C A G A R
C A G A R
STRATEGI SEVILLE
DAN
KERANGKA HUKUM JARINGAN DUNIA
Cagar Biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang
dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati,
pencaharian bagi perkembangan ekonomi dan sosial dan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang
terkait? Cagar Biosfor adalah kawasan ekosistem darat dan pesisir laut yang diakui keberadaannya
ditingkat internasional sebagai bagian dari Program UNESCO: Man and the Biosphere (MAB) Programme
� Progrram Manusia dan Biosfer. Pada bulan Maret 1995, UNESCO telah menyelenggarakan suatu
konperensi internasional di Seville.(Spanyol) yang dihadiri oleh para ahli. Strategi yang dihasilkan dari
konperensi tersebut dikenal sebagai "Strategi Seville" yang berisi rekomendasi bagi pengembangan
cagar biosfer pada abad ke 21. Pada Konperensi Sevillejuga dirumuskan suatu Kerangka hokum yang
menetapkan persyaratan pelaksanaan jaringan Cagar Biosfer Dunia. Kedua dokumen tersebut telah
diadopsi menjadi 28 C/Reso/�si 2.4 oleh General Conference UNESCO pada bulan Nopember 1995 dan
naskahnya dilampirkan di dalam brosur ini. Salah satu topik utama yang dikemukakan di dalam
dokumen-dokumen tersebut adalah peran baru Cagar Biosfer untuk menjawab beberapa tantangan dari
agenda 21 yang dihasilkan dalam Konperensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Lingkungan dan
Pembangunan (Rio, 1995). Pada saat yang bersamaan, mereka menggarisbawahi pentingnya cagar
biosfer sebagai sarana untuk. melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Konperensi Umum,
Menekankan bahwa Konperensi Seville telah menetapkan nilai penting Cagar Biosfer yang dirancang
dalam kerangka prograni Manusia dan Biosfer (MAB) untuk konservasi keanekaragaman hayad,
diselaraskan dengan perlindungan nilai-nilai budaya yang terkait dengannya,
Menimbang bahwa Cagar Biosfer adalah situs yang ideal untuk penelitian, pemantauan jangka panjang,
pelatihan, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat sehingga mernberikan peluang
bagi rnasyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam konservasi dan pemanfaatan sumber
daya secara lestari,
Menimbang bahwa cagar tersebut juga merupakan situs percontohan dan pusat-pusat kegiatan dalarn
kerangka pengembangan wilayah regional dan rencana penatagunaan lahan.
Menimbang bahwa Jaringan Cagar Biosfer Dunia memberikan kontribusi besar terhadap implementasi
dari sasaran Agenda 21 dan konvensi-konvensi internasional lain yang diadopsi pada saat dan
setelah berlangsungnya Konperensi Rio, khususnya Konvensi KeanekaragamanHayati.
Meyakini perlunya mengembangkan dan meningkatkan Jaringan kerjasama yang telah ada dan
mendorong penguatan di tingkat regional dan dunia, khususnya dengan memberikan dukungan
bagi upaya negara-negara berkembang untuk menetapkan, memperkuat dan mempromosikan
cagar biosfer,
1. Menyetujui Strategi Seville dan meminta Direktur Jenderal untuk menyediakan sumber daya
yang diperlukan ntuk implementasi yang efektif dan menjamin hal ini dapat dimanfaa~kan
seluas-luasnya oleh seluruh pihak yang terkait;
2. Meminta Negara Anggota untuk menerapkan Strategi Seville dan mengumpulkan sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut;
3. Mengundang organisasi-organisasi antar pemerintah di tingkat internasional dan regional dan
organisasi-organisasi non-pemerintah yang relevan untuk bekerjasama dengan UNESCO agar
dapat rnengembangkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan menghimbau para badan penyandang
dana untuk memobilisasikan sumber daya yang diperlukan;
4. Menerima Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia, terlampir di sini, dan meminta:
(a) Negara-negara Anggota agar menaruh perhatian di dalam menetapkan dan
melaksanakan kebijaksanaan yang terkait dengan cagar biosfer;
(b) Direktur Jenderal agar menyediakan sekretariat bagi Jaringan Cagar Biosfer Dunia sesuai
dengan ketentuan Kerangka Hukum sehingga mendukung kelancaran dan memperkuat
Jaringan.
5. Memastikan bahwa semua zona cagar biosfer memberikan kontribusi yang bermanfaat
bagi konservasi, pembangunan berkelanjutan dan pemahaman ilmiah.
6. Memperluas daerah transisi agar mencakup wilayah yang lebih luas sehingga dapat
dilakukan berbagai pendekatan, seperti pengelolaan ekosistem, dan pemanfaatan cagar
biosfer untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan bagi
pembangunan berkelanjutan di tingkat regional. Oleh karena itu, daerah transisi harus
memperoleh perhatian yang lebih besar.
9. Mengajak seluruh pihak dan sektor yang terkait untuk membangun kemitraan dalam
pengelolaan cagar biosfer baik ditingkat lapangan maupun jaringan yang ada. Informasi harus
mengalir dengan mudah kesemua pihak yang berkepentingan.
10. Investasi untuk masa depan. Cagar biosfer harus dimanfaatkan untuk memahami
hubungan manusia dengan alam lingkungannya, rnelalui program kesadaran masyarakat,
imformasi dan pendidikan formal dan non-formal, didasarkan pada perspektif jangka panjang
bagi generasi sekarang ini dan generasi mendatang.
Secara singkat, cagar biosfer harus dapat melestarikan dan menghasilkan nilai-nilai alami dan budaya
melalui pengelolaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan kreatifitas
budaya dan diterapkan secara berkelanjutan. Jaringan Cagar Biosfer Dunia, sebagaimana yang
diterapkan dalam Strategi Seville, merupakan alat pemersatu yang dapat membantu meningkatkan
solidaritas yang lebih besar antar umat manusia dan bangsa-bangsa di dunia.
STRATEGI
Strategi berikut ini berisi rekornendasi bagi pengembangan cagar biosfer yang efektif dan bagi
pengembangan fungsi Jaringan Cagar Biosfer Dunia agar bekerja dengan baik. Strategi ini tidak
mengulangi prinsip-prinsip dasar Konvensi Keanekaragaman Hayati maupun Agenda 21, tetapi
hendaknya mengindentifikasi peran khusus cagar biosfer dalam mengembangkan visi baru mengenai
hubungan antara konservasi dan pembangunan. Oleh karena itu, dokumen ini menitikberatkan pada
beberapa prioritas.
Strategi mengusulkan tingkat cagar biosfer (internasional, nasional, individual) agar diberikan
rekomendasi yang paling etektif. Meskipun demikian karena besarnya perbedaan sistem pengelolaan
pada tingkat nasional dan lokal, tingkat tindakan yang direkomendasikan ini perlu dipandang sebagai
pedoman, dan diterapkan sesuai dengan kondisi setempat. Perlu diketahui bahwa tingkat nasional
harus diartikan mencakup instansi-instansi pemerintah lain yang lebih tinggi tingkatnya dari individual
cagar biosfer (misalnya propinsi, negara bagian, kabupaten, dsb.). Di beberapa negara, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) nasional atau lokal dapat dipertimbangkan sebagai pengganti pada tingkat
ini. Demikian pula, kegiatan di tingkat internasional sering mencakup kegiatan di tingkat regional dan
antar regional.
Strategi juga mencakup Indikator Implimentasi yang direkomendasikan, misalnya daftar kegiatan yang
memungkinkan semua pihak yang terlibat untuk mengikuti dan mengevaluasi implementasi Strategi.
Kriteria yang digunakan dalam mengembangkan Indikator adalah: ketersediaan (Dapatkah informasi
dikumpulkan dengan mudah?); kesederhanaan (Apakah data tidak rancu), dan manfaat (Apakah
informasi akan bermanfaat bagi pengelola cagar, Komite Nasional, dan/ atauJaringan secara
keseluruhan?).
Satu manfaat dari Indikator Implementasi adalah pntuk menyusun database dari mekanisme
implementasi yang sukses dan tukar menukar informasi antara para anggota Jaringan.
Tujuan 111.1: Meningkatkan pengetahuan tentang interaksi antara manusia dan biosfer.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk melakukan penelitian komparatif tentang
lingkungan dan sosial-ekonomi, termasuk penelitian jangka panjang yang membutuhkan waktu
puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
2. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program penelitian internasional yang
berkaitan dengan topik-topik seperti keanekaragaman hayati, desertifikasi, siklus air,
ethnobiologi, dan perubahan global.
3. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program kerjasama penelitian pada tingkat
regional dan internasionaL, seperti yang terdapat di wilayah belahan bumi selatan, Asia Timur
dan Amerika Latin.
4. Mendorong pengembangan sarana yang inovatif, penelitian antar disiplin ilmu untuk cagar
biosfer, termasuk sistem-sistem model yang fleksibel untuk mengintegrasikan data sosial,
ekonomi dan ekologi.
5. Mengembangkan pusat informasi untuk sarana penelitian dan metodologi bagi cagar biosfer.
6. Mendorong adanya interaksi antara Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan berbagai jaringan
penelitian dan pendidikan lainnya, dan memfasilitasi pemanfaatan cagar biosfer untuk proyek-
proyek kerjasama di bidang penelitian antara universitas dan lembaga-lembaga pendidikan dan
penelitian, pada sektor swasta maupun publik, dan organisasi non pemerintah maupun pada
tingkat pernerintah.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
7. Mengintegrasikan cagar biosfer dengan program penelitian ilmiah nasional dan regional, dan
menghubungkan kegiatan-kegiatan penelitian tersebut ke dalam kebijakan nasional dan
regional tentang konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
Rekomendasi untuk. tingkat masing-masing cagar:
8. Memanfaatkan cagar biosfer untuk penelitian dasar dan terapan, terutama proyek-proyek yang
mempunyai focus tentang masalah-rnasalah lokal, proyek-proyek antar disiplin ilmu yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial, dan proyek-proyek yang melibatkan
rehabilitasi ekosistem yang mengalami kerusakan, konservasi tanah serta pemanfaatan
berkelanjutan sumber daya alam.
9. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk kepentingan penelitian dan pemantauan dalam
pengelolaan cagar biosfer.
Tujuan 111.2: Meningkatkan kegiatan pemantauan.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia di tingkat internasional, regional, nasional dan
lokal, sebagai prioritas jangka panjang pemantauan kawasan untuk program-program
internasional yang memfokuskan pada topik-topik seperti sistem observasi ekosistem daratan
dan kelautan, perubahan global, keanekaragaman hayati, dan kelestarian hutan.
2. Mendorong pemakaian protokol-protokol baku untuk meta-data mengenai deskripsi flora dan
fauna, untuk memfasilitasi pertukaran informasi, aksesibilitas dan pemanfaatan informasi
ilmiah yang dihasilkan dari cagar biosfer.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam program nasional mengenai pemantauan ekologi dan
lingkungan serta pengembangan hubungan antara cagar biosfer dan lokasi pemantauan dan
jaringan lainnya.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
4. Memanfaatkan cagar untuk melakukan inventarisasi fauna dan flora, mengumpulkan data
ekologi dan sosial-ekonomi, melakukan observasi meteorologi dan hidrologi, mengkaji dampak
polusi, dan sebagainya, untuk kepentingan ilmiah dan sebagai dasar pengelolaan kawasan.
5. Memanfaatkan cagar sebagai tempat eksperimen untuk pengembangan dan pengujian berbagai
metode dan pendekatan untuk evaluasi dan pemantauan keanekaragaman hayati, pelestarian
dan kualitas kehidupan mahluknya.
6. Memanfaatkan cagar untuk mengembangkan indikator pelestarian (dalam arti ekologi,
ekonomi, sosial dan institusional) untuk berbagai kegiatan produktif yang dilaksanakan di zona
penyangga dan zona transisi.
7. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk pemanfaatan hasil penelitian dan pemantauan
dalam pengelolaan cagar biosfer.
Tujuan 111.3: Meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Rekomendasi untuk. tingkat internasional:
1. Memfasilitasi tukar menukar pengalaman dan informasi antar cagar biosfer, yang bertujuan
untuk meningkatkan keterlibatan tenaga sukarela dan masyarakat dalam pengelolaan cagar
biosfer.
2. Mempromosikan pengembangan system komunikasi untuk menyebarkan informasi mengenai
cagar biosfer dan pengalaman di lapangan.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Memasukkan informasi mengenai konservasi dan pemanfaatan lestari, yang diterapkan pada
cagar biosfer, dalam program-program sekolah dan buku panduan mengajar, serta melalui
berbagai media.
4. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam berbagai jaringan dan program internasional, untuk
mempromosikan keterkaitan antara pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
5. Mendorong partisipasi masyarakat lokal, murid-murid sekolah dan pemangku kepentingan lain
dalam berbagai program pendidikan dan pelatihan dan dalam kegiatan- kegiatan penelitian
dan pemantauan dalam cagar biosfer.
6. Membangun pusat informasi pengunjung mengenai cagar biosfer, kepentingannya bagi
konservasi dan pemanfaatan lestari keanekaragaman hayati, dampak sosial-budayanya, dan
program-program pendidikan dan sumber dayanya.
7. Mempromosikan pusat-pusat pendidikan ekologi dalam setiap cagar biosfer, sebagai sarana
untuk pendidikan murid-murid sekolah dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Tujuan 111.4: Meningkatkan kegiatan pelatihan untuk para pakar dan manajer.
Rekomendasi untuk tingkat internasional:
1. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk mendukung dan mendorong peluang-peluang
pelatihan dan program internasional.
2. Mengidentifikasi cagar biosfer yang representatif sebagai pusat pelatihan regional.
Rekomendasi untuk tingkat nasional:
3. Menentukan pelatihan yang dibutuhkan oleh para manajer cagar biosfer dalam abad ke 21 dan
mengembangkan model program pelatihan untuk topik-topik tertentu seperti bagaimana
merencanakan dan menerapkan program inventarisasi dan pemantauan di cagar biosfer,
bagaimana menganalisa dan menelaah kondisi sosial-budaya, bagaimana menyelesaikan
konflik, dan bagaimana mengelola bersama sumber daya di dalam suatu ekosistem atau
lansekap.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:
4. Memanfaatkan cagar biosfer untuk pelatihan lapangan dan kegiatan-kegiatan seminar nasional,
regional dan lokal.
5. Mendorong penyelenggaraan pelatihan dan peluang kerja yang sesuai untuk masyarakat lokal
dan para pemangku kepentingan lain supaya dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam program-
program inventarisasi, pemantauan dan penelitian di cagar biosfer.
6. Mendorong program-program pelatihan untuk masyarakat lokal dan unsur-unsur lokal lainnya
(seperti pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dan mereka yang bekerja di bidang produksi,
alih teknologi, dan program pengembangan masyarakat) sehingga dapat sepenuhnya
berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan cagar biosfer.
Protokol dan metodologi standar diadopsi untuk kepentingan data dan pertukaran data III.2.2; IV.2.10
Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran pengalaman dan informasi antar cagar biosfer III.3.1
Pedoman dipersiapkan mengenai elaborasi dan strategi peninjauan dan rencana kerja nasional untuk IV.1.2
cagar biosfer
Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer IV.1.3
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diterapkan di tingkat internasional dan nasional IV.2.1; IV.2.2
Badan Penasehat untuk Cagar Biosfer berfungsi optimal dan efektif IV.2.3
Interaksi dikembangkan antara cagar biosfer dan kawasan-kawasan yang dikelola dengan sistem dan IV.2.5
organisasi yang serupa
Materi informasi dan promosi dikembangkan untuk Jaringan Cagar Biosfer Dunia IV.2.7
Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer ke dalam proyek-proyek bantuan bilateral dan IV.2.8
multilateral
Strategi dikembangkan untuk memobllisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.9
Standar data dan metodologi diaplikasikan untuk seluruh Jaringan Dunia IV.2.10
Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.11
nasional
Tingkat Nasional
Analisa kebutuhan untuk cagar biosfer baru atau pengembangan telah selesai I.1.4; II.1.3
Cagar biosfer dimasukkan dalam strategi nasional dan kebijakan lain dari Konvensi Keanekaragaman I.2.2; I.1.3
Hayati dan konvensi lainnya
Rencana konservasi in-situ untuk sumber daya generik di cagar biosfer I.2.5
Cagar biosfer dikembangkan dan diperkuat untuk mencakup kearifan tradisional dan di kawasan yang II.1.3
interaksi antara manusia dan lingkungannya kritis
Rencana pengelolaan yang efektif atau kebijakan untuk seluruh cagar biosfer II.2.1; IV.1.6
Cagar biosfer dicantumkan dalam pembangunan regional dan pcrencanaan tataguna lahan II.3.1
Sektor tataguna lahan di dekat cagar biosfer didorong untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan yang II.3.2; IV.1.7
berkelanjutan
Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program penelitian nasional dan regional yang dihubungkan III.1.7
dengan kebijakan konservasi dan pembangunan
Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program pemantauan nasional dan dihubungkan dengan situs dan III.2.3
jaringan pemantauan yang serupa
Prinsip-prinsip konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan, sebagaimana yang dipraktekkan pada cagar III.3.3
biosfer, diintegrasikan ke dalam program-program sekolah
Cagar biosfer berpartisipasi dalam jaringan dan program pendidikan internasional III.3.4
Mekanisme dikembangkan untuk meninjau kembali strategi dan rencana kerja nasional untuk cagar IV. 1.8
biosfer
Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer IV. 1.9
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diimplementasikan pada tingkat nasional IV.2.12; IV.2.1
Mekanisme tingkat nasional dikembangkan untuk memberikan saran dan mengkoordinasikan cagar IV.2.13
biosfer
Interaksi antara cagar biosfer dan kawasan dikelola termasuk organisasi-organisasi yang mempunyai IV.2.15
tujuan yang sama
Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer dalam proyek-proyek bilateral dan multilateral IV.2.18
Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.19
Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.20
nasional
Faktor-faktor yang mengarah pada kerusakan lingkungan dan pemanfaatan yang tidak lestari II.1.6
diidentifikasi
Dilaksanakan survei produk-produk alami dan jasa dari cagar biosfer II.1.7
Mekanisme dikembangkan untuk mengelola, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai II.2.3; IV. 1.10
program dan kegiatan cagar biosfer
Cagar biosfer digunakan untuk mengembangkan dan menguji metode pemantauan III.2.5
Cagar biosfer digunakan untuk mengembangkan indikator berkelanjutan yang relevan untuk populasi III.2.5; III.2.6
lokal
Pemangku kepentingan lokal dilibatkan dalam berbagai program pendidikan, pelatihan, penelitian dan III.3.5; III.4.5
pemantauan
Perencanaan kembali zona penyangga dan zona transisi untuk mempromosikan pembangunan IV. 1.12
berkelanjutan dan melestarikan zona inti
Masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan cagar biosfer IV. 1.14
Inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan-kegiatan yang berwawasan IV. 1.15
lingkungan dan sesuai dengan kondisi sosial ditingkatkan
Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan IV.2.22
Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat IV.2.23
masing-masing cagar
Pendahuluan
Di dalam program Manusia dan Biosfer (MAB) UNESCO, cagar biosfer didirikan untuk rnempromosikan
dan mendemonstrasikan adanya keseimbangan antara manusia dan biosfer. Cagar biosfer ditetapkan
oleh Dewan Koordinasi Internasional dari Program MAB, atas permintaan pemerintah dari negara yang
bersangkutan. Cagar biosfer, yang masih merupakan kedaulatan dari Negara di mana cagar biosfer
tersebut terletak dan dengan demikian hanya tunduk pada perundang-undangan negara tersebut saja,
membentuk suatu Jaringan Dunia dan partisipasi dari suatu negara di dalamnya bersifat sukarela.
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Duma dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas
setiap cagar biosfer dan memperkuat pengertian umum, komunikasi dan kerjasama pada tingkat
regional dan internasional.
Kerangka Hukum ini dimaksudkan untuk memberi kontribusi bagi pengakuan secara luas cagar biosfer
dan untuk mendorong serta mempromosikan contoh pengelolaan yang optimal. Prosedur pembatalan
status cagar biosfer harus dipandang sebagai pengecualian terhadap pendekatan yang pada dasarnya
bersifat positif, dan harus diaplikasikan setelah ditelaah dengan seksama, dengan memperhatikan
situasi budaya dan sosial-ekonomi dari negara tersebut, dan setelah melalui konsultasi dengan
pemerintah yang bersangkutan.
Teks berikut ini disusun untuk menetapkan, mendukung dan mempromosikan cagar biosfer, dengan
memperhatikan keragaman situasi nasional dan lokal. Negara-negara didorong untuk mengelaborasikan
dan mengimplementasikan kriteria nasional untuk cagar biosfer dengan memperhatikan kondisi khusus
dari negara yang bersangkutan.
Pasal 1 � Definisi
Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi lebih dari satu tipe ekosistem,
yang secara internasional diakui keberadaannya sebagai bagian dari Man and the Biosphere (MAB)
Programme dari UNESCO (Program Manusia dan Biosfer UNESCO), sesuai dengan Kerangka Hukum.
1. Cagar biosfer membentuk jaringan di seluruh dunia, yang disebut dengan Jaringan Cagar
Biosfer Dunia, selanjutnya disebut dengan Jaringan.
3. Setiap cagar biosfer berada di dalam wilayah kedaulatan hukum negara di mana cagar
biosfer tersebut terletak. Menurut Kerangka Hukum ini, negara mengambil langkah-langkah
yang dianggap perlu menurut peraturan hukum nasionalnya.
Pasal 3 � Fungsi
Dengan mengkombinasikan tiga fungsi di bawah ini, cagar biosfer harus dipertahankan sebagai kawasan
yang memiliki nilai khusus untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan berbagai pendekatan
konservasi dan pembangunan berkelanjutan pada skala regional:
Pasal 4 � Kriteria
Kriteria umum mengenai suatu kawasan yang dapat ditetapkan menjadi cagar biosfer:
1. Kawasan tersebut harus memiliki sistem ekologi yang mewakili biogeografi utama,
termasuk adanya kerusakan yang diakibatkan oleh intervensi manusia.
4. Kawasan tersebut harus mempunyai luas tertentu untuk mendukung ketiga fungsi
cagar biosfer sebagaimana yang tercantum pada Pasal 3.
5. Kawasan tersebut mencakup fungsi-fungsi di atas, melalui sistem zonasi yang sesuai,
dengan mempertimbangkan:
a) zona inti yang memiliki status hokum atau kawasan-kawasan yang diperuntukan
bagi perlindungan jangka panjang, sesuai dengan tujuan konservasi cagar biosfer, dan
memiliki luas yang memadai untuk dapat memenuhi tujuan tersebut;
b) zona penyangga atau zona-zona yang secara jelas diidentifikasi dan mengelilingi atau
berdampingan dengan dengan zona inti atau kawasan-kawasan, di mana hanya kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan;
c) zona transisi di bagian luar di mana kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam
yang lestari dipromosikan dan dikembangkan.
6. Tata cara keorganisasian harus diterapkan untuk keterlibatan dan partisipasi berbagai
otontas publik, masyarakat local dan sektor swasta dalam merancang dan menerapkan fungsi-
fungsi cagar biosfer.
1. Cagar biosfer ditunjuk untuk dimasukkan ke dalam Jaringan oleh Dewan Koordinasi
Internasional (International Coordinating Council-ICC) dari Program MAB sesuai prosedur berikut
ini:
(a) Pemerintah, melalui Panitia MAB Nasional yang terdapat di negaranya, menyampaikan
nominasi yang dilengkapi dengan dokumen pendukung kepada sekretariat setelah
meninjau kawasan yang potensial, dengan memperhatikan kriteria sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 4;
(b) sekretariat selanjutnya memeriksa isi dan kelengkapan dokumen: apabila nominasi tidak
lengkap, secretariat akan meminta informasi tersebut dan negara yang
menominasikannya;
(c) nominasi akan dikaji oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer untuk direkomendasikan
kepada ICC;
(d) ICC program MAB mengambil keputusan untuk nominasi penunjukan.
Direktur Jenderal UNESCO memberitahukan negara yang bersangkutan mengenai keputusan
ICC tersebut.
3. Cagar biosfer yang telah ditetapkan sebelum diadopsinya Kerangka Hukurn ini, tetap
menjadi bagian dari Jaringan. Oleh karena itu, persyaratan Kerangka Hukum ini juga berlaku
bagi cagar tersebut.
Pasal 6 � Publisitas
1. Penetapan suatu kawasan sebagai cagar biosfer perlu dipublikasikan oleh Negara dan
otoritas yang bersangkutan, termasuk piagam-piagam penghargaan dan penyebaran materi
informasi.
1. Status setiap cagar biosfer harus ditinjau secara periodik setiap sepuluh tahun,
berdasarkan laporan yang disiapkan oleh pihak-pihak yang terkait, berdasarkan kriteria Pasal 4,
dan disampaikan kepada sekretariat oleh pemerintah negara yang bersangkutan.
2. Laporan tersebut akan ditelaah oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer yang
kemudian direkomendasikan kepada ICC.
3. ICC akan memeriksa laporan periodic dari negara yang bersangkutan tersebut.
4. Apabila ICC menganggap status atau pengelolaan dari cagar biosfer memuaskan, atau
mengalami peningkatan sejak penetapan atau peninjauan terakhir, hal ini akan diakui secara
resmi oleh ICC.
5. Apabila ICC menganggap cagar biosfer tidak lagi memenuhi kriteria yang tercantum
dalam Pasal 4, maka ICC dapat merekomendasikan agar pemerintah negara yang bersangkutan
mengambil langkah-langkah untuk menjamin agar sesuai dengan kriteria Pasal 4, dengan
memperhatikan konteks budaya dan sosial-ekonomi dari negara yang bersangkutan. ICC
menyampaikan kepada sekretariat langkah-langkah yang harus diambil untuk membantu Negara
yang bersangkutan dalam mengimplementasikan langkah-langkah tersebut.
6. Apabila ICC menemukan bahwa cagar biosfer yang dipertanyakan masih belum
memenuhi kriteria yang tercantum dalam Pasal 4, dalam jangka waktu tertentu, kawasan
tersebut tidak akan lagi disebut sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.
7. Direktur Jenderal akan menyampaikan keputusan ICC tersebut kepada Negara yang
bersangkutan.
8. Apabila suatu negara ingin menghapus status cagar biosfer di bawah yurisdiksinya dari
Jaringan, negara tersebut menyampaikan pemberitahuan kepada sekretariat. Pemberitahuan
ini harus disampaikan kepada ICC sebagai bahan informasi. Lokasi tersebut kemudian tidak
akan disebut lagi sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.
Pasal 10 � Sekretariat
2. Untuk memperkuat masing-masing cagar biosfer dan berfungsinya Jaringan dan sub-
jaringan, UNESCO akan berupaya mencari bantuan keuangan dari sumber-sumber bilateral dan
multilateral.
3. Daftar cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan, tujuan dan deskripsinya
secara detail akan diperbaharui, diterbitkan dan didistribusikan oleh sekretariat secara
periodik.
Judul Asli Biosphere Reserves: The Seville Strategy and the Statutory Framework of the World
Network.
Diterbitkan oleh UNESCO, Paris, 1996
Cagar Biosper: Strategi Seville dan Kerangka Hukum Jaringan Dunia.
Diterbitkan oleh UNESCO Office, Jakarta.
UNESCO House
Jln Galuh (II), No. 5
Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Indonesia P.O.BOX 1273/JKT