Ringkasan (Ikhtisar)
Usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti merupakan usaha yang
bergerak dalam bidang pembuatan bibit bunga gumitir. Usaha ini berlokasi di
Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Lokasi usaha ini dipilih
karena daerahnya yang cocok untuk pengembangan bibit bunga gumitir. Adapun
benih yang dipakai dalam usaha pembibitan bunga gumitir ini didatangkan dari
Bandung dan benih tersebut merupakan benih unggul yang berasal dari Thailand.
Dalam menjalankan usaha, usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini
mempekerjakan 2 orang tenaga kerja, yang terdiri dari 1 orang tenaga kerja laki-
laki dan 1 orang tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja ini berasal dari tenaga
kerja luar keluarga dan balas jasa dilakukan menggunakan sistem gaji bulanan.
1
Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yang diberi nama usaha
pembibitan bunga gumitir Bali Shanti.
C. Aspek Pasar
1. Pasar Potensial
Pasar potensial adalah pasar yang menjual berbagai jenis produk,
dimana produk-produk tersebut pasti laku terjual. Tempat yang paling
tepat dijadikan pasar potensial adalah tempat yang ramai dan sering
dikunjungi oleh konsumen untuk mencari barang-barang kebutuhan
sehari-hari, dan tentunya konsumen pasti membeli produk-produk
tersebut.
Adapun pasar potensial dari usaha pembibitan bunga gumitir Bali
Shanti ini antara lain petani bunga gumitir dan Koperasi Tani di
kawasan Desa Kerta khususnya serta petani bunga gumitir dan Koperasi
Tani di daerah lain yang juga merupakan sentra produksi bunga gumitir,
seperti daerah Pelaga dan Petang (Badung), serta Baturiti (Tabanan).
3. Persaingan
Persaingan adalah upaya yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak
yang bertindak secara mandiri untuk menjalin atau mempertahankan
bisnisnya melalui cara penawaran yang terbaik, tujuannya untuk
mendapat keuntungan, banyaknya jumlah pelanggan dan mendapatkan
2
posisi yang lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik.
Persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana perusahaan
pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan
keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan
tertentu dalam rangka meraih pelanggannya (Kotler, 2002).
Kondisi persaingan dalam usaha pembibitan bunga gumitir ini
terbilang cukup menguntungkan karena Desa Kerta merupakan salah
satu daerah sentra produksi bunga gumitir di Bali. Meskipun merupakan
daerah sentra produksi bunga gumitir, namun di Desa Kerta belum
banyak pengusaha yang berkecimpung dalam usaha pembibitan bunga
gumitir serta petani gumitir di daerah ini juga jarang yang melakukan
pembibitan sendiri terhadap bunga gumitir yang akan ditanam dengan
berbagai alasan. Maka dari itu, kebanyakan petani membeli bibit bunga
gumitir dari usaha pembibitan yang berada di daerah Baturiti dengan
berbagai resiko yang mungkin dialami, seperti rusaknya bibit dalam
proses pengangkutan yang dapat menyebabkan tertundanya waktu tanam
petani.
Dengan demikian, usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini
memiliki prospek yang sangat cerah untuk dikembangkan serta
kehadirannya akan memberikan kemudahan bagi para petani gumitir di
Desa Kerta dalam memperoleh bibit yang akan ditanam.
3
wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan,
tipe pelanggan, dan teknologinya.
Adapun pangsa pasar dari usaha pembibitan bunga gumitir Bali
Shanti ini tidak hanya terbatas pada para petani bunga gumitir serta
Koperasi Tani yang ada di Desa Kerta dan Kecamatan Payangan, namun
akan diupayakan agar pangsa pasar dari usaha pembibitan bunga gumitir
Bali Shanti ini dapat meluas ke berbagai daerah lain seperti Pelaga dan
Petang (Badung), Baturiti (Tabanan), serta daerah sentra produksi bunga
gumitir lainnya.
5. Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran merupakan segala bentuk kegiatan perubahan
mata rantai pemasaran dari produsen ke konsumen yang mempunyai
tujuan untuk memperkuat daya saing produsen khususnya petani.
Kebijakan ini dibuat pemerintah untuk mengawasi jalur pemasaran suatu
produk. Dalam praktek kebijakan pemasaran dilaksanakan secara
bersamaan dengan kebijakan harga. Kebijakan pemasaran ini meliputi
pula pengaturan distribusi sarana-sarana produksi.
Di dalam memasarkan produknya, usaha pembibitan bunga gumitir
Bali Shanti menggunakan dua jenis saluran distribusi yaitu saluran
distribusi langsung dan tidak langsung.
a. Saluran distribusi langsung yaitu usaha pembibitan bunga gumitir
Bali Shanti menjual secara langsung bibit bunga gumitir kepada
petani sebagai konsumen akhir, baik yang datang langsung ke tempat
usaha maupun petani yang meminta pesanannya untuk diantarkan.
Berikut ini akan diilustrasikan saluran distribusi langsung yang
digunakan oleh usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti.
Gambar 1. Saluran Distribusi Langsung Usaha Pembibitan
Bunga Gumitir Bali Shanti
4
a. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu usaha pembibitan bunga
gumitir Bali Shanti menjadi supplier bibit gumitir bagi Koperasi Tani
maupun KUD di daerah sentra produksi bunga gumitir, yang
kemudian Koperasi Tani maupun KUD inilah yang akan menjual
bibit bunga gumitir ke petani sebagai konsumen akhir. Dalam hal ini
Koperasi Tani maupun KUD berperan sebagai reseller. Berikut ini
akan diilustrasikan saluran distribusi tidak langsung yang digunakan
oleh usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti.
Gambar 2. Saluran Distribusi Tak Langsung Usaha Pembibitan
Bunga Gumitir Bali Shanti
D. Aspek teksnis
1. Lokasi dan Lahan
Usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini berlokasi di Desa
Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Lokasi ini dipilih
karena daerahnya yang cocok untuk pengembangan bibit bunga gumitir.
2. Luas atau Volume Produksi
Perkiraan produksi bibit bunga gumitir dari tahun ke tahun konstan
yaitu sebesar 9.600 kre per tahun, dimana 1 kre sama dengan 288 jumlah
bibit bunga gumitir. Jadi dalam 1 tahun, usaha pembibitan bunga gumitir
Bali Shanti akan memproduksi bibit gumitir sebanyak 2.764.800 bibit.
3. Mesin dan Equipment
Mesin dan equipment merupakan peralatan yang dibutuhkan untuk
membantu menjalankan proses produksi agar berjalan secara optimal,
efektif, serta seefisien mungkin. Maka dari itu, penggunaan mesin dan
equipment memegang peranan sangat penting bagi kelancaran usaha.
Adapun mesin dan peralatan yang digunakan dalam menjalankan
usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti akan dijelaskan melalui
tabel berikut ini.
Tabel 1. Mesin dan Equipment Dalam Usaha Pembibitan Bunga
Gumitir Bali Shant
5
1 Green House 10 2 (20 m x 5 m)
2 Ember 5 2
3 Sprayer 7 2
4 Pipa Air 10 10 m
5 Lampu 2 4
6 Cangkul 5 2
4. Schedule Kerja
Schedule kerja adalah pembagian waktu kerja berdasarkan waktu
tertentu agar pekerjaan dapat dilakuakan secara lebih efektif dan efisien.
Maka dari itu, pembuatan schedule kerja akan mampu meningkatkan
produktivitas suatu usaha dalam memenuhi tuntutan akan kecendrungan
semakin meningkatnya permintaan barang-barang produksi karena
pekerjaan dilakukan secara optimal. Schedule kerja yang berlaku dalam
suatu usaha biasanya telah disepakati oleh pihak pemilik usaha dan
karyawan dalam usaha tersebut.
Adapun waktu kerja dari usaha pembibitan bunga gumitir Bali
Shanti ini dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 WITA, dimana tenaga kerja
melakukan berbagai kegiatan dalam proses produksi, mulai dari proses
penanaman benih, perawatan, hingga bibit gumitir siap untuk dijual.
Proses perawatan benih sampai menjadi bibit bunga gumitir
dilakukan secara rutin setiap harinya, yang meliputi kegiatan penyiraman
serta pemantauan terhadap rentannya serangan hama yang dapat merusak
bibit. Sedangkan untuk proses penanaman benihnya dilakukan setiap 2
minggu sekali.
Dalam hal pembagian waktu kerja, usaha pembibitan bunga gumitir
Bali Shanti ini tidak menerapkan sistem kerja shift karena karyawannya
hanya berjumlah 2 orang. Agar lebih efektif usaha pembibitan bunga
gumitir Bali Shanti menetapkan jam kerja yang sama bagi kedua
pekerjanya, hanya saja dilakukan pembagian terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
6
terbuat dari plastik dan terdiri dari beberapa lubang untuk menanam
benih. Dalam hal ini, usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti
menggunakan kre dengan lubang yang berjumlah 288 buah.
Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat bibit bunga
gumitir yaitu dengan mengisi setengah bagian dari masing-masing
lubang dalam kre menggunakan tanah gembur, kemudian di atas tanah
tersebut diisi dengan pupuk kandang sampai penuh. Langkah selanjutnya
adalah menaburkan benih bunga gumitir pada media tanam tersebut.
Kemudian kre yang sudah berisi benih diletakkan pada meja bambu di
dalam green house. Untuk perawatannya, setiap sore benih disiram secara
rutin disertai dengan kegiatan pemantauan agar benih tersebut terhindar
dari serangan hama, sehingga benih dapat tumbuh dengan baik menjadi
bibit unggul sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Setelah berumur 2 minggu atau kira-kira panjang bibitnya sudah
mencapai 7 cm, maka bibit tersebut sudah siap untuk dijual. Dalam
penjualannya bibit-bibit tersebut tidak perlu lagi dikeluarkan dari kre,
karena usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti menjual bibit bunga
gumitir langsung dengan kre-nya.
Karena jangka waktu proses dari benih hingga menjadi bibit bunga
gumitir membutuhkan waktu hingga kurang lebih 2 minggu, maka dari
itu penanaman benih di usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini
dilakukan setiap 2 minggu sekali, yaitu setelah panen baru dilakukan
penanaman kembali. Hal ini dilakukan karena benih yang ditanam
memerlukan perawatan yang intensif selama kurang lebih 2 minggu
tersebut. Dalam sekali tanam dilakukan penanaman sekitar 369 atau 370
buah kre. Sehingga nantinya akan dihasilkan jumlah produksi bibit bunga
gumitir yang konstan yaitu sebesar 9.600 kre per tahun.
E. Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia
1. Kebutuhan Tenaga Terja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha
pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini sebanyak 2 orang, yang terdiri
dari 1 orang pria dan 1 orang wanita.
2. Sumber Tenaga Kerja
7
Adapun sumber dari tenaga kerja yang dipekerjakan dalam
menjalankan usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti ini berasal dari
luar keluarga.
3. Balas Jasa Tenaga Kerja
Pada usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti, balas jasa
kepada tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan sistem gaji
bulanan. Tenaga kerja pria digaji sebesar Rp. 1.800.000 per bulan.
Sedangkan tenaga kerja wanita digaji sebesar Rp. 1.500.000 per bulan.
Dengan demikian, selama 1 tahun pengeluaran untuk gaji tenaga kerja
pria sebesar Rp. 21.600.000 dan pengeluaran untuk gaji tenaga kerja
wanita sebesar Rp. 18.000.000. Jadi estimasi pengeluaran untuk gaji
tenaga kerja secara keseluruhan sebesar Rp. 39.600.000 per tahun.
F. Aspek Finansial
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan di awal sebelum
kegiatan operasional dilakukan dan masa kegunaannya dapat
berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biaya investasi dikeluarkan
satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis.
Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari 1 tahun.
Batas 1 tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan
merealisasi anggaran untuk jangka waktu 1 tahun. Biaya investasi ini
biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan
infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contohnya
pembelian peralatan, mesin, lahan dan lainnya. Berikut ini merupakan
tabel biaya investasi usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti.
Tabel 2. Biaya Investasi Usaha Pembibitan Bunga Gumitir Bali
Shanti
Umur
Harga Penyusutan
No Keterangan Ekonomis Jumlah Total Sisa
(Rp/Unit) (Rp/Tahun)
(Tahun)
2
1 Green House 10 20.000.000 40.000.000 - 4.000.000
(20m x 5m)
2 Ember 5 2 50.000 100.000 - 20.000
3 Sprayer 7 2 850.000 1.700.000 - 242.857
8
4 Pipa Air 10 10 m 8.000 80.000 - 8.000
5 Lampu 2 4 70.000 280.000 - 140.000
6 Cangkul 5 2 100.000 200.000 - 40.000
Total 42.360.000 4.450.857
Keterangan:
2. Struktur Finansial
Struktur finansial dapat didefinisikan sebagai struktur yang
menunjukkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dipergunakan. Hal
tersebut menyangkut berbagai sumber pembelanjaan dan perimbangan
absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing dengan modal
sendiri dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Dengan demikian
perusahaan akan dapat mengetahui bagaimana posisi keuangannya.
3. Estimasi Penjualan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), estimasi adalah
perkiraan, penilaian atau pendapat. Estimasi penjualan adalah unit dan
nilai uang dari penjualan suatu perusahaan. Mengestimasi keberhasilan
penjualan suatu produk sering digunakan rasio penetrasi dan pembelian
ulang, artinya estimasi penjualan dilihat dari banyaknya konsumen yang
mencoba dan membeli kembali produk yang sama.
Berikut ini akan disajikan tabel estimasi penjualan usaha
pembibitan bunga gumitir Bali Shanti.
9
Tabel 3. Estimasi Penjualan Usaha Pembibitan Bunga Gumitir Bali
Shanti
10
Berikut ini akan disajikan tabel estimasi produksi usaha pembibitan
bunga gumitir Bali Shanti.
Tabel 4. Estimasi Biaya Produksi Usaha Pembibitan Bunga Gumitir
Bali Shanti
11
adalah Rp. 50.000/25 x 1000 = Rp. 2.000.000. Jadi dalam 1 tahun biaya
untuk penggunaan pupuk adalah Rp. 2.000.000 x 12 = Rp. 24.000.000.
Estimasi penggunaan tenaga kerja per tahun dalam pembibitan
bunga gumitir sebesar Rp. 39.600.000. Jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam pembibitan bunga gumitir sebanyak 2 orang yang
terdiri dari 1 orang pria dan 1 orang wanita. Tenaga kerja pria digaji
sebesar Rp. 1.800.000 per bulan. Sedangkan tenaga kerja wanita digaji
sebesar Rp. 1.500.000 per bulan. Jadi selama 1 tahun pengeluaran untuk
gaji tenaga kerja pria sebesar Rp. 21.600.000 dan pengeluaran tenaga
kerja wanita sebesar Rp. 18.000.000. Dengan demikian estimasi
pengeluaran untuk gaji tenaga kerja secara keseluruhan sebesar Rp.
39.600.000.
Estimasi pengeluaran biaya air selama setahun dalam pembibitan
bunga gumitir sebesar Rp. 60.000. Sedangkan pengeluaran biaya listrik
per tahun adalah Rp. 360.000. Pembebanan biaya listrik 1000/kwh
dimana dalam waktu 1 bulan usaha pembibitan bunga gumitir Bali
Shanti menghabiskan biaya listrik sebesar Rp. 30.000. Jadi dalam 1
tahun usaha pembibitan bunga gumitir Bali Shanti menghabiskan biaya
untuk listrik sebesar Rp. 30.000 x 12 = Rp. 360.000.
Pengeluaran biaya media tanam sebesar Rp. 48.000.000/ per tahun.
Harga untuk 1 media tanam (kre) adalah Rp. 5000. Dalam 1 tahun usaha
pembibitan bunga gumitir Bali Shanti menghabiskan media tanam
sebanyak 9.600 kre. Jadi biaya untuk pengeluaran media tanam selama 1
tahun adalah Rp. 5.000 x 9.600 = Rp. 48.000.000.
5. Cash Flow
Aliran penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah
aliran kas (cash flow), yaitu sejumlah uang kas yang keluar dan yang
masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan pada suatu periode
tertentu. Cash flow menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan
oleh pihak manajemen, investor, konsultan dan stakeholder lainnya
untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan
investasi yang ada. Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahaan
12
kas selama periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahaan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber
kas dan penggunaan-penggunaannya.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam
mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana yang kita
miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi
menjadi tiga yaitu:
a. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat
relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
b. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan
dengan relatif cepat.
c. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal (initial cash flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
b. Aliran kas operasional (operational cash flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya
umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
c. Aliran kas akhir (terminal cash flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5), arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka
13
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam arus kas yaitu:
1. Cash in flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi
yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).
2. Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi
yang mengakibatkan beban pengeluaran kas.
14
a. Cash Flow Investasi dan Biaya Pengganti
15
b. Cash Out Flow
Tabel 1.5 Cash Out Flow
c. Cash In Flow
Tabel 1.6 Cash In Flow
Produksi Harga
Tahun Penerimaan
(kre) (Rp/kre)
330.000
1 9.600 3.168.000.000
9.600 330.000 3.168.000.000
2
16
9.600 330.000 3.168.000.000
3
9.600 330.000 3.168.000.000
4
9.600 330.000 3.168.000.000
5
9.600 330.000 3.168.000.000
6
9.600 330.000 3.168.000.000
7
9.600 330.000 3.168.000.000
8
9.600 330.000 3.168.000.000
9
9.600 3.168.000.000
10 330.000
Pada data tersebut terlihat bahwa arus uang yang masuk atau sebagai
penerimaan yang nyata dari tahun ke tahun selalu sama yaitu sebesar Rp.
3.168.000.000. Hal tersebut disebabkan karena usaha pembibitan bunga
gumitir Bali Shanti dalam memproduksi bibit bunga gumitir selalu
konstan.
17
Biaya Listrik Rp. 360.000
Biaya Media Tanam Rp. 48.000.000
Biaya Penyusutan Rp. 4.450.857
Total Biaya Operasional Rp. 807.670.857
Laba Bersih Usaha Rp. 2.360.329.143
18
42.360.000
= 33.000 83,645
42.360.000
= 32.961,35
= 1.285,142 unit/Kre
Untuk membuktikan BEP(Unit/Kre) benar dan hasilnya hampir sama
dengan BEP(Rupiah), maka 1.285,142 X @ 330,000 = Rp.424.096.860.
b. Break Even Point (Rupiah)
TFC
BEP dalam rupiah = 1 TVC
Penjualan
42.360.000
= 1 803.220.000
3.168.000.000
= Rp. 56.480.000.
BEP (56.480.000)
19
TVC (Rp.803.220.000)
TFC(Rp.42.360.000)
Q (unit)
1.285
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa, pada perusahaan bibit
bunga gumitir Bali Shanti disebutkan bahwa pendapatan satu tahun
perusahaan bibit bunga gumitir yaitu Rp. 3.168.000.000 dari 9600 unit
yang dihasilkan. Supaya perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak
mengalami kerugian, maka sangat diperlukan suatu perhitungan untuk
mencari titik impas tersebut. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa titik
impas perusahaan yaitu terletak pada Rp. 56.480.000. Sehingga untuk
memperoleh keuntungan, selanjutnya perusahaan harus mampu menjual
produk dan jasanya di atas dari 1.285 unit/Kre sebesar Rp.56.480.000.
8. Payback Period
Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan
sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan,
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah
direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004) payback
period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau
aliran kas netto (net cash flows).
Analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu
yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus
kas keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang
akan dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian lebih
singkat.
20
Keterangan:
Outlay : Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi.
Proceed : Jumlah uang yang diterima (rata-rata tahunan).
Proceed
= 45.480.000 x 1 Tahun
31.680.000.000
= 0,0133 x 1 Tahun
= 0,0133 Tahun
9. Perhitungan IRR
IRR merupakan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan
bunga atau tingkat keuntungan dari sejumlah biaya yang akan
dikorbankan. Pada proyek pembibitan bunga gemitir pendekatan analisis
melalui perhitungan IRR tidak bisa dilakukan. Berikut ini merupakan
tabel dan penjelasan kenapa bisa terjadi pendekatan IRR tidak bisa
digunakan:
21
Syarat dari perhitungan IRR adalah :
1. Suku bunga yang NPV positif terkecil (NPV 1)
2. Suku bunga yang NPV negatif terbesar (NPV 2)
3. Jarak antara suku bunga 2 sampai suku bunga pertama harus kurang
atau sama dengan 5.
Pada tabel diatas terlihat bahwa pada DF 100% pun nilai NVP masih
positif. Hal ini menunjukan peritungan IRR tidak dapat dilakukan karena
tidak mungkin suku bunga di bank melebihi 100%. Nilai NPV tidak
negatif disebabkan oleh beberapa hal seperti nilai investasi pada
perusahaan tersebut sangat kecil sedangkan biaya operasional dan nilai
penjualan bibit bunga gemitir sangat tinggi. Itulah yang menyebkan
22
pendekatan IRR tidak dapat dilakukan dalam analisis proyek pembibitan
bunga gemitir.
Daftar Pustaka
23
Sitindaon. 2011. “Pengertian Pangsa Pasar”.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21668/3/Chapter
%20II.pdf. Diakses tanggal 20 April 2016.
24
Wijayanti, Suci Mulya. 2013. “Analisis Break Even Point”.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/vie
wFile/252/429. Diakses tanggal 20 April 2016.
25
Lampiran
26
Biaya Investasi
Umur
Keteran Harga Penyusutan
No Ekonomis Jumlah Total Sisa
gan (rp/Unit) (Rp/Tahun)
( tahun)
Green 2 x (20m x 20,000,0 40,000,00 4,000,
1 House 10 5m) 00 0 - 000
50, 100,00 20
2 Ember 5 2 000 0 - ,000
850, 1,700,00 242
3 Sprayer 7 2 000 0 - ,857
8, 80,00 8
4 Pipa Air 10 10 m 000 0 - ,000
70, 280,00 140
5 Lampu 2 4 000 0 - ,000
100, 200,00 40
6 Cangkul 5 2 000 0 - ,000
Total 42,360,000 4,450,857
27
Biaya Operasional
Media
Pupuk Tenaga Air Jumlah
Tahun Benih (Rp) Listrik Tanam
(Rp) Kerja (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
0 - - - - - -
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
1 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
2 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
3 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
4 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
5 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
6 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
7 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
8 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
9 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
691,200 24,00 39,60 48,00 803,220
10 ,000 0,000 0,000 60,000 360,000 0,000 ,000
28
yang ada di Bali. Keunggulan dari benih gumitir impor adalah pada saat tanaman
ini berbunga dan siap untuk dipanen mahkota bunga pada benih impor lebih
mengembang dibandingkan dengan benih lokal, bunga gumitir import bisa
mengembang hingga mencapai diameter 10 cm hal inilah yang menyebabkan
produsen (I Nyoman Gunaartha, SE) lebih memilih benih import daripada benih
lokal.
Dalam proyek pembibitan bunga gumitir, biaya investasi yang dibutuhkan
tidak begitu banyak, karena dalam pembibitan bunga gumitir prosesnya sangat
sederhana dibandingkan dengan pembibitan tanaman selain gumitir. Jangka waktu
proses dari benih hingga menjadi bibit membutuhkan waktu hingga kurang lebih 2
minggu dengan tetap menjaga perawatan seperti penyiraman.
29
Lampiran Dokumentasi Pembibitan Bunga Gumitir UD. Guna Artha.
30