Makalah Sistem Pencernaan Ikan Kelompok 10 PDF
Makalah Sistem Pencernaan Ikan Kelompok 10 PDF
MAKALAH
Kelompok 10
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Pencernaan Ikan”. Tujuan
penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum mata kuliah Biokimia.
Makalah ini membahas mengenai sistem pencernaan ikan meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan, serta proses pencernaan dan penyerapan
sari-sari makanan. Selain itu juga membahas mengenai kelompok-kelompok ikan
berdasarkan jenis makanannya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Biokimia ;
2. Seluruh anggota kelompok 10 ;
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Sistem Pencernaan Ikan ...............................................................................4
2.1.1 Saluran Pencernaan .............................................................................5
2.1.2 Kelenjar Pencernaan..........................................................................13
2.2 Mekanisme Pencernaan ..............................................................................15
2.3 Mekanisme Penyerapan Sari-Sari Makanan ..............................................16
2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanannya .......................................17
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
jaringan otot, mengekskresikan asam, mudah mengembang, terdapat pada bagian
muka alat pencernaan makanan. 2). Ikan Karnivora mempunyai gigi untuk
menyerap, menahan, merobek mangsa. Dan jari tapis insangnya menyesuaikan
untuk menahan, memegang, memarut, dan menggilas mangsa. Memiliki lambung
yang sesungguhnya, palsu dan usus pendek yang tebal dan efatis. 3). Ikan
Omnivora mempunyai sistem pencernaan antara bentuk Herbivor dan Karnivor
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang
berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses
pencernaan, yakni hati dan pankreas.
5
memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu
oleh kontraksi otot dinding mulut.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan
kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain,
mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian
bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung
bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang berbeda-
beda, bentuk mulut pun bermacam-macam. Bentuk dan
letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam
makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior
mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu
pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat
di atasnya.
6
Ikan yang menelan sepotong kecil makanan
biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa
modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan
cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan
bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap ikan perenang
bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda-
benda lain pada sungai berarus deras misalnya,
Glyptosternus, Gyrinocheilus, dan beberapa anggota family
Loricariidae (Lagler et al., 1997). Pada ikan lamprey yang
parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai
sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya
dan mengambil makanan dari inangnya.
7
gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk
yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog
dengan sisik placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang
menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda (Squaliformes)
dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang.
Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat
tumbuhnya: rahang, rongga mulut, dan pharyngeal.
Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla,
maxilla, dan dentary. Pada langit-langit rongga mulut, gigi
terdapat pada vover, palatine, pterygoid, dan
parasphenoid. Gigi pharyngeal terdapat pada elemen
lengkung insang pada banyak species ikan. Gigi pharyngeal
family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa bentuk
yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like
teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek,
tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada family
Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip dengan
gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan
gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Belone
dan Pterois. Gigi canine menyerupai gigi anjing,
seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan
mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk
mencengkram. Gigi incisor mempunyai pinggiran yang
tajam yang disesuaikan untuk memotong. Bentuk gigi
yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk
menumbuk dan menggerus, termasuk gigi molariform.
Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja Holocephali
dan Scianidae (Lagler et al, 1977).
8
Gambar 4. Tipe-Tipe Gigi Ikan
b) Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan
insang bagian belakang. Pada sisi kanan dan kiri tekak
terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak,
biasanya terdapat gigi tekak.
c) Insang
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di
dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan
bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes
mempunyai lima sampai tujuh pasang lengkung insang.
Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari
kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui
insang.
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai
tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit.
Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya
ramping, memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis
insang yang pendek dan besar didapatkan pada ikan
9
omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis
makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.
d) Kerongkongan
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan.
Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk
menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx,
bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah
insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak
jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan
yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan
pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk
menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan
predator. Karena adanya kemampuan menggelembung
inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila
makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak
dapat ditelan.
Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang
berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau
kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara
khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan
esophagus. Kantung esophageal berfungsi sebagai
penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan
makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal
dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.
e) Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah
lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa
adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya.
Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk
memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi
(Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena ) dan striped
bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali
10
lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak
(Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling.
Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal
dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae,
lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang
besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan
mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun,
lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera
dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,
Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut
kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus
langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh
rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah
pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan
ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian
ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas
(Cyprinus carpio).
Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir
ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong
buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk
memperluas permukaan dinding ventriculus agar
pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.
f) Pilorik
Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang
merupakan penyempitan saluran pencernaan. Pada bagian
ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik
berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan
masuk ke usus. Pada beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae,
di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang
dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama
dengan usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat
11
pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak.
Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk
pilorik kaeka sangat bervariasi.
g) Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus
terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa,
muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel
goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian
permukaannya. Fungsi usus sebagai organ untuk mencerna
makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan.
Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya
area penyerapan.
Usus merupakan suatu bagian dari saluran
pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus.
Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk
seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya,
berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus
diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum
yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut
(peritonium).
h) Rektum dan anus
Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum
ini terletak di antara katup rektum (rektal valveI) dan anus.
Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran
pencernaan akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur
pengeluaran makanan yang tidak tercerna dari bagian usus
ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur histologis
yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya
banya terdapat sel mucus dan di bagian belakang dekat anus
lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi utama
rektum adalah menyerap air dan mineral, dan memproduksi
12
lendir untuk mempermudah pengeluaran makanan tak
tercerna.
Bagian terakhir dari saluran pencernaan adalah
anus, yang berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini
terletak di belakang sirip ventral dan tepat di depan sirip
anal.
13
Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati
juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan
glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel
darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea
dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen
dan menetralkan racun serta menghasilkan panas.
b) Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting
dalam proses pencernaan. Pankreas mensekresikan
beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan
makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase
dan lipase). Sebenarnya pankreas merupakan organ yang
memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ
endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas mengeluarkan
enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin, pankreas
memiliki kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang
mensekresikan hormon insulin.
c) Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang
berisikan empedu. Kantung ini menempel pada bagian
bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh
bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi
dari kantong empedu ini untuk menampung atau
menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam
usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung
empedu mengandung pigmen empedu (bilirubin dan
biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin.
Selain itu, empedu juga berisikan garam empedu
pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan
keasaman lambung menjadi netral dalam usus.
14
2.2 Mekanisme Pencernaan
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah
timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini
dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu
untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk
menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah
makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur.
Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang
merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan,
padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung.
Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa
penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah
terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka
dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan
hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida
(HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin
yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein
menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung
lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya
hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya
getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel
darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu
tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam
kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus
butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan
diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan
pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan
15
pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan
protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim
lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan
protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut
dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan
antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai
puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
16
protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan
zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya
pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga
pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai
sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah
kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
A B
Gambar 6. Ikan Herbivora: a. Tawes; b. Nila
17
Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan
hewani. Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan
herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa
selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan
karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora
dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora
membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam.
Contoh ikan karnivora yaitu ikan belut (Monopterus albus), ikan lele
(Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).
A B
Gambar 7. Ikan Karnivora: a. Lele; b. Belut
Omnivora
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan
yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai
sistem pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Ikan omnivora
memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus sedang 5-
6 kali panjang tubuh. Contoh ikan omnivora adalah ikan mujair (Tilapia
mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), dan ikan gurami (Ospronemus
goramy).
A B
Gambar 7. Ikan Omnivora: a. Gurami; b. Mujair
18
Tabel 1. Perbedaan Organ Pencernaan Ikan Herbivora, Ikan Karnivora,
dan Ikan Omnivora
Pemakan plankton
Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik
fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans)
dan ikan cucut (Rhinodon typicus).
Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran
bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan. Contohnya ikan belanak (Mugil sp.).
19
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.
FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.
http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-
book/Sistem%20Organ%20Ikan/bab_5__sistem__pencernaan.pdf diakses
pada 14 Oktober 2015.
21