Crs GTSL Kompleks
Crs GTSL Kompleks
PENDAHULUAN
mempelajari cara penggantian gigi yang hilang dengan suatu gigi tiruan
dua bagian yaitu : gigi tiruan penuh (full denture) dan gigi tiruan
lepasan, gigi tiruan cekat maupun gigi tiruan lengkap pada hakekatnya
Pada kelompok umur seperti ini selain telah terjadi berbagai degradasi
fisiologis yang banyak berpengaruh terhadap kondisi fisik, sering pula
LAPORAN KASUS
A. Data Pasien
Nama : R. Sailan
Umur : 64 th
No. RM : 001619
B. Pemeriksaan Subjektif
persatu sejak pasien hamil anak kedua. Saat itu gigi pasien
goyang kemudian tanggal sendiri. Sejak saat itu gigi pasien yang
C. Anamnesa Prostodonti
1. Status Umum
2. Status Khusus
- Perdarahan : (-)
pencabutan giginya
Pasien tidak pernah memakai gigi tiruan penuh pada rahang atas dan
rahang bawah
D. Pemeriksaan Ekstraoral
- Muka : Lonjong
- Profil : Cembung
- Deviasi : (-)
E. Pemeriksaan Intraoral
- Kalkulus : (-)
- Stain : (-)
- Saliva
o Kuantitas : normal
o Kualitas : normal
- Lidah
o Ukuran : normal
o Mobilitas : normal
- Oklusi : (-)
F. Foto Wajah Pasien
G. Rontgen Panoramik
H. Odontogram
I. Model Studi
J. Pemeriksaan Lain
- Vestibulum
- Prosesus Alveolaris
- Frenulum
o Lingualis : Tinggi
PALATUM
Bentuk Kedalaman Torus
Oval Sedang Tidak ada
Kiri Kanan
Alveolar tubercle Kecil Kecil
Ruang Retromilohioid Sedang Sedang
Torus Mandibula Tidak ada Tidak ada
Dasar Mulut Normal Normal
- Pada rahang bawah pasien prosesus alveolaris pada posterior kiri dan
- Psien ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru karena gigi tiruan yang lama
RAHANG ATAS
a. Stabilisasi
b. Retensi
adaptasi basis
d. Estetika
2) Incisal gigi anterior rahang atas terlihat + 2 mm dari batas bawah bibir
7) Garis senyum gusi tidak terlihat saat senyum (panjang gigi high
lip line)
RAHANG BAWAH
a. Stabilisasi
b. Retensi
bawah
d. Estetika
bawah
O. Arah Pemasangan
P. Tahapan Perawatan
a. Tahap Klinis
- Pencetakan anatomis
b. Tahap Laboratoris
swapolimerisasi
- Buat garis pada forniks dengan pensil biru, dengan batas anatomis
- RA : Hamular notch
- RB : Retromolar pad
cetak fisiologis
(insisivus sentralis) dan dua pada bagian posterior kiri dan kanan
forniks
- Finishing
a. Tahap Klinis
- Menyesuaikan sendok cetak individual (base plate trimming)
trimming
b. Tahap Laboratoris
ridge yang ada, tinggi bite rim rahang bawah dibuat sejajar
AH Line
a. Tahap Klinis
1. Pengukuran DV Istirahat
Pasien duduk rileks dengan posisi FHP dan dataran oklusal sejajar lantai
sorong
c. Tepi bawah bite rim anterior terlihat 1-2 mm di bawah low lip line
dukungan pipi)
e. Masukkan occlusal guide plane, bidang insisal bite rim anterior sejajar
kesejajaran
g. Keluarkan occlusal guide plane dari mulut pasien
b. Bite rim rahang bawah harus berkontak bidang dan kontak rapat dengan
c. Median line dari pasien yang diambil sebagai terusan dari tengah lekuk
4. Pengukuran DV Oklusi
mengoklusikan bite rim rahang atas dan rahang bawah, kemudian ukur
jarak 2 titik di hidung dan dagu. Jika hasil perhitungannya sama, maka
b. Buat garis masing-masing pada daerah kaninus, molar satu kiri dan
kanan
c. Ibu jari dan jari telunjuk diletakkan pada tepi sayap bukal gigi tiruan
d. Tangan lain pada permukaan labial bite rim mandibula untuk mencegah
f. Biterim rahang atas dan rahang bawah harus berkontak rapat dan sejajar
g. Fiksasi biterim rahang atas dan rahang bawah menggunakan isi hecter
j. Keluarkan biterim dari mulut pasien, pasang di model kerja dan tanam
ke artikulator
b. Tahap Laboratoris
dibawahnya
putih.
a. Tahap Laboratoris
b. Tahap Klinis
Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)
Garis senyum (batas cervikal gigi atas, gusi tidak terlihat pada
rahang bawah
a. Tahap Laboratoris
b. Tahap Klinis
Oklusi
a. Insersi GTP
- Malam hari ketika tidur, gigi tiruan dilepas dan direndam di dalam
air
7. Kunjungan 7 Kontrol
1. Pemeriksaan subyektif :
2. Pemeriksaan obyektif :
- Pencetakan anatomi
- Pencetakan fisiologis RA
- Pencetakan fisiologis RB
- Pembuatan Model Kerja
- Penentuan Gigit
Occlusal Biterim
- Pembuatan Postdam
(BULL)
- Kontrol 2
- Kontrol 3
BAB III
PEMBAHASAN
pergantian gigi yang hilang satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi yang
hilang dari satu atau dua lengkung gigi. Ilmu gigi tiruan sebagian
lepasan dikenal pula sebagai Partial Denture Prosthetic atau Removeble
Partial Prsothodontics
masih tinggal
6. Kelainan bicara
7. Memburuknya penampilan
retentive.
posisi. Sehingga jika pasien dibuatkan gigi tiruan maka dimensi vertikal
danphysiological rest position akan kembali seperti pada saat gigi asli
ada.
gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam
gaya tegak lurus terhadap bidang oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan
cukup.
yang terjadi pada sebuah gigi tiruan dan pergerakan rotasi yang terjadi
1. Gaya Oklusal
Gaya yang sering disebut sebagai gaya vertikal, adalah gaya yang
sebelu dan pada sat berfungsi atau oklusi. Gaya oklusi ini hendaknya
disalurkan kepada gigi asli. Pada gigi tiruan yang pada kedua sisinya
masih dibatasi gigi asli, gaya oklusal tadi akan disalurkan ke akar
tulang alveoar. Pada gigi tiruan berujung bebas (free end) sebagian
2. Gaya lateral
atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi
asli maupun tulang alveoar pada daerah tak bergigi, karena sebagian
3. Gaya antero-posterior
Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada
anterior.
4. Gaya pemindah
2.2 Pembahasan
mengeluhkan beberapa buah giginya yang goyang dan ada beberapa sisa
akar gigi sehingga mengganggu pasien dalam hal berbicara dan makan.
dengan pencabutan beberapa gigi yang tinggal dan pencabutan sisa akar
gigi yang hilang, dan didukung oleh jaringan pendukung baik lunak
maupun keras dalam rongga mulut. Pada pasien yang kehilangan gigi,
mulut.
pipi karena tidak adanya penyangga, dan hilangnya oklusi sentrik. Pada
commisure. Selain itu, lidah sebagai kumpulan otot yang sangat dinamis
rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahang bawah akan
mencakup :
Setelah diinsersi dan dilakukan kontrol, pasien sudah merasa nyaman dengan