna mengatasi masalah yang

muncul sesuai dengan prioritas masalah pada pasien dengan kasus ketuban

pecah dini.

c. Dapat melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan rencana tindakan.

d. Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan ketuban pecah

dini.

e. Dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan ketuban

pecah dini

f. Dapat menganalisa kesenjangan yang terjadi antara teori dan kenyataan

dilapangan dalam memberikan asuhan.

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif komperatif

berbentuk studi kasus yaitu mendapatkan gambaran yang nyata dalam melakukan

asuhan kebidanan dengan membandingkan konsep secara teoritis.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Wawancara
Merupakan proses pengumpulan data melali komunikasi secara langsung dengan

pasien, keluarga maupun petugas ruangan.

2. Observasi

Proses pengamatan secara langsung keadaan pasien melalui pemeriksaan fisik

secara inspeksi, palpasi, avskultasi dan perkusi.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu yang mengamati dokumen atau catatan status pasien yang ada di ruangan.

4. Studi Kepustakaan

Mempelajari buku-buku referensi yang menunjang guna memperoleh

keterangan dan dasar teori yang saling berkesinambungan.

E. Sistematika Penulisaan

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Masalah

C. Tujuan

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

B. Penyebab KPD

C. Dasar – dasar diagnosis KPD

D. Pengaruh KPD

E. Penatalaksanaan KPD

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Ketuban Pecah Dini adalah Pecahnya Ketuban Sebelum terdapat tanda-tanda

persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “Kejadian

Ketuban Pecah Dini” (Periode laten).

B. Penyebab Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau

meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya

kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan

serviks.

Penyebab Ketuban Pecah Dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Serviks inkopeten

2. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion

3. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.

4. Kemungkinan kesempatan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk

PAD, sefalopelvik disprosorsi.

5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban

6. infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam

bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.


Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :

1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.

2. bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah

dengan mengeluarkan air ketuban.

C. Dasar-dasar diagnosis Ketuban Pecah Dini

Diagnosis ketuban Pecah Dini tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi

pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas, selain keterangan yang

disampaikan dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan

yang keluar adalah air ketuban, diantaranya tes ferning dan nitrozine tes.

Langkah – langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ketuban pecah dini

dilakukan :

1. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, vernik kaseosa, rambut lanugo,

atau bila telah terinfeksi berbau.

2. Pemeriksaan speculum : lihat dan perhatikan apakan memang air ketuban keluar dari

kanalis servisis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.

3. Menggunakan kertas lakmus : bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban, bila menjadi

merah (asam) berarti air kemih (urin)

4. Melakukan pemeriksaan PH forniks pada posterior pada PROM (air ketuban).

5. Melakukan pemeriksaan histopatologi air (ketuban).

D. Pengaruh KPD

1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala – gejala infeksi, tetapi janin mungkin

sudah terkena infeksi, kerena infeksi intrauterine lebih dahulu terjadi sebelum gejala

pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.

2. Terhadap Ibu

Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi, apalagi bila terlalu

sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerperalis (nifas) dan

peritonitis.

Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi

lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala – gejala infeksi.

Hal – hal tersebut akan meningkatkan angka kematian dan angka morbiditas pada

ibu.

E. Penatalaksanaan KPD

Ketuban pecah dini merupakan sumber persalinan Pematuritas, infeksi dalam rahim

terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan potensil.oleh karena itu, tata laksana

ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat menurunkan

kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam rahim.

Memberikan profilaksis antibiotika dan membatasi pemerikasaan dalam merupakan

tindakan yang perlu diperhatikan.Disamping itu makin kecil umur hamil, makin besar

peluang terjadi infeksi dalam rahim yang dapat memacu terjadinya persalinan

prematuritas bahkan berat janin kurang dari 1 kg.

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dari dapat dijabarkan

sebagai berikut :
1. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru

Sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.

2. Terjadi infeksi dalam rahim yaitu koriamnionitis yang menjadi pemicu sepsis dan

persalinan prematuritas.

3. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung

dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin

dapat terjamin.

4. Pada Umur kehamilan 24 Sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat

janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan dengan

kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.

5. Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan konseling terhadap ibu dan keluarga

sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan

pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan

janinnya.

6. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukir distansia biparetal

dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan

kematangan paru melalui perbandingan 1/5.

7. Waktu terminasi pada hamil aterm dpat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24 jam,

bila tidak terjadi his spontan.

8. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru Sehingga

mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.

E. Penatalaksanaan KPD
Ketuban pecah dini merupakan sumber persalinan Pematuritas, infeksi dalam

rahim terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan potensil.oleh karena itu, tata

laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat

menurunkan kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam rahim.

Memberikan profilaksis antibiotika dan membatasi pemerikasaan dalam

merupakan tindakan yang perlu diperhatikan.Disamping itu makin kecil umur hamil,

makin besar peluang terjadi infeksi dalam rahim yang dapat memacu terjadinya

persalinan prematuritas bahkan berat janin kurang dari 1 kg.

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dari dapat dijabarkan

sebagai berikut :
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan,dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan.Ketuban pecah

dini disebabkan karena serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan, kelainan janin

dalam rahim, dan lain – lain.

Asuhan Kebidanan pada Ny.R dengan KPD di RSUD Indramayu dilakukan dengan

tindakan memberikan obat Cefotaxim, drip oksitosin, mengobservasi dan menolong

persalinan secara spontan, dan melakukan perawatan pada ibu dan bayinya.

B. Saran

Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang di tempatkan di tengah masyarakat

seyogyamya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak intervensi.Dengan akibat

tingginya angka kesakitan dan kematian ibu atau bayi janin,maka sikap yang paling

penting adalah melakukan Rujukan, Sehingga penanganan ketuban pecah dini

mendapat tindakan yang tepat.

Setelah mendapat penanganan sebagai mana mestinya, bidan dapat melakukan

pengawasan setelah tindakan dan disertai beberapa petunjuk khusus.

Anda mungkin juga menyukai