Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KELOMPOK PKN

DUSUN 1 DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG


KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2021

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 28

MIFTAH FATHI EL GHINA P031813411019


SINDI ANGELA P031813411071
SILVIA DESRIYANTI P031815401030
SYAH RANI P031814401035
TANIA ANASTASYA FEBRIANA P031814401075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
TAHUN 2021

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK PKN
DI DUSUN 1 DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2021

Ketua Kelompok
Nama : Sindi Angela
NIM : P031813411071

Anggota Kelompok
NO NAMA NIM
1 Miftah Fathi El Ghina P031813411019
2 Silvia Desriyanti P031815401030
3 Syah Rani P031814401035
4 Tania Anastasya Febriana P031814401075

Kampar, 19 April 2021

Mengetahui

Pembimbing Desa Pembimbing Poltekkes Ketua Kelompok

Hj. Masnun, SST, S.Kep, M.Biomed Sindi Angela


NIP : NIM : P031813411019

Ketua PKN

Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.Si


NIP :

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
serta kemudahan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Nyata (PKN) di Dusun 1 (Sei Sibam) Desa Karya Indah Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar. Dalam penyelesaian laporan ini penyusun telah
mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Syamsinur selaku Kepala Desa Karya Indah Tapung.
2. selaku kepala Puskesmas
3. Husnan, S. Kp, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Riau
4. Fitri, SP, MKM selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau
5. Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.Si selaku koordinator pelaksanaan Praktek Kerja
Nyata di Kabupaten Kampar.
6. Hj. Masnun, SST, S.Kep, M.Biomed dosen pembimbing mahasiswa kelompok 27
Desa Karya Indah Tapung.
7. selaku Pembimbing desa di Dusun 1 Desa Karya Indah Tapung.
8. Ny. S dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam Praktik Kerja
Nyata Dusun 1 Desa Karya Indah Kecamatan Tapung.
9. Kader posyandu yang telah membantu dalam kegiatan posyandu untuk mendukung
program puskesmas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Laporan Akhir Praktik Kerja Nyata serta memberikan manfaat bagi
yang membacanya.
Pekanbaru, 19 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja nyata atau yang biasa disingkat PKN merupakan suatu tahapan
yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa dimasa perkuliahan. PKN sangat penting
bagi setiap mahasiswa, karena sangat banyak sekali manfaat yang akan didapatkan
oleh mahasiswa. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari ke
masyarakat. Selain itu mahasiswa akan mendapat ilmu baru seputar dunia kerja yang
akan sangat bermanfaat bagi masa depan. Sehingga mahasiswa akan mempunyai
gambaran tentang dunia kerja yang akan dihadapi kelak.
PKN diakui sebagai salah satu sarana untuk menerapkan tridharma perguruan
tinggi secara lebih komprehensif. Oleh karena itu, diharapkan PKN dapat
memberikan manfaat yang lebih besar baik bagi masyarakat maupun mahasiswa.
PKN dapat memberdayakan masyarakat antara lain melalui penerapan berbagai hasil
penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Mahasiswa pelaksana program PKN pun
dapat memperoleh pengalaman nyata yang didapatkan langsung dari masyarakat
sehingga dapat memperkaya pengalaman teoritis yang diperoleh di perguruan tinggi.
Dalam hal ini, mahasiswa diperankan sebagai problem solver, motivator,
fasilitator, dan dinamisator dalam proses penyelesaian masalah dan 2
pembangunan/pengembangan masyarakat. Melalui pembaruan konsep tersebut,
kehadiran mahasiswa sebagai intelektual muda diharapkan mampu mengembangkan
diri sebagai agen atau pemimpin perubahan yang secara cerdas dan tepat
menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan kata lain, melalui KKN
ini, mahasiswa membantu pembangunan dalam masyarakat/ pemberdayaan
masyarakat khusunya terkait masalah kesehatan di Desa Karya Indah Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan PKN ini adalah mahasiswa mampu melaksanakan
pelayanan kesehatan di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara
maksimal dengan metode Interprofessional Education (IPE) yang mengandung unsur
kerjasama, komunikasi, etik dan tanggung jawab.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan kerja sama dengan masyarakat.
2. Melaksanakan musyawarah dengan masyarakat.
3. Melakukan identifikasi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat.
4. Melakukan pengumpulan data kesehatan di masyarakat.
5. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.
6. Melaksanakan kegiatan pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.
7. Menyusun laporan kegiatan pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.
1.3 Manfaat
1. Merumuskan konsep tentang Interprofessional Education.
2. Menjelaskan domain-domain kompetensi Interprofessional Education.
3. Menerapkan domain nilai dan etik kolaborasi antar profesi, peran dan
tanggung jawab, komunikasi antar profesi, kerjasama dalam team pada
pelayanan kesehatan berbasis pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Mahasiswa mampu mengaplikasi keilmuannya dalam meningkatkan
kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat.
5. Masyarakat mampu berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan program
upaya kesehatan.
6. Institusi mampu menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
dalam mencapai kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Binaan
2.1.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit / satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya
terdiri dari suami, istri dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan
ketentraman dalam menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan
luhur hidup bersama.
2.1.1.2 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah:
1. Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.1.3 Ciri-Ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan.
2. Ada hubungan darah.
3. Ada ikatan batin.
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.
5. Ada pengambilan keputusan.
6. Kerjasama diantara anggota keluarga.
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
8. Tinggal dalam satu rumah..
9. Suami sebagai pengambil keputusan.
10. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
11. Berbentuk monogram.
12. Bertanggung jawab.
13. Pengambil keputusan.
14. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
15. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
16. Mempunyai semangat gotong-royong.
2.1.1.4 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkatperkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
5. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
6. Fungsi religious
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
7. Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing.
8. Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-
tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan
merasa aman.
9. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam berkomunikasi
dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
2.1.1.5 Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
2.1.1.6 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
d. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
e. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.2 Musyawarah Masyarakat Desa
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan warga
desa beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil survei mawas diri. Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggungjawab atas
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik maka
puskesmas harus menyusun rencana kegiatan yang tertuang dalam rencana tahunan
dan rencana lima tahunan. Perencanaan ini harus disusun dengan mempertimbangkan
hasil analisa dari sisi pandang masyarakat yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri
(SMD).
2.3 Posyandu
2.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu (Pos Pelayana Terpadu) merupakan saah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang di kelola dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan mesyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayana kesehatan dasar. (Depkes RI, 2012).
Pos Pelayanan Terpadu atau posyandu adalah unit kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat dengan pembimbing tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Depkes RI, 2012). Sasaran
posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi$, anak balita, ibu
hamil, ibu nifas, ibu menyusui, pasangan usi subur (PUS), dan lansia (Depkes RI,
2012).
2.3.2 Dasar Pelaksanaan Posyandu
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (Masing-masing No. 23 Tahun 1985; 21/Menkes/Inst.B./IV
1985; 112/HK-011/A/1985 tentang penyelenggaraan posyandu antara lain sebagai
berikut (Mubarak, 2012).
1 Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan posyandu
dalam lingkup Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK).
2 Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program
pembangunan masyarakat desa.
3 Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD, PKK dan mengutamakan peranan
kader pembangunan.
4 Melaksanakan pembentukan posyandu di wilayah daerah masing-masing
dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Departemen Kesehatan
(Depkes) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
5 Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
2.3.3 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
1 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas).
2 Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
4 Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
2.3.4 Manfaat Posyandu
1 Bagi masyarakat
a) Dapat memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu,
b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk.
c) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A.
d) Bayi memperoleh imunisasi lengkap,
e) Ibu hamil juga akan terpantau berat badanya dan memperoleh tablet
tambah darah serta imunisasi TT,
f) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah serta
memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan
ibu dan anak.
g) Dapat mendeteksi secara dini jika terdapat kelaiinan pada tumbuh
kembang anak shingga dapat diambil tindakan lebih lanjut
h) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi
dan anak balita
2 Bagi Kader
a) mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
b) Ikut berperan secara nyata dalam tubuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.
c) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu (Sulistyorini,2010).
2.3.5 Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan posyandu menurut Departemen Kesehatan RI
(2010) antara lain:
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun dan balita (1-5 Tahun).
2. Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan Wanita Usia Subur (WUS).
2.3.6 Kegiatan Pelayanan Di Posyandu
Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan
atau pilihan (Kemenkes RI, 2012).
1 Kegiatan utama
a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b) Keluarga Berencana
c) Imunisasi
d) Gizi
e) Pencegahan dan penanggulangan diare
2 Kegiatan pengembangan atau pilihan
a) Bina Keluarga Balita (BKB)
b) Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
c) Bina Keluarga Lansia (BKL)
d) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e) Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya
2.3.7 Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan di Posyandu
Menurut Mubarak (2012) Pelayaanan kesehatan yang dijalankan oleh
posyandu yaitu:
1 Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang
c) Imunisasi bayi 3-14 bulan
d) Pemberian oralit untuk menanggulanggi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
f) Deteksi dini tumbuh kembang dan identifikasi penyakit
2 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum.
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas.
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet
penambah darah
d) Imunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan KB dan Pemberian alat kontrasepsi KB
f) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
g) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2.3.8 Sistem Lima Meja
Adapun rincian kegiatan masing-masing meja sebagai berikut:
(Sulistyorini,2010)
1 Meja I
a) Pendaftaran balita
1) Balita didaftar dalam formulir pencacatan balita
2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah
ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas.
Kertas diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa
anaknya menuju tempat penimbangan.
3) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut
penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,
kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik
kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita
diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan
b) Pendaftaran ibu hamil
1) Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil
2) Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke
meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta
pelayanan oleh petugas di meja lima.
3) Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas,dan ibu menyerahkan kertas itu kepada petugas di meja lima.
2 Meja II
a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat
pada secarik kertas terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali
kedalam KMS
b) Selesai di timbang,ibu dan anaknya dipersilahkan menuju meja tiga
(meja pencacatan).
3 Meja III
a) Buka KMS balita yang bersangkutan
b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya
c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada
KMS
d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut
e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak
sesuai ingatan ibunya
f) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkiraan bulan lahir anak dan catat.
4 Meja IV
a) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintahlah KMS anak
perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu
balita diberi penyuluhan
b) Penyuluhan untuk umur semua ibu balita. Anjurkan juga agar ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak lima kali selama kehamilan pada
petugas kesehatan, bidan di desa atau dukun terlatih.
c) Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI,
kapsul iodium dan vitamin A.
5 Meja V Kegiatan di meja lima adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan
pelayanan KB, imunusasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan
dilaksanakan oleh petugas dari puskesmas Menurut Ambarwati (2009)
indikator pelayanan di posyandu atau di Pos Penimbangan Balita
menggunakan indikator-indikator SKDN dimana:
a) S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu.
b) K adalah jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyadu yang
mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat).
c) D adalah jumlah balita yang datang di posyandu dan menimbang berat
badanya.
d) N adalah jumlah balita yang ditimbang berat badanya mengalami
peningkatan berat badan dibanding bulan sebelumnya.
2.3.8 Penyelenggaraan Posyandu
1 Pengelola
Dalam menyelenggarakan, pengelola Posyadu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan posyandu. Pengurus
posyandu ekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
Berikut bebrapa kriteria pengelola posyandu:
a) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat
b) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat.
c) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
2 Waktu dan lokasi
Penyelenggaraan posyandu sekurang-kurangnya dilaksanakan 1 kali
dalam sebulan. Jika diperlukan posyandu dapat lebih dari 1 kali dalam
sebulan. Hari dn waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat atau
tokoh maysrakat setempat.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah
satu ruangan perkantiran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya
masyarakat. Tempat pelaksanaan posyandu sebaiknya berada di lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.
2.3.9 Beberapa Kendala Dalam Pelaksanaan Posyandu
Menurut Sulistyorini (2010) dalam pelaksanaannya, posyandu banyak yang
mengalami kendala dan kegagalan walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan dan
kendala tersebut disebabkan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kader
2. Banyak terjadi angka putus (drop out) kader
3. Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan atau
resuffe pengurus baru dari kegiatan tersebut
4. Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
5. Sistem pencacatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap
6. Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran rutin
7. Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kantor kelurahan,
polindes, atau gedung PKK), shingga tidak memungkinkan menyediakan
tempat bermain bagi balita.
8. Kurangnya kelengkapan untuk pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang
berkaitan dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaeflet, lembar balik,
modul dan lain-lain.
9. Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan
10. Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan “pelatihan atau
retraining sehingga kemampuan teknis gizi” para kader yang aktif tidak
memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita
tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan timbulnya
kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif
11. Kemampuan kader posyandu dalam melakukan “konseling dan penyuluhan
gizi” sangat kurang sehingga aktifitas pendidikan gizi menjadi macet.
Akhirnya balita yang akan datang hanya ditimbang,dicatat atau dituliskan
hasil penimbangan di KMS (buku KIA) tanpa dimaknakan, kemudian
mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan
imunisasi lengkap tidak mau lagi datang di posyandu, karena meras tidak
memperoleh”manfaat apa-apa”.
12. Masyarakat (keluarga balita gizi buruk) banyak yang menolak untuk dirawat
atau dirujuk ke pukesmas perawatan atau rumah sakit dengan berbagai alaan
sosial ekonomi dan budaya, sehingga banyak kasus gizi buruk yang tidak
dapat tertangani, atau dapat tertangani namun secara tidak tuntas.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Desa Karya Indah Tapung
Berikut ini adalah peta lokasi wilayah Desa Karya Indah Kecamatan Tapung,
Kabupaten Kampar.

Gambar 1. Peta Desa Karya Indah Kec. Tapung, Kab. Kampar


Desa Karya Indah sebagaimana desa lainnya terletak di Kecamatan Tapung
yang letak Desanya berbatasan dengan:
a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bencah Kelubi
b) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rimbo Panjang
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei. Putih Benca Indah d. Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Sim. Baru.
Desa Karya Indah yang luas wilayahnya lebih kurang 1.484 ha, memiliki
iklim sedang karena terletak di daratan rendah. Sedangkan mesim yang terjadi di
Desa Karya Indah ada dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Desa Karya Indah
mempunyai Tiga (3) Dusun. Masing-masing Dusun dipimpin oleh seorang Kepala
Dusun, yang pengangkatannya dilakukan dengan cara pemilihan berdasarkan suara
terbanyak dalam wilayah kerja Dusun masing-masing. Dan sebagaimana biasanya
setiap Desa memiliki daerah bagian RW dan RT. Jumlah penduduk desa Karya Indah
Tapung yaitu sebanyak 15.464 jiwa dengan 8.203 jiwa berjenis kelamin Laki-Laki
dan 7.261 jiwa berjenis kelamin Perempuan.
3.2 Keluarga Binaan
A. Data Pasien
1. Identitas Klien
a. Nama/Nama Panggilan :An. Z
b. Tempat tgl lahir/usia : 8 agustus 2016
c. Jenis kelamin : laki laki
d. Agama : islam
e. Alamat : Bumi Surya Damai, Blok T.15
f. Tanggal masuk :-
g. Tanggal pengkajian : 9 April 2021
h. Diagnosa medis :-
i. Berat badan : 10 Kg
j. Tinggi badan : 95 cm
k. Lingkar kepala : 46 cm
l. Lingak dada : 52 cm
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Ibu Umur : 30 tahun
Perkawinan ke : pertama
Pekerjaan : buruh tani
Pendidikan : SMA
Alamat : Bumi Surya Damai, Blok T.15
Penghasilan : Rp. 2.500.000
b. Ayah Umur : 30 thn
Perkawinan ke : pertama
Pekerjaan : tukang las
Pendidikan : SMP
Alamat : Bumi Surya Damai, Blok T.15
Penghasilan : Rp. 4.000.000
3. Identitas Saudara Kandung
No N A M A USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
1. An. R 7 THN Abang kandung Baik
2. An. Z 5 THN Adik ( klien) Gizi buruk, batuk dan pilek

4. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Keluarga pasien mengatakan anak sering batuk berdahak dan pilek sudah
hampir 1 minggu, batuk dan pilek sering terjadi dan sembuh dalam waktu
yang lama. Keluarga juga mengatakan anak tidak bertambah besar, badan
nya segitu segitu saja. Makan dan aktivitas anak normal, dan minum susu
rutin.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga mengatakan batuk dan pilek yang sangat mengganggu klien, dan
sembuh lama serta berulang terjadi. Klien hanya di berikan obat batuk
biasa yang belum ada perubahan. Keluarga kurang tahu mengenai
penyakit yang di derita klien, keluarga kurang mampu menggunakan
fasilitas kesehatan dengan baik.
3) Riwayat Kesehatan Terdahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
5) Riwayat Imunisasi (Imunisasi Lengkap)
a. BCG
b. DPT (I,II,III)
c. Polio (I,II,III,IV)
d. Campak
e. Hepatitis
5. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik
a. Berat Badan : 10 kg
b. Tinggi Badan : 95 cm.
c. Waktu Tumbuh Gigi : 10 bulan
2) Perkembangan Tiap Tahap
Usia anak saat
a. Berguling :4 bulan
b. Duduk : 5 bulan
c. Merangkak : 7 bulan
d. Berdiri : 10 bulan
e. Berjalan : 11 bulan
f. Bicara pertama kali : 9 bulan dengan menyebutkan : Ayah
3) Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : dari lahir
b. Pemberian Susu Formula : dari lahir bergantian dengan asi
c. Alasan pemberian : ibu bekerja
d. Cara pemberian : melalui dot
6. Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal bersama : orang tua
b. Lingkungan berada di : pemukiman atau lokasi perumahan
c. Rumah dekat dengan : tidak ada
d. Tempat bermain : halaman rumah
e. Kamar klien : Ada dua
f. Rumah ada tangga : tidak ada
g. Hubungan antar anggota keluarga : baik
h. Pengasuh anak : diasuh oleh keluarga sendiri
7. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga : dukungan berasal dari keluarga inti dan
keluarga besar klien
b. Kegiatan keagamaan : melakukan sholat, menghafal do’a-do’a
harian
8. Reaksi Hospitalisasi
a. Ibu membawa anaknya ke RS karena : tidak pernah
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : -
c. Perasaan orang tua saat ini :-
d. Orang tua selalu berkunjung ke RS : tidak pernah
e. Yang akan tinggal dengan anak :-
9. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Anak dan keluarga belum mengetahui tentang sakit dan rawat inap
10. Aktivitas Sehari-Hari
Aktivitas
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Sehari-hari
Nutrisi Selera makan 3x sehari (pagi, 3x sehari (pagi,
siang, malam) siang, malam)
Cairan a. Jenis minuman a. Air putih a. Air putih
b. Frekuensi dan susu dan susu
minum b. Ketika b. Ketika haus
c. Kebutuhan haus dan dan makan,
cairan makan, minum susu
d. Cara minum 2x sehari
pemenuhan susu 2x c. Kebutuhan
sehari cairan anak
c. Kebutuha 1700 ml
n cairan d. Meminum
anak dari gelas
1700 ml
d. Meminu
m dari
gelas
Eliminasi a. Tempat a. Kamar a. Kamar
(BAB & pembuangan mandi mandi
BAK) b. Frekuensi b. Terkadan b. Terkadang
(waktu) g selasai selesai
c. Konsistensi makan makan
d. Kesulitan c. Normal c. Normal
e. Obat pencahar tidak tidak encer
encer dan dan tidak
tidak keras
keras d. Tidak
d. Tidak mengalami
mengala kesulitan
mi e. Tidak ada
kesulitan
e. Tidak ada
Istirahat a. Jam tidur a. – 14.00- a. 14.00 -16.00
tidur - Siang 16.00 22.00 – 07.00
- Malam - 22.00 Teratur
b. Pola tidur b. Terartur Tidak ada
c. Kebiasaan c. Tidak ada Tidak ada
sebelum tidur d. Tidak ada
d. Kesulitan tidur
Personal a. Mandi a. 2 sehari, a. 2 x sehari,
Hygiene b. Cuci rambut dimandik dimandikan
c. Gunting kuku an b. 2 x sehari
d. Gosok gigi b. 2x sehari c. 1 x minggu
c. 1 x d. 2 x sehari
minggu
d. 2 x sehari
Aktivitas/m a. Kegiatan sehari- a. Bermain a. Bermain
obilitas hari b. Tidak b. Tidak
Fisik b. Pengaturan menentu menentu
jadwal harian c. Tidak ada c. Tidak ada
c. Penggunaan alat d. Tidak ada d. Tidak ada
Bantu aktifitas
d. Kesulitan
pergerakan
tubuh

11. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda – Tanda Vital :
a. Denyut Nadi : 100 x / menit
b. Suhu : 35,8 oC
c. Pernapasan : 48x/ menit
4) Berat Badan : 10 kg
5) Tinggi Badan : 95 cm
6) Kepala
Inspeksi : normal
Keadaan Rambut & Hygiene Kepala : bersih
a. Warna Rambut : hitam kecoklatan
b. Penyebaran : samarata
c. Mudah Rontok : tidak
d. Kebersihan Rambut : bersih
Palpasi
a. Benjolan : ada /tidak ada : tidak ada
b. Nyeri tekan : ada /tidak ada : tidak ada
c. Tekstur Rambut : kasar/halus : halus

7) Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak
b. Sclera : tidak
c. Conjungtiva : tidak Anemis
d. Pupil : - Isokor
- Refleks pupil terhadap cahaya : normal
e. Posisi Mata : simetris
f. Gerakan Bola Mata : normal
g. Penutupan Kelopak Mata : gerakan cepat
h. Keadaan Bulu Mata : normal
i. Keadaan Visus : normal
j. Penglihatan : Baik
Palpasi
Tekanan Bola Mata : tidak ada
8) Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi Hidung : normal
b. Bentuk Hidung : normal
c. Keadaan Septum : -
d. Secret /Cairan : ada kental
9) Telinga
Inspeksi
a. Posisi Telinga : normal
b. Ukuran /Bentuk Telinga : normal
c. Aurikel : normal
d. Lubang Telinga : serumen
e. Pemakaian Alat Bantu : tidak ada
Palpasi : tidak
10) Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan Gigi : Belum lengkap
- Karang Gigi /Karies : Ada karang gigi
- Pemakaian Gigi Palsu : Tidak ada
b. Gusi
Merah/Radang/tidak : Tidak
c. Lidah
Kotor/tidak : Bersih
d. Bibir
- Cianosis /Pucat/tidak : Tidak
- Basah/Kering/pecah : Basah
- Mulut Berbau/tidak : Tidak
- Kemampuan Bicara : lancar
11) Tenggorokan
a. Warna mukosa : Merah muda
b. Nyeri Tekan : Tidak ada
c. Nyeri Menelan : Tidak ada
12) Leher
Inspeksi
Kelenjar Thyroid : tidak
Palpasi
a. Kelenjar Thyroid : tidak
b. Kaku Kuduk/tidak : tidak
c. Kelenjar Limfe : tidak
13) Thorax dan Pernapasan
a. Bentuk Dada : cembung
b. Irama Pernafasan : cepat
c. Pengembangan di waktu bernapas : dada terkembang
d. Tipe Pernapasan : takipnea
Palpasi
a. Vokal Fremitus : tidak ada
b. Massa /Nyeri : tidak ada
Auskultasi
a. Suara Nafas :Vesikuler
Perkusi
Redup /pekak /hypersonor/tympani : Terdengar bunyi sonor
14) Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak
b. Ada luka / tidak : tidak
Palpasi
a. Hepar : tidak
b. Lien : tidak
c. Nyeri tekan : tidak
Auskultasi
Peristaltik : 12 x /menit
15) Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : normal
- Pergerakan abnormal : tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : normal
- Tonus otot kanan / kiri : normal
- Koordinasi gerak : normal
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri : normal
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : normal
Ekstremitas Bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : normal
- Kekuatan kanan / kiri : normal
- Tonus otot kanan / kiri : normal
b. Refleks
- KPR kanan / kiri : normal
- APR kanan / kiri : normal
- Babinsky kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri : normal
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : normal
B. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak
efetik, sputum berlebih
b. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi d.d
pola nafas abnormal
c. Defisit pengetahuan b.d ketidaktauan menemukan sumber informasi d.d
menunjukkan presepsi keliru terhadap masalah
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
. Keperawatan
1. DS: Sekresi yang tertahan Ketidakefektifan
- Ibu pasien mengatakan jalan nafas
bahwa An. Z masih
batuk
- Ibu pasien mengatakan
An. S batuk tapi
tidak bisa
mengeluarkan
dahaknya
DO:
- An. Z tampak batuk
- An. Z terlihat sesak
saat bernafas
- An. Z tidak mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
- RR : 48 x/mnt
- Nadi : 100 x/mnt
- Suhu : 35,8

2. DS: Ketidakseimbangan ventilasi Gangguan


- perfusi
Ibu pasien mengatakan pertukaran gas
anaknya masih
batuk dan tidak bisa
mengeluarkan
dahaknya
DO:
- An. Z terlihat sesak
nafas
- Pola nafas cepat
- Kesadaran
composmentis
- Nadi: 100 x/mnt
- RR: 48 x/mnt

DS:
3. - Ketidaktauan
Ibu pasien tidak menemukan Defisit pengetahuan
mengetahui tentang sumber informasi
penyakit anaknya,
yang diketahui
hanya batuk biasa
DO:
- Ibu pasien tampak
bingung ketika
ditanya tentang
penyakitnya

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Ketidakefektifa Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
n jalan nafas keperawatan diharapkan jalan a.
b.d sekresi nafas pasten. Dengan Kriteria b.
yang tertahan hasil: c.
d.d batuk tidak 1. saluran napas
efetik, sputum efektif dan suara nafas d.
berlebih yang bersih, tidak ada (mis. Jumlah dan karakteristik)
sianosis dan dsypneu 2. Terapeutik
(mampu mengeluarkan a.
sputum, mampu Flower
bernafas dengan mudah) b.
2. pangkuan pasien
tidak merasa tercekik, c.
irama nafas, frekuensi 3. Edukasi
pernafasan dalam a.
rentang normal, tidak batuk efektif
ada suara nafas b.
abnormal) melalui hidung selama 4 detik,
3. ditahan selama 2 detik,
dan mencegah faktor kemudian keluarkan dan mulut
yang dapat menghambat dengan bibir mencucu
jalan nafas. (dibulatkan) selama 8 detik
c.
dalam hingga 3 kali
d.
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
pertukaran gas keperawatan diharapkan a.
b.d pertukaran gas efektif. kedalaman dan upaya napas
ketidakseimba Dengan Kriteria hasil: b.
ngan ventilasi 1. Mendemontrasikan bradipnea, takipnea,
perfusi d.d batuk efektif dan suara hiperventilasi, kussmaul,
pola nafas nafas yang bersih, tidak cheyne-stokes, Biot, ataksik)
abnormal ada sianosis dan c.
dyspnea (mampu efektif
mengeluarkan sputum, d.
mampu bernafas dengan e.
mudah) napas
2. Tanda-tanda vital dalam f.
rentang normal paru
g.
h.
napas
i.
paru
j.
k.
l.
m.
2. Terapeutik
a.
respirasi sesuai kondisi pasien
b.
pemantauan
3. Edukasi
a.
pemantauan
b.
jika perlu
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
pengetahuan keperawatan diharapkan a. Identifikasi kesiapan dan
b.d keluarga pasien mengerti kemampuan menerima
ketidaktauan tentang penyakit anaknya. informasi
menemukan Dengan Kriteria hasil: b. Identifikasi faktor-faktor yang
sumber 1. Pasien melakukan dapat meningkatkan dan
informasi d.d sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku
menunjukkan 2. Pasien tampak mampu hidup bersih dan sehat
presepsi keliru menjelaskan kembali 2. Terapeutik
terhadap materi yang a. Sediakan materi dan media
masalah disampaikan pendidikan kesehatan
3. Pasien mengajukan b. Jadwalkan pendidikan
pertanyaan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
3. Edukasi
a. Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

Media Leatflet Perawat

Gambar 2. Leaflet Perawat

C. Diagnosa Gizi

Problem Etiologi / Akar Masalah Sign / Symptom


NC.3.1 Berat badan Berkaitan dengan penyakit Ditandai dengan berat
kurang yang diderita pasien badan pasien hanya 10 kg
(bekerja sama dengan
perawat dan bidan)

Intervensi Gizi
Diagnosa Gizi Intervensi
P Berat badan kurang Meningkatkan berat badan hingga
mencapai batas normal secara bertahap
E Berkaitan dengan penyakit yang Tidak dapat diintervensi
diderita pasien
S Ditandai dengan berat badan Target :
pasien hanya 10 kg Menaikkan berat badan hingga mencapai
batas normal secara bertahap

Tambahan Intervensi Gizi Sebagai upaya pencegahan stunting karena tinggi


badan An. Z juga dibawah normal
Edukasi Gizi
Memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga sebagai upaya penanggulangan
stunting sejak dini, dengan harapan menambah pengetahuan ibu dan keluarga terkait
stunting

Media Edukasi Gizi


Gambar 3. Media Gizi

Contoh Menu Sehari Gizi


WAKTU MENU BAHAN PORSI GR E KH P L

PAGI Nasi beras 1/2p 50 gr 87,5 20 2

sayur labu siam 1/2 p 50 gr 12,5 2,5 0,5


bening
labu siam

telur rebus Telur 1p 55 gr 75 7 5

Buah Apel 1p 85 gr 50 10

SEL 1 bubur tepung 1/2 p 25 gr 87,5 20 2


sumsum beras

santan 1/2 p 20 gr 25 2,5

gula 1p 10 gr 37 9
merah

gula pasir 1p 10 gr 37 9

SIANG Nasi beras 1p 100 gr 175 40 4


Pepes tahu bakso 1/2p 85 gr 37,5 3,5 2,5
tempe
bakso
tempe 1/2p 50 gr 40 4 6 1,5
Tumis bayam 1/2p 50 12,5 2,5 2,5 0,5
bayam
minyak 1/2p 2.5 gr 25 2,5
Buah pepaya 1p 100 gr 50 10
Sel 2 Pudding Gula pasir 1/2p 5 gr 18,5 4,5
mangga
Manga 1p 90 gr 50 10

Malam Nasi + Beras 1p 100 gr 175 40 4


udang +
tumis
wortel
Tahu 1p 100 gr 80 8 6 3
Udang 1/2p 17.5 gr 25 3,5 1
Telur 1/2p 25 gr 37,5 3,5 2,5
Wortel 1/2p 50 gr 12,5 2,5 0,5
Minyak 1p 5 gr 50 5
Smoothi Pisang 1p 50 gr 50 10
pisang
yogurt
Yogurt 1/2p 50 26 2 1,65 1,25

Gula pasir 1/2p 5 gr 18,5 4,5


Roti biskuit 1p 40 gr 175 40 4
Sel 3 Total 1.469,5 248,5 48,65 26,75

D. Rumusan Masalah Kebidanan


1. Ny. S ditemukan masalah kebidanan yaitu tidak menggunakan alat
kontrasepsi.
2. An. Z ditemukan masalah kebidanan berupa pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Perkembangan anak
sesuai denga usianya.
Intervensi
Berkerjasama dengan profesi gizi terkait dengan pertumbuhan An. Z dan
bekerja sama dengan profesi perawat terkait dengan keluhan anak Z dan dan
melakukan edukasi kebidanan tentang
1. Pendidikan kesehatan tentang ASI ekslusif.
2. Edukasi Penyimpanan asi bagi ibu yang bekerja.
3. Edukasi tentang kontrasepsi menggunakan alat.
4. Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP.
Media Leaflet Bidan
Gambar 5. Media Bidan
3.3MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
a. Latar belakang
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan
warga desa beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk membahas
hasil Survei Mawas Diri dan merencanakan penanggulangan masalah
kesehatan yang diperoleh dari hasil survei mawas diri. Dalam musyawarah
yang diadakan dilakukan pembahasan mengenai kasus balita gizi kurang di
dusun I Desa Karya Indah. Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana
kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan yang bergizi.
b. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dilaksanakannya Musyawarah Masyarakat Desa adalah
sebagai berikut:
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
melalui pelaksanaan Desa Siaga dan Poskesdes
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes
c. Waktu dan tempat
Waktu : 16 April 2021
Tempat : Aula Kantor Desa Karya Indah
d. Sasaran
Perangkat Desa, Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader Posyandu

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6. Dokumentasi MMD


3.4 Posyandu
Nama kegiatan : posyandu desa karya indah pada balita dan ibu hamil
Tanggal pelaksanaan : 15 & 19 April 2021
Penangguang jawab : Tania anastasya dan Silvia
A. Latar belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga
dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya
dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar program
dan kegiatan untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek
pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan posyandu yang dilakukan mahasiswa merupakan pengukuran berat
badan bayi, tinggi badan bayi, melakukan pendokumentasian buku KIA pada
setiap bayi, membantu mempersiapkan alat dan bahan untuk imunisasi bayi,
melakukan pengukuran tensi ibu hamil, melakukan pemeriksaan ANC,
melakukan pemberian vaksin TT pada ibu hamil, melakukan penkes dan senam
hamil terhadap ibu hamil.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan merupakan salah satu program dari
kesejahteraan masyarakat desa. Alat dan bahan yang digunakan dalam
melaksanakan tindakan merupakan alat yang di sediakan oleh bidan desa, seperti
timbangan bayi, alat pengukur tinggi badan, stetoskop, spuit, tensimeter,
handscoon, dopler dan vaksin imunisasi, vitamin FE ibu hamil, obat-obatan. Ada
juga beberapa media yang di sediakan oleh mahasiswa seperti media untuk
penyuluhan ibu hamil dan melakukan senam hamil.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Menambah pengatahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam


melakukan kegiatan dan tindakan pada posyandu balita dan ibu hamil di
desa karya indah.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih lengkap
mengenai balita dan ibu hamil di desa karya indah
b. Mengetahui dan ikut berperan pada proses tumbuh kembang
balita di desa karya indah
c. Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan kehamilan
d. Menambah pengetahuan kepada mahasiswa PKN mengenai
kegiatan posyandu di desa karya indah
e. Menambah keterampila kepada mahasiswa PKN dalam
berkoordinasi di dalam tim berbagai jenis profesi, seperti
perawat, bidan, gizi, ibu-ibu kader.
C. Target

Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa PKN Poltekkkes


Kemenkes Ria dalam melakukan kegitan posyandu balita dan ibu hamil di
wiliyah kerja Desa Karya Indah
D. Sasaran kegiatan
Adapun sasaran dari kegiatan tersebut adalah balita dan ibu hamil yang berada
pada desa Karya Indah
E. Rincian kegiatan
a. Persiapan
1. Melakukan persiapann ruangan dengan menyusun kursi untuk ibu
dan balita sesuai dengan prokes .
2. Melakukan persiapan meja pendaftaran, meja pemeriksaan, meja
pendokumentasian dan meja untuk melakukan imunisasi
3. Melakukan persiapan berkas untuk pendokumentasian balita yang
akan mendapat imunisasi
b. Pelaksanaan
1. Melakukan pendaftaraan sebagai urutan untuk melakukan
imunisasi dan pemeriksaan
2. Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, kesedian buku
KIA, tekanan darah pada ibu hamil, pemeriksaan ANC pada ibu
hamil.
3. Pemberian imunasi kepada balita dan melakukan
pendokumentasian pada buku KIA anak
4. Melakukan pemberian penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi
apa yang akan diberikan dan efek apa yang akan tampak
5. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil
6. Melakukan senam hamil kepada ibu hamil yang dating pada
posyandu
c. Penutupan
1. Melakukan penyusunan alat yang sudah digunakan
2. Melakukan foto bersama perangkat posyandu
F. Evaluasi
a. Kegiatan posyandu berjalan dengan lancer
b. Balita dan Ibu hamil mendapatkan vitamin sesuai dengan yang mereka
butukan
c. Mahasiswa PKN Poltekkes Kemenkes Riau mendapatkan ilmu dan
keterampilan dalam melakukan kegiatan posyandu kepada balita dan
ibu hamil.
G. Factor pendukung dan penghambat
a. Factor pendukung
Hal yang mendukung kegiatan posyandu tersedianya alat dan bahan
yang diperlukan untuk melakukan tindakan dan rasa antusias ibu balita
yang ingin mendapatkan imunisasi anak serta antusias ibu hamil yang
ingin mendapatkan vitamin dan pemeriksaan.
b. Factor penghambat
Hal yang menghambat kegiatan posyandu kesiapan dari ibu balita dan
ibu hamil untuk mendapatkan pemeriksaan dan tindakan seperti buku
KIA yang terkendala hilang dan tidak lengkap dalam
pendokumentasian.
H. Sumber daya
a. Sumber daya manusia : mahasiswa PKN ( bidan, perawat, gizi), bidan
desa, ibu kader.
b. Sumber dana : -
I. Dokumentasi
Gambar 7. Dokumentasi Posyandu

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Keluarga Binaan


Survey dilakukan pada hari jum’at tanggal 09 April 2021 di Desa Karya Indah
dan yang kami ambil sebagai keluarga binaan adalah Anak dengan batuk,
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya.
Perkembangan anak sesuai denga usianya.
Pada tanggal 09 April 2021 dilakukan pengumpulan data dasar baik subyektif
maupun obyektif dan penulis tidak menemukan hambatan karena Ny. S dapat
berkomunikasi dengan baik. Setelah penulis melakukan pengumpulan data maka
masalah yang kami ambil yaitu anak dengan batuk dan pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya.
Dari data yang penulis peroleh saat melakukan kunjungan rumah pada tanggal
09 April 2021, 11 April 2021, dan 15 April 2021 dengan hasil dari pengumpulan data
secara subyektif dan obyektif penulis menentukan prioritas masalah yaitu An.Z 5
tahun dengan batuk dan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai
dengan usianya.
Tindakan perencanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan secara
tindakan yang dilaksanakan selama 1 hari saat berada di Desa Karya Indah dengan
melakukan intervensi, bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang
hendak dipecahkan yaitu:
1. Memberikan edukasi Keperawatan tentang batuk dan flu pada anak dan
menganjurkan ibu klien untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan
2. Memberikan edukasi gizi kepada ibu dan keluarga sebagai upaya
penanggulangan stunting sejak dini, dengan harapan menambah
pengetahuan ibu dan keluarga terkait stunting
3. Memberikan edukasi kebidanan tentang
a. Pendidikan kesehatan tentang ASI ekslusif
b. Edukasi Penyimpanan asi bagi ibu yang bekerja
c. Edukasi tentang kontrasepsi menggunakan alat.
d. Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
Menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan cara memberikan
penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan
pada An.Z.
Seluruh perencanaan telah dilaksanakan dan penyuluhan yang disampaikan
menggunakan media dan ceramah, tanya jawab serta diskusi antara keluarga An. Z
dengan perawat, gizi dan bidan.
Dari seluruh intervensi yang dilakukan sudah mulai terlihat perubahan yang
terjadi dalam keluarga An. Z yaitu ibu An. Z mau membawakan anaknya ke fasilitas
kesehatan, sudah memahami etika batuk yang benar, sudah memahami nutrisi yang
baik, sudah memahami pengetahuan ibu dan keluarga terkait stunting, sudah
memahami tentang ASI ekslusif, penyimpanan asi bagi ibu yang bekerja, ibu sudah
memahami kontrasepsi menggunakan alat.
4.2 MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 16 April 2021, di aula kantor desa karya
indah. Dalam kegiatan ini di hadiri 20 orang, diketahui permasalahan yang ada di
desa karya indah yaitu, permasalahan gizi kurang pada balita. Kami mengangkat
masalah balita gizi kurang di Desa Karya Indah, dengan melakukan survey
pendahuluan mengunjungi rumah balita yang terdaftar memiliki status gizi kurang
berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu di Desa Karya Indah. Setelah melakukan
pemeriksaaan fisik, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada
balita dan wawancara terkait asupan makanan balita tersebut. Hasilnya balita dengan
gizi kurang diduga karena terdapat penyakit bawaan yang membuat pertumbuhan
balita terhambat dan kurangnya pengetahuan ibu balita terkait pentingnya sering
memeriksakan kesehatan anak. Intervensi yang diberikan telah disepakati yaitu
menganjurkan ibu membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,
memberikan edukasi menu sesuai kebutuhan anak, memberikan edukasi mengenai
KB.
4.3 Posyandu
Berdasarkan hasil kesepakatan tim pengelola posyandu dan pihak bidan desa
maka posyandu di Desa Karya Indah dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 15
dan 19 berjalan dengan baik, ketentuan apabila tanggal tersebut dengan tanggal
merah atau hari libur nasional, maka pelaksanaan dimundurkan pada tanggal
berikutnya.
Secara rutin posyandu dilaksanakan serangkaian proses mulai dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapaan sudah berjalan beberapa hari sebelum pelaksanaan
posyandu, berupa penyebaran informasi akan pengadaan kegiatan yang
disampaikan dari grup komunikasi, dari mulut ke mulut, dan pengeras
suara yang berada di masyarakat sepert mushollah. Satu hari sebelum
pelaksanaan kader juga mengecek kesiapan dan kelengkapan posyandu.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kader kembali memeriksa kesediaan alat dan
bahan yang akan digunakan seperti timbangan,kelengkapan meja,
persiapan PMT, buku pencatatan, dll. Kegiatan dimulai pada pukul 10
pagi , sebelum dimulai kader berdiskusi terlebih dahulu untuk penempatan
posisi dimana ibu – ibu kader akan di tempat kan. Kader yang bertugas di
tempatkan di meja pendaftaran, meja penimbangan, meja pencatatan hasil
penimbangan, dan pemberian PMT. Sedangkan bidan desa yang
melakukan imunisasi kemudia mendokumentasikan di buku KMS dan
buku pelaporan.
3. Tahap Evaluasi
Setelah kegiatan selesai tim posyandu membenahi kembali tempat, alat
dan bahan yang telah digunakan. Kemudian melakukan diskusi mengenai
Kendal dan kekurangan terhadap kegiatan posyandu pada hari itu. Setiap
anggota mengemukan pendapat dan kendala yang di temui, setiap kendala
di diskusikan dan dibuat rencana tindak lanjut.
A. Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Posyandu Desa Karya Indah
1. Kegiatan Utama
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Kelebihan kegiatan kesehatan ibu dan anak (KIA)
Untuk kegiatan KIA di posyandu setiap bulannya lebih
ditekankan pada balita dan anak terutama pada balita dan anak
yang memiliki masalah dalam tumbuh kembang. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pemantauan tumbuh kembang balita dan
anak, imunisasi dan peningkatan status gizi.
2) Kekurangan kegiatan kesehatan ibu dan anak (KIA)
Kegiatan posyandu desa karya indah terutama pada posyandu
mawar dan seroja sebagian besar hanya berfokus pada kesehatan
balita dan anak. Sedangkan kegiatan untuk kesehatan pada ibu
hamil jarang dilakukan di posyandu.
b. Imunisasi
1) Kelebihan kegiatan imunisasi posyandu desa karya indah
Posyandu telah melakukan program pemberian imunisasi secara
rutin pada bayi dan balita, dan telah melakukan pemantauan
secara rutin jadwal imunisasi pada setiap bayi dan balita.
Sebelum dan setelah melakukan imunisasi bidan menyampaikan
tentang kegunaan dan efek samping dari imunisasi yang akan
dilakukan bayi dan balita serta memberikan pengobatan seperti
antipeuretik berupa paracetamol untuk mengatasi efek samping
dari imunisasi.
2) Kekurangan kegiatan imunisasi posyandu desa karya indah
Jarak posyandu yang jauh dari perumahan masyarakat sehingga
masih banyak bayi dan balita yang tidak mau ke posyandu
sehingga bayi dan balita tidak mendapatkan imunisasi.
2. Kegiatan Pengembangan
a. Bina Keluarga Balita
1) Kelebihan program Bina Keluarga Balita
Posyandu telah melakukan pembinaan tumbuh kembang balita
bersaa dengan ibu balita yang meliputi mengejarkan orang tua
rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, social, emosional dan
moral.
2) Kekurangan program Bina Keluarga Balita
Posyandu belum memberikan penyuluhan terkait dengan
bagaimana cara memantau perkembangan anak per usia
Misalnya pada anak Usia 3 bulan seharusnya sudah bisa
mengangkat kepala dan telungkup.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Kegiatan IPE (Interproffesional Education) telah diterapkan yaitu pada kegiatan
keluarga binaan untuk mengintervensi dan mengimplementasikan permasalahan
terkait kesehatan An. Z. Masing-masing profesi berperan aktif untuk mengatasi
permasalahan kesehatan An. Z mulai dari riwayat kesehatan pasien dan keluarga,
kondisi perekonomian, sanitasi lingkungan serta aspek-aspek pendukung lainnya.
2. Pada Kegiatan Musyawarah masyarakat desa didapatkan hasil bahwa agar ibu
balita atas nama An. Z diberikan edukasi agar memeriksakan kondisi kesehatan
anaknya ke fasilitas kesehatan, mengukur perkembangan anak, memberikan
edukasi terkait stunting dan menu gizi seimbang terkait dengan upava pencegahan
stunting, memberikan edukasi terkait dengan etika batuk, memberikan edukasi
terkait KB dan ASI Ekslusif, serta melihat perkembangan An. Z
3. Posyandu yang merupakan bentuk pelayanan dari masyarakat, oleh masyarakat,
dan untuk masyarakat ternyata masih memiliki berbagai kendala dalam
pelaksanaannya di masyarakat. Kendala-kendala tersebut antara lain kurangnya
perhatian masyarakat terhdap pentingnya mengikuti kegiatan posyandu, sarana
prasarana yang tidak memadai serta jarak posyandu yang jauh dari perumahan
masyarakat khususnya posyandu seroja dan mawar. Oleh karena itu, diperlukan
perhatian khusus dari lintas sector dalam sistem pelaksanaan posyandu di
masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai