merupakan pertimbangan.
Hirpara dalam eksperimennya mendapatkan bahwa teknik penjahitan 6 strand
memang memiliki tensile strength yang paling tinggi, namun pengerjaannya
tidak praktis
dan menimbulkan bulk pada tendon sehingga pemilihan teknik ini terbatas pada
kasus
tendon yang besar dan bukan cedera tendon multiple. Teknik ini sangat
berguna pada
cedera tendon pada jari jempol yang memiliki tendon lebih besar jika di
bandingkan jari
lain dan memiliki angka kejadian rupture pasca repair yang tinggi sehingga
dibutuhkan
tensile strength yang kuat.
10
Teknik jahitan 4 strand cruciate memiliki tensile strength yang lebih kuat secara
signifikan jika dibandingkan dengan 2 strand Pennington, dengan pengerjaan
yang sedikit
lebih kompleks. Teknik ini banyak dipilih untuk sebagian besar cedera pada
tendon
karena memiliki tensile strength yang kuat memungkinkannya untuk melakukan
gerakan
menggenggam aktif .
10
Teknik modifikasi Kessler 2 Strand
1. Pertama jarum masuk dari permukaan dalam tendon yang terpotong, keluar
dari tepi
tendonsejauh 0,75-1cm
2. Membentuk locking
3. Jahitan tranversal ke arah tepi tendonsebelahnya
4. Membentuk locking
5. Keluar dari permukaan tendon yang terpotong
6. Menyeberang ke segmen tendon 'lawan'nyasejauh 0,75 - 1 cm
7. Membentuk locking
8. Jahitan tranversal ke arah tepi tendonsebelahnya
9. Membentuk locking
10. Keluar dari permukaan tendon yang terpotong
11. Dilakukan aproksimasi tendon, kemudiandibuat simpul
12. Dilakukan epitenon sutute denganmenggunakan polypropylene 6-0
Gambar Teknik modifikasi Kessler 2 Strand
Dikutip dari: Clare