Anda di halaman 1dari 22

CAGAR BIOSFER

STRATEGI SEVILLE
DAN
KERANGKA HUKUM JARINGAN DUNIA
Cagar Biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang
dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati,
pencaharian bagi perkembangan ekonomi dan sosial dan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang
terkait? Cagar Biosfor adalah kawasan ekosistem darat dan pesisir laut yang diakui keberadaannya
ditingkat internasional sebagai bagian dari Program UNESCO: Man and the Biosphere (MAB) Programme
� Progrram Manusia dan Biosfer. Pada bulan Maret 1995, UNESCO telah menyelenggarakan suatu
konperensi internasional di Seville.(Spanyol) yang dihadiri oleh para ahli. Strategi yang dihasilkan dari
konperensi tersebut dikenal sebagai "Strategi Seville" yang berisi rekomendasi bagi pengembangan
cagar biosfer pada abad ke 21. Pada Konperensi Sevillejuga dirumuskan suatu Kerangka hokum yang
menetapkan persyaratan pelaksanaan jaringan Cagar Biosfer Dunia. Kedua dokumen tersebut telah
diadopsi menjadi 28 C/Reso/�si 2.4 oleh General Conference UNESCO pada bulan Nopember 1995 dan
naskahnya dilampirkan di dalam brosur ini. Salah satu topik utama yang dikemukakan di dalam
dokumen-dokumen tersebut adalah peran baru Cagar Biosfer untuk menjawab beberapa tantangan dari
agenda 21 yang dihasilkan dalam Konperensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Lingkungan dan
Pembangunan (Rio, 1995). Pada saat yang bersamaan, mereka menggarisbawahi pentingnya cagar
biosfer sebagai sarana untuk. melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

28C/RESOLUSI 2.4 DARI KONPERENSI UMUM UNESCO


(Nopember 1995)

Konperensi Umum,
Menekankan bahwa Konperensi Seville telah menetapkan nilai penting Cagar Biosfer yang dirancang
dalam kerangka prograni Manusia dan Biosfer (MAB) untuk konservasi keanekaragaman hayad,
diselaraskan dengan perlindungan nilai-nilai budaya yang terkait dengannya,
Menimbang bahwa Cagar Biosfer adalah situs yang ideal untuk penelitian, pemantauan jangka panjang,
pelatihan, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat sehingga mernberikan peluang
bagi rnasyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam konservasi dan pemanfaatan sumber
daya secara lestari,
Menimbang bahwa cagar tersebut juga merupakan situs percontohan dan pusat-pusat kegiatan dalarn
kerangka pengembangan wilayah regional dan rencana penatagunaan lahan.
Menimbang bahwa Jaringan Cagar Biosfer Dunia memberikan kontribusi besar terhadap implementasi
dari sasaran Agenda 21 dan konvensi-konvensi internasional lain yang diadopsi pada saat dan
setelah berlangsungnya Konperensi Rio, khususnya Konvensi KeanekaragamanHayati.
Meyakini perlunya mengembangkan dan meningkatkan Jaringan kerjasama yang telah ada dan
mendorong penguatan di tingkat regional dan dunia, khususnya dengan memberikan dukungan
bagi upaya negara-negara berkembang untuk menetapkan, memperkuat dan mempromosikan
cagar biosfer,
1. Menyetujui Strategi Seville dan meminta Direktur Jenderal untuk menyediakan sumber daya
yang diperlukan ntuk implementasi yang efektif dan menjamin hal ini dapat dimanfaa~kan
seluas-luasnya oleh seluruh pihak yang terkait;
2. Meminta Negara Anggota untuk menerapkan Strategi Seville dan mengumpulkan sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut;
3. Mengundang organisasi-organisasi antar pemerintah di tingkat internasional dan regional dan
organisasi-organisasi non-pemerintah yang relevan untuk bekerjasama dengan UNESCO agar
dapat rnengembangkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan menghimbau para badan penyandang
dana untuk memobilisasikan sumber daya yang diperlukan;
4. Menerima Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia, terlampir di sini, dan meminta:
(a) Negara-negara Anggota agar menaruh perhatian di dalam menetapkan dan
melaksanakan kebijaksanaan yang terkait dengan cagar biosfer;
(b) Direktur Jenderal agar menyediakan sekretariat bagi Jaringan Cagar Biosfer Dunia sesuai
dengan ketentuan Kerangka Hukum sehingga mendukung kelancaran dan memperkuat
Jaringan.

CAGAR BIOSFER: DUA PULUH TAHUN PERTAMA


Cagar biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang
dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati
dengan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari? Cagar biosfer yang dikelola secara efektif
melibatkan para pakar dibidang pengetahuan alam dan sosial; kelompok konservasi dan para
pengembang; otoritas-otoritas pengelola dan masyarakat lokal seluruhnya bekerja sama dalam
mengatasi masalah yang kompleks ini.
Konsep cagar biosfer pertama kali dikembangkan oleh Gugus Tugas (Task Force) Program Manusia dan
Biosfer (MAB) dari UNESCO pada tahun 1974. Jaringan cagar biosfer diluncurkan pada tahun 1976 dan
sejak Maret 1995, telah berkembang menjadi 324 cagar di 82 negara. Jaringan tersebut merupakan
komponen kunci dari tujuan MAB untuk mencapai keseimbangan yang berkelanjutan antara pencapaian
tujuan melestarikan keanekaragaman hayati yang terkadang menimbulkan konflik, peningkatan
pembangunan sektor ekonomi dan pelestarian nilai-nilai budaya yang terkait. Cagar biosfer merupakan
situs terpilih untuk menguji, memperbaiki, mendemonstrasikan dan rnelaksanakan tujuan tersebut.
Pada tahun 1983, UNESCO dan UNEP bekerjasama dengan FAO dan IUCN menyelenggarakan Kongres
Internasional Pertama Cagar Biosfer di Minsk (Belarus). Kegiatan Kongres yang dirumuskan pada tahun
1984 menjadi "Rencana Tindak untuk Cagar Biosfer", yang secara resmi disahkan oleh Konperensi Umum
UNESCO dan oleh Dewan Kerja UNEP. Walaupun sebagian besar Rencana Kerja tersebut masih berlaku
hingga saat ini, namun implementasi pengelolaan cagar biosfer telah banyak mengalami perubahan,
sebagaimana disebutkan dalam UNCED terutama setelah adanya Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Konvensi tersebut ditandatangani dalam "Earth Summit' di Rio de Janeiro pada bulan Juni 1992 dan
berlaku mulai bulan Desember 1993 dan sampai saat ini telah diratifikasi oleh lebih dari 100 negara.
Tujuan utama Konvensi ini adalah: konservasi keanekaragaman hayati; pemanfaatan sumber daya alam
yang berkelanjutan, dan pembagian yang adil dan merata atas keuntungan yang diperoleh dari
pemanfaatan sumber daya genetik. Cagar biosfer mendorong pendekatan terpadu dan dengan demikian
mempunyai posisi yang baik untuk mendukung proses implementasi Konvensi.
Dalam waktu sepuluh tahun sejak Kongres Minsk, konsep tentang.'kawasan-kawasan dilindungi secara
keseluruhan telah berkembang secara paraleldfengan cagar biosfer. Yang terpenting, hubungan antara
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat local - komponen
utama pendekatan cagar biosfer - saat ini dikenal sebagai kunci keberhasilan pengelolaan sebagian
besar taman nasional, cagar alam dan kawasan konservasi lainnya. Pada Kongres Taman Nasional dan
Kawasan Konservasi Sedunia Ke Empat di Caracas, Venezuela pada bulan Februari 1992, para perencana
dan pengelola kawasan konservasi dunia mengadopsi gagasan-gagasan (keterlibatan masyarakat,
perpaduan antara konservasi dan pembangunan, pentingnya menjalin kerjasama internasional) yang
merupakan aspek pendng dari cagar biosfer. Kongres juga menyetujui resolusi yang mendukung cagar
biosfer.
Sejauh ini telah terjadi inovasi penting di dalam pengelolaan cagar biosfer. Metodologi baru yang
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan dan
penyelesaian konflik telah berkembang, dan perhatian terhadap system pendekatan regional semakin
besar. Tipe baru cagar biosfer telah ditetapkan, seperti cagar kelompok dan lintas batas (cluster and
transboundary reserves), dan banyak cagar biosfer mengalami perkembangan pesat, yaitu dari kawasan
yang sernula fokus utamanya konservasi berubah menjadi perpaduan antara konservasi dan
pembangunan melalui peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan. Jaringan internasional
baru, yang didukung oleh kemajuan teknologi, termasuk kornputer dengan kemampuan yang lebih
canggih dan internet, telah mempermudah komunikasi dan kerjasama antar cagar biosfer di berbagai
negara.
Dalam konteks ini, Dewan Eksekutif UNESCO memutuskan untuk mendirikan Komite Penasehat untuk
Cagar Biosfer pada tahun 1991. Komite Penasehat ini telah menimbang bahwa sudah saatnya untuk
mengevaluasi efekdvitas Rencana Kerja tahun 1984, untuk menganalisa implementasinya dan untuk
mengembangkan strategi bagi cagar biosfer dalam menuju abad ke 21.
Sesuai dengan Resolusi 27/C/2.3 General Conference, UNESCO menyelenggarakan Konperensi
Internasional mengenai Cagar Biosfer atas undangan Pemerintah Spanyol di Seville (Spanyol) yang
berlangsung dari tanggal 20 sanapai dengan 25 Maret 1995. Konperensi ini dihadiri oleh kira-kira 400
pakar dan 102 negara dan 15 organisasi internasional dan regional. Konperensi ini diadakan untuk
mengevaluasi pengalaman dalam mengimplementasikan Rencana Kerja 1984, gambaran mengenai
peran cagar biosfer dalam hubungannya dengan abad ke 21 (yang kemudian merupakan visi konperensi)
dan penjabaran konsep Kerangka Hukum Jaringan Dunia. Konperensi ini merumuskan Strategi Seville
yang disajikan berikut ini. Pertemuan ke 13 (12-16 Juni 1995) Dewan Koordinasi Internasional dari
Program Manusia dan Biosfer (MAB) memberikan dukungan sepenuhnya terhadap Strategi Seville.

KONSEP CAGAR BIOSFER


Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi dari padanya, yang secara
internasional diakui berada di dalam kerangka Program Manusia dan Biosfer dari UNESCO (Statutory
framework of the World Network, of biosphere Reserves - Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer
Dunia). Usulan penetapan cagar biosfer diajukan oleh pernerintah nasional; setiap calon cagar harus
memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam
Jaringan Dunia. Setiap cagar biosfer diharuskan memenuhi dga fungsi yang saling menunjang, yaitu:
fungsi konservasi, untuk melestarikan sumber daya genetik, jenis, ekosistem dan lansekap; fungsi
pembangunan, untuk memacu pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dan fungsi
pendukung logistik, untuk mendukung proyek percontohan, pendidikan dan pelarihan lingkungan, dan
penelitian dan pemantauan yang berhubungan dengan masalah-masalah konservasi dan pembangunan
berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan dunia.
Secara fisik, sedap cagar biosfer harus terdiri atas dga elemen, yaitu: satu atau lebih zona inti, yang
merupakan kawasan dilindungi bagi konservasi keanekaragaman hayati, pemantauan ekosistem yang
mengalami gangguan, dan melakukan kegiatan penelitian yang tidak merusak serta kegiatan lainnya
yang berdampak rendah (seperd pendidikan); zona penyangga yang ditentukan dengan jelas, yang
biasanya mengelilingi atau berdampingan dengan zona inti, dan dimanfaatkan bagi kegiatan-kegiatan
kerjasama yang tidak bertentangan secara ekologis, termasuk pendidikan lingkungan, rekreasi,
ekoturisme dan penelidan terapan dan dasar; dan zona transisi, atau zona peralihan, yang mungkin
berisi kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain dan dimana rnasyarakat lokal, lembaga
manajemen, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat adat, pemerhati ekonomi dan
pemangku kepentingan lain bekerjasama untuk mengelola dan mengenibangkan sumberdaya secara
berkelanjutan. Walaupun semula dilihat sebagai rangkaian lingkaran konsentris, ke tiga zona tersebut
diterapkan ke dalam berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi
setempat. Sesungguhnya, salah satu kekuatan terbesar dari konsep cagar biosfer adalah fleksibilitas
dan kreativitasnya yang telah dibukdkan dalam berbagai situasi.
Beberapa negara telah menetapkan undang-undang khusus bagi pembentukan cagar biosfer. Di banyak
negara lainnya, zona inti dan zona penyangga ditetapkan (seluruhnya atau sebagian) sebagai zona yang
dilindungi menurut undang-undang nasional. Sejumlah cagar biosfer sekaligus memiliki kawasan
dilindungi yang dikelola dengan sistem lain (seperti taman nasional atau cagar alam) dan situs lain yang
diakui secara internasional (seperti situs Warisan Dunia dan Ramsar).
Pengaturan kepemilikan juga bermacam-macam. Zona inti cagar biosfer kebanyakan merupakan tanah
negara tetapi dapat juga dimiliki secara pribadi atau rnilik organisasi non pemerintah. Dalam banyak
hal, zona penyangga merupakan rnilik perseorangan atau masyarakat tertentu, dan kondisi ini pada
umumnya diternukan pula pada daerah transisi. Strategi Seville bagi cagar biosfer merefleksikan
kondisi ini secara luas.

VISI SEVILLE MENUJU ABAD 21


Masa depan apakah yang akan dihadapi dunia menuju abad ke 21? Kecenderungan dewasa ini tentang
perturnbuhan dan penyebaran penduduk, peningkatan kebutuhan sumber energi dan sumberdaya
alam, globalisasi ekonomi dan efek pola perdagangan terhadap daerah pedesaan, lunturnya nilai-nilai
budaya, sentralisasi dan kesulitan memperoleh inforniasi yang relevan, dan kemajuan teknologi yang
tidak merata - semua ini memberikan gambaran besarnya masalah lingkungan dan prospek
pembangunan di masa yang akan datang.
UNCED memberikan alternatif kegiatan yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan, menyatukan
kepedulian lingkungan dan keadilan sosial yang lebih besar, termasuk menghormati masyarakat
pedesaan dan kebijaksanaan mereka. Agenda 21, Konvensi Keanekaragaman Hayati, Konvensi
Perubahan lklim, dan Konservasi Desertifikasi, dan perjanjian multi lateral lainnya, memberikan arahan
ke depan pada tingkat internasional.
Meskipun demikian masyarakat global juga membutuhkan contoh-contoh yang nyata yang dicanangkan
oleh UNCED untuk mempromosikan konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan, Contoh tersebut
hanya dapat terlaksana apabila menunjukkan semua kebutuhan sosial, budaya, rohani dan kebutuhan
ekonomi masyarakat, dan juga didasarkan pada pengetahuan ilmiah yang baik, Cagar biosfer
menawarkan contoh-contoh tersebut, Dari pada membangun pulau-pulau di dunia yang makin
dipengaruhi oleh dampak aktivitas manusia, mereka dapat menjadi panggung untuk menyelaraskan
hubungan manusia dan alam, mereka dapat membawa pengalaman masa lampau untuk kebutuhan di
masa yang akan datang, mereka dapat mendemonstrasikan bagaimana mengatasi masalah sektoral
dengan sistem kelembagaan kita. Secara singkat dapat disebutkan bahwa cagar biosfer lebih dari
sekedar kawasan dilindungi.
Dengan demikian cagar biosfer dapat ditempatkan pada peran baru. Mereka. tidak hanya mempunyai
arti bagi manusia yang hidup dan bekerja di dalamnya dan di sekitarnya untuk memperoleh
keseimbangan dengan lingkungannya, narnun mereka juga rnemberi dukungan bagi kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan dengan menunjukkan langkah bagi masa depan yang lebih lestari. Hal
ini menipakan inti dan visi cagar biosfer di abad ke 21.
Konperensi Internasional Cagar Biosfer, yang diadakan oleh UNESCO di Seville (Spanyol) pada tanggal
20-25 Maret 1995, mengadopsi dua sistem pendekatan:
 menelaah pengalaman rasa lampau dalam melaksanakan konsep baru cagar biosfer;
 melihat ke masa depan untuk mengidentifikasi penekanan yang harus diberikan saat ini
terhadap tiga fungsi cagar biosfer, yaitu konservasi, pembangunan dan dukungan logistik.
Konperensi Seville menyimpulkan bahwa walaupun terdapat permasalahan dan keterbatasan yang
dihadapi dalam penetapan cagar biosfer, program tersebut secara keseluruhan merupakan program
yang inovatif dan sangat sukses. Khususnya, ketiga fungsi dasar tersebut akan tetap berlaku
sebagaimana pada tahun-tahun mendatang. Dalam implementasi fungsi dasar cagar biosfer dan
berdasarkan analisa yang dihasilkan, sepuluh kunci pengarahan berikut ini telah diidentifikasi dalam
Konperensi dan merupakan landasan bagi Strategi Seville yang baru:
1. Memperkuat peranan yang dapat diberikan oleh cagar biosfer untuk mengimplementasikan
perjanjian-perjanjian internasional dalam mempromosikan konservasi dan pembangunan
berkelanjutan, terutama Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi-konvensi lain, seperti
konvensi perubahan iklim, desertifikasi dan kehutanan.
2. Mengembangkan cagar biosfer yang meliputi berbagai kondisi keragaman lingkungan, biologi,
ekonomi dan budaya, mulai dari kawasan yang tidak mengalami gangguan dan menyebar hingga
ke wilayah kota-kota. Terdapat suatu potensi khusus, dan kebutuhan, untuk menerapkan
konsep cagar biosfer di .lingkungan pesisir dan kelautan.

3. Memantapkan jaringan-jaringan cagar biosfer di tingkat regional, internasional dan


jaringan tematik sebagai komponen dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

4. Meningkatkan kegiatan penelitian ilmiah, permantauan, pelatihan dan pendidikan


dalam cagar biosfer karena konservasi dan pemanfaatan sumber daya di kawasan tersebut
membutuhkan dasar pengetahuan alam dan sosial serta ilmu sastera. Kebutuhan ini khususnya
diperlukan benar-benar untuk cagar biosfer di negara-negara yang merniliki keterbatasan
sumber daya manusia dan dana sehingga perlu mendapatkan perhatian dan prioritas.

5. Memastikan bahwa semua zona cagar biosfer memberikan kontribusi yang bermanfaat
bagi konservasi, pembangunan berkelanjutan dan pemahaman ilmiah.

6. Memperluas daerah transisi agar mencakup wilayah yang lebih luas sehingga dapat
dilakukan berbagai pendekatan, seperti pengelolaan ekosistem, dan pemanfaatan cagar
biosfer untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan bagi
pembangunan berkelanjutan di tingkat regional. Oleh karena itu, daerah transisi harus
memperoleh perhatian yang lebih besar.

7. Merefleksikan lebih besar dimensi kemanusiaan dari cagar biosfer. Keterkaitan


antara keanekaragaman budaya dan hayati perlu ditampilkan. Kearifan tradisional dan sumber
daya genetic harus dilestarikan dan perannya dalam pembangunan berkelanjutan hams diakui
dan ditingkatkan.

8. Mempromosikan pengelolaan setiap cagar biosfer sebagai satu �pakta� esensial


antara rnasyarakat lokal dan masyarakat umum secara keselumhan. Pengelolaan harus terbuka,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri. Pendekatan seperti ini akan membantu menjamin
bahwa cagar biosfer dan masyakat local ditempatkan pada posisi lebih baik untuk menjawab
tekanan polidk, ekonomi dan sosial yang datang dan luar.

9. Mengajak seluruh pihak dan sektor yang terkait untuk membangun kemitraan dalam
pengelolaan cagar biosfer baik ditingkat lapangan maupun jaringan yang ada. Informasi harus
mengalir dengan mudah kesemua pihak yang berkepentingan.

10. Investasi untuk masa depan. Cagar biosfer harus dimanfaatkan untuk memahami
hubungan manusia dengan alam lingkungannya, rnelalui program kesadaran masyarakat,
imformasi dan pendidikan formal dan non-formal, didasarkan pada perspektif jangka panjang
bagi generasi sekarang ini dan generasi mendatang.
Secara singkat, cagar biosfer harus dapat melestarikan dan menghasilkan nilai-nilai alami dan budaya
melalui pengelolaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan kreatifitas
budaya dan diterapkan secara berkelanjutan. Jaringan Cagar Biosfer Dunia, sebagaimana yang
diterapkan dalam Strategi Seville, merupakan alat pemersatu yang dapat membantu meningkatkan
solidaritas yang lebih besar antar umat manusia dan bangsa-bangsa di dunia.

STRATEGI
Strategi berikut ini berisi rekornendasi bagi pengembangan cagar biosfer yang efektif dan bagi
pengembangan fungsi Jaringan Cagar Biosfer Dunia agar bekerja dengan baik. Strategi ini tidak
mengulangi prinsip-prinsip dasar Konvensi Keanekaragaman Hayati maupun Agenda 21, tetapi
hendaknya mengindentifikasi peran khusus cagar biosfer dalam mengembangkan visi baru mengenai
hubungan antara konservasi dan pembangunan. Oleh karena itu, dokumen ini menitikberatkan pada
beberapa prioritas.
Strategi mengusulkan tingkat cagar biosfer (internasional, nasional, individual) agar diberikan
rekomendasi yang paling etektif. Meskipun demikian karena besarnya perbedaan sistem pengelolaan
pada tingkat nasional dan lokal, tingkat tindakan yang direkomendasikan ini perlu dipandang sebagai
pedoman, dan diterapkan sesuai dengan kondisi setempat. Perlu diketahui bahwa tingkat nasional
harus diartikan mencakup instansi-instansi pemerintah lain yang lebih tinggi tingkatnya dari individual
cagar biosfer (misalnya propinsi, negara bagian, kabupaten, dsb.). Di beberapa negara, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) nasional atau lokal dapat dipertimbangkan sebagai pengganti pada tingkat
ini. Demikian pula, kegiatan di tingkat internasional sering mencakup kegiatan di tingkat regional dan
antar regional.
Strategi juga mencakup Indikator Implimentasi yang direkomendasikan, misalnya daftar kegiatan yang
memungkinkan semua pihak yang terlibat untuk mengikuti dan mengevaluasi implementasi Strategi.
Kriteria yang digunakan dalam mengembangkan Indikator adalah: ketersediaan (Dapatkah informasi
dikumpulkan dengan mudah?); kesederhanaan (Apakah data tidak rancu), dan manfaat (Apakah
informasi akan bermanfaat bagi pengelola cagar, Komite Nasional, dan/ atauJaringan secara
keseluruhan?).
Satu manfaat dari Indikator Implementasi adalah pntuk menyusun database dari mekanisme
implementasi yang sukses dan tukar menukar informasi antara para anggota Jaringan.

SASARAN 1: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER UNTUK


KONSERVASI ALAM DAN MELESTARIKAN KERAGAMAN BUDAYA

Tujuan 1.1: Meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati dan budaya melalui


Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Mempromosikan cagar biosfer sebagai sarana untuk mencapai tujuan Konvensi Keanekaragaman
Hayati.
2. Mempromosikan pendekatan yang komprehensif terhadap klasifikasi bio-geografi yang
memperhatikan berbagai gagasan seperti analisa kerawanan, untuk mengembangkan suatu
sistem yang mencakup faktor-faktor sosial ekologi.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Menyusun analisa biogeografi Negara tersebut sebagai dasar, antara lain untuk menelaah
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
4. Sehubungan dengan analisa tersebut, dan dengan memperhatikan adanya kawasan-kawasan
yang dilindungi, penetapan, peningkatan atau apabila diperlukan melakukan perluasan cagar
biosfer, dengan memberikan perhatian khusus pada habitat-habitat yang mengalami
fragmentasi, ekosistem yang terancam, dan lingkungan-lingkungan alam dan budaya yang-
rawan terhadap kerusakan.
Tujuan 1.2: Mengintegrasikon cagar biosfer ke dalam perencanaan konservasi.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Mendorong terbentuknya cagar biosfer lintas batas sebagai upaya untuk mengelola konservasi
organisme, ekosistem, dan sumber daya genetik yang melintasi batas-batas nasional suatu
negara.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
2. Mengintegrasikan cagar biosfer ke dalam strategi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan
keanekaragaman hayati, kedalam perencanaan untuk kawasan-kawasan yang dilindungi, dan
dalam strategi dan rencana kerja keanekaragarnan hayati nasional sebagaimana tercantum
dalam Article 6 Konvensi Keanekaragaman Hayati.
3. Jika diperlukan, masukkan proyek-proyek untuk memperkuat dan mengembangkan cagar
biosfer di dalam program-program yang diprakarsai dan didanai oleh Konvensi Keanekaragaman
Hayati dan konvensi-konvensi multilateral lainnya.
4. Menghubungkan cagar biosfer satu dengan lainnya, dan dengan kawasan-kawasan dilindungi
lainnya, melalui koridor/jalur hijau dan dengan cara lain yang dapat meningkatkan konservasi
keanekaragaman hayati, dan menjamin agar hubungan ini tetap dipelihara dengan baik.
5. Memanfaatkan cagar biosfer bagi konservasi in-situ sumber daya genetik, termasuk jenis-
jenis dan alam dan jenis-jenis hasil penangkaran maupun budidaya, serta
mempertimbangkan untuk memanfaatkan cagar biosfer sebagai lokasi rehabilitasi/re-
introduksi, dan menghubungkan keduanya yang disesuaikan dengan program konservasi ex-situ
dan pemanfaatannya.

SASARAN II: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER SEBAGAI MODEL


PENGELOLAAN LAHAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Tujuan 11.1: Meningkatkan dukungan dan keterlibatan masyarakat lokal.


Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Menyusun pedoman aspek-aspek penting mengenai pengelolaan cagar biosfer, termasuk
penyelesaian konflik, ketentuan bagi keuntungan lokal, dan keterlibatan pemangku
kepentingan dalam pengambilan keputusan dan tangung jawab pengelolaan.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
2. Memasukkan cagar biosfer ke dalam rencana untuk mengimplementasikan sasaran-sasaran
pemanfaatan berkelanjutan dari Agenda 21 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
3. Menetapkan, memperkokoh atau memperluas cagar biosfer agar mencakup kawasan
tradisional di mana kearifan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati masih berlangsung
(termasuk situs-situs yang dikeramatkan), dan/atau dimana terjadi interaksi kritis antara
masyarakat dan lingkungannya (misalnya kawasan-kawasan sekitar perkotaan, wilayah
pedesaan yang rusak, kawasan-kawasan pesisir, lingkungan perairan tawar dan lahan basah).
4. Mengindentifikasi dan mempromosikan pembentukan kegiatan yang sesuai dengan sasaran-
sasaran konservasi melalui transfer teknologi tepat guna terrnasuk kearifan tradisional dan
yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan di zona penyangga dan zona transisi.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar :
5. Survei kepedulian berbagai pemangku kepentingan dan melibatkan mereka secara penuh dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan cagar
biosfer.
6. Mengindentifikasikan dan menelaah faktor-faktor yang menyebabkan degradasi lingkungan dan
pemanfaatan sumber daya hayati yang tidak lestari.
7. Mengevaluasi produk-produk alami dan jasa lingkungan kemudian memanfaatkan evaluasi
tersebut untuk mempromosikan penghasilan yang berwawasan lingkungan dan secara ekonomi
berkesinambungan bagi masyarakat lokal.
8. Mengembangkan insentif bagi konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berkelanjutan, dan mengembangkan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat lokal apabila
kegiatan-kegiatan yang ada terbatas atau dilarang di dalam cagar biosfer.
9. Menjamin bahwa keuntungan yang diperoleh dan penianfaatan sumber daya alam dibagi dengan
adil dan merata kepada para pemangku kepentingan, misalnya perolehan dari karcis masuk,
penjualan produk-produk alarn atau kerajinan tangan, pemanfaatan teknik konstruksi dan
tenaga kerja lokal, dan pengembangan kegiatan-kegiatan yang berwawasan lestari (misalnya
pertanian, kehutanan dan sebagainya).
Tujuan 11.2: Menjamin adanya keselarasan dan interaksi antar zona-zona cagar biosfer.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
1. Setiap cagar biosfer harus memiliki kebijakan atau perencanaan yang efektif dan lembaga yang
berwenang atau mekanisme yang sesuai untuk melaksanakannya.
2. Mengembangkan upaya identifikasi ketidakcocokan antar fungsi-fungsi konservasi dan
pemanfaatan berkelanjutan dari cagar biosfer dan melaksanakan langkah-langkah untuk
menjamin dan memelihara keseimbangan yang sesuai antar fungsi-fungsi tersebut.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
1. Mengembangkan dan membentuk mekanisme kelembagaan untuk mengelola,
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program dan akrivitas cagar biosfer.
2. Membentuk jaringan konsultasi lokal yang terdiri dari para pemangku kepentingan bidang
ekonomi dan sosial, termasuk seluruh pihak yang memiliki kepentingan (misalnya pertanian,
kehutanan, perburuan, penyedia air, pembangkit energi, perikanan, pariwisata, rekreasi,
penelitian).
Tujuan 11.3: Mengintegrasikan cagar biosfer ke dalam rencana pembangunan regional.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
1. Memasukkan cagar biosfer ke dalam kebijakan pembangunan daerah dan ke dalam proyek
perencanaan tataguna lahan.
2. Memacu sektor-sektor yang berperan dalam pemanfaatan lahan yang berdekatan dengan
kawasan cagar biosfer untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan pemanfaatan
lahan secara berkelanjutan.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
3. Menyelenggarakan forum-forum pertemuan dan mengembangkan lokasi-lokasi percontohan
untuk mengamati masalah-masalah sosial-ekonomi dan lingkungan yang terdapat di daerah dan
bagi pemanfaatan keanekaragaman hayati yang penting bagi daerah tersebut secara lestari.
SASARAN III: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER UNTUK PENELITIAN,
PEMANTAUAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tujuan 111.1: Meningkatkan pengetahuan tentang interaksi antara manusia dan biosfer.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk melakukan penelitian komparatif tentang
lingkungan dan sosial-ekonomi, termasuk penelitian jangka panjang yang membutuhkan waktu
puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
2. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program penelitian internasional yang
berkaitan dengan topik-topik seperti keanekaragaman hayati, desertifikasi, siklus air,
ethnobiologi, dan perubahan global.
3. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program kerjasama penelitian pada tingkat
regional dan internasionaL, seperti yang terdapat di wilayah belahan bumi selatan, Asia Timur
dan Amerika Latin.
4. Mendorong pengembangan sarana yang inovatif, penelitian antar disiplin ilmu untuk cagar
biosfer, termasuk sistem-sistem model yang fleksibel untuk mengintegrasikan data sosial,
ekonomi dan ekologi.
5. Mengembangkan pusat informasi untuk sarana penelitian dan metodologi bagi cagar biosfer.
6. Mendorong adanya interaksi antara Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan berbagai jaringan
penelitian dan pendidikan lainnya, dan memfasilitasi pemanfaatan cagar biosfer untuk proyek-
proyek kerjasama di bidang penelitian antara universitas dan lembaga-lembaga pendidikan dan
penelitian, pada sektor swasta maupun publik, dan organisasi non pemerintah maupun pada
tingkat pernerintah.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
7. Mengintegrasikan cagar biosfer dengan program penelitian ilmiah nasional dan regional, dan
menghubungkan kegiatan-kegiatan penelitian tersebut ke dalam kebijakan nasional dan
regional tentang konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
Rekomendasi untuk. tingkat masing-masing cagar:
8. Memanfaatkan cagar biosfer untuk penelitian dasar dan terapan, terutama proyek-proyek yang
mempunyai focus tentang masalah-rnasalah lokal, proyek-proyek antar disiplin ilmu yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial, dan proyek-proyek yang melibatkan
rehabilitasi ekosistem yang mengalami kerusakan, konservasi tanah serta pemanfaatan
berkelanjutan sumber daya alam.
9. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk kepentingan penelitian dan pemantauan dalam
pengelolaan cagar biosfer.
Tujuan 111.2: Meningkatkan kegiatan pemantauan.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia di tingkat internasional, regional, nasional dan
lokal, sebagai prioritas jangka panjang pemantauan kawasan untuk program-program
internasional yang memfokuskan pada topik-topik seperti sistem observasi ekosistem daratan
dan kelautan, perubahan global, keanekaragaman hayati, dan kelestarian hutan.
2. Mendorong pemakaian protokol-protokol baku untuk meta-data mengenai deskripsi flora dan
fauna, untuk memfasilitasi pertukaran informasi, aksesibilitas dan pemanfaatan informasi
ilmiah yang dihasilkan dari cagar biosfer.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam program nasional mengenai pemantauan ekologi dan
lingkungan serta pengembangan hubungan antara cagar biosfer dan lokasi pemantauan dan
jaringan lainnya.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
4. Memanfaatkan cagar untuk melakukan inventarisasi fauna dan flora, mengumpulkan data
ekologi dan sosial-ekonomi, melakukan observasi meteorologi dan hidrologi, mengkaji dampak
polusi, dan sebagainya, untuk kepentingan ilmiah dan sebagai dasar pengelolaan kawasan.
5. Memanfaatkan cagar sebagai tempat eksperimen untuk pengembangan dan pengujian berbagai
metode dan pendekatan untuk evaluasi dan pemantauan keanekaragaman hayati, pelestarian
dan kualitas kehidupan mahluknya.
6. Memanfaatkan cagar untuk mengembangkan indikator pelestarian (dalam arti ekologi,
ekonomi, sosial dan institusional) untuk berbagai kegiatan produktif yang dilaksanakan di zona
penyangga dan zona transisi.
7. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk pemanfaatan hasil penelitian dan pemantauan
dalam pengelolaan cagar biosfer.
Tujuan 111.3: Meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Rekomendasi untuk. tingkat internasional:
1. Memfasilitasi tukar menukar pengalaman dan informasi antar cagar biosfer, yang bertujuan
untuk meningkatkan keterlibatan tenaga sukarela dan masyarakat dalam pengelolaan cagar
biosfer.
2. Mempromosikan pengembangan system komunikasi untuk menyebarkan informasi mengenai
cagar biosfer dan pengalaman di lapangan.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Memasukkan informasi mengenai konservasi dan pemanfaatan lestari, yang diterapkan pada
cagar biosfer, dalam program-program sekolah dan buku panduan mengajar, serta melalui
berbagai media.
4. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam berbagai jaringan dan program internasional, untuk
mempromosikan keterkaitan antara pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
5. Mendorong partisipasi masyarakat lokal, murid-murid sekolah dan pemangku kepentingan lain
dalam berbagai program pendidikan dan pelatihan dan dalam kegiatan- kegiatan penelitian
dan pemantauan dalam cagar biosfer.
6. Membangun pusat informasi pengunjung mengenai cagar biosfer, kepentingannya bagi
konservasi dan pemanfaatan lestari keanekaragaman hayati, dampak sosial-budayanya, dan
program-program pendidikan dan sumber dayanya.
7. Mempromosikan pusat-pusat pendidikan ekologi dalam setiap cagar biosfer, sebagai sarana
untuk pendidikan murid-murid sekolah dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Tujuan 111.4: Meningkatkan kegiatan pelatihan untuk para pakar dan manajer.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk mendukung dan mendorong peluang-peluang
pelatihan dan program internasional.
2. Mengidentifikasi cagar biosfer yang representatif sebagai pusat pelatihan regional.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Menentukan pelatihan yang dibutuhkan oleh para manajer cagar biosfer dalam abad ke 21 dan
mengembangkan model program pelatihan untuk topik-topik tertentu seperti bagaimana
merencanakan dan menerapkan program inventarisasi dan pemantauan di cagar biosfer,
bagaimana menganalisa dan menelaah kondisi sosial-budaya, bagaimana menyelesaikan
konflik, dan bagaimana mengelola bersama sumber daya di dalam suatu ekosistem atau
lansekap.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
4. Memanfaatkan cagar biosfer untuk pelatihan lapangan dan kegiatan-kegiatan seminar nasional,
regional dan lokal.
5. Mendorong penyelenggaraan pelatihan dan peluang kerja yang sesuai untuk masyarakat lokal
dan para pemangku kepentingan lain supaya dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam program-
program inventarisasi, pemantauan dan penelitian di cagar biosfer.
6. Mendorong program-program pelatihan untuk masyarakat lokal dan unsur-unsur lokal lainnya
(seperti pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dan mereka yang bekerja di bidang produksi,
alih teknologi, dan program pengembangan masyarakat) sehingga dapat sepenuhnya
berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan cagar biosfer.

SASARAN IV: MENERAPKAN KONSEP CAGAR BIOSFER

Tujuan IV.1: Mengintegrasikan fungsi cagar biosfer.


Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Mengidentifikasi dan mempublikasikan contoh (dari model atau contoh ilustratif) cagar biosfer,
yang pengalarnan-pengalamannya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain, di tingkat nasional,
regional dan internasional.
2. Memberikan arahan/saran dalam elaborasi dan tinjauan periodik mengenai strategi dan
rencana kerja nasional pengelolaan cagar biosfer.
3. Mengkoordinasi pembentukan forum-forum dan mekanisrne pertukaran informasi bagi para
manajer cagar biosfer.
4. Menyiapkan dan menyebarkan informasi tentang bagaimana mengembangkan rencana-rencana
pengelolaan atau kebijakan untuk cagar biosfer.
5. Menyiapkan pedoman mengenai masalah-masalah pengelolaan di cagar biosfer, termasuk
metode untuk menjamin partisipasi masyarakat lokal, studi kasus dari berbagai macam
pengelolaan, dan teknik penyelesaian konflik.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
6. Menjamin bahwa setiap cagar biosfer memiliki kebijakan pengelolaan atau perencanaan yang
efektif dan otoritas yang sesuai atau mekanisme untuk melaksanakannya.
7. Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan-kegiatan yang
selaras dengan lingkungan dan kondisi sosial di zona-zona yang sesuai di cagar biosfer dan
sekitarnya sehingga menstimulus pembangunan masyarakat,
8. Mengembangkan dan secara periodic meninjau strategi dan rencana kerja nasional untuk cagar
biosfer; strategi ini harus berusaha mencari nilai tambah cagar biosfer yang dikaitkan clengan
kebijaksanaan nasional lainnya untuk bidang konservasi.
9. Membentuk forum-forum dan mekanisme pertukaran informasi lainnya untuk para manajer
cagar biosfer,
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
10. Mengidentifikasi dan memetakan berbagai zona cagar biosfer dan menentukan statusnya
tersebut.
11. Mempersiapkan, melaksanakan dan memantau rencana pengelolaan secara menyeluruh atau
kebijakan yang mencakup semua zona-zona di cagar biosfer.
12. Apabila diperlukan, untuk melestarikan zona inti, merencanakan kembali zona penyangga. dan
zona transisi menurut kriteria pembangunan berkelanjutan.
13. Menentukan dan menetapkan mekanisme kelembagaan untuk mengelola, mengkoordinasi dan
mengintegrasikan berbagai program kegiatan cagar.
14. Menjamin bahwa masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pengelolaan
cagar biosfer.
15. Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan yang sesuai
dengan pelestarian lingkungan dan kondisi sosial di cagar dan sekitarnya.
Tujuan IV.2: Memantapkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi Kerangka Hukum
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
2. Memfasilitasi kegiatan mengenai tinjauan periodik oleh setlap negara atas cagar biosfernya,
sebagaimana yang diharuskan oleh Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia, dan
membantu negara-negara tersebut dalam upaya membuat cagar biosfer mereka berfungsi.
3. Mendukung fungsi Badan Penasehat untuk Cagar Biosfer dan mempertimbangkan sepenuhnya
serta memanfaatkan sepenuhnya rekomendasi dan pengarahan mereka.
4. Memimpin pengembangan komunikasi antar cagar biosfer, dengan memperhatikan kemampuan
komunikasi dan teknik mereka, dan memperkuat jaringan regional atau tematik yang telah ada
dan direncanakan.
5. Mengembangkan hubungan dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan lain atau kawasan yang
dikelola dengan konsep yang serupa, dan dengan organisasi kepemerintahan dan non-
pemerintah internasional dengan tujuan yang selaras dengan cagar biosfer.
6. Mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama antar cagar biosfer dan mendorong cagar lintas
batas.
7. Meningkatkan peranan cagar biosfer dengan menyebarkanluaskan bahan-bahan informasi,
mengembangkan kebijakan komunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
8. Sedapat mungkin, mengupayakan pemasukan cagar biosfer ke dalam proyek-proyek yang
didanai oleh organisasi bilateral atau multilateral.
9. Memobilisasi dana dan sektor swasta, dari para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan
cagar biosfer.
10. Membuat standar dan metodologi untuk mengumpulkan dan menukar berbagai data, dan
membantu aplikasinya melalui Jaringan Cagar Biosfer.
11. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan
memanfaatkan Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun
yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.
Rekomendasi untuk, tingat nasional:
12. Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi Kerangka Hukum
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
13. Mengembangkan mekanisme di tingkat nasional untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan
cagar biosfer; dan mempertimbangkan sepenuhnya dan memanfaatkan rekomendasi dan
petunjuknya.
14. Menyusun suatu evaluasi status dan pengelolaan setiap cagar biosfer dari suatu negara,
sebagaimana yang ditentukan dalam Kerangka Hukum, dan menyediakan sumber daya yang
sesuai untuk mengatasi berbagai kekurangan.
15. Mengembangkan hubungan dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan lain atau kawasan
yang dikelola dengan serupa dan dengan organisasi-organisasi pemerintah dan non-pemerintah
internasional dengan tujuan yang sama dengan cagar biosfer.
16. Mencari peluang-peluang untuk mendukung kerjasama antara cagar biosfer dan membangun
cagar biosfer lintas batas, bila memadai.
17. Meningkatkan peran lebih cagar biosfer dengan menyebarkanluaskan bahan-bahan informasi,
mengembangkan kebijakan komunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
18. Memasukan cagar biosfer dalam proposal-proposal untuk mendapatkan dana dari mekanisme
sumber pendanaan internasional dan bilateral, termasuk dari Global Environment Facility.
19. Memobilisasi dana dari sektor swasta, para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan
cagar biosfer.
20. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan
memanfaatkan Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun
yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
21. Meningkatkan peranan cagar biosfer dengan menyebarluaskan bahan-bahan informasi,
mengembangkan kebijakan kornunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota
Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
22. Memobilisasi dana dari sektor swasta, dari para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan
cagar biosfer,
23. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan
memanfaatkan Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun
yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.

INDIKATOR IMPLEMENTASI REFERENS


Tingkat Internasional

Cagar biosfer dimasukkan dalam implementasi Konvensi Keanekaragaman Hayati I.1.1

Peningkatan pengembangan sistem biogeografi I.1.2

Pengembangan baru cagar biosfer lintas batas I.2.1; IV.2.6

Penyusunan dan penerbitan pedoman-pedoman II.1.1; IV.1.4;

Implementasi program penelitian komparatif III.1.1

Cagar biosfer dimasukkan dalam program penelitian internasional III.1.2

Program penelitian regional dan antar regional dikembangkan III.1.3

Sarana penelitian antar disiplin ilmu dikembangkan III.1.4

Pusat pengembangan sarana penelitian dan metodologi III.1.5

Pengembangan kerjasama dengan jaringan penelitian dan pendidikan lainnya III.1.6

Cagar biosfer dimasukkan ke dalam program-program pemantauan internasional III.2.1

Protokol dan metodologi standar diadopsi untuk kepentingan data dan pertukaran data III.2.2; IV.2.10

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran pengalaman dan informasi antar cagar biosfer III.3.1

Sistem komunikasi cagar biosfer diimplementasikan III.3.2;IV.2.4;

Peluang pelatihan tingkat internasional dan program dikembangkan III.4.1

Pusat pelatihan tingkat regional diidentifikasi dan dikembangkan III.4.2

Demonstrasi cagar biosfer diidentifikasi dan dikembangkan IV.1.1

Pedoman dipersiapkan mengenai elaborasi dan strategi peninjauan dan rencana kerja nasional untuk IV.1.2
cagar biosfer

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer IV.1.3

Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diterapkan di tingkat internasional dan nasional IV.2.1; IV.2.2

Badan Penasehat untuk Cagar Biosfer berfungsi optimal dan efektif IV.2.3

Jaringan regional dan tematik dikembangkan atau diperkuat IV.2.4

Interaksi dikembangkan antara cagar biosfer dan kawasan-kawasan yang dikelola dengan sistem dan IV.2.5
organisasi yang serupa

Mekanisme dikembangkan untuk memacu kerjasama antar cagar biosfer IV.2.6

Materi informasi dan promosi dikembangkan untuk Jaringan Cagar Biosfer Dunia IV.2.7
Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer ke dalam proyek-proyek bantuan bilateral dan IV.2.8
multilateral

Strategi dikembangkan untuk memobllisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.9

Standar data dan metodologi diaplikasikan untuk seluruh Jaringan Dunia IV.2.10

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.11
nasional

INDIKATOR IMPLEMENTASI REFERENS

Tingkat Nasional

Analisa biogeografi disusun I.1.3

Analisa kebutuhan untuk cagar biosfer baru atau pengembangan telah selesai I.1.4; II.1.3

Cagar biosfer dimasukkan dalam strategi nasional dan kebijakan lain dari Konvensi Keanekaragaman I.2.2; I.1.3
Hayati dan konvensi lainnya

Hubungan antar cagar biosfer dikembangkan I.2.4

Rencana konservasi in-situ untuk sumber daya generik di cagar biosfer I.2.5

Cagar biosfer dicantumkan dalarn rencana pembangunan yang berkelanjutan II.1.2

Cagar biosfer dikembangkan dan diperkuat untuk mencakup kearifan tradisional dan di kawasan yang II.1.3
interaksi antara manusia dan lingkungannya kritis

Kegiatan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan diidentifikasi dan dipromosikan II.1.4

Rencana pengelolaan yang efektif atau kebijakan untuk seluruh cagar biosfer II.2.1; IV.1.6

Mekanisme dikembangkan untuk mengidentifikasi ketidakcocokan fungsi-fungsi konservasi dan II.2.2


pemanfaatan berkelanjutan dan untuk menjamin keseimbangan yang sesuai antara fungsi-fungsi
tersebut

Cagar biosfer dicantumkan dalam pembangunan regional dan pcrencanaan tataguna lahan II.3.1

Sektor tataguna lahan di dekat cagar biosfer didorong untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan yang II.3.2; IV.1.7
berkelanjutan

Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program penelitian nasional dan regional yang dihubungkan III.1.7
dengan kebijakan konservasi dan pembangunan

Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program pemantauan nasional dan dihubungkan dengan situs dan III.2.3
jaringan pemantauan yang serupa

Prinsip-prinsip konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan, sebagaimana yang dipraktekkan pada cagar III.3.3
biosfer, diintegrasikan ke dalam program-program sekolah
Cagar biosfer berpartisipasi dalam jaringan dan program pendidikan internasional III.3.4

Model program pelatihan untuk manajer cagar biosfer dikembangkan III.4.3

Mekanisme dikembangkan untuk meninjau kembali strategi dan rencana kerja nasional untuk cagar IV. 1.8
biosfer

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer IV. 1.9

Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diimplementasikan pada tingkat nasional IV.2.12; IV.2.1

Mekanisme tingkat nasional dikembangkan untuk memberikan saran dan mengkoordinasikan cagar IV.2.13
biosfer

Interaksi antara cagar biosfer dan kawasan dikelola termasuk organisasi-organisasi yang mempunyai IV.2.15
tujuan yang sama

Mekanisme dikembangkan untuk mendorong kerjasama antar cagar biosfer IV.2.16

Bahan-bahan informasi dan promosi dikembangkan untuk cagar biosfer IV.2.17

Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer dalam proyek-proyek bilateral dan multilateral IV.2.18

Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.19

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.20
nasional

INDIKATOR IMPLEMENTASI REFERENS

Tingkat masing-masing cagar

Survei dilaksanakan sesuai dengan minat pemangku kepentingan II.1.5

Faktor-faktor yang mengarah pada kerusakan lingkungan dan pemanfaatan yang tidak lestari II.1.6
diidentifikasi

Dilaksanakan survei produk-produk alami dan jasa dari cagar biosfer II.1.7

Insentif untuk pemanfaatan berkelanjutan oleh populasi lokal diidentifikasi II.1.8

Rencana dipersiapkan untuk pembagian keuntungan yang adil II.1.9

Mekanisme dikembangkan untuk mengelola, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai II.2.3; IV. 1.10
program dan kegiatan cagar biosfer

Kerangka kerja konsultasi lokal diimplementasikan II.2.4

Lokasi-lokasi percontohan di wilayah regional dikembangkan II.3.3

Penelitian dan rencana pemantauan yang terkoordinasi diimplementasikan III.1.8; III.2.4


Pengelolaan sistem data fungsional diimplementasikan III.1.9; III.2.7

Cagar biosfer digunakan untuk mengembangkan dan menguji metode pemantauan III.2.5

Cagar biosfer digunakan untuk mengembangkan indikator berkelanjutan yang relevan untuk populasi III.2.5; III.2.6
lokal

Pemangku kepentingan lokal dilibatkan dalam berbagai program pendidikan, pelatihan, penelitian dan III.3.5; III.4.5
pemantauan

Informasi bagi pengunjung ke cagar biosfer dikembangkan III.3.6

Pusat lapangan ekologi dikembangkan di dalam cagar biosfer III.3.7

Cagar biosfer dimanfaatkan sebagai kegiatan-kegiatan pelatihan lapangan III.4.4

Program pendidikan dan pelatihan lokal diselenggarakan III.4.6

Zona-zona cagar biosfer diidentifikasi dan dipetakan IV.1.10

Perencanaan kembali zona penyangga dan zona transisi untuk mempromosikan pembangunan IV. 1.12
berkelanjutan dan melestarikan zona inti

Masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan cagar biosfer IV. 1.14

Inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan-kegiatan yang berwawasan IV. 1.15
lingkungan dan sesuai dengan kondisi sosial ditingkatkan

Bahan-bahan informasi dan promosi dikembangkan untuk cagar biosfer IV.2.21

Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.22

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.23
masing-masing cagar

KERANGKA HUKUM JARINGAN CAGAR BIOSFER DUNIA

Pendahuluan
Di dalam program Manusia dan Biosfer (MAB) UNESCO, cagar biosfer didirikan untuk rnempromosikan
dan mendemonstrasikan adanya keseimbangan antara manusia dan biosfer. Cagar biosfer ditetapkan
oleh Dewan Koordinasi Internasional dari Program MAB, atas permintaan pemerintah dari negara yang
bersangkutan. Cagar biosfer, yang masih merupakan kedaulatan dari Negara di mana cagar biosfer
tersebut terletak dan dengan demikian hanya tunduk pada perundang-undangan negara tersebut saja,
membentuk suatu Jaringan Dunia dan partisipasi dari suatu negara di dalamnya bersifat sukarela.
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Duma dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas
setiap cagar biosfer dan memperkuat pengertian umum, komunikasi dan kerjasama pada tingkat
regional dan internasional.
Kerangka Hukum ini dimaksudkan untuk memberi kontribusi bagi pengakuan secara luas cagar biosfer
dan untuk mendorong serta mempromosikan contoh pengelolaan yang optimal. Prosedur pembatalan
status cagar biosfer harus dipandang sebagai pengecualian terhadap pendekatan yang pada dasarnya
bersifat positif, dan harus diaplikasikan setelah ditelaah dengan seksama, dengan memperhatikan
situasi budaya dan sosial-ekonomi dari negara tersebut, dan setelah melalui konsultasi dengan
pemerintah yang bersangkutan.
Teks berikut ini disusun untuk menetapkan, mendukung dan mempromosikan cagar biosfer, dengan
memperhatikan keragaman situasi nasional dan lokal. Negara-negara didorong untuk mengelaborasikan
dan mengimplementasikan kriteria nasional untuk cagar biosfer dengan memperhatikan kondisi khusus
dari negara yang bersangkutan.

Pasal 1 � Definisi
Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi lebih dari satu tipe ekosistem,
yang secara internasional diakui keberadaannya sebagai bagian dari Man and the Biosphere (MAB)
Programme dari UNESCO (Program Manusia dan Biosfer UNESCO), sesuai dengan Kerangka Hukum.

Pasal 2 - Jaringan Cagar Biosfer Dunia

1. Cagar biosfer membentuk jaringan di seluruh dunia, yang disebut dengan Jaringan Cagar
Biosfer Dunia, selanjutnya disebut dengan Jaringan.

2. Jaringan tersebut merupakan sarana bagi konservasi keanekaragaman hayati dan


pemanfaatan berkelanjutan dari komponen-komponennya, oleh karena itu memberikan
kontribusi terhadap tujuan Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi serta peraturan
lainnya yang relevan.

3. Setiap cagar biosfer berada di dalam wilayah kedaulatan hukum negara di mana cagar
biosfer tersebut terletak. Menurut Kerangka Hukum ini, negara mengambil langkah-langkah
yang dianggap perlu menurut peraturan hukum nasionalnya.

Pasal 3 � Fungsi
Dengan mengkombinasikan tiga fungsi di bawah ini, cagar biosfer harus dipertahankan sebagai kawasan
yang memiliki nilai khusus untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan berbagai pendekatan
konservasi dan pembangunan berkelanjutan pada skala regional:

1. Konservasi - memberikan kontribusi bagi konservasi lansekap, ekosistem, spesies dan


variasi genetik;

2. pembangunan - memacu pertumbuhan ekonorni dan manusia yang secara sosial-


budaya dan ekologi berkelanjutan;

3. dukungan logistik - mendukung proyek-proyek percontohan, pendidikan lingkungan


dan pelatihan, penelitian dan pemantauan yang berkaitan dengan masalah-masalah konservasi
dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional dan global.

Pasal 4 � Kriteria
Kriteria umum mengenai suatu kawasan yang dapat ditetapkan menjadi cagar biosfer:
1. Kawasan tersebut harus memiliki sistem ekologi yang mewakili biogeografi utama,
termasuk adanya kerusakan yang diakibatkan oleh intervensi manusia.

2. Kawasan tersebut harus memiliki nilai penting bagi konservasi keanekaragaman


hayati.

3. Kawasan tersebut harus memberikan peluang untuk mengeksplorasi dan


mendemonstrasikan berbagai pendekatan kearah pembangunan berkelanjutan pada skala
regional.

4. Kawasan tersebut harus mempunyai luas tertentu untuk mendukung ketiga fungsi
cagar biosfer sebagaimana yang tercantum pada Pasal 3.

5. Kawasan tersebut mencakup fungsi-fungsi di atas, melalui sistem zonasi yang sesuai,
dengan mempertimbangkan:
a) zona inti yang memiliki status hokum atau kawasan-kawasan yang diperuntukan
bagi perlindungan jangka panjang, sesuai dengan tujuan konservasi cagar biosfer, dan
memiliki luas yang memadai untuk dapat memenuhi tujuan tersebut;
b) zona penyangga atau zona-zona yang secara jelas diidentifikasi dan mengelilingi atau
berdampingan dengan dengan zona inti atau kawasan-kawasan, di mana hanya kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan;
c) zona transisi di bagian luar di mana kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam
yang lestari dipromosikan dan dikembangkan.

6. Tata cara keorganisasian harus diterapkan untuk keterlibatan dan partisipasi berbagai
otontas publik, masyarakat local dan sektor swasta dalam merancang dan menerapkan fungsi-
fungsi cagar biosfer.

7. Sebagai tambahan, persyaratan harus dibuat untuk:


(a) mekanisme untuk mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan kegiatan-
kegiatan di zona penyangga atau zona-zona lainnya;
(b) kebijakan atau rencana pengelolaan kawasan tersebut sebagai cagar biosfer;
(c) otoritas atau mekanisme yang diberikan untuk mengimplementasikan kebijakan atau
rencana tersebut;
(d) program-program untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pelatihan.

Pasal 5 - Prosedur penunjukan

1. Cagar biosfer ditunjuk untuk dimasukkan ke dalam Jaringan oleh Dewan Koordinasi
Internasional (International Coordinating Council-ICC) dari Program MAB sesuai prosedur berikut
ini:
(a) Pemerintah, melalui Panitia MAB Nasional yang terdapat di negaranya, menyampaikan
nominasi yang dilengkapi dengan dokumen pendukung kepada sekretariat setelah
meninjau kawasan yang potensial, dengan memperhatikan kriteria sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 4;
(b) sekretariat selanjutnya memeriksa isi dan kelengkapan dokumen: apabila nominasi tidak
lengkap, secretariat akan meminta informasi tersebut dan negara yang
menominasikannya;
(c) nominasi akan dikaji oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer untuk direkomendasikan
kepada ICC;
(d) ICC program MAB mengambil keputusan untuk nominasi penunjukan.
Direktur Jenderal UNESCO memberitahukan negara yang bersangkutan mengenai keputusan
ICC tersebut.

2. Setiap negara didorong untuk melakukan pengkajian dan meningkatkan pengelolaan


dari cagar biosfer yang ada, dan apabila diperlukan mengusulkan perluasan cagar tersebut,
sehingga cagar tersebut dapat berfungsi secara optimal di dalam Jaringan. Pengusulan
perluasan rnengikuti prosedur yang sama dengan prosedur sebagaimana yang telah
dideskripsikan di atas bagi penetapan cagar baru.

3. Cagar biosfer yang telah ditetapkan sebelum diadopsinya Kerangka Hukurn ini, tetap
menjadi bagian dari Jaringan. Oleh karena itu, persyaratan Kerangka Hukum ini juga berlaku
bagi cagar tersebut.

Pasal 6 � Publisitas

1. Penetapan suatu kawasan sebagai cagar biosfer perlu dipublikasikan oleh Negara dan
otoritas yang bersangkutan, termasuk piagam-piagam penghargaan dan penyebaran materi
informasi.

2. Cagar biosfer di dalam Jaringan, demikian juga tujuannya, perlu untuk


dipromosikan secara terus-menerus.

Pasal 7 - Partisipasi di dalam Jaringan

1. Negara turut serta dalam atau memfasilitasi kegiatan-kegiatan kerjasama Jaringan,


termasuk penelitian ilmiah dan pemantauan, pada tingkat global, regional dan sub-regional.

2. Otoritas yang bersangkutan perlu memberikan hasil penelitian, publikasi-publikasi


yang berkaitan dan data lain, dengan memperhatikan hak-hak kepemilikan intelektual, untuk
menjamin bahwa Jaringan dapat berfungsi dengan sesuai dan memaksimalkan manfaat-manfaat
dari tukar-menukar informasi.

3. Negara dan berbagai otoritas perlu mempromosikan pendidikan lingkungan dan


pelatihan, demikian juga pengembangan sumber daya manusia, melalui kerjasama dengan
cagar biosfer lainnya di dalam }aringan tersebut.

Pasal 8 - Sub-jaringan regional dan tematik


Pemerintah harus mendorong berlangsungnya kerjasama operasional di tingkat regional dan/atau sub-
jaringan, dan mempromosikan pengembangan pertukaran informasi, termasuk informasi elektronik,
dalam kerangka kerja dari sub-jaringan tersebut.

Pasal 9 . Tinjauan periodik

1. Status setiap cagar biosfer harus ditinjau secara periodik setiap sepuluh tahun,
berdasarkan laporan yang disiapkan oleh pihak-pihak yang terkait, berdasarkan kriteria Pasal 4,
dan disampaikan kepada sekretariat oleh pemerintah negara yang bersangkutan.
2. Laporan tersebut akan ditelaah oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer yang
kemudian direkomendasikan kepada ICC.

3. ICC akan memeriksa laporan periodic dari negara yang bersangkutan tersebut.

4. Apabila ICC menganggap status atau pengelolaan dari cagar biosfer memuaskan, atau
mengalami peningkatan sejak penetapan atau peninjauan terakhir, hal ini akan diakui secara
resmi oleh ICC.

5. Apabila ICC menganggap cagar biosfer tidak lagi memenuhi kriteria yang tercantum
dalam Pasal 4, maka ICC dapat merekomendasikan agar pemerintah negara yang bersangkutan
mengambil langkah-langkah untuk menjamin agar sesuai dengan kriteria Pasal 4, dengan
memperhatikan konteks budaya dan sosial-ekonomi dari negara yang bersangkutan. ICC
menyampaikan kepada sekretariat langkah-langkah yang harus diambil untuk membantu Negara
yang bersangkutan dalam mengimplementasikan langkah-langkah tersebut.

6. Apabila ICC menemukan bahwa cagar biosfer yang dipertanyakan masih belum
memenuhi kriteria yang tercantum dalam Pasal 4, dalam jangka waktu tertentu, kawasan
tersebut tidak akan lagi disebut sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.

7. Direktur Jenderal akan menyampaikan keputusan ICC tersebut kepada Negara yang
bersangkutan.

8. Apabila suatu negara ingin menghapus status cagar biosfer di bawah yurisdiksinya dari
Jaringan, negara tersebut menyampaikan pemberitahuan kepada sekretariat. Pemberitahuan
ini harus disampaikan kepada ICC sebagai bahan informasi. Lokasi tersebut kemudian tidak
akan disebut lagi sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.

Pasal 10 � Sekretariat

1. UNESCO akan bertindak sebagai sekretariat Jaringan dan bertanggungjawab atas


fungsi dan promosinya. Sekretariat akan memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar masing-
masing cagar biosfer dan antar para pakar. UNESCO juga akan mengembangkan dan memelihara
sistem informasi mengenai cagar biosfer yang dapat diakses oleh seluruh dunia, untuk
dihubungkan dengan program-program lain yang relevan.

2. Untuk memperkuat masing-masing cagar biosfer dan berfungsinya Jaringan dan sub-
jaringan, UNESCO akan berupaya mencari bantuan keuangan dari sumber-sumber bilateral dan
multilateral.

3. Daftar cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan, tujuan dan deskripsinya
secara detail akan diperbaharui, diterbitkan dan didistribusikan oleh sekretariat secara
periodik.

Judul Asli Biosphere Reserves: The Seville Strategy and the Statutory Framework of the World
Network.
Diterbitkan oleh UNESCO, Paris, 1996
Cagar Biosper: Strategi Seville dan Kerangka Hukum Jaringan Dunia.
Diterbitkan oleh UNESCO Office, Jakarta.

UNESCO House
Jln Galuh (II), No. 5
Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Indonesia P.O.BOX 1273/JKT

Untuk informasi lebih lanjut tentang cagar biosfer hubungi:


World Network of Biosphere Reserves
Division of Ecological Sciences
UNESCO
1, rue Miollis
75732 Paris Cedex 15
France
E-Mail: mab@unesco.org

Anda mungkin juga menyukai