Anda di halaman 1dari 36

Konsep pH "ASAM-BASA"

pH (pangkat hidrogen atau power of hydrogen) yaitu bilangan yang menyatakan


jumlah ion hidrogen (H+) dan jumlah ion hidroksil (OH-) dalam suatu zat. Nilai
derajat keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+ dan
OH- di dalam air.

Semakin asam suatu zat, maka akan semakin banyak ion H+ dan semakin
sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Begitu pula sebaliknya semakin basa
suatu zat, maka akan semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion
OH- di dalam air. Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dinyatakan dengan pH
atau pOH.

Derajat keasaman atau kebasaan suatu zat hanya dinyatakan dengan skala
pH. Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0-14

Sifat asam atau basa ditentukan oleh skala pH seperti berikut:


ö Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
ö Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
ö Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin bersifat asam. Sedangkan
semakin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin bersifat basa.

Dalam bentuk matematis pH dinyatakan dalam persamaan berikut :


Untuk asam, larutan yang mempunyai banyak ion H+
pH = - log [H+]

Untuk basa, larutan yang mempunyai banyak ion OH-, maka di cari dahulu Poh
pOH = - log [OH-]
kemudian baru di dapat Phnya..
pH= 14 - pOH
Cara Menghitung pH Larutan Asam, Basa, Garam Beserta
Contoh Soal dan Pembahasan
Yusuf Noer Arifin Kimia Dasar, Kimia Teori

Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa
yang dapat melepaskan ion H+ ketika dilarutkan di dalam air. Sedangkan basa adalah senyawa yang
dapat melepaskan ion OH- ketika dilarutkan dalam air. Sebenarnya ada banyak teori para ahli mengenai
asam basa, silakan dibaca terlebih dahulu di Teori Asam Basa Menurut Para Ahli.

pH merupakan kepanjangan dari power of Hydrogen. Jika didefinisikan secara matematis,


pH merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion Hidrogen yang ada pada larutan. pH
menunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan. Skala pH memiliki rentang antara 0-14,
dimana semakin rendah pH-nya maka larutan tersebut semakin bersifat asam, begitu pula sebaliknya.
Semakin tinggi pH-nya, maka larutan tersebut semakin bersifat basa.

Materi di bawah akan membahas mengenai :


 Menghitung pH dan pOH dari asam basa kuat,
 Menghitung pH dan pOH dari asam basa lemah,
 Menghitung pH dan pOH dari buffer atau larutan penyangga, dan
 Menghitung pH dari garam hidrolisis.
 Menghitung pH dari larutan campuran

Menghitung pH dan pOH Dari Asam Basa Kuat


Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang dapat terionisasi secara sempurna di dalam air.
Karena mampu terionisasi dengan sempurna, maka asam dan basa kuat termasuk larutan elektrolit
kuat. Hal inilah yang membuat konsentrasi ion Hidrogen atau Hidroksida dapat langsung ditentukan
dengan perhitungan stoikiometri pada umumnya.

Contoh asam kuat :


 Asam Sulfat (H2SO4)
 Asam Nitrat (HNO3)
 Asam Klorida (HCl)
 Asam Bromida (HBr)
 Asam Iodida (HI)
 Asam Perklorat (HClO4)
Asam Fluorida atau HF tidak termasuk ke dalam asam kuat karena ikatan antara atom Hidrogen dan
Fluor cukup kuat disebabkan jari-jari atomnya yang kecil.

Contoh basa kuat :


 NaOH
 KOH
 RbOH
 CsOH
 Ca(OH)2
 Ba(OH)2
Magnesium Hidroksida atau Mg(OH)2 tidak termasuk basa kuat karena mampu mengendap.

Untuk menghitung nilai pH dan pOH dari asam kuat dapat dihitung dengan rumus berikut :
dimana [H+] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)

Untuk menghitung nilai pH dan pOH dari basa kuat dapat dihitung dengan rumus berikut :

dimana [OH-] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)

Contoh Soal Menghitung pH dan pOH dari Asam kuat dan


Basa kuat + Pembahasan
1. Hitunglah pH dan pOH dari 10 liter larutan H2SO4 0,02 M!
2. Hitunglah pH dan pOH dari 1 liter larutan Ca(OH)2 0,05 M!
3. Jika diketahui suatu asam kuat memiliki konsentrasi H + sebesar 10-10 M, maka tentukan nilai pH
larutan tersebut!
4. Suatu basa kuat diketahui memiliki konsentrasi OH- sebesar 10-9 M, tentukan nilai pH larutan
tersebut!

Contoh Soal Larutan Campuran Asam Kuat dan Basa Kuat


1. Sebanyak 200 ml NaOH 1 M dicampurkan dengan 300 ml NaOH 0,05 M. Hitunglah pH larutan
campuran!
2. Sebanyak 50 ml larutan KOH 0,2 N direaksikan dengan 50 ml larutan H 2SO4 0,05 M. Tentukanlah
pH larutan tersebut!
Menghitung pH dan pOH dari Asam Lemah dan Basa
Lemah
Asam lemah dan basa lemah adalah asam dan basa yang tidak terionisasi secara sempurna di dalam
air. Dengan demikian, asam lemah dan basa lemah termasuk elektrolit lemah.
Yang termasuk contoh asam lemah adalah :
 Asam Asetat (CH3COOH)
 Asam Format (HCOOH)
 Asam Oksalat (H2C2O4 · 2H2O)
 Asam Benzoat (C6H5COOH)

Adapun yang termasuk basa lemah adalah :


 Ammonium Hidroksida atau NH4OH
 Besi (II) Hidroksida atau Fe(OH)2
 Besi (III) Hidroksida atau Fe(OH)3
 Alumunium Hidroksida atau Al(OH)3
 Perak Hidroksida atau AgOH

Untuk menghitung pH dari asam lemah dapat digunakan rumus berikut :


dimana [H+] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)

Untuk menghitung pH dan pOH dari basa lemah dapat digunakan rumus berikut :

dimana [OH-] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)


Contoh Soal Menghitung pH Dan pOH dari Asam Lemah
dan Basa Lemah + Pembahasan
1. Tentukan pH dari 555 ml Asam Etanoat 0,2 M dengan Ka = 1,8 x 10-5!

2. Jika diketahui suatu asam lemah berpH 5,5 dengan Ka = 2 x 10 -5, tentukanlah konsentrasi asam
tersebut dalam satuan Molaritas!

3. Tentukan pH dari 15 ml Ammonium Hidroksida 0,03 M dengan Kb = 1,8 x 10-5!


4. Suatu larutan basa lemah setelah dihitung pH nya dengan pH meter didapatkan hasil sebesar 10,5.
Diketahui Kb basa tersebut adalah 3 x 10-5, tentukanlah konsentrasi basa tersebut dalam satuan
Molaritas!
Contoh Soal Larutan Campuran Asam Lemah dan Asam
Lemah + Pembahasan
1. Sebanyak 200 ml larutan Asam Asetat 0,03 M dicampurkan dengan 100 ml larutan Asam Asetat
0,05 M. Tentukan pH larutan campuran (Ka = 1,8 x 10-5)!
Contoh Soal Larutan Campuran Basa Lemah dan Basa
Lemah + Pembahasan
1. Sebanyak 50 ml basa lemah 0,01 M (Kb = 5 x 10-5) dicampurkan dengan 50 ml 0,01 basa lemah
yang sama. Hitunglah nilai pH dan pOH larutan campuran!
Menghitung pH Dan pOH dari Buffer Asam dan Buffer
Basa
Larutan buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH larutan terhadap
pengenceran maupun penambahan sedikit asam atau basa. Buffer dibagi menjadi 2 jenis yaitu buffer
asam dan buffer basa.
Buffer asam dapat dibuat dengan :
 Campuran asam lemah dan garam dari sisa asam tersebut
 Campuran asam lemah berlebih dan basa kuat

Sedangkan buffer basa dapat dibuat dengan cara


 Campuran basa lemah dan garam dari kation basa tersebut
 Campuran basa lemah berlebih dan asam kuat

Cara menghitung pH buffer / larutan penyangga asam adalah :

Sedangkan untuk buffer / penyangga basa dapat dihitung dengan rumus :


Contoh Soal Menghitung pH Buffer Asam + Pembahasan
1. Sebanyak 250 ml larutan CH3COOH 0,05 M dicampurkan dengan 100 ml larutan CH3COONa 0,1
M. Hitunglah pH larutan penyangga yang terbentuk! (Diketahui Ka Asam Asetat 1,8 x 10-5)
2. Seorang analis mencampurkan 200 ml larutan CH3COOH 0,3 M dengan 100 ml larutan KOH 0,3
M. Apakah larutan ini termasuk larutan penyangga? Hitunglah pH nya!
Contoh Soal Menghitung pH Buffer Basa + Pembahasan
1. Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan 50 ml NH4Cl 0,05 M dengan 50 ml NH4OH
0,10 M. Tentukan pH larutan tersebut! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 75 ml larutan HNO3 1 M ditambahkan dengan 100 ml NH4OH 1 M. Tentukan pH dan
pOH larutan campurannya!
Menghitung pH Garam Terhidrolisis
Garam adalah senyawa yang terbuat dari asam dan basa melalui reaksi penggaraman.

Garam yang berasal dari asam kuat – basa lemah, asam lemah – basa kuat, maupun asam lemah – basa
lemah dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah penguraian air oleh garam tersebut. Jika
terhidrolisis, maka akan dihasilkan larutan yang sifatnya sedikit asam maupun sedikit basa, tergantung
jenis garam apa yang terhidrolisis. Garam yang berasal dari asam kuat – basa kuat tidak dapat
terhidrolisis, oleh karena itu pH nya netral (pH air).

Garam dari asam kuat – basa lemah menghasilkan garam asam. Contohnya NH4Cl dan (NH4)2SO4

Garam dari asam lemah – basa kuat menghasilkan garam basa. Contohnya CH3COONa, K2SO3, KNO2,
dan CH3COOK.

Garam dari asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna), contohnya CH3COONH4. pH
nya tergantung dari nilai Ka dan Kb nya. Jika Ka > Kb maka garam asam dan jika Ka < Kb maka
garam basa.

Untuk menghitung pH dari garam asam dapat digunakan rumus :


Dimana konsentrasi garam asam dihitung dalam satuan Molaritas

Adapun untuk menghitung pH garam basa dapat digunakan rumus :


Dimana konsentrasi garam basa dihitung dalam satuan Molaritas

Adapun untuk menghitung pH garam asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna) dapat
menggunakan rumus:

Contoh Soal Perhitungan pH Garam Asam (Asam Kuat –


Basa Lemah)
1. Hitunglah pH dari 333 ml larutan NH4Cl 0,02 M (Kb NH4OH =1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 500 ml NH4OH 1 M dicampurkan dengan 500 ml HCl 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Contoh Soal Perhitungan pH Garam Basa (Asam Lemah –
Basa Kuat)
1. Hitunglah pH dari 19 ml larutan CH3COOK 0,2 M (Ka CH3COOH =1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 250 ml NaOH 0,2 M dicampurkan dengan 50 ml HCN 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Ka HCN = 6,2 x 10-10)
Contoh Soal Menghitung pH Garam dari Asam Lemah Basa
Lemah
Sebayak 50 ml larutan HNO2 1 M dicampurkan ke dalam larutan NH4OH 0,5 M sebanyak 100 ml.
Tentukan pH larutan yang dihasilkan! (Ka HNO2 = 7 x 10-4, Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Hitunglah pH larutan 999 ml CH3COONH4 0,999 M (Diketahui Ka CH3COOH = Kb NH4OH = 1,8 x
10-5)
Penutup...
Terima kasih telah membaca, itulah materi perhitungan pH dan pOH dari asam dan basa kuat, asam
dan basa lemah, buffer asam dan basa, serta garam asam, garam basa, dan garam terhidrolisis
sempurna. Masih bingung? Silakan tanyakan pada kolom komentar ya :)

Yusuf Noer Arifin

Hanya seorang mahasiswa yang merangkap sebagai blogger. Menyenangi hal-hal seputar kimia,
pendidikan, musik, dan bisnis online
Molaritas, Molalitas, Normalitas, dan Fraksi Mol
Suatu Larutan
By UkuranDanSatuan.Com On Maret 20, 2017 In Perhitungan Tidak ada Komentar

Ada beberapa besaran yang dapat digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan,
antara lain: molaritas, molalitas, normalitas dan fraksi mol. Pada artikel ini akan dibahas mengenai
pengertian, rumus, dan contoh perhitungan konsentrasi larutan dengan besaran-besaran tersebut.
Jumlah Mol Suatu Senyawa
Dalam ilmu kimia, banyaknya suatu zat atau senyawa seringkali dinyatakan dalam besaran mol. Besaran
konsentrasi molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol menggunakan satuan kuantitas zat atau senyawa
dalam mol. Mol adalah gram zat dibagi dengan massa molekul relatif (Mr). Rumus menghitung mol suatu
senyawa adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan mol


Misalkan kita akan menghitung jumlah mol dari 10 gram garam dapur (NaCl) yang diketahui memiliki massa
relatif molekul 58,5.
Jumlah mol , n = gram/Mr = 10/58,5 = 0,171 mol.
Jadi jumlah mol 10 gram garam dapur adalah 0,171 mol
Molaritas Larutan (M)
Molaritas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap satuan volume larutan. Satuan
molaritas adalah molar (M) yang sama dengan mol/liter.
Jika terdapat n mol senyawa terlarut dalam V liter larutan, maka rumus molaritas larutan adalah sebagai
berikut.

Contoh perhitungan molaritas larutan


Misalkan 0,25 liter larutan urea (CO(NH2)2) dibuat dengan melarutkan 3 gram urea dalam air. Massa molekul
relatif urea adalah 60. Molaritas larutan urea dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol urea, n = gram/Mr = 3/60 = 0,05 mol
Molaritas larutan, M = n/V = 0,05/0,25 = 0,2 molar
Jadi molaritas larutan urea tersebut adalah 0,2 molar atau 0,2 mol/liter.
Molalitas Larutan (m)
Molalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap satuan berat pelarut. Satuan
molalitas adalah molal (m) yang sama dengan mol/kilogram. Jika n mol senyawa dilarutkan dalam P
kilogram pelarut, maka rumus molalitas larutan adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan molalitas larutan


Misakan 10 gram natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam 2 kg air. Massa molekul relatif NaOH adalah
40. Molalitas larutan tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol NaOH, n = gram/Mr = 10/40 = 0,25 mol
Molalitas larutan, m = n/P = 0,25/2 = 0,125 molal
Jadi molalitas larutan NaOH tersebut adalah 0,125 molal
Normalitas Larutan (N)
Normalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam tiap satuan volume
larutan. Satuan normalitas adalah normal (N) yang sama dengan mol ekivalen/liter. Rumus normalitas
larutan adalah sebagai berikut.
ek adalah mol ekivalen yaitu jumlah mol dikali jumlah ion H+ atau ion OH–
Jika n mol zat terlarut mengandung sebanyak a ion H+ atau OH–, maka rumus mol ekivalen (ek)adalah sebagai
berikut.
Ek = n x a
Untuk asam, 1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion H+
Untuk basa, 1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion OH–
Contoh perhitungan normalitas larutan.
Misalkan 0,5 liter larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 5 gram NaOH (Mr = 40) dalam air.Normalitas
larutan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Mol NaOH, n = gram/Mr = 5/40 = 0,125 mol
Jumlah ion OH–, a = 1
Mol ekivalen, ek = n x a = 0,125 x 1 = 0,125
Normalitas, N = ek/V = 0,125/0,5 = 0,25 N
Jadi normalitas larutan tersebut adalah 0,25 N
Fraksi Mol Larutan
Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol suatu komponen larutan dengan jumlah mol keseluruhan
komponen larutan. Karena fraksi mol merupakan perbandingan mol, maka fraksi mol tidak memiliki satuan.
Jika suatu larutan terdiri dari komponen A dan B dengan jumlah mol nA dan nB, maka rumus fraksi mol A (xA)
dan fraksi mol B (xB) adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan fraksi mol


Misalkan suatu larutan yang terbuat dari 5,85 gram garam dapur (Mr = 58,5) yang dilarutkan dalam 90 gram
air (Mr = 18). Maka fraksi mol garam dapur dan fraksi mol air dapat dihitung dengan cara berikut.
Mol garam dapur, nG = 5,85/58,5 =0,1 mol
Mol air, nA = 90/18 = 5 mol
Fraksi mol garam dapur, xG = nG/(nG+nA) = 0,1/(0,1+5) = 0,0196
Fraksi mol air, xA = nA/(nG+nA) = 5/(0,1+5) = 0,0196 = 0,9804
(Catatan: xA dapat juga dihitung dengan cara berikut, xA = 1 – xG = 1 – 0,0196 = 0,9804)

Anda mungkin juga menyukai